Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Tell Me What Your Wish?
Suka
Favorit
Bagikan
8. Terungkap kebenaran.

9. INT – Meja Makan - Malam

Cast. Kinan, Jeha, Tesa, dan Bunda.

[Makanan telah tersusun rapi. Semua orang berkumpul di meja makan kecuali Ayah yang ternyata sedang pergi dinas.]

Kinan

Ayah mana? Nggak pulang lagi?

Bunda

Ayah secara mendadak ada kerjaan. Jadi, tadi dia langsung pergi. Lagi pula kan Ayah kemarin udah pulang dan makan bareng kita.

Kinan

Padahal kalau ada Ayah seru. Keluarga kita jadi kelihatan-

Bunda

KINAN STOP! Bunda perhatikan sikapmu ini makin kurang ajar ya? Kemarin juga kamu ngelakuin ini ke Ayahmu. Apa maumu sebenarnya?

[Bentakkan Bunda membuat semua tatapan tertuju ke arahnya]

Jeha

Kinan, udah ya. Makan aja makananmu.

[Kinan terus menatapi Bunda]

Kinan

Bunda dipukul Ayah lagi?

[Semua terdiam menatap Bunda yang tertunduk]

Tesa

Heh! Lo bisa diam nggak sih? Suka banget ya cari ribut? Pakai nuduh Ayah yang nggak-nggak lagi.

[Kinan langsung berdiri dan menarik pelan baju bagian bahu Bunda. Terlihat luka lebam lebar yang mulai membiru. Semua orang terlihat kaget tetapi tidak dengan Kinan. Bunda langsung menarik kembali bajunya dan menutupi lebam itu.]

Bunda

Kinan! Apaan sih kamu! Bunda peringatkan ya! Ini terakhir kalinya Bunda memaklumi sikap kurang ajarmu itu. Sekali lagi kamu berbuat seenaknya, Bunda akan hukum kamu! Paham kamu!

Kinan

Nggak. Kinan sama sekali nggak ngerti dengan situasi sekarang. Gimana bisa Bunda biarin Ayah ngelakuin hal itu? Bukan cuma sekali, Bun! BUKAN CUMA SEKALI! Ayah udah sering banget buat Bunda luka. Masih nggak sadar juga? Bunda! Ini! Semua yang Ayah lakuin ke Bunda ini, udah masuk ke KDRT. Kenapa? Bunda takut melaporkan Ayah ke polisi? Apa perlu Kinan yang turun tangan buat ngelaporin Aya-

[Suara tamparan membuat situasi menjadi diam seketika. Kinan yang habis ditampar terdiam menatapi Bunda.]

Bunda

Apa kamu bilang? Mau melaporkan Ayahmu sendiri? Kamu gila? Apa kamu nggak berpikir, kalau sampai kamu melaporkan hal ini ke polisi, jabatan Ayahmu akan terancam-

Kinan

Jabatan! JABATAN! JABATAN SIALAN!

Jeha

Kinan…

Tesa

Kinan! Jaga omongan lo!

Kinan

Apa urusannya kita dengan jabatan itu? Yang Ayah perbuat ini udah keterlaluan. Bunda mau nerima semua tamparan Ayah saat dia emosi? Ayah cuma menyalurkan emosinya ke Bunda! Ayah itu bukan orang yang tep-

[Belum selesai Kinan bicara, Bunda langsung meraih kerah baju Kinan.]

Bunda

Kamu siapa? MEMANGNYA KAMU SIAPA! Berani-beraninya kamu menilai suamiku dan kehidupanku? Kamu ini memang benar-benar seperti parasit! Benar kata Ayahmu! Kamu ini hanya parasit yang hidup di keluarga kita! Pembawa masalah! Pembawa sial! Bukan hanya Ayahmu! Aku! Aku juga benci karena telah melahirkan anak sepertimu. Seharusnya saat itu, aku menggugurkanmu! 

[Kinan terdiam tak berkutik. Matanya berair dan dengan tubuh bergetar setelah mendengar semua perkataan Bundanya. Termasuk Jeha dan Tesa yang terdiam kaget tidak menyangka dengan ucapan yang dilontarkan Bunda untuk Kinan.]

Jeha

Bunda? Jeha pikir cukup.

Kinan

Sepertinya kehadiran Kinan sangat mengganggu kehidupan Bunda ya?

Jeha

Kinan, stop.

Kinan

Bunda tenang aja. Parasit satu ini nggak akan lagi mengganggu kehidupan keluarga bahagia Bunda. Parasit pengganggu satu ini hanya ingin menyampaikan, hubungan Bunda dan Ayah itu udah nggak sehat dan positif lagi. Sekalinya pemukul, akan terus jadi pemukul. Jadi, sebaiknya Bunda pikirkan lagi apakah akan melaporkan Ayah ke polisi atau tidak.

[Setelah mengatakan itu, Kinan langsung pergi ke kamarnya dan mengunci diri. Bunda terduduk lemas]

Jeha

Tesa, kamu bawa Bunda ke kamar dulu ya. Kinan biar Kakak yang urus.

Tesa

Iya, Kak. Ayo Bunda kita ke kamar.

[Dikamar, Kinan membaringkan tubuhnya. Suasana tenang itu terganggu ketika suara notifikasi pesan muncul di ponselnya. Pesan itu berasal dari tempat dimana Kinan menyerahkan naskah buatannya. Sayangnya pesan tersebut sangat membuat Kinan kecewa. Dia gagal. Naskahnya ditolak untuk ke 3 kalinya.]

Kinan

Hah… sepertinya aku benar-benar hidup sebagai parasit dikeluarga ini.

[Jeha mengetuk pelan pintu kamar Kinan. Tidak ada jawaban. Jeha masuk dan tidak melihat Kinan di kamar. Jeha hanya melihat jendela kamar yang terbuka.]

Jeha

Kinan? Hmm…
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar