Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Tell Me What Your Wish?
Suka
Favorit
Bagikan
20. Seaworld.

25. INT – Seaworld - Pagi

Cast. Kinan, dan Hema

[Setelah membeli tiket, Hema dan Kinan masuk ke dalam Seaworld.]

Kinan

Wah!

Hema

Gimana? Bagus nggak?

Kinan

Hu… wow…

[Kinan tertawa bahagia sambil melihat sekitar. Dia berlari ke pinggir aquarium dan melihat ikan-ikan dari dekat.]

Hema

Jangan lari-larian. Nanti jatuh.

Kinan

Hem, lihat! Kenapa lo bisa ada disana?

[Kinan menunjuk ke arah ubur-ubur.]

Hema

Apa? Mana?

Kinan

Itu! Itu!

[Setelah melihat apa yang ditunjuk Kinan, Hema terdiam menatapnya sebentar.]

Hema

Heh! Lo pikir gue ubur-ubur?

[Kinan dibuat tertawa dengan perkataan Hema.]

Kinan

Hahaha! Hema tapi mirip banget!

[Hema dengan wajah datarnya hanya terdiam menatapi tawaan Kinan.]

26. INT – Meja Makan Rumah Kinan - Pagi

Cast. Ayah dan Bunda

[Setelah Jeha dan Tesa pergi, hanya tersisa Ayah dan Bunda di meja makan.]

Bunda

Bukankah udah kubilang untuk tidak membahas masalah ini didepan anak-anak?

Ayah

Kenapa harus kusembunyikan? Jeha dan Tesa itu udah dewasa. Udah sepantasnya mereka tau mengenai hal ini. 

[Bunda membentak meja membuat Ayah menatapnya dengan sinis.]

Bunda

Gila!

Ayah

Apa-apaan kamu?! Berani-beraninya bentak!

Bunda

Udah kubilang kalau Kinan itu adalah anakmu.

Ayah

Aku merasa tidak pernah membuatnya.

Bunda

Gila! Kamu benar-benar udah gila!

[Ayah berdiri dan langsung menampar Bunda, sampai membuat Bunda terdiam menahan tangis.]

Ayah

Jangan berani-beraninya kamu bentak aku. Kamu itu cuma istri yang selalu aja bawa beban buat aku. Jika waktu itu Tesa tidak lahir, udah aku ceraikan kamu. Aku tetap mempertahankan pernikahan kita karena Jeha dan Tesa! Sedangkan Kinan! Sejak kamu memberi tauku kabar kamu hamil, aku makin membencimu dan juga anak dalam kandunganmu!

Bunda

Dari awal, kamu memang tidak mau menganggap Kinan untuk hadir di keluarga kita. 

Ayah

Benar. Memang benar kamu, aku tidak pernah sekalipun menganggap dia. Jadi, kamu dengar baik-baik! Aku tidak akan mengulangi lagi perkataanku ini. Anak kandungku itu hanya Jeha dan Tesa, Kinan bukan siapa-siapa.

[Dengan kesal, Ayah mengambil kunci mobil dan pergi dari rumah. Sedangkan, Bunda langsung terduduk lemas di kursi sambil menangis.]

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar