Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Sepenggal Kisah dari SMP (Screenplay)
Suka
Favorit
Bagikan
25. EPISODE 6 (85-90)

85.   INT. Sekolah, siang.

BEAT. Musik.

MAIN TITTLE: Sepenggal Kisah dari SMP (Episode 6)

Adrian tampak menunduk berdiri di depan kelas, di samping Pak Steven. Para siswa yang lain tampak menunduk mengerjakan soal. Namun, beberapa tampak mencuri-curi pandang ke depan, penasaran dengan apa yang akan dilakukan Pak Steven terhadap Adrian.

Audy melirik ke arah kanan. Zoom in Mikha yang tampak menunduk.

 

PAK STEVEN
(melirik Adrian)
Semester kemarin kamu bolos berapa hari?

 

Adrian diam saja. Ia masih menunduk.

 

PAK STEVEN
Lupa?
(menatap tajam Adrian)
Ya pasti lupa. Saking terlalu banyak.

 

WIDESHOT suasana kelas, para siswa menunduk dengan buku di depannya, tetapi beberapa ada yang berbisik-bisik sambil melihat ke depan.

 

PAK STEVEN
Kalau kamu lupa, saya kasih tahu, ya.
(PAUSE)
Kamu itu bolos sebanyak 30 hari. Tahu, kamu?
(nada suara tegas, agak membentak)

 

Adrian diam saja dan masih menunduk.

CAMERA PAN TO Audy yang kembali melirik Mikha.

CAMERA PAN TO Mikha.

 

DISSOLVE TO


86.   INT. Sekolah, siang.

CAMERA PAN TO depan kelas. Tampak Pak Steven sedang memarahi Adrian yang berdiri dengan kepala menunduk.


PAK STEVEN
Mau jadi apa kamu? Masa bolos sampai 30 hari?

 

ADRIAN
(suara lirih, pelan)
Maaf, Pak.

 

PAK STEVEN
Ke mana aja kamu kalau bolos?

 

Adrian kembali terdiam.

 

PAK STEVEN
Main dingdong? Nongkrong di mal? Untung kamu nggak ketangkep satpam. Bisa bikin malu sekolah kamu.

 

Adrian diam saja.

 

PAK STEVEN
Ini sebabnya kenapa di mal sekarang ada razia anak sekolah.
(mengedarkan pandangan ke seisi kelas)


WIDESHOT seisi kelas.


DISSOLVE TO

 

87.   INT. Sekolah, siang.

 

WIDESHOT para siswa di kelas, beberapa tampak menengadah, beberapa tampak menunduk.

 

PAK STEVEN
Supaya nggak ada yang nongkrong-nongkrong nggak jelas macam teman kalian ini.
(menunjuk Adrian)

 

Kali ini seisi kelas menengadah. Suasana hening. Kamera kembali menyorot Adrian yang tengah menunduk.

 

PAK STEVEN
Kamu tahu tidak? Dengan perbuatan kamu yang seperti itu, kamu sama saja tidak menghargai usaha orang tua kamu. Orang tua kamu sudah susah payah menyekolahkan kamu, eh, kamu malah membolos.
(nada suara membentak)
Memangnya kamu pikir sekolah itu gratis?

 

Kelas hening. Beberapa murid tampak kembali menunduk. Beberapa tetap menatap Adrian. Ada juga yang menunduk tetapi sekali-kali melihat ke depan.

 

PAK STEVEN
Nggak kasihan sama orang tua kamu?

 

WIDESHOT ruang kelas.

 

AUDY (VO)
Kasihan Adrian
(menatap Adrian, lalu Mikha)
Mikha juga pasti kecewa.

 

CAMERA PAN TO Mikha.

 

CUT TO

 

88.   INT. Sekolah, siang.

ESTABLISH ruang kelas. Suasana tampak hening. Para siswa tampak menunduk, sibuk dengan soal latihan masing-masing yang sedang dikerjakan.

 

AUDY (VO)
Tapi….
(PAUSE)

 

Audy menatap ke depan.

 

CAMERA PAN TO Pak Steven yang masih mengomeli Adrian yang tertunduk. Tanpa suara. (POV Audy)

 

AUDY (VO)
Kenapa harus marahin Adrian di depan kelas, sih?

 

Kamera menyorot Adrian yang menunduk dan Pak Steven dengan gestur memarahi Adrian. Tanpa suara.

 

AUDY (VO)
Kan, bisa dipanggil ke ruang guru? Atau ditegur di ruang BK. Atau….
(PAUSE)
(melihat ke sekeliling)

 

WIDESHOT ruangan kelas.

 

AUDY (VO)
Memang dia pengen nakut-nakutin aja?
(PAUSE)
(kembali menatap ke depan)

 

CAMERA PAN TO Pak Steven dan Adrian.

 

AUDY (VO)
Namanya juga si Raja Horor.

 

CUT TO


89.   INT. Sekolah, siang.

 

WIDESHOT ruang kelas. Tampak Adrian berdiri di depan kelas sambil menunduk. Sementara Pak Steven masih saja marah-marah.

 

PAK STEVEN
Kalau kamu nggak sekolah, paling juga kamu kawin. Tapi memangnya ada yang mau kawin sama anak putus sekolah? Ada yang mau sama orang nggak punya masa depan?
(nada suara marah-marah, membentak, menatap tajam Adrian)

 

Audy menggeleng-geleng melihat Pak Steven.

 

PAK STEVEN
Kamu!
(menunjuk ke arah Ira yang duduk di depannya persis)

 

Ira dan Rini sontak menengadah. Keduanya berpandangan dengan raut kebingungan.

 

IRA
Saya … Pak?
(ragu)

 

PAK STEVEN
Iya! Kamu!
(nada suara masih membentak)

 

CAMERA PAN TO Ira yang tampak kebingungan. Ia menoleh ke Rini yang juga bingung.

 

PAK STEVEN
Kamu mau kawin sama dia?
(menunjuk Adrian)

 

Ira terbelalak sementara Rini melongo. Keduanya menatap Adrian yang masih menunduk.


DISSOLVE TO

 

90.   INT. Sekolah, siang.

 

Audy menoleh ke arah Mikha. Tampak Mikha terkejut dengan kata-kata Pak Steven.

WIDESHOT ruang kelas. Tampak sebagian besar siswa juga menengadah terbelalak gara-gara ucapan Pak Steven.

 

PAK STEVEN
Iya! Mau nggak kamu kawin sama dia?

 

Ira yang bingung akhirnya hanya menunduk tanpa menjawab.

 

PAK STEVEN
Loh? Kok diam saja? Dijawab dong! Kalau kamu diam saja, nanti malah dikira setuju. Atau kamu memang pengen kawin sama dia?
(kembali menunjuk Adrian)

 

Ira menunduk semakin dalam.

 

PAK STEVEN
Ya nggak apa-apa, sih, kalo kamu suka sama dia. Cuma, kamu juga harus ingat. Kawin itu nggak cukup modal ganteng doang!

 

Audy kembali menggeleng-geleng melihat Pak Steven.

 

AUDY (VO)
Pak Steven bercandanya kelewatan, ah!

 

CUT TO

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar