Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Sepenggal Kisah dari SMP (Screenplay)
Suka
Favorit
Bagikan
12. EPISODE 3 (41-43)

41.   INT. Ruang kelas, pagi.

BEAT. Musik.

MAIN TITTLE: Sepenggal Kisah dari SMP (Episode 3)

Audy menghampiri Mikha. Mikha tampak mengeluarkan buku yang akan digunakannya. Tampak buku cetak untuk mata pelajaran fisika dikeluarkan dari tas Mikha.


AUDY
Mik….

 

MIKHA
Apa?

 

AUDY
Itu beneran yang dibilang Bu Ita waktu itu? Wali kelas kita Pak Steven?

 

MIKHA
Katanya begitu, kan?

 

AUDY
Tapi … kayaknya Pak Steven nggak ngomong apa-apa pas ngajar kita, deh.

 

MIKHA
Emangnya harus ngomong? Nggak ngomong juga nanti nongol pas pembagian rapor.

 

AUDY
(menghempaskan tubuh di kursi)
Kacau!

 

MIKHA
Terus lo mau gimana?

 

AUDY
(mengibaskan poni)
Pindah pagi masih boleh nggak, ya?

 

MIKHA
Lo mau pindah pagi?

 

Audy tidak menjawab.

 

MIKHA
Serius? Bukannya lo bilang lebih enak masuk siang?

 

Audy lagi-lagi tidak menjawab.

 

MIKHA
Gue justru khawatir kalo guru-guru kelas pagi malah lebih galak.

 

AUDY
Kenapa?

 

MIKHA
Lo lupa?
(melihat sekilas ke depan)
Yang dapat kelas pagi kebanyakan kelas-kelas yang tahun lalu sering bermasalah. Yang kalem paling II-1. Ex I-3 maksudnya.

 

AUDY
(menghela napas)
Iya. Gue juga tahu kalo dulu anak-anak I-7, I-6, I-5 itu sering bikin ulah. Yang ketahuan bolos lah, ikut-ikutan nge-basis tawuran lah.

 

MIKHA
Nah, itu lo tahu.
(merapikan buku di atas meja)

 

Kamera menyorot ke depan, tampak meja guru masih kosong. Beberapa anak masih saling mengobrol.

 

AUDY
Gue kayaknya perlu minta pendapat Nicky. Eh, dia di kelas II berapa, sih?

 

MIKHA
(memiringkan badan hingga menghadap Audy)
Dy, kelas pagi belum tentu enak. Mending kelas siang aja. Ntar kalo lo kena galak sama guru-guru kelas pagi gimana?

 

AUDY
Tapi, kalo di sini, udah pasti kena semburan Si Raja Horor, kan?

 

MIKHA
Raja Horor?
(mengernyit)

 

AUDY
Pak Steven … siapa lagi?

 

MIKHA
(membelalak, kemudian tertawa)
Lo ada-ada aja, deh.

 

AUDY
Malah ketawa?
(cemberut)
Stephen King, rajanya horor.

 

MIKHA
Emangnya Pak Steven itu Stephen King?

 

AUDY
Au ah!

 

MIKHA
Eh, Dy.
(masih tertawa, tetapi perlahan tawanya menghilang)
Masalah itu jangan dicari. Tapi kalo ketemu, dihadapi. Jangan dihindari.

 

Audy tidak menjawab. Raut wajahnya tampak bingung.

 

PAK CHRIS
Selamat siang.

 

Kamera menyorot Pak Chris yang masuk kelas dan duduk di tempat duduk guru di depan kelas. Para siswa yang masih berdiri berangsur beranjak menuju tempat duduk masing-masing.

 

MIKHA
Tuh.
(memajukan dagu menunjuk Pak Chris)

 

AUDY
(menatap ke depan, lalu berbisik)
Itu juga satu lagi masalah yang pengen gue hindari.

 

MIKHA
(berbisik, tetapi agak keras)
Ah … udahlah! Kalo lo bermasalah sama semua orang, itu artinya elo sumber masalahnya!

 

CUT TO

42.   INT. Ruang kelas, siang.

PAK CHRIS

Tolong keluarkan kertas. Kita ulangan sekarang.

Kamera menyorot seisi kelas yang terkejut.

 

EZA
Pak, kita belum belajar, nih!

 

PAK CHRIS
(tidak peduli)
Kalian boleh membuka buku. Ini ulangan open book.

 

Audy dan Mikha berpandang-pandangan.

 

MIKHA
Open book?

 

Audy mengangkat bahu.

 

PAK CHRIS
Kalau kalian nggak tahu, tinggal lihat di buku. Gampang, kan?
(lalu menuliskan beberapa soal di papan tulis)

 

Terdengar gerundelan para siswa. Meski akhirnya mereka tidak punya pilihan selain mengeluarkan kertas dan mulai mengerjakan soal-soal.


CUT TO


43.   INT. Ruang kelas, siang.

Suasana kelas, tampak para siswa sedang sibuk dengan kertas jawabannya masing-masing. Beberapa tampak membuka-buka buku, beberapa tampak menuliskan sesuatu di kertas. Beberapa lainnya tampak menggaruk kepala.

Zoom in kertas jawaban Audy. Tampak garis-garis bersilangan hingga seperti benang kusut.

 

AUDY (VO)
Soalnya gampang, sih.
(menggambar garis)
Hanya menentukan letak bayangannya.
(kembali menggambar garis)

 

Zoom in kertas jawaban Audy yang garisnya semakin berantakan.

 

AUDY (VO)
Ini, kok, bayangannya nggak ketemu-ketemu, ya?
(mencoret jawabannya, dan menggantinya dengan jawaban lainnya)
Kenapa tambah ruwet, ya?
(meletakkan pensil dan menggaruk kepala)

 

LIA (PEREMPUAN, 13 TAHUN, DUDUK DI DEPAN AUDY)
(menoleh sedikit, lalu berbisik)
Eh, Dy….

 

Audy menengadah.

 

LIA
Lihat jawaban lo, dong….

 

Audy terbelalak. Ekspresi wajahnya tampak kebingungan.

 

LIA
Please, dong.
(sambil sesekali matanya melirik ke arah depan)

 

Audy juga melirik ke depan. Tampak Pak Chris sedang seperti membaca sesuatu. Audy pun secepat kilat memberikan kertasnya kepada Lia.

 

LIA
Thanks, ya.

 

Kamera menyorot seisi kelas. Tampak beberapa siswa juga berusaha bekerja sama dengan saling meminta jawaban satu sama lain.

 

OS (SUARA SISWA 1)
(berbisik)
Eh … punya lo lihat dong….

 

OS (SUARA SISWA 2)
(berbisik)
Ntar dulu, gue juga bingung, nih.

 

OS (SUARA SISWA 3)
(berbisik)
Yang nomor tiga bener nggak kayak gini?

 

OS (SUARA SISWA 4)
(berbisik)
Bentar … gue cek dulu….

 

Kamera menyorot ke depan. Tampak Pak Chris mengamati seisi kelas.

 

PAK CHRIS
Sudah selesai?

 

Para siswa yang tadinya saling berbisik sontak diam.

 

PAK CHRIS
Sudah selesai belum?

 

Seisi kelas terdiam.

 

PAK CHRIS
Kalau belum selesai, jangan ribut!
(PAUSE)
(melihat ke seisi kelas)
Kalian boleh buka buku, tapi tetap tidak boleh nyontek!

 

Kelas kembali hening. Kamera menyorot para siswa yang kembali menunduk dengan kertas ulangan masing-masing. Meski tetap saja ada yang mencuri-curi pandang ke depan, lalu kembali tolah-toleh.

 

LIA
(membalikkan badan dan menyerahkan kertas jawaban milik Audy)
Jawaban lo nggak jelas.
(berbisik)

 

Audy terkejut, lalu mendengkus. Raut wajahnya agak kesal.

 

AUDY (VO)
Tadi minta jawaban. Pas dikasih, bilangnya nggak jelas. Gimana, sih?
(menatap jawabannya)

 

Zoom in ke kertas jawaban Audy.

 

AUDY (VO)
Emang nggak jelas, sih. Gue juga nggak ngerti ini gambar apaan….

 

MIKHA
(berbisik)
Dy….

 

Audy menoleh. Tampak Mikha memberikan kode kalau ia juga ingin melihat jawabannya. Audy menatap ke depan.

Kamera menyorot Pak Chris yang kembali tampak membaca sesuatu.

Audy pelan-pelan menggeser jawabannya hingga ke hadapan Mikha.

 

MIKHA
(berbisik)
Thanks.
(PAUSE)
(melihat jawaban Audy, lalu mengembalikannya lagi)
Nggak jelas, Dy.

 

Audy menerima kertas tersebut.

 

AUDY
(berbisik)
Sori deh….

 

Kamera menyorot Pak Chris yang tiba-tiba berdiri.

 

PAK CHRIS
Selesai.

 

PARA SISWA
Yaaaahh….

 

OS (SISWA)
Belum selesai, Pak.

 

PAK CHRIS
(tidak peduli)
Selesai tidak selesai, ayo kumpulkan.

 

Kamera menyorot para siswa yang mengoper jawaban dari belakang ke depan. Tampak beberapa siswa yang menjadi relawan dadakan untuk berdiri dan mengumpulkan kertas. Suasana menjadi sedikit riuh.

 

CUT TO

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar