Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
SOULMATE
Suka
Favorit
Bagikan
24. Episode 8 Part 3

60 . EXT. JALANAN KOTA - MALAM

Evan berjalan sendirian. 


SFX : Denting ponsel Evan. 


Evan lalu melihat ponselnya.


BCU : Layar ponsel Evan : Pesan dari DANA (V.O) :

Van ....
Siapa nama ayah kita?


Evan tersentak menghentikan langkah. 


CUT TO : 


61 . INT. APARTEMEN EVAN - PAGI

ESTABLISH—GEDUNG APARTEMEN EVAN


JUNE

Caesar? 

(membaca nama yang tertera di amplop surat, lalu melihat Dana)


DANA 

(lalu melihat Evan yang masih tertidur pulas)

Dia tidur jam berapa?

(kembali melihat June)


JUNE

(melihat Evan sebentar)

Sepulang kerja ....
Habis telfonan sama lo. 


DANA

(lalu mengalihkan pandangan)

Dia bilang mau cerita langsung. 


JUNE

Kenapa nggak kuliah dulu aja, 
Evan habis lembur juga. 
Pasti lama tidurnya.


DANA

Kalo aja gue bisa. 

(lalu duduk)

Dari kemaren gue nggak fokus. 


JUNE

Kenapa lagi? 

(bersandar di dekat jendela, masih melihat Dana)


DANA

Stanley. 


June tersentak. 


DANA

Mamanya nggak ngebolehin dia main film lagi. 


JUNE

(memikirkannya)

Tapi dia bukan tipe yang gampang nyerah. 


DANA

Kali ini gue yang nyerah. 


June tersentak melihat Dana masih terpaku. 


DANA

(lalu melihat June)

Mamanya lebih berhak atas dia. 


JUNE

Yaudah. Cari pemain baru. 


Dana menghela napas, sedih. 


CUT TO :


62 . EXT. JALAN RAYA - PAGI

Bu Hera sedang menyetir mobil.


SFX : Dering ponsel Bu Hera.


Bu Hera menjawab telfon sambil masih menyetir. 


BU HERA 

Halo. 

(jeda)

Ya. Saya sendiri. 
Ada keperluan apa? 

(jeda)

Lumiere Entertainment?

(heran)

Film? Film apa?

(lalu menepikan mobilnya)


LONG SHOT : Mobil Bu Hera berhenti di sisi jalan. 


BU HERA 

(masih fokus dengan telfonnya)

Tapi Stanley tidak pernah ikut casting apapun. 

(lalu menghela napas, mengalihkan pandangan sebentar)

Maksudmu, Channel Moviesta itu? 

(kembali mendengarkan)

Kenapa harus Stanley?

(lalu memikirkan kata-kata penelpon)


CUT TO : 


63 . INT. RUMAH STANLEY. RUANG KELUARGA/KAMAR STANLEY - PAGI

Bu Hera baru saja masuk ke dalam rumah dan menutup pintu dari dalam. Dia lalu melangkah menuju kamar Stanley. 


PENGASUH

Stanley tidur dari tadi. 

(sambil membereskan mainan Sarah yang tercecer di lantai)


BU HERA 

(membuka pintu kamar Stanley, lalu tersentak)

Dengan buku di tempat tidur seperti itu?


PENGASUH

Oh. Maaf.

(bangun dari posisinya)

Saya akan segera membereskannya. 


BU HERA

(lalu melihat pengasuh)

Bukan itu maksudku. 
Tapi, sulit untuk percaya dia ketiduran saat belajar. 

(jeda)

Biar aku saja. 

(lalu menghampiri Stanley)


Pengasuh melihat Bu Hera pergi, lalu melanjutkan kegiatannya.


CUT TO : 


64 . INT. RUMAH BU HERA. KAMAR STANLEY - PAGI

Bu Hera membereskan buku-buku Stanley, lalu mengambil satu naskah yang terselip di dalam buku cetak. 


POV BU HERA : Naskah skenario film. 


Bu Hera menghela napas, lalu memandang Stanley yang masih tertidur pulas. 


CUT TO : 


65 . INT. APARTEMEN EVAN - PAGI

Evan terbangun karena mencium bau masakan. Dia lalu melihat ke dapur. 


POV EVAN : Dana dan June sedang memasak. 


CUT TO : 


EVAN 

Lo udah di sini.

(menghampiri Dana)


DANA

(melihat Evan, lalu tersenyum)

June tau cara bangunin lo. 


June tertawa ringan. 


Evan tersenyum, sembari mengacak rambut, melihat June yang kini menyajikan masakan di piring. 


DANA

Lo cerita dulu baru boleh makan. 


EVAN 

(tersentak melihat Dana)

Dari mana gue dapet energi buat cerita kalo belum makan? 


CUT TO : 


Evan, June dan Dana makan bersama. 


EVAN 

June ....


June lalu melihat Evan. 


EVAN

Lo janji nggak akan ninggalin Dana sekalipun tau cerita sebenernya?


JUNE

Soal apa?


Dana tersentak melihat Evan. 


JUNE

(melihat Dana sebentar)

Ayah kalian? 


EVAN 

(tersenyum sambil menyendok makanan di piringnya)

Ya. 


DANA

Seserius itu? 


Evan mengangguk, lalu makan. 


DANA

(menghela napas, melihat Evan)

Ayah kenapa? 


EVAN 

Nggak sebaik yang lo kira. 

(jeda)

Dia pernah gabung sama anggota geng yang jadi buronan polisi. 


Dana dan June tersentak. 


EVAN 

Itulah kenapa orang tua kita cerai. 

(lalu melihat Dana)

Ayah ....
Ninggalin ibu tanpa penjelasan.
Bahkan saat ibu hamil kita. 


Dana masih terenyak. 


EVAN

Sebenernya ....

(mengalihkan pandangan)

Ibu udah lama tau, tapi diem aja. 
Ibu nunggu ayah sendiri yang cerita. 


DANA

Dan ayah nggak pernah cerita?

(kembali melihat Evan)

Trus dari mana ibu tau? 


EVAN

Lambang persaudaraan yang ditatoin ke lengan ayah. 
Ibu baru tau setelah lambang itu kesebar di TV. 


June ikut terenyak memikirkannya. 


CUT TO : 


66 . EXT. JALAN RAYA. MOBIL BU HERA - PAGI

Stanley tersenyum sedih, menatap ke luar jendela. 


BU HERA

Namanya Nick. 
Dia yang akan mengurusmu selama di camp. 


STANLEY 

Hmm ....


Bu Hera tidak habis pikir, melihat Stanley dari spion tengah. Dia lalu menghentikan mobil di depan sebuah gedung. 


BU HERA

Nah. Itu dia. 

(melihat Nick keluar dari gedung)


Bu Hera dan Stanley keluar dari mobil, berjalan menghampiri Nick.


NICK 

Hallo, Ny. Hera. 


BU HERA 

(tersenyum singkat)

Tolong jaga Stanley baik-baik. 


NICK

Pasti. 

(tersenyum, lalu berbinar melihat Stanley)

Hai, Stanley. Kau pasti lupa denganku. 


Stanley tersentak, heran. 


BU HERA

Nick. Tapi maaf ....
Aku tidak bisa lama. 


NICK

Oh. Tidak apa-apa. 


BU HERA

Stan. Mama pergi dulu.

(mengecup pipi Stanley, lalu tersenyum pamit pada Nick)


Nick tersenyum juga melihat Bu Hera pergi. 


Stanley berbalik, melihat mamanya masuk ke dalam mobil lalu melajukannya pergi. 


NICK

Ayo, Stan!

(mengajak Stanley masuk ke dalam gedung)


STANLEY

Memangnya aku pernah bertemu denganmu?


NICK

Kita tetangga dulu.


Stanley mengikuti Nick sembari berpikir.


NICK

Dulu, waktu kau masih balita.


Stanley tidak habis pikir melihat Nick.


CUT TO :


67 . INT. GEDUNG LOKASI SYUTING - PAGI


NICK

Tunggu di sini sebentar ya! 

(menyuruh Stanley duduk di sofa)


Stanley melihat suasana sekeliling, sementara Nick pergi. 


STANLEY

Di mana mereka akan membuat tendanya? 

(lalu duduk)


Stanley melihat beberapa orang melewatinya sembari membawa kabel dan alat-alat syuting. 


POV STANLEY : Produser (Tn. Carver) berjalan bersama asistennya. 


CARVER

Bagaimana dengan Story board? 
Apa sudah direvisi? 


ASISTEN 

Sudah, Pak. 


CARVER

(lalu menghentikan langkah saat melihat Stanley)

Oh itu dia. 
Halo, Stanley.

(menghampiri Stanley)


Asisten mengikuti Carver.


CARVER

Senang bertemu denganmu!

(tersenyum melihat Stanley)


STANLEY

(tersentak, lalu berdiri)

Oh. Bagus. 
Sekalipun sebenarnya aku tidak sesenang itu, Pak. 

(jeda)

Di mana anak-anak lainnya? 


CARVER

Anak siapa? 


STANLEY

Anak-anak ....
Bukankah ini camp musim semi? 


Carver dan Asistennya tersentak saling pandang. 


CARVER

Ide siapa ini? 


ASISTEN

Aku tidak tau. 


CARVER

Kalian benar-benar sudah mendapat izin dari ibunya, kan? 


ASISTEN 

Maaf. Biar kupastikan dulu. 

(melihat sekeliling, lalu melangkah pergi)


CARVER

(kembali melihat Stanley)

Jadi itu yang dikatakan padamu? 


STANLEY

Ya. 
Kecuali pendengaranku yang bermasalah. 


CARVER

(tertawa)

Aku suka jokes mu. 


Stanley akhirnya tersenyum, lalu tersentak saat melihat seorang aktor terkenal menghampiri Produser. 


AKTOR

Tn. Carver


PRODUSER

Oh. Halo!

(lalu berjabat tangan)

Terima kasih sudah datang lebih awal. 


Stanley masih terdiam, bingung. 


CUT TO : 


68 . EXT. CAFE. ANNECY - SORE

ESTABLISH—PERAYAAN ANNECY VENETIAN CARNIVAL. 


Dana, June dan Evan berjalan bersama. 


JUNE

(melihat orang-orang bertopeng di sekitarnya)

Wow!! Keren!

(lalu melihat Dana)

Gue nggak ngira ayah kalian sedetail itu. 


DANA

Soal apa?


JUNE

Misteri. 
Seperti wajah-wajah di balik topeng ini. 
Misterius. 


DANA

Gue juga mikir gitu. 


CUT TO : 


69 . INT. CAFE. ANNECY - SORE

Dana, June dan Evan duduk menunggu di satu sudut. 


Dana melihat jam di ponselnya. 


BCU : LAYAR PONSEL DANA : Pukul 4.14


Dana melihat sekeliling. 


PELAYAN 

Permisi. 
Untuk Nona Dana. 


Dana melihat sepucuk surat dan sebuket bunga Sakura yang diberikan pelayan kepadanya. 


PELAYAN

Dari seseorang yang tidak ingin disebut namanya. 


Dana menerima surat dan bunga dengan bingung. 


EVAN

(menatap pelayan)

Di mana orang itu sekarang?


PELAYAN

Sudah pergi lima menit yang lalu. 


DANA

Terima kasih. 


PELAYAN

Permisi. 

(lalu pergi)


June melihat pelayan itu pergi, lalu orang-orang di sekitar yang sebagian besar mengenakan kostum dan topeng, menunggu makanan datang. 


Dana segera membuka amplop dan mengeluarkan surat di dalamnya. Evan ikut melihatnya. 


CAESAR (V.O)

Ayah pikir kamu bisa jaga rahasia. 


Dana terenyak, memikirkan sesuatu. 


CUT TO : 


70 . INT. METRO - MALAM


DANA

Ayah nggak bilang gue harus datang sendirian. 


JUNE

Mungkin karena ada gue. 

(terlihat menyesal)

Seharusnya cuma kalian berdua. 

(lalu melihat Dana)


DANA

Nggak, June.
Mungkin ayah cuma mau bicara empat mata. 


EVAN

Lupain aja. 


Dana lalu melihat Evan. 


EVAN 

(lalu melihat Dana)

Emang seterkenal apa geng itu sampai udah bertahun-tahun lamanya masih harus sembunyi?
Bahkan ayah bilang udah keluar. 


DANA

Mungkin ayah cuma mau ngelindungin kita ....
Atau ... waspada. 


Evan mengalihkan pandangan. 


Dana lalu melihat bunga di tangannya. 


CUT TO : 


71 . INT. APARTEMEN DANA - MALAM

Dana mengamati bunga Sakura di tangannya, lalu meletakkan bunga itu di meja. 


CUT TO : 


72 . INT. UNIVERSITAS - PAGI

ON SCREEN : Beberapa bulan kemudian ....


Dana dan Sabrina sedang mengikuti perkuliahan. 


CUT TO : 


73 . EXT. UNIVERSITAS - SIANG

Dana dan Sabrina berjalan bersama. 


SABRINA 

Kau cepat sekali mengubah plotnya. 
Bagaimana cara melakukannya di tengah jadwal kuliah kita?


DANA

Karena aku tidak ingin hal selain itu. 


SABRINA

(tersentak melihat Dana)

Kau baik-baik saja? 


DANA 

(tersenyum melihat Sabrina)

Ya. 


SABRINA

Awalnya aku juga memikirkan Stanley. 
Tapi kita harus terus melangkah. 
Tau sendiri di kolom komentar. 


DANA

Dan setelah film kedua diposting yang kutakutkan adalah, kolom komentar. 

(jeda)

Mereka pasti mencari Stanley. 


SABRINA

Yeah. 
Lalu kita akan trending lagi berkat komentar. 


DANA

(tertawa)

Aku tidak bermimpi meroket lewat gosip. 


SABRINA

Lebih bagus lagi jika banyak gosip, kan? 


Dana tersenyum, tidak habis pikir. 


CUT TO : 


74 . INT. APARTEMEN DANA - PETANG

Dana meletakkan tas di satu sudut, lalu duduk dan melihat ke luar jendela. 


POV DANA : Bintang-bintang mulai terlihat di langit. 


Dana tersenyum melihatnya, mengambil ponsel, lalu mengirim pesan pada June. 


DANA (V.O)

Lo jadi balik besok? 


Tak lama kemudian ....


Pesan masuk dari JUNE (V.O) : 

Ya. Gue bisa ke bandara sendiri kalo lo sibuk. 


Dana segera membalas pesan. 


DANA (V.O) 

Jadi gue nggak boleh nganter? 


BCU : Layar ponsel Dana : Pesan dari JUNE (V.O) :

Hey -_-"


SFX : Dering ponsel Dana.


Dana tersentak melihat Stanley menelfon. Dia lalu menjawab panggilannya. 


DANA

Halo, Stan. 
Bagaimana kabarmu? 


STANLEY 

Baik. 
Besok malam ada waktu untuk bertemu? 


DANA

Entahlah. 

(lalu bersandar di dinding)

Kenapa?


STANLEY 

Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat. 


DANA

Ke mana? 


STANLEY

Rahasia.


Dana tersenyum, tidak habis pikir. 


STANLEY

Ayolah! Ini keren sekali. 


DANA 

(memikirkannya)

Akan kuhubungi lagi nanti. 


CUT TO : 


75 . INT. GEDUNG. RUANG PERTEMUAN - SIANG

Sekelompok orang berjalan di lorong, lalu memasuki ruang pertemuan. Di seberang mereka ada ruangan lain tempat Dana dan Sabrina sedang meeting dengan investor. 


CUT TO : 


76 . EXT. GEDUNG. TEMPAT PARKIR - SORE 

Dana dan Sabrina berjalan menuju mobil.  


SABRINA

Akhirnya ....
Kita dapat investor. 


DANA

Syukurlah. 

(tersenyum)


SABRINA

(tersenyum melihat Dana)

Akhirnya kau kembali. 


Dana tidak mengerti maksud Sabrina. 


SABRINA

Akhir-akhir ini kau sering melamun. 
Tolong, jangan anggap ini beban.

(mengalihkan pandangan)

Bagaimana kita akan membuat orang lain terhibur kalau kita sendiri bersedih? 


DANA

(lalu melihat pesan masuk di ponselnya)

Bioskop? 


SABRINA

Apa? 

(kembali melihat Dana)


CUT TO : 


77 . EXT. JALAN RAYA. MOBIL - SORE

Dana dan Sabrina duduk di kursi penumpang sebuah mobil yang sedang melaju. 


SABRINA

Dia mengajakmu ke bioskop? 

(jeda)

Tunggu! 
Kau tidak lupa berapa usianya, kan? 


DANA

Aku tau. 
Kau pikir kami akan berkencan? 


SABRINA

Lalu apa? 

(penasaran melihat Dana)


DANA

Mungkin dia butuh teman untuk nonton film? 


SABRINA

(mengalihkan pandangan)

Mencurigakan. 


CUT TO : 


78 . INT. BIOSKOP - MALAM

Dana melihat sekeliling.


STANLEY

Dana!

(tersenyum menyapa dari jauh)


DANA

(menoleh melihat Stanley yang menghampirinya)

Hei, 
Aku baru tau kau suka pakai jas.


STANLEY

Mereka yang menyuruhku. 
Ayo!

(meraih tangan Dana, mengajak masuk ke ruangan lain)


CUT TO : 


79 . INT. BIOSKOP - MALAM

ESTABLISH : Pemutaran film di layar lebar—Poster Gala Premiere film berjudul "SOULMATE". 


Dana dan Stanley duduk menonton film di kursi VIP, bersama deretan pemain, produser dan kru film. 


STANLEY 

Kau harus sedikit bersabar. 


DANA

Aku menikmati ceritanya. 


STANLEY 

Nah. 

(lalu melihat Dana)


BCU : Layar menampilkan Stanley berakting bersama pemain utama. 


Dana tersenyum. 


STANLEY

(kembali menonton film)

Hanya tiga kali. 
Totalnya 25 menit. 


DANA

Itu sudah banyak sekali. 

(lalu melihat Stanley)

Awal yang sangat bagus. 


STANLEY

(tersenyum melihat Dana)

Tapi ini yang kedua, kan? 


DANA

Iya juga. 

(kembali menonton film)

 

JUMP CUT TO : 


Sesi foto bersama. 


Lalu Stanley kembali pada Dana sambil membawa sebuket bunga. 


STANLEY

Untukmu. 

(memberikan bunga itu pada Dana)


DANA

(tersentak menerimanya, lalu melihat Stanley)

Seharusnya aku yang memberimu bunga. 


STANLEY

Itu dari mamaku. 
Mama terlalu malu untuk menemuimu secara langsung. 

(jeda)

Mungkin teringat kata-kata kasarnya waktu itu. 
Tapi sebenarnya dia baik. 
Mama mengirimkan bunga ini sebagai permintaan maaf. 


DANA

(tersenyum)

Kalau begitu sampaikan terima kasihku pada mamamu. 


STANLEY

Hmm.

(mengangguk, lalu melihat bunga itu lagi)

Mama bahkan memilih bunga yang tepat untukmu. 


DANA

Bunga yang tepat? 


STANLEY

Yeah. Tulip putih.

(kembali melihat Dana)

Aku tau sedikit tentang bahasa bunga. 

(menyelipkan tangan ke saku celana)

Melambangkan permintaan maaf. 


DANA

(mengerti, lalu teringat sesuatu)

Bagaimana dengan Sakura? 

(segera menatap Stanley)

Bunga Sakura.


CUT TO : 


80 . INT. APARTEMEN DANA - MALAM

Dana masuk ke apartemen, lalu menutup pintu dari dalam. Dia melihat mejanya kosong, lalu segera mencari kamera, mengeluarkan memory card.


CUT TO : 


Dana duduk sambil melihat-lihat foto di laptopnya. 


STANLEY (V.O)

Aku tidak ingat yang itu.


Dana browsing di internet tentang bahasa bunga. 


BCU : Layar laptop DANA (V.O) : 

Bunga Sakura melambangkan janji. 


Dana segera beralih pada folder dari kameranya. 


BCU : Layar laptop : Foto Festival Annecy, Evan dan Dana yang tidak mau difoto, Foto Dana yang menutupi wajah dengan sebuket Sakura pemberian ayahnya. 


Dana menghela napas, memikirkannya.

Dia lalu bergegas mencari surat pemberian ayahnya. Setelah menemukannya, Dana duduk dan memerhatikan baik-baik setiap sisinya. 


POV DANA : Prangko pada amplop surat yang menampilkan gambar sebuah pulau. 

Tanggal yang tersamar pada stempel dengan nama sebuah Restoran.


Dana segera mencari informasi tentang restoran itu di internet.


DANA

(kembali melihat tanggal pada stempel)

Kenapa beda dari tanggal kirim suratnya?

(terenyak memikirkannya)

Bahkan masih dua bulan lagi?


CAESAR (O.S)

Ayah pikir kamu bisa jaga rahasia. 


DANA

(lalu tersentak dengan pemikirannya sendiri)

Apa ini pesan rahasia? 


CUT TO : 


81. EXT. BUS - PAGI

Dana duduk di dalam bus. Dia lalu melihat pesan masuk dari Evan. 


EVAN (V.O)

Lo mulai terobsesi sama ayah.
Bisa aja bukan, kan?  


Dana tidak membalas pesan, mengalihkan pandangan keluar jendela. 


CUT TO : 


82 . EXT/INT. RESTORAN. TEPI PANTAI - SORE

Dana melihat seorang lelaki yang duduk, menghadap ke pantai dengan secangkir teh, roti hangat dan sebuah novel di meja di depannya. 


Dana menghentikan langkah tak jauh darinya, masih memerhatikan sampai akhirnya Caesar menoleh melihatnya. 


CUT TO : 


Dana duduk, bergabung dengan meja Caesar. Di depannya tersaji secangkir Cappuccino dan roti hangat. 


DANA

Jadi, ayah benar-benar ngira Dana bisa pecahin kodenya? 

(melihat Caesar, penasaran)


CAESAR

(tersenyum singkat, lalu melihat Dana)

Ayah selalu di sini. 


Dana tersentak. 


CAESAR

Sudah lama pensiun. 
Dan nggak ada yang lebih menyenangkan dari menikmati roti hangat dan secangkir teh. 

(lalu makan roti)

Sambil melihat matahari tenggelam dari sini. 


DANA

Pensiun? 

(serius memikirkannya, kembali melihat Caesar)

Dan ayah masih harus terus sembunyi? 


CAESAR

(mengenang sesuatu)

Apa yang ibumu ceritain tentang ayah? 


DANA

(mengalihkan pandangan)

Dana nggak denger langsung dari ibu. 


CAESAR

(lalu melihat Dana)

Oh ya? 


DANA

Evan yang cerita. 


CAESAR

(tersenyum mengerti)

Evan juga nggak sepenuhnya tau. 


DANA

Apa ayah sengaja? 

(lalu menyesap Cappuccinonya)


CAESAR

Maksud kamu? 

(menatap bingung Dana)


DANA

Terlihat misterius. 

(meletakkan cangkirnya di meja)


Caesar tertawa.


DANA

(lalu bersandar di kursi)

Ayah tau Evan kecewa sama ayah? 


CAESAR

(tersentak)

Ya. 
Bagus kalau gitu. 

(menghela napas, kembali melihat lautan)

Ayah lebih nggak sanggup melihat orang-orang terluka. 


DANA

Kenapa harus geng penjahat? 


Caesar lalu melihat Dana yang kini menatapnya sedih, menunggu jawaban. 


CAESAR

Karena nggak ada jalan lain. 


Dana terenyak memikirkannya. 


CAESAR

Ayah harus masuk ke geng itu. 


Dana kembali melihat ayahnya. 


CAESAR

Kalau nggak, media nggak akan pernah meliputnya. 


DANA

(menghela napas, serius)

Dana nggak ngerti ....


Caesar tersentak melihat Dana. 


DANA

Ayah masuk ke geng itu ....
Dan media meliputnya.

(lalu melihat Caesar)

Sebenernya ayah gangster, atau reporter?


CAESAR 

(terbahak)

Apa barusan kamu ngelucu? 


DANA

Ya. Kalau ayah anggap itu lucu. 


CAESAR

(tersenyum saat melihat Dana)

Ayah pikir kamu bisa tebak juga yang ini. 


DANA

(memikirkannya)

Jadi ayah suka tebak-tebakan? 


CAESAR

Hmm. 

(bersandar pada kursi)

Kode yang ayah kirim, 
Semuanya bisa kamu baca. 
Yang ini ... harusnya juga bisa. 


Dana masih berpikir, lalu melihat ayahnya. 


DANA

Ayah bukan dua-duanya. 


Caesar memikirkannya.


DANA

Detektif?


CAESAR 

(melihat Dana sebentar)

Jangan-jangan kamu yang detektif. 
Ayah ...

(melihat sekeliling sebentar, lalu menurunkan nada bicara)

Agen intelijen. 


Dana tersentak, hampir tidak bisa mempercayainya. 


CAESAR 

(tersenyum, lalu makan roti)

Makan ....

(menyuruh Dana makan roti)


Dana masih terpaku.


CAESAR 

(tersenyum melihat Dana)

Kamu bahkan nggak peluk ayah. 
Apa aja yang udah diceritain Evan ke kamu? 

(kembali melihat jauh ke lautan)

Tentang pistol yang yang ditemuin ibu kalian di lemari? 


Dana kembali melihat ayahnya, kali ini penuh rasa kagum. Dia lalu melihat novel yang ada di meja. Dana mengambil novel itu, lalu membukanya. 


CAESAR

Mau baca? 


Dana melihat Caesar sebentar.


CAESAR

Ceritanya bagus. 


Dana kembali melihat novel. 


CAESAR

Yang itu ayah belum selesai. 
Tapi kalau kamu mau, bawa aja. 
Biar ayah pesan lagi.


DANA

Dan Brown.

(masih melihat novel)


CAESAR

Sekalipun udah pensiun, 
Otak ayah terbiasa berpikir. 
Strategi. Motif. Dan banyak lagi.


DANA

Ayah punya pekerjaan lain? 


CAESAR

Ini pekerjaan ayah sekarang.


Dana masih bertanya-tanya. 


CAESAR

Restoran ini punya ayah. 


Dana akhirnya mengerti, lalu tersenyum sebentar, kembali melihat buku. 


DANA

Harusnya Dana bisa tebak dari awal. 


Caesar tersenyum, mengalihkan pandangan. 


CUT TO : 


83 . INT. APARTEMEN DANA - SORE

Dana membaca novel Dan Brown.


MONTAGE :


DANA (V.O)

Kehadiran ayah membuka lagi satu pintu.
Pintu menuju masa lalu yang nggak pernah gue tahu sebelumnya. 
Atau bahkan kalau itu nggak pernah ada. 
Gue yang nulis kenangan itu. 


Dana mengetik di laptopnya. 


DANA (V.O)

Gue nggak pernah nulis cerita misteri. 
Tapi ternyata, begitu banyak hal yang nggak gue tahu di dunia ini. 


Dana menepi saat hujan tiba. Memandang tetesan hujan. 


DANA (V.O)

Bahkan hujan juga misterius. 
Apa iya bakal ada pelangi setelah dia pergi nanti. 


Dana melihat awan kelabu dari jendela bus. Dia lalu melihat pesan masuk dari EVAN (V.O) :

Gue udah di depan apart lo. 


CUT TO : 


84 . INT. APARTEMEN DANA - SORE

Dana dan Evan baru saja masuk ke dalam apartemen. 


Evan melihat kamar Dana yang berantakan, lalu Dana. 


EVAN

Nggak biasanya lo sekacau ini.


DANA

Yeah. 

(meletakkan tas di bangku, lalu duduk melihat Evan)

Tapi isi pikiran gue lebih kacau lagi. 


EVAN

Kenapa lo berusaha sekeras itu? 

(berjalan menghampiri jendela, melihat pemandangan di luar)

Butuh refreshing?

(lalu melihat Dana)

Pemikiran itu nggak pernah ada ujungnya.


Dana tersenyum melihat ponsel. 


EVAN 

Lo juga yang capek menuhin rasa penasaran lo.


DANA

Ya gimana lagi. 


EVAN

Seenggaknya beresin kamar lo. 


DANA

(hampir tertawa)

Mulai deh sok ngatur. 


EVAN

(tersentak melihat Dana)

Ini kan demi kebaikan lo. 


DANA

Iya iya.  


EVAN

Atau panggil jasa kebersihan gitu. 


DANA

Iya, Evan. 
Jadi so sweet lagi kan lo. 


Evan tersentak melihat Dana beranjak membereskan meja. Dia lalu tersenyum. 


EVAN

Jalan-jalan aja gimana?


DANA

Boleh. 


CUT TO : 


85 . EXT. TEPI SUNGAI SEINE - SORE


Dana dan Evan berjalan bersama. Mereka berhenti untuk membeli es krim, lalu duduk di tepi Sungai Seine.


DANA

Udah lama di sini, tetep aja kota ini bikin gue jatuh cinta. 


EVAN 

(tersenyum)

Karna cinta itu ada di hati lo. 


DANA

(tersenyum tidak habis pikir melihat Evan)

Lo kenapa sih?
Jadi so sweet gitu. 
Makanya beli pulsa. 


EVAN

(makan es krim)

Apa hubungannya sama pulsa?


DANA

Terlalu banyak cinta di hati lo yang nggak tersampaikan ke Airish. 

(melirik Evan, menunggu)


Evan kembali melihat Dana. Mereka lalu tertawa bersama. 


EVAN

LDR sesakit ini ya. 


DANA

Tergantung. 

(makan es krim lagi)


EVAN

Liburan ini gue bakal pulang. 

(lalu melihat Dana)

Lo ikut? 


DANA

Nggak. 
Gue masih—


EVAN

Penasaran?


Dana tersenyum saja. 


EVAN

June kalah pamor nih. 


DANA

June kan di US. 
Ngapain juga gue pulang ke Indonesia.

(jeda)

Dan gue masih cewek. 
June yang seharusnya ke sini.


EVAN

Egois. 


DANA

(tidak habis pikir melihat Evan)

Itu romantis. 


EVAN

Lo jangan sampai lupa istirahat. 


DANA

Iya.

(tersenyum, mengalihkan pandangan, makan es lagi)


TIME LAPSE — SORE HINGGA MALAM HARI DAN SUASANA HARI-HARI BERIKUTNYA DI KOTA PARIS.


CUT TO : 


86 . INT. RUMAH EVAN - SORE

Airish baru saja masuk ke dalam runah, mengikuti Evan. Dia terlihat canggung.


Evan meraih tangan Airish. Mereka lalu berhenti saat melihat Bu Febyana menghampiri. 


BU FEBYANA

Hallo ....

(tersenyum)


CUT TO : 


87 . INT. RUMAH EVAN. RUANG MAKAN - SORE

Evan, Airish dan Bu Febyana duduk mengitari satu meja, menyantap makan siang. 


BU FEBYANA

Jadi, kamu anak tunggal? 


AIRISH 

Iya, Tante. 

(masih canggung saat menatap Bu Febyana)


Bu Febyana mengerti, lalu melihat Evan yang segera mengalihkan pandangan darinya. 


BU FEBYANA

Evan bilang kamu Barista?


Airish tersentak, masih mengunyah makanan. 


BU FEBYANA

Nggak usah buru-buru ....
Tapi Tante mau buktinya. 


Airish kembali tersentak melihat Bu Febyana. Evan juga. 


BU FEBYANA

(lalu melihat Evan)

Nggak apa-apa kan kalo mama minta buatin kopi?
Sambil coba mesin yang baru papa kamu beli?


EVAN

Papa beli mesin espresso? 


BU FEBYANA

Hmm ....

(mengangguk)


CUT TO : 


Bu Febyana melihat Airish meracik kopi untuknya. 


BU FEBYANA

(tersenyum melihat kopinya hampir siap)

So Cool!


EVAN

It's Hot, Mom!


BU FEBYANA

I'm talking about her!

(melihat Evan sebentar)


Evan hampir tertawa sementara Airish hanya tersenyum sambil memberikan secangkir kopi pada Bu Febyana. 


BU FEBYANA

(menerima kopinya)

Makasih, Airish. 


AIRISH

Sama-sama, Tante. 

(tersenyum, lalu melihat Evan)


EVAN

(juga melihat Airish)

Gue ke depan dulu ya ....
Niko mau ambil jaketnya. 


Airish mengangguk berat hati. 


Evan lalu pergi. 


Airish melihat Bu Febyana sebentar, lalu mesin kopi. 


CUT TO : 


88 . EXT. DEPAN RUMAH EVAN - SORE


EVAN

Beneran nggak mampir dulu? 


NIKO

(menaruh tas jaket di motornya)

Lain kali aja. Gue buru-buru. 


EVAN

Oke. Thanks ya. 


NIKO

Gue yang makasih. 

(tersenyum, lalu berjabat tangan dengan Evan)


EVAN

(tersenyum melihat Niko bersiap melajukan motornya)

Hati-hati ....


NIKO

Oke.

(lalu melajukan motornya pergi)


Evan melihatnya, lalu melangkah pergi. 


CUT TO : 


89 . INT. RUMAH EVAN - SORE

Evan baru saja masuk ke dalam rumah, lalu tersentak saat melihat Bu Febyana dan Airish tertawa, masih di dekat mesin kopi.


BU FEBYANA

Sumpah Tante malu banget, Rish. 
Cupu. 


AIRISH

Kalo Airish, ada juga temen yang ngatain Airish cupu. 
Supervisor di kafe dulu. 
Waktu Airish masih jadi waitress.

(jeda)

Trus tiba-tiba aja manajer kafe nyuruh Airish coba mesin kopi.
Kebetulan waktu itu dia lagi nyari barista.

(melihat Bu Febyana sebentar)

Namanya kan Charlie ....


BU FEBYANA

(masih memperhatikan Airish)

Trus kamu bisa?


Evan mulai ikut mendengarkan dari jauh. 


AIRISH

Bisa, Tante.
Dia bilang, 
Kamu cepet juga belajarnya. 

(lalu tersenyum)

Saya diem aja,
Biar kelihatan cerdas. 


BU FEBYANA

Padahal?


AIRISH 

(melihat Bu Febyana)

Di rumah Airish emang ada mesin kopi. 


Bu Febyana terbahak. 


AIRISH

(tersenyum mengingatnya)

Tapi seneng sih bisa buat orang yang ngatain Airish speechless. 


BU FEBYANA

Dan sejak itu kamu diangkat jadi Barista?


AIRISH

Iya, Tante. 


BU FEBYANA

Keren. 

(memikirkannya)


EVAN

Keren lah. 

(tersenyum menghampiri Airish dan Bu Febyana)

11-12 sama Evan.


BU FEBYANA

He .... Dasar kamu!

(tidak habis pikir melihat Evan, lalu tersenyum saat melihat Airish)


CUT TO :


90 . INT. PANGGUNG - MALAM

ON SCREEN : Setahun kemudian ....


MC

Dia baru 11 tahun.

(memberikan petunjuk)


Penonton bertepuk tangan, tidak sabar menunggu. 


MC 

Dan aku sendiri tidak mengira dia akan berada di panggung ini secepat kemunculannya di layar lebar. 
Kita sambut ....
Pendatang baru terbaik ....
Stanley ...!


Stanley tersenyum senang, bergegas naik ke panggung diiringi tepuk tangan meriah penonton. 


STANLEY 

(tersenyum menyapa penonton saat berada di podium, menerima pialanya)


MC

Silakan Stanley.


STANLEY 

(berbicara menggunakan mic)

Terima kasih.
Pertama-tama untuk Tuhan.
Benar-benar anugerah yang tidak pernah kubayangkan sebelumnya.

(jeda)

Lalu, mamaku. 
Terima kasih sudah mau mendukung.


Bu Hera yang duduk di kursi penonton tersenyum haru melihat Stanley. 


STANLEY

Lalu ....
Untuk orang yang pertama kali percaya bahwa aku bisa melakukannya. 

(jeda)

Dana. 

(lalu menghela napas)

Dia yang membawaku ke channel YouTube-nya. 
Sungguh. Terima kasih banyak. 
Dan selamat untuk pernikahanmu. 

(tersenyum)


Penonton ikut tersenyum. 


STANLEY 

Untuk itu, aku akan mengirim banyak sekali bunga marigold.

(jeda)

Karna aku sangat patah hati. 


Penonton terkejut. Beberapa berseru "O ..."


Stanley tertawa. Sebagian penonton ikut tertawa. Yang lainnya masih bersimpati. 


STANLEY

Tn. Carver bilang suka jokes ku.


MC

Aku juga. 


Penonton tertawa.


Stanley tersenyum melihat MC sebentar. 


CUT TO : 


Dana terenyak melihat Stanley dari acara Live lewat ponselnya. 


STANLEY

Dan untuk Tn. Carver, Tn. Iven dan semua kru, pemain film ini. 
Terima kasih. 
Juga kalian semua,
Yang sudah menonton Soulmate.

(jeda)

Tanpa kalian kami tidak akan ada di sini. 
Terima kasih sudah mengikuti ceritanya. 
Dan aku berharap,
Bisa berjumpa lagi lain waktu. 
Terima kasih pialanya. 

(mengangkat piala sebentar, lalu menuruni podium, tersenyum pada MC dan penonton)


CUT BACK TO : 


JUNE

(melihat penampilan Stanley dari sisi Dana)

Apa dia bener-bener suka sama lo? 


DANA

Mungkin cuma kagum, June. 


JUNE

Gue bener-bener cemburu.


DANA

(lalu melihat June)

Padahal lo yang ada di sini. 


JUNE

Yeah. 
Ayo lihat bintang di luar!

(lalu melihat keluar jendela)

Langitnya cerah. 


Tidak ada jawaban dari Dana.


June menoleh, melihat Dana kembali pada laptop. 


JUNE

Masih aja kerja. 


DANA

Nggak. 

(menutup laptopnya)

Gue masih kepikiran tentang ayah. 
Kenapa masih nggak bisa akur sama ibu. 


JUNE

Kenyataannya ibu udah nikah lagi, kan?
Dan ayah masih mau datang di saat terpenting buat lo.


DANA

(tersenyum)

Ya. Pernikahan kita. 

(melihat foto pernikahannya yang terpasang di dinding)


POV DANA : Foto pernikahan Dana dan June


DANA

Gue juga kagum sama ayah.
Kalau bukan karena dia, 
Gue nggak akan tau novel sebagus ini. 

(mengambil novel Dan Brown dari meja)


June lalu duduk lagi. 


DANA

(melihat novelnya)

Sebelum gue baca novel ini. 
Gue ngelihat masa lalu penuh dengan kebohongan. 


June mengerti. 


DANA

Tentang identitas gue yang sebenernya. 

(jeda)

Tapi sekarang ....
Semuanya lebih seperti misteri. 

(lalu melihat June)

Bahkan setelah satu misteri terpecahkan. 
Dan Brown selalu kasih misteri lainnya. 


JUNE

(tersenyum)

Itu yang buat hidup jadi nggak membosankan. 


Dana tersenyum. 


CUT TO : 


91. EXT. LOKASI SYUTING - SIANG

Bu Kamila sedang bermeditasi, mengambil napas panjang, lalu mengembuskannya perlahan. 


SUTRADARA 

CUT!!


Bu Kamila membuka mata, melihat sutradara. 


SUTRADARA

Bagus.
Persiapan scene selanjutnya. 


Kru mulai bergerak. Bu Kamila dan tallent lainnya keluar frame.


BU KAMILA

Scene-ku masih ada lagi?

(bertanya pada sutradara)


SUTRADARA

Nggak. Sampai nanti sore. 


BU KAMILA 

Oke. 


Pak Malik memberikan sebotol minuman pada Bu Kamila. 


BU KAMILA 

Kamu nggak lihat berapa kali scene minum air putih diulang? 


PAK MALIK

(tertawa)

Tapi kan ini Juice. 


Bu Kamila menerima minuman itu, lalu berjalan bersama Pak Malik.


PAK MALIK.

Tapi berkat kegiatan akhir-akhir ini, kamu jadi lebih bahagia. 


BU KAMILA

Ya. 

(tersenyum)

Dana tau cara terbaik mengorbitkan orang lain. 

(lalu melihat Pak Malik)

Apa nggak sebaiknya dia buat agency? 


PAK MALIK

(tersentak)

Ide bagus. 
Tapi dia pasti nggak terlalu suka. 


BU KAMILA

(mengerti)

Iya juga. 
Seni jauh berseberangan dengan bisnis. 
Satu mengejar inspirasi. 
Satu lagi mengejar uang. 


PAK MALIK

Tapi dalam bisnis yang sukses pun sebenarnya yang terpenting bukan uang. 


Bu Kamila kembali melihat Pak Malik.


PAK MALIK

Uang hanya sarana untuk melancarkan proses itu sendiri. 

(melihat Bu Kamila sebentar)

Kalau bisnismu retail maka tujuan utamamu seharusnya bukan uang.
Tapi kepuasan pelanggan. 
Karena itu yang membuat bisnis itu sendiri bertahan. 

(jeda)

Begitu juga Entertainment. 


BU KAMILA

Penonton?


Pak Malik menoleh melihat Bu Kamila. 


BU KAMILA

Tujuannya memberikan hiburan yang layak untuk ditonton. 

(tersenyum)


SFX : Denting ponsel Bu Kamila.


Pak Malik melihat ponsel yang berdenting di tangannya. 


PAK MALIK

Ada pesan.

(memberikan ponsel pada Bu Kamila)


Bu Kamila menerima ponsel, lalu melihatnya. 


BCU : Layar ponsel Bu Kamila : Pesan dari DANA (V.O)

Mama ....


Foto Dana dan June di depan Observatorium berlatar langit malam yang penuh bintang.


BU KAMILA

(terharu melihat foto itu)

Anakku ....


POV BU KAMILA : Pesan masuk di ponselnya : Foto Evan dan Airish di kebun kopi.


PAK MALIK

(ikut melihat)

Itu Evan sama istrinya?


BU KAMILA 

Ya. Mereka lagi liburan.


Pak Malik tersenyum. 


BCU : Layar ponsel Bu Kamila : 

Pesan gambar baru dari Dana : 


Foto Dana, June, Evan dan Airish. 


Foto Dana dan Evan


ON SCREEN : TAMAT


FADE TO BLACK :


ON SCREEN : SOULMATE

Pesan masuk dari Dana : 

Foto-foto para pemain Soulmate yang muncul bergantian.




Thanks For Reading :)

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar