15. EXT. Lapangan bulutangkis, sore.
Audy berdiri dan menyerahkan mangkuk bakso ke penjualnya. Lalu duduk lagi di samping Rika.
AUDY
Gue belom niat pacaran. Lagian, gue nggak suka sama cowok SMP. Kekanak-kanakkan dan nggak meyakinkan untuk jadi pacar.
DEVI
Kalo Kak Rika, mah, seleranya daun muda.
RIKA
(melempar daun kering ke Devi)
Eh, lu anak kecil jangan ngomong sembarangan, awas lu nanti!
(nada suara pura-pura mengancam)
Kamera menyorot para anak laki-laki yang sudah selesai bermain sepakbola. Mereka membubarkan diri. Ali berjalan ke pinggir lapangan sambil membawa bola plastik.
ALI
(menghampiri anak-anak perempuan)
Eh, mau ke mana lagi kita?
Rika menengadah, kemudian berdiri dan menyerahkan mangkok bakso ke penjualnya.
REIFAN
Pulang aja, udah sore.
(PAUSE)
Lagian besok Kak Audy masuk sekolah.
ALI
Masuk sekolah? Besok, kan, masih Sabtu.
AUDY
Ada pembagian kelas, antara pagi atau siang. Aslinya gue juga males, sih.
RIKA
Ya udah. See you next holiday, ya? Gue besok sore juga kayaknya bakal balik.
AUDY
Rumah lo di mana, sih?
RIKA
Jakarta Timur. Pondok Kelapa. Pokoknya jauh dari sini.
(tertawa, lalu melirik Ali)
Liburan semester nanti gue ke sini lagi, kok.
SEMUA (NYARIS BERBARENGAN)
Oke … see you….
Anak-anak itu akhirnya bubar. Zoom out rombongan anak-anak yang memisahkan diri.
CUT TO
16. EXT. Lobi sekolah, koridor sekolah, pagi.
BEAT. Musik.
LS jalan menuju sekolah. Tampak beberapa siswa berjalan menuju ke sekolah.
Lobi sekolah yang penuh para siswa, sebagian besar berseragam SD dengan kemeja putih dan bawahan merah berupa celana pendek dan rok pendek, sebagian kecil ada yang bawahannya berwarna hijau, ungu, dan kotak-kotak biru muda. Beberapa siswa berseragam SMP tampak menyelip di lobi dan masuk ke bagian dalam sekolah dan memasuki koridor.
Audy sedang berjalan ketika tiba-tiba Nicky (perempuan, 13 tahun, lebih tinggi sedikit dari Audy, berambut panjang lurus sebahu) menepuknya dari belakang.
NICKY
Hei, Dy!
Audy menoleh, lalu tersenyum semringah.
AUDY
Hai, Nick!
NICKY
(menjejeri Audy)
Dy, kok pas ke Jogja kemarin lo nggak keliatan, sih?
AUDY
Gue nggak ikut.
NICKY
Ah! Payah lo! Kan gue pengen sekamar sama lo.
Audy tertawa.
AUDY (VO)
Gue tahu Nicky pasti protes karena gue nggak ikut piknik ke Jogja pas liburan kenaikan kelas kemarin. Sekolah memang ngadain study tour. Tapi gue juga nggak niat ikut, dan kayaknya nggak bakalan pernah ikut study tour. Males.
BEBERAPA SISWA
Hai!
(papasan, lalu melambaikan tangan)
NICKY
Hai!
(balas melambai)
AUDY (VO)
Salahin nyokap gue. Kalo aja dia nggak mindahin gue ke Cipete, gue pasti masih sekolah di Ciputat. Kalo di Ciputat, temen gue banyak. Pulang sekolah masih bisa ketemu, masih bisa main atau belajar bareng, soalnya rumah kita deketan.
Beberapa siswa kembali berpapasan dengan Audy dan Nicky dan kembali menyapa.
AUDY (VO)
Semua itu karena nyokap pengen gue dapat SMP favorit di Jakarta. Karena milih sekolah negeri pakai sistem rayon, nyokap mindahin gue sama Reifan ke sekolah swasta di Cipete karena satu rayon sama SMP gue sekarang. Bisa aja, sih, beda rayon. Tapi NEM harus tinggi. Nyokap nggak mau ambil risiko.
Mereka kembali berpapasan dengan beberapa siswa lain.
SISWA LAIN 1
Nick, kelas kita ngumpul di sana, ya?
(menunjuk satu arah)
NICKY
Oke.
OS (SUARA SISWA)
Audy!
Kali ini Audy yang dipanggil. Ia menoleh. Tampak beberapa anak melambai ke arahnya.
AUDY
Nick, gue ke sana dulu, ya?
NICKY
Eh, nanti kalo udah selesai di tempat biasa, ya?
AUDY
Sip.
(mengacungkan jempol)
AUDY (VO)
Nyokap nggak percaya sama kualitas sekolah di luar Jakarta. Menurutnya yang bagus itu di Jakarta.
SISWA LAIN 2
(menyambut Audy)
Hey, Dy. Liburan ke mana aja?
AUDY
Nonton bola aja di rumah.
(lalu tertawa dan berjalan bersama siswa itu)
AUDY (VO)
Gue pribadi, sih, nggak terlalu peduli sama sekolah favorit. Yang penting belajar, bikin PR, ulangan, syukur-syukur habis itu bisa main sama teman. Tapi pikiran nyokap gue beda. Ya … gimana, ya? Gue bisa apa coba?
CUT TO
17. EXT. Koridor sekolah, pagi.
AUDY (VO)
Gue, tuh, susah deket sama orang. Sekolah jauh, artinya waktu gue tersita di jalan. Gimana mau deket? Temen ultah aja gue nggak bisa dateng. Selesai sekolah mending langsung pulang daripada capek.
Audy berjalan, lalu menoleh ke belakang. Tampak Nicky yang sedang bercakap-cakap dengan teman-temannya.
AUDY (VO)
Temen gue yang paling deket selama gue di Cipete cuma Nicky. Itu juga karena ranking kita deketan, hahaha.
(PAUSE)
Nicky selalu ranking satu sampai temen-temen sekelasnya bosen. Lalu, pas gue dateng, gue ranking dua di bawah Nicky persis. Anak-anak sering kayak ngadu antara gue sama Nicky. Tapi kitanya malah jadi deket.
Kamera menyorot beberapa siswa yang berkumpul di depan sebuah kelas.
AUDY (VO)
Tapi di SMP gue nggak sekelas sama Nicky. Soalnya Nicky ada di kelas I-1. Kelas unggulan. NEM-nya memang tinggi. Tapi dari dulu nilai dia memang selalu di atas gue, sih.
Audy menghampiri Rifki (laki-laki, 14 tahun) yang memegang kertas daftar kehadiran. Ia melirik Audy sebentar, kemudian mencontreng di kertas.
Zoom in ke kolom nama Maulidya Rahmadiany.
Selanjutnya, ia tersenyum aneh dan melengos. Audy pun bingung.
AUDY
Kenapa, sih?
MIKHA (PEREMPUAN, 13 TAHUN, RAMBUT KERITING SEBAHU)
(tahu-tahu di belakang Audy)
Suka sama lo, kali?
(cekikikan)
AUDY
(menoleh)
Ih! Apaan, sih?
(mendorong pelan Mikha)
MIKHA
Tapi tenang aja, Dy. Semua orang juga tahu kalo lo udah punya Ferry.
(melirik ke arah Ferry yang berdiri agak jauh dari mereka)
Ferry melirik kebetulan ke arah Audy dan tersenyum. Audy tampak salah tingkah.
MIKHA
Tahun ini kalian bakal jadian resmi, kan?
(terkikik)
AUDY
(mendorong pundak Mikha)
Apaan, sih?
Eza datang ke kerumunan para siswa.
EZA
Hasilnya, kelas kita masuk siang.
SEBAGIAN SISWA
Horeeee….
SEBAGIAN SISWA YANG LAIN
Yaaaaahhh….
SISWA 1
Apa nggak bisa diusahain supaya kita masuk pagi?
SISWA 2
Ngapain? Enakan masuk siang kali!
EZA
Keputusan udah final. Tapi kalo ada yang mau pindah boleh, kok. Cuma jangan semuanya.
(PAUSE)
Ada nggak?
Para siswa masih kasak-kusuk.
AUDI (PEREMPUAN, 12 TAHUN, BERAMBUT PENDEK, PENAMPILAN SPORTY)
Gue deh.
EZA
(menoleh)
Audi? Oke. Ada lagi?
Audy memandang Audi.
MIKHA
Mau pindah pagi?
AUDY
(menggeleng)
Males, ah. Daripada sekelas lagi sama dia.
Mikha melirik Audy. Audy memandang Audi dengan pandangan tidak suka. Audy pelan-pelan menyingkir dari kerumunan dan melangkah menjauh. Mikha mengikuti Audy.
CUT TO