Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Sepenggal Kisah dari SMP (Screenplay)
Suka
Favorit
Bagikan
11. (38-40)

38.   EXT. Lapangan basket, siang.

Para siswa masih bermain basket. Audy melihat jam tangannya. Zoom in jam tangan Audy yang menunjukkan pukul 12.48. Audy mulai gelisah. Ia melihat ke sekeliling dan pandangannya berhenti di koridor depan ruang guru. Zoom in Pak Chris yang tengah berbicara dengan beberapa guru.

 

MIKHA
Gue bisa ngeliatin Adrian kayak gini aja udah seneng, kok.
(PAUSE)
(tersadar kalau Audy tidak memperhatikan, lalu menoleh ke arah Audy dan melihat arah yang dilihat Audy)
Eh, lo ngeliatin apaan, sih?

 

AUDY
(tersadar)
Ha?

 

MIKHA
(kembali melihat arah yang tadi dilihat Audy, kemudian cekikikan)
Lo ngeliatin Pak Chris, ya?

 

AUDY
(terbalalak)
Hah?

 

MIKHA
Hati-hati, ntar lo malah suka beneran, lho.

 

AUDY
(memelotot)
Ngaco lo! Masak suka sama guru?

 

MIKHA
Ya terus kenapa lo ngeliatin dia kayak gitu? Itu elo ngeliatinnya sampai kayak terpaku … terpesona….

 

AUDY
(mendorong pundak Mikha)
Ngasal aja, deh, lo!

 

MIKHA
Ganteng, kok.
(lalu kembali tertawa)

 

Audy kembali mendorong pelan pundak Mikha.

 

RIO
Eh, Bob. Bagi duit dong.

 

Audy menoleh ke arah suara. Di depan lorong menuju lobi, tampak Rio sedang menghadang Bobby. Dahinya mengernyit dan tampak raut bingung. Kamera menyorot Bobby yang mengeluarkan uang dari saku bajunya. Zoom in wajah Bobby yang cemberut.

 

RIO
Nah, gitu dong.
(kemudian pergi)

 

MIKHA
Ngeliatin apalagi, sih?

 

AUDY
Rio, kan, anak baru. Kok malak Bobby, sih?

 

Mikha ikut-ikutan melihat ke arah Bobby yang kemudian berjalan menyeberang lapangan basket menuju kelas.

 

AUDY (VO)
Di kelas gue tahun ini ada dua murid baru. Yang pertama, si Rio itu.

 

Kamera menyorot Rio yang masih berdiri di depan lorong menuju lobi. Wajahnya seperti celingukan.

 

AUDY (VO)
Rio itu murid pindahan dari sekolah deket sini juga. Kalo nggak salah sekolahnya yang dulu ada di daerah Melawai. Nggak tahu juga, sih, sekolah yang mana. Pokoknya daerah Blok M itulah.

 

Kamera menyorot Rio yang akhirnya berjalan menyeberang lapangan menuju kelas II-6. Melewati anak-anak yang masih betah bermain basket.

 

AUDY (VO)
Itulah yang gue heran. Dari Melawai ke Cipete, kan, tinggal naik metromini satu kali doang.

 

Kamera menyorot punggung Rio yang berjalan semakin jauh, lalu menghilang di tengah kerumunan.

 

AUDY (VO)
Ngapain pindah sedekat itu?

 

Kamera menyorot Bobby yang tampak keluar kelas, lalu berjalan ke salah satu bangku batu di pinggir lapangan, menghampiri beberapa anak perempuan yang sedang di sana juga: Rini, Ira, Dwi, Yunita.

Zoom in Bobby bersalaman dengan Ira, kemudian duduk di antara Ira dan Rini.

SFX

Suara bel sekolah.

Para siswa yang bermain basket berhenti. Rivano melemparkan bola ke Adrian dan Adrian membawanya ke kelas.

Para siswa yang duduk di bangku pinggir lapangan pun berdiri dan berjalan ke kelas masing-masing.

Audy dan Mikha juga berdiri dan berjalan menuju kelas. Audy kembali menoleh ke koridor yang ada di depan ruang guru. Para guru di sana juga masuk ke ruang guru, sebagian keluar dengan membawa buku.

Audy melirik jam tangannya. Zoom in jam tangan Audy, terlihat waktu menunjukkan pukul 12.50.

 

CUT TO

 

39.   INT. Ruang kelas, siang.

Para siswa berangsur memasuki ruang kelas. Bobby berjalan menuju tempat duduknya. Rio tampak belum masuk.

Kemudian Ira, Rini, Yunita, dan Dwi juga masuk dan duduk di paling depan, kolom sebelah kanan tempat duduk Audy.

 

AUDY (VO)
(masuk kelas juga)
Anak baru yang kedua...
(menatap Ira yang baru saja duduk)
...Ira. Gue nggak tahu dia dari mana. Kayaknya, sih, dari luar kota. Logatnya agak lain. Ngomongnya juga “aku-kamu”.

 

Kamera meyorot Ira dan Rini.

 

IRA
Rin, aku pinjam catatan kamu yang kemarin, ya? Kayaknya punyaku ada yang nggak lengkap.

 

RINI
Oke.

 

Zoom in Zara, Ajeng dan Tanty yang sudah berada di kelas. Audy berjalan menuju tempat duduknya di samping Zara. Audy duduk di samping Zara, lalu tersenyum. Zara balas tersenyum, tetapi kemudian membalik badan dan melanjutkan obrolannya dengan Ajeng dan Tanty.

 

AJENG
Gue semalam nelpon Jonathan, ngobrol lama banget sampai ditegur sama nyokap.

 

ZARA
Ngaku Ajeng apa Ayu?

 

AJENG
(menunduk)
Ayu….

 

TANTY
Yah, payah lo!

 

AJENG
Ya gimana? Dia tahunya itu suara Ayu. Bakal jadi berasa aneh kalo tahu-tahu gue ngaku Ajeng.

 

TANTY
Terus nanti dia bakal nembak elo atau Ayu?

 

Ajeng menunduk dengan wajah cemberut. Audy membalikkan tubuhnya ke belakang, menatap Ajeng dan Tanty, kemudian menoleh ke Zara. Raut wajah Audy terkesan antusias ingin bergabung dalam pembicaraan. Sayangnya, ketiga temannya itu tidak sadar. Audy akhirnya kembali menghadap depan dan mengeluarkan buku-bukunya.

Zoom in buku cetak mata pelajaran ekonomi.

 

ZARA
Terus, nanti lo mau ngaku nama lo siapa? Raden Ajeng Ayu?

 

AJENG
(cemberut)
Lo berdua gimana, sih? Bukannya dukung gue juga?

 

ZARA
Ya iyalah, kita berdua bakal dukung elo. Tapi elonya kayak gini. Nelpon cowok aja pakai nyamar.

 

Kamera menyorot depan kelas. Satu per satu para siswa masuk. Dan terlihat para siswa sudah masuk semua. Namun guru belum datang.

 

ZARA
Lo kalo mau deketin cowok, tanya Audy, tuh.

 

Audy terkejut, lalu menoleh. Zara tampak terkikik.

 

ZARA
Dy, lo ajarin Ajeng, tuh. Gimana dulu cara elo deketin Ferry?

 

Audy melongo.


CUT TO

 

40.   INT. Ruang kelas, siang.

Suasana kelas yang tadinya sedikit riuh mendadak hening ketika seorang guru wanita masuk. Para siswa yang masih berdiri segera beranjak ke bangku masing-masing. 


BU ITA (PEREMPUAN, 35 TAHUN, GURU EKONOMI)
Selamat siang.

 

Audy dan Zara segera membalik badan. Tampak Bu Ita masuk kelas.

Kamera menyorot Bu Ita yang berkulit terang, berkacamata, rambut sebahu, mengenakan blazer dan rok selutut. Ia menaruh tas di atas meja, lalu mengeluarkan beberapa buku.

 

RIFKI
Berdoa, mulai!

 

Seisi kelas menunduk dan berdoa.

 

RIFKI
Selesai!

 

Kamera menyorot para siswa yang sebagian besar mengeluarkan buku-bukunya juga.

 

BU ITA
Selamat siang anak-anak.

 

PARA SISWA
Selamat siang, Bu.

 

BU ITA
Sekarang pelajaran ekonomi, ya?

 

PARA SISWA
Iya, Bu.

 

BU ITA
(berdiri)
Nah, untuk refreshing sebentar. Apa ada yang masih ingat pengertian dari “ekonomi”?

 

EZA
(mengacungkan tangan)
Bu!

 

BU ITA
Iya? Apa yang kamu pahami tentang ekonomi?
(menunjuk Eza)

 

EZA
Ibu jadi wali kelas kami, ya?

 

Bu Ita terkejut, terbengong sebentar, lalu tertawa.

 

BU ITA
Kamu ini … yang ditanya apa, jawabnya apa.

 

EZA
Tapi bener, kan, Bu Ita jadi wali kelas kami?

 

BU ITA
(tersenyum)
Kamu dengar dari siapa?

 

EZA
Ya denger-denger aja, Bu.

 

Bu Ita maju hingga berdiri di lorong paling kiri dekat pintu. Eza duduk di kolom paling kiri yang menempel tembok.

 

BU ITA
Siapa nama kamu?

 

EZA
Eza, Bu.

 

BU ITA
Kamu ketua kelasnya, ya?

 

Eza malah terbengong.

 

SISWA YANG LAIN
Iya, Bu.

 

Terdengar suara tawa pelan.

 

BU ITA
Jadi begini….

 

Bu Ita mengedarkan pandangan ke seisi kelas. Ekspresi wajahnya seperti salah tingkah.

 

BU ITA
Memang seharusnya saya menjadi wali kelas kalian….

 

PARA SISWA
Horeeee…!

 

BU ITA
Tapi….
(PAUSE)
(menunggu kelas diam)

 

Seisi kelas pun perlahan diam. Kamera menyorot wajah para siswa.

 

BU ITA
Setelah melihat ulang jadwal, sepertinya saya lebih banyak berada di kelas pagi. Jadi … agak sulit kalau saya jadi wali kelas di sini.
(raut wajah menyiratkan perasaan tidak enak)

 

Seisi kelas pun hening. Wajah para siswa tampak bingung.

Kamera menyorot wajah Audy yang air mukanya berubah waswas.

 

BU ITA
Jadi … akhirnya saya tidak jadi wali kelas kalian.

 

PARA SISWA
Yaaaaaahhh…!
(nada suara kecewa)

 

EZA
Terus, yang jadi wali kelas kita siapa, dong?

 

Bu Ita memandang seisi kelas. Ekspresinya seperti tidak enak. Seisi kelas pun kembali hening.

 

BU ITA
(menghela napas)
Pak Steven.

 

Hening.

Kamera menyorot para siswa yang melongo.

 

PARA SISWA
AAAAAAAHHHHHH…!

 

LS ruang kelas II-6 dari luar.

Zoom out.


CUT TO

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar