Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Tell Me What Your Wish?
Suka
Favorit
Bagikan
64. Pelukan malam yang hangat.

84. EXT – Taman – Malam

Cast. Kinan dan Devan.

[Suasana diam, diiringi embusan angin yang menenangkan pikiran. Devan membukakan es krim dan memberikannya ke Kinan.]

Devan

Ini es krim coklat kesukaan orang yang gue suka.

[Kinan menahan tawanya.]

Kinan

Apaan sih? 

Devan

Enak nggak?

Kinan

Hm. Lo juga suka coklat?

Devan

Iya, enak soalnya.

[Devan sesekali menatap Kinan yang masih aja asik menikmati es krim ]

Kinan

Eh!? Kalau dipikir-pikir kok lo bisa masuk ke pekarangan rumah gue? Kan pagarnya dikunci. Tadi kan kalau keluar gue bisa buka dari dalam, tapi pas lo masuk lewat mana? Nembus?

[Devan terdiam sebentar.]

Kinan

Lewat mana? Kok diam?

Devan

Manjat pagar.

Kinan

Ha? Gimana kalau orang-orang yang lewat ngira lo maling?

Devan

Ya, gue teriakin balik.

Kinan

Lah? Emang mau diteriakin apa?

Devan

Saya pacar anak pemilik rumah, jadi jangan gebukin.

[Kinan tertawa.]

Kinan

Benar-benar udah gila.

Devan

Gue suka.

Kinan

Suka apa?

Devan

Saat gue berhasil buat lo tertawa, ya seenggaknya senyumlah. 

[Kinan diam menatapi Devan.]

Kinan

Kita itu baru aja kenal, kenapa lo langsung deketin gue sih?

Devan

Karena gue langsung tertarik sama lo.

[Devan langsung menjawab yang membuat Kinan terbatuk kaget.]

Kinan

Bisa nggak sih sebelum jawab dipikir dulu?

Devan

Mau mikir apa lagi? Jawaban itu nggak perlu mikir lagi. Karena perasaan gue udah pasti.

Kinan

Dasar.

[Devan menatapi Kinan yang mulai diam ]

Devan

Mata kenapa? Kok mirip panda?

Kinan

Oh? Nggak kenapa-kenapa kok.

[Kinan mulai menunduk. Tangannya gemetaran sambil berusaha menahan dipinggir kursi. Devan melihat tangan Kinan, dia mengubah tangan untuk memegang es krim dan menggenggam tangan Kinan, yang membuat Kinan sedikit kaget.]

Devan

Bukan modus. Cuma ingin menenangkan.

[Kinan hendak melepaskan tetapi ditahan Devan.]

Devan

Cengkeram aja tangan gue buat ngelepasin semua kekesalan lo. Cengkeram sekuat-kuatnya sampai kekesalan lo sedikit memudar.

[Dengan gemetaran Kinan mulai menangis dan mencengkeram tangan Devan hingga berdarah. Devan kembali menikmati es krimnya tanpa menatap Kinan. Dia menahan kesakitan itu. Beberapa saat kemudian, cengkeraman Kinan mulai melemah. Devan selesai dengan es krimnya, dia menoleh dan menatap Kinan. Dia merentangkan tangannya dan ditatap oleh Kinan dengan mata yang sembab. Devan mengangguk pelan sambil tersenyum hangat. Devan sedikit mendekat dan Kinan langsung memeluk erat Devan. Dia menangis keras di pelukan Devan.]

Devan

Semuanya akan baik-baik aja. Jangan khawatir, lo akan baik-baik aja. Gue nggak akan biarin siapa pun buat nyentuh lo.

[Devan memejamkan matanya dan mengelus pelan Kinan untuk menenangkannya. Kinan mencengkeram baju Devan sambil menangis.]

***

[Beberapa menit kemudian, Kinan mulai tenang. Mereka kembali ke posisi semula sambil menikmati bulan yang bersinar terang.]

Kinan

Makasih-

Devan

Nggak perlu. Gue selalu siap untuk jadi rumah saat lo mau nangis. Di saat lo bingung mau pulang kemana, ingat aja ada gue disini yang selalu menunggu lo untuk kembali pulang.

[Devan kembali menggenggam tangan kecil Kinan dan mulai mendekat. Sedangkan Kinan menyandarkan kepalanya di bahu Devan. Suasana menjadi kembali diam.]

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar