Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Tell Me What Your Wish?
Suka
Favorit
Bagikan
46. Sikap aneh.

58. INT – Hotel – Malam

Cast. Kinan, Hema, Jeha dan Devan.

[Kinan sedang duduk bersama Devan menikmati musik dan suasana acara ulang tahun itu. Kinan mengelus tubuhnya karena kedinginan, Devan melihat itu dan langsung melepas jaketnya, kemudian memakaikannya ke tubuh Kinan yang membuat Kinan sedikit tersentak.]

Devan

Gue nggak tau kalau acaranya akan semegah ini.

Kinan

Ha? Hmm. Biasa, sekolah kita kan kaya. Giliran pengeluaran buat muridnya pelit banget.

Devan

Heh! Kecilin suara lo. Nanti didengar.

Kinan

Sengaja.

[Kinan menoleh kesana kemari mencari keberadaan Hema tetapi tidak ada.]

Devan

Nyari siapa?

Kinan

Hema. Lihat nggak?

Devan

Nggak. Tadi bukannya izin ke toilet?

Kinan

Iya, tapi kok lama banget? Dia nggak pingsan kan di toilet?

Devan

Sembelit mungkin.

[Saat sedang menoleh, tatapan Kinan terhenti kearah meja makan yang berisi banyak kue coklat yang baru saja tiba.]

Devan

Lagi natapin apa sih?

[Devan ikut melihat apa yang membuat Kinan terdiam mendadak.]

Devan

Mau?

[Kinan mengangguk semangat. Devan tersenyum dan mengelus kecil hidung Kinan.]

Devan

Gemes banget sih? Ya udah, tunggu bentar ya.

[Devan berjalan mendekati meja yang penuh dengan kue coklat dan melihat kearah piring kosong kemudian memanggil pelayan.]

Devan

Ini piring kecil banget. Nggak ada piring lebih besar? Atau semua ini boleh dibawa langsung?

Pelayan

Maaf, Mas. Untuk membawa semuanya tidak diperbolehkan. Sebentar, akan saya bawakan piring besar.

[Devan mengangguk setuju. Dia menunggu sambil menatap Kinan dari kejauhan, sampai akhirnya tatapannya pecah ketika Helena salah satu anak buah dari Grace datang menghampirinya.]

Helena

Devan ya?

Devan

Iya benar. Siapa ya?

Helena

Oh, ternyata benar. Temanku adalah penggemarmu. Bisa tidak kamu menemui dia buat kasih kejutan? Kebetulan dia hari ini ulang tahun juga.

Devan

Sekarang?

[Tanpa rasa malu, Helena langsung meraih lengan Devan dan menggodanya.]

Helena

Iya. Temanku ngefans banget sama kamu. Dia bisa aja nangis kalau ketemu kamu. Ayo, sebentar aja.

Devan

(Merasa risih)

Eh? Iya, tapi-

[Devan berusaha melepas tangan Helena dari lengannya tetapi Helena terus menahan. Devan menatap kearah Kinan yang sedang sibuk tertawa melihat kelucuan orang-orang.]

Devan

Oke. Sebentar aja ya?

[Helena mengangguk semangat. Pelayan yang mengambil piring untuknya kembali.]

Devan

Mas, tolong bawa in semua kue coklat ke perempuan cantik yang sedang duduk disana ya.

Helena

Ayo.

[Menarik pelan lengan Devan.]

Devan

Bawakan semuanya ya, yang coklat. Yang banyak coklat.

Pelayan

Baik, Mas.

Devan

Terima kasih!

[Scene yang tidak akan ditampilkan secara langsung di bagian ini – Plot Twist]

[Grace datang mendekati Pelayan yang sedang meletakan kue coklat dipiring besar.]

Grace

Mas, saya boleh minta tisu?

Pelayan

Tisu? Sebentar ya, Mbak.

[Pelayan mencari keberadaan tisu yang ternyata habis.]

Pelayan

Mbak, sepertinya tisunya habis. Saya ambilkan dulu dibelakang ya?

Grace

Iya, Mas. Santai aja.

Pelayan

Baik. Mohon ditunggu.

[Pelayan itu pergi. Grace mengeluarkan bungkus kecil berisi bubuk yang dituangkannya langsung keatas kue coklat dipiring besar. Kemudian dia menatap sekilas Kinan dan pergi dari sana. Pelayan datang, dia tidak menemukan keberadaan Grace.]

[Kembali ke kondisi Kinan]

[Setelah mereka pergi, Kinan baru menoleh kearah meja camilan tetapi tidak ada Devan disana. Sampai tiba-tiba Pelayan datang menghampiri Kinan dengan membawakan kue coklat.]

Pelayan

Permisi.

Kinan

Iya?

Pelayan

Ini, Mbak. Ada titipan dari seseorang untuk membawakan kue coklat buat Mbak.

Kinan

Oh? Dari cowok baju hitam, Mas?

Pelayan

Iya, Mbak.

Kinan

Terus dia pergi kemana?

Pelayan

Tadi ada perempuan yang mengajak Mas nya pergi. Kalau tidak salah dengar tadi temannya perempuan itu penggemar berat teman cowok Mbak.

Kinan

Oh gitu? Oke, terima kasih.

Pelayan

Baik, Saya permisi.

[Kinan memikir sejenak perkataan Pelayan tadi, tetapi tidak terlalu memedulikannya. Kemudian dia langsung memakan kue coklat kesukaannya. Kinan mendapatkan pesan dari Jeha.]

Isi pesan

Jeha

Kinan, kamu pulang dengan siapa nanti? Mau sama Kakak?

Kinan

Nggak Kak. Aku mungkin pulang sama Hema kalau nggak Devan.

Jeha

Devan? Devan siapa?

Kinan

Cowok yang pernah ketemu sama Kakak di ruang tunggu saat pertandingan kemarin.

Jeha

Oh? Cowok ganteng itu? Dia bisa dipercaya kan?

Kinan

Tenang aja, Kak. Anaknya baik kok.

Jeha

Oke. Nanti kalau ada apa-apa kabarin Kakak ya.

Kinan

Iya. Kakak juga hati-hati ya.

[Kinan meletakkan ponselnya. Terlihat dari kejauhan seseorang menatapi Kinan yang sedang sendirian. Dia mengeluarkan bungku kecil seperti bubuk dan memasukkan ke dalam minuman gelas sebelah kanan yang berada tepat di atas meja, yang setelah dituang, Hema mengambil minuman itu. Kinan yang sedang asik makan, dihampiri oleh Hema yang datang dengan membawakan 2 minuman.]

Hema

Nan.

Kinan

Eh? Woy, dari mana aja lo? Habis boker?

Hema

Iya sakit perut. Mau cium?

Kinan

Ih! NGGAK!

[Kinan lanjut makan dan Hema menatapinya dengan ekspresi cemas. Tatapan Hema juga sesekali terarah ke gelas minuman sebelah kanan yang dibawanya.]

Hema

Nan.

Kinan

Hm?

Hema

Kinan.

Kinan

Buset. Apaan?

Hema

Kita pulang aja yuk? 

[Kinan menoleh aneh.]

Kinan

Kenapa tiba-tiba minta pulang?

Hema

Gue capek.

[Scene yang tidak akan ditampilkan secara langsung di bagian ini – Plot Twist]

[Secara diam-diam Hema menukar gelas minuman sebelah kanan yang berisi bubuk kebawah dengan sebelah kiri yang berisi soda biasa.]

[Kembali ke scene Kinan dan Hema.] 

[Hema ragu. Pikirannya kacau. Dia selalu melihat sekitar, memastikan semuanya aman dia berusaha mengajak Kinan untuk pergi. Tetapi Kinan yang sedang makan dan terlalu asik tidak menggubris permintaan Hema.]

Hema

Ayo pulang.

Kinan

Nggak mau. Hem, lo tau kan? Gue dirumah itu nggak pernah ngerasain hal kayak gini. Giliran udah didepan mata, lo malah ngajak gue pulang. Gue juga baru makan ini coklat sedikit.

[Hema langsung menggenggam tangan Kinan yang langsung tertegun kaget karena dinginnya.]

Hema

Nan, gue mohon lo mau ya pergi sama gue sekarang. Sebelum ketauan-

Kinan

Sebelum ketauan? Ketauan siapa?

[Hema mendadak jadi gugup.]

Hema

Ehm, nggak. Ayo kita pergi sekarang ya. Gue mohon.

[Kinan tidak menggubris permintaan Hema. Tatapannya malah terfokus untuk gelas minuman yang terdapat ditangan kanan Hema. Dia langsung mengambil dan meminumnya.]

Kinan

Gue minum ya.

[Hendak menghentikan Kinan untuk meminumnya, tangannya terhenti sambil menatap kesal Grace yang berdiri di belakang Kinan. Dengan kesal Hema mengepalkan tangannya dan menundukkan kepalanya. Devan akhirnya ikut bergabung.]

Devan

Eh? Dari mana lo?

[Hema terlihat sangat cemas.]

Devan

Heh?

Hema

Apaan?

Devan

Loh? Kok malah ngamuk?

Kinan

Katanya lo mau pulang? Pulang duluan aja. 

Hema

Lo nanti pulang sama siapa?

Devan

Gue. Dia pulang bareng gue.

Kinan

Hm.

Hema

Apa gue bisa pegang omongan lo? Kalau lo akan pulang sama Kinan?

[Devan dan Kinan menoleh bingung dengan ocehan Hema.]

Devan

Iya. Pegang omongan gue.

Kinan

Haha, apaan sih, Hem? Tingkah lo aneh banget dari tadi.

Hema

Van, gue titip Kinan, jangan tinggalin dia sendirian. Gue pergi dulu.

[Devan mengangguk dan Hema langsung pergi dari sana meninggalkan Kinan dan Devan berdua.]

Devan

Dia kenapa sih? Aneh banget? Baru kali ini dia manggil nama gue.

Kinan

Nggak tau. Dari awal datang udah kayak gitu sikapnya.

[Devan tersenyum kecil melihat Kinan yang dari tadi asik makan. Kemudian dia mengambil tisu dan meraih wajah Kinan.]

Devan

Hadap sini bentar.

[Kinan menatap polos Devan sambil mengunyah. Wajahnya yang gemas membuat Devan salah tingkah dan menunduk malu.]

Kinan

Hm?

Devan

Kenapa bisa segemas ini sih?

[Devan mengelap pelan mulut Kinan yang belepotan coklat.]

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar