Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Tell Me What Your Wish?
Suka
Favorit
Bagikan
28. Hari patah hati Kinan.

35. INT – Ruang Tunggu Tim Dazel – Malam

Cast. Kinan, Devan, Hema, Zeka, Jeha.

[Kinan bersama dengan Devan akhirnya sampai di ruang tunggu khusus Tim Dazel. Kinan tidak menyadari kehadiran Jeha diruang tunggu Tim Dazel.]

Devan

Awas, kepalanya nyantuk nanti.

Kinan

(Berbalik badan menghadap Devan yang berada dibelakangnya)

Ih! Masih jauh juga.

Devan

Berarti nyadar dong kalau pendek?

Kinan

Iya, kenapa?

Devan

(Mencubit pipi Kinan)

Gemes banget sih?

Kinan

(Memberontak)

Ih! Sakit tau!

[Jeha kaget dengan kehadiran Kinan disana. Secara otomatis yang dari duduk, dia langsung berdiri.]

Jeha

Kinan?

Kinan

Iya?

[Kinan kaget dengan kehadiran Jeha. Dia langsung menutupi wajahnya dengan tangan dan bersembunyi di baju Devan.]

Kinan

Mampus gue!

[Devan yang kaget, langsung mengangkat kedua tangannya.]

Devan

Nan, gue keringetan.

Kinan

Nggak apa-apa, pinjam sebentar doang.

Jeha

Kinan? Nggak perlu sembunyi. Kakak tau itu kamu.

[Kinan melepas genggamannya di baju Devan dan membalikkan badannya dengan tersenyum malu.]

Kinan

Eh? Kak Jeha, hehe.

Jeha

Kok bisa ada disini?

Kinan

Temanku ada yang lagi turnamen, Kak.

Jeha

(Menatap Devan)

Him?

Kinan

No, not Him. Sahabat sekolah Kinan.

Jeha

Oh, terus dia siapa?

[Tatapan Kinan dan Jeha langsung terarah ke Devan. Suasana berubah menjadi canggung.]

Devan

(Tersenyum canggung, mengulurkan tangan)

Halo Kak, salam kenal. Saya Devan dari SMA ALI.

Jeha

Anak sekolah sebelah? Tim lawan SMA TI hari ini?

Devan

Iya, Kak.

Jeha

Tangan kamu? Kenapa biru gitu?

[Ucapan Jeha itu membuat Kinan menoleh kearah pergelangan tangan Devan yang berusaha disembunyikan.]

Devan

Ini mungkin gara-gara main tadi Kak.

Kinan

Kak Jeha sendiri? Ngapain disini? Nunggu teman juga?

Jeha

Kakak, lagi nungguin teman Kakak yang lagi tanding juga.

Kinan

Kak Zeka?

Jeha

(Ekspresi kaget)

Loh? Kamu tau Zeka?

Kinan

Siapa sih Kak yang nggak tau Kakak kelas terkeren dan ter cool di SMA TI.

Jeha

Haha, lebay banget sih? Kalian itu terlalu berlebihan ngasih nama itu ke Zeka. Dia itu anaknya aneh banget.

[Zeka dan Hema tiba di ruang tunggu. Kinan menatapi senyum di wajah Zeka ketika melihat kehadiran Jeha.]

Zeka

Je!

Jeha

Hai!

[Zeka berlari ke arah Jeha dan memeluknya. Kinan terdiam menyaksikan itu.]

Zeka

AKU MENANG! AKU MENANG!

Jeha

Ha? Yang benar? Wah! Selamat! Aku bangga sekali sama kamu dan tim sekolah kita.

[Zeka melepaskan pelukannya dan menatap dalam Jeha.]

Zeka

Sesuai perjanjian.

Jeha

Perjanjian? Perjanjian apa?

Zeka

Jangan pura-pura bodoh ya. Perjanjian beberapa waktu yang lalu kita buat.

Jeha

Nggak tau, nggak ingat.

[Zeka berjalan mendekati Jeha yang mulai memundurkan langkahnya secara perlahan.)

Zeka

Ini Jeha? Jeha orang yang kukenal kan? Jangan melanggar janji gitu dong.

Jeha

Ah? Oke! Aku ingat. Tapi, jangan dibahas didepan semua orang juga.

Zeka

Loh? Kenapa? Biar mereka semua jadi saksi tentang hubungan kita.

Jeha

Zek, no.

Zeka

Hai semua, biar gue jelasin dulu. Walaupun disini ada 3 orang, gue mau kalian jadi saksi tentang hubungan gue dan perempuan cantik disebelah gue ini. Gue tau kalian nggak penasaran tapi gue tetap akan bicara. Gue ada perjanjian sama dia, kalau gue menang di pertandingan kali ini, Febriana Jehania Arisya salah satu siswi tercantik dari SMA TI akan resmi menjadi menjadi pacar gue.

Jeha

Zeka-

Zeka

(Menoleh dan menatap Jeha)

Gue udah suka sama dia sejak pertama kali bertemu. Gue nggak mau nipu diri gue sendiri lagi, kalau dia adalah cinta pertama gue.

[Tatapan Kinan membeku ke Zeka dan wajah Jeha yang menahan senyuman malu. Sedangkan tatapan Hema dan Devan membeku kearah Kinan.]

Zeka

Jadi, gimana? Kamu nerima aku nggak?

[Jeha berpikir sejenak sambil menatap Kinan yang langsung tersenyum.]

Kinan

Tenang, Kak. Aku nggak akan cerita ke Bunda.

[Jeha tersenyum lega. Dia bahagia, Kinan mengerti maksud tatapannya.]

Zeka

Dia adik mu?

Jeha

Iya, dia cantik dan manis sepertiku kan.

Zeka

Iya, tapi tetap cantikkan kamu. Jadi, gimana nih? Aku nunggu loh.

[Jeha mengangguk pelan dengan malu.]

Zeka

Apa? Jawab pakai suara dong.

Jeha

Iya.

Zeka

Iya apa?

Jeha

Iya, aku mau. Ayo kita pacaran.

[Tanpa banyak basa-basi, Zeka langsung memeluk erat tubuh Jeha. Hema yang tidak tahan langsung menarik pelan tangan Kinan dan mengajaknya pergi dari ruangan.]

Hema

Ayo pergi.

[Kinan menurut, dia dan Hema keluar dari ruang tunggu itu. Devan bingung dengan keadaan yang terjadi.]

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar