Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Tell Me What Your Wish?
Suka
Favorit
Bagikan
62. Wanita menyebalkan.

79. EXT – Halte – Siang

Cast. Kinan, Devan dan Amera.

[Pulang sekolah membuat keadaan sangat ramai. Kinan langsung keluar kelas meninggalkan Hema menuju halte. Dia mengeluarkan ponselnya dan menelepon Amera.]

Kinan

Halo? Dimana lo?

Amera

Kenapa? Penasaran banget keberadaan gue.

Kinan

Gue serius. Jawab gue lo dimana sekarang, kita harus ketemu.

Amera

Temui gue di kafe sebelah sekolah. Ngga datang dalam 10 menit, gue pulang.

Kinan

Tunggu gue.

[Kinan mematikan panggilan itu. Devan dengan motornya menunggu Kinan dan melihatnya sedang teleponan di halte. Kinan langsung bergerak ke pinggir jalan dan naik taksi menuju ke kafe yang dimaksud Amera.]

Devan

Kin- lah? Kok dia naik taksi? Mau ke mana dia? Ikutin aja kali ya? Gue nggak mau sesuatu terjadi ke lo, Nan.

[Devan mengikuti Kinan dari belakang.]

80. INT – Kafe – Sore

Cast. Kinan dan Amera.

[Kinan akhirnya sampai di kafe yang dimaksud Amera, sedangkan Devan kehilangan jejak Kinan di lampu merah. Kinan langsung menghampiri Amera yang duduk sendirian dan menunjukkan video tadi.]

Kinan

Apa-apaan ini!?

Amera

Weh, santai dong. Duduk dulu.

Kinan

Jelasin ke gue sekarang, apa maksudnya ini!?

Amera

Ya, seperti yang lo lihat.

Kinan

Gimana bisa lo dapat video ini? Ada mata-mata lo di SMA TI?

Amera

Apaan sih? Dipikir ini lagi main film-film an?

[Amera terlihat santai menghadapi Kinan yang kesal dan berteriak.]

Kinan

AMERA!

[Amera menatap kesal Kinan.]

Amera

Jangan teriak ke gue. Lo duluan yang cari masalah disini, gue cuma ngikutin permainan lo aja.

Kinan

Lo! Gue peringatin! Awas aja kalau sampai video ini ke sebar disekolah! Atau kalau sampai video ini sampai ke tangan Hema, lo orang pertama yang gue cari! Inget lo!

[Kinan langsung mengambil ponselnya dan hendak pergi. Amera terlihat sangat santai.]

Amera

Gue masih ada satu lagi hadiah.

[Perkataannya itu membuat langkah Kinan terhenti. Kinan menoleh dan Amera mengangkat sebuah amplop.]

Kinan

Apaan lagi!?

Amera

Nggak penasaran?

Kinan

Nggak.

[Amera melempar amplop ke arah meja.]

Amera

Coba aja buka dulu. Isinya lebih wow dari video yang gue kirim.

[Kinan menghela nafas berat dan membuka amplop itu. Matanya terbelalak membesar ketika membuat amplop yang berisi foto dirinya tanpa busana di hotel.]

Amera

(Tersenyum ramah)

Lebih wow, kan?

[Tubuh Kinan mendadak gemetaran dan matanya berair.]

Kinan

Sialan! Apa-apaan ini!?

Amera

Loh? Kok nanya gue? Mana gue tau, kan itu lo sendiri. 

Kinan

Apa sebenarnya mau lo!?

Amera

Nah, gitu dong dari tadi. Kan jadi enak kita diskusinya.

[Kinan menatap penuh dendam, dia mengepalkan tangannya.]

Amera

Gue mau Hema.

Kinan

Nggak. Lo pikir Hema barang? Gue nggak akan kasih Hema ke cewek munafik dan licik kayak lo.

Amera

Hm? Kinan-Kinan. Lo juga sadar nggak sih, kalau lo tuh munafik juga? Nggak semua yang lo mau itu anak tercapai. Hema dekat dengan lo itu karena kasihan bukan karena mau sahabatan sama lo yang mudah dibodohi dan dimanfaatin.

[Kinan terdiam.]

Amera

Ya udah, gue kasih lo waktu buat berpikir deh. Tapi ingat, gue akan tagih jawaban lo besok. Kalau sampai besok nggak ada kepastian, jangan salahin gue kalau salah satu antara kedua ini akan ke sebar, eh atau mungkin keduanya aja kali ya? Supaya seru.

[Kinan menatap Amera dengan sinis.]

Kinan

Udah sakit lo! Gue peringatin lagi, kalau sampai video Hema ke sebar, gue pastiin lo bakalan nyesal.

Amera

Lo nggak takut kalau foto lo kesebar? Segitunya lo ngelindungin Hema? Jangan-jangan benar firasat gue selama ini, lo suka kan sama Hema?

Kinan

Bukan urusan lo.

[Kinan pergi meninggalkan Amera dengan membawa amplop berisi foto dirinya. Dia pulang menaiki bus.]

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar