Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Tell Me What Your Wish?
Suka
Favorit
Bagikan
18. Alasan kebenaran harus disembunyikan.

22. INT – Kamar Kinan – Malam

Cast. Kinan dan Jeha.

[Jeha mengetuk pintu kamar Kinan yang sangat sepi.]

Jeha

Kinan? Sayang? Ayo makan?

[Kinan berpura-pura tidur. Jeha menghampiri Kinan yang tidur. Jeha mengelus kepala Kinan dengan lembut.]

Jeha

Kinan? Hei? Makan yuk? Adikku satu ini, kenapa semakin kurus sih?

[Kinan tidak menjawab. Jeha memutuskan untuk pergi membiarkan Kinan tidur.]

Jeha

Kakak mencintaimu.

[Kinan membuka perlahan matanya yang mulai berair.]

23. INT – Meja Makan - Pagi

Cast. Ayah, Bunda, Jeha, Tesa, Kinan, dan Hema

[Kinan berjalan keluar kamar menuju pintu keluar. Dia langsung duduk dilantai dan memakai sepatu. Sementara yang lainnya sedang sarapan. Jeha menoleh menatap Kinan dengan senyum manisnya.]

Jeha

Kinan? Nggak sarapan?

Kinan

Nggak kak. Aku ada tugas di sekolah, jadi harus pergi pagi-pagi.

Bunda

Kamu nggak menyapa Ayahmu?

[Bunda memberikan tatapan sinis ke Kinan. Kemudian, Kinan menatapi Ayahnya yang sedang makan.]

Kinan

Syukurlah Ayah sehat. Kinan pergi.

[Kinan langsung pergi setelah berpamitan.]

Tesa

Kenapa lagi coba? Lihatlah sikap kasarnya itu.

Ayah

Biarin aja dia. Ada atau nggak adanya dia, semuanya sama aja.

[Jeha menoleh kesal. Dia menatap sinis Ayahnya.]

Jeha

Ayah! Apa harus Ayah bicara seperti itu? Sampai kapan mau memperlakukan Kinan seperti nggak ada? Bagaimanapun juga dia itu masih anak Ayah. Darah daging Ayah!  Kenapa nggak pernah bersikap baik sih ke Kinan?!

[Teriakan Jeha membuat langkah Kinan terhenti. Dia berdiri didekat pintu dan mendengarkan semua perbincangan dari dalam rumah.]

Ayah

Kata siapa?

Jeha

Ha?

Ayah

Kata siapa dia anak Ayah?

Jeha

Ayah! Apa-apaan sih?

Ayah

JEHA! Sudah Ayah bilang! Biarkan aja dia! Kamu nggak perlu membela dia lagi! Buat apa membela beban yang seharusnya bukan keluarga kita! Dia bukan anak Ayah! Dia bukan darah daging Ayah! Dia adalah anak orang lain!

[Semua orang kaget, termasuk Kinan. Saat sedang menahan tangis Kinan dikagetkan dengan hadirnya Hema disana yang telah mendengar semuanya.]

Kinan

Hema…

[Hema menatapi Kinan yang matanya hampir jatuh. Kinan terduduk lemas. Hema berjalan ke arah Kinan sambil membawa helm. Kemudian dia membantu Kinan berdiri dan memakaikannya helm.]

Hema

Ayo pergi.

[Hema menggenggam tangan Kinan dan membawa Kinan ke motornya. Setelah itu mereka pergi dari pekarangan rumah Kinan.]

Jeha

Ayah! Lelucon apa lagi ini?

Ayah

Ini bukan lelucon. Ini kenyataan. Kinan bukan anak Ayah. Paham kamu!? Kalau belum paham juga, tanya Bundamu itu.

[Tatapan Tesa dan Jeha langsung mengarah ke Bunda yang menunduk.]

Tesa

Bun, apa yang terjadi? Apa benar Kinan bukan bagian keluarga kita? Tapi kenapa namanya ada sangkut paut dengan keluarga Ari?

[Bunda diam. Jeha mengerti.]

Jeha

Tesa, kita udah telat. Ayo pergi ke sekolah sekarang.

Tesa

Astaga. Benar! Ayo, Kak!

[Tesa dan Jeha langsung mengambil tas dan pergi kesekolah sendiri.]

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar