Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
SOULMATE
Suka
Favorit
Bagikan
4. Episode 2 Part 1

Opening Song : Perfect - Simple Plan


SOULMATE


Episode 2


FADE IN :


AIRISH

Minggir lo!

(kesal, melihat Evan)


Evan menahan amarahnya.


AIRISH

Heh, liat gue!

(berseru pada Dana)


Orang-orang yang sedang makan, kini menoleh melihat Airish.


Dana bermaksud pergi, tapi Evan menahan tangannya.


EVAN

(kembali melihat Airish)

Lo bisa nggak sopan dikit?


AIRISH

Chh!

(tersenyum mengejek, melihat Evan)


EVAN

Pecundang.


Dana tersentak melihat Evan, lalu Airish.


AIRISH

(terperangah)

Apa? Lo bilang apa barusan?!


DIVA

(menahan Airish)

Rish, please ....
Kalo lo mau ribut bukan di sini tempatnya.


Airish tidak memedulikan Diva, masih kesal menatap Evan.


Evan meraih tangan Dana, melangkah pergi bersamanya. Airish bermaksud mengejarnya.


Diva menahan tangan Airish.


AIRISH

Apaan sih lo, Div!


DIVA

Malu tau dilihatin orang!

(kesal, melihat Airish)


Airish melihat Dana dan Evan keluar dari restoran. Dia bergegas menyusulnya.


Diva yang tidak habis pikir, segera mengejar langkah Airish.


CUT TO :


1. EXT. DEPAN RESTORAN - SIANG


AIRISH

Gara-gara lo Kak Raynard pergi!


Dana tersentak, menghentikan langkah, melihat Airish. Evan ikut berhenti.


AIRISH

Dia pindah sekolah.
Dia nggak pernah seburuk itu.


Dana terenyak memikirkannya.


AIRISH

Cuma karna cewek macam lo!

(menghampiri Dana)


EVAN

(mendorong Airish)

Kalo lo berani nyakitin Dana.
Gue bakal bales.
Nggak peduli lo cewek.


AIRISH

Oh ya??
Kita liat aja!
Lagian ... lo pikir dulu kalo mau belain orang.

(melihat Dana dengan pandangan merendahkan)

Yang lo belain itu pengkhianat! 

(kembali menatap Evan)


EVAN

Makasih sarannya.

(menggandeng tangan Dana, lalu pergi)


Dana masih terenyak, menuju motor Evan.


Airish kesal.


SFX : Suara jepretan dari kamera ponsel Diva.


Airish lalu melihat Diva.

Diva baru saja memotret Dana dan Evan.


DIVA

(melihat Airish)

Mana yang lebih berguna?


Airish meraih ponsel Diva, melihatnya.


BCU : Layar ponsel Diva : Foto Evan sedang menggandeng Dana.


DIVA

Lo bilang aja Dana udah punya pacar.

(tersenyum sinis)


Airish melihat Evan membonceng Dana pergi dengan motornya. 


CUT TO :


2. EXT. TAMAN - SIANG

Dana dan Evan duduk di bangku taman.


Dana menangis tersedu.


EVAN

(menghapus air mata Dana)

Udah, jangan nangis ....


DANA

(mengusap air mata)

Kenapa dia ikut pindah sih?
Dia kan udah kelas tiga.


Evan terenyak melihat Dana.


DANA

Gue pikir dia lakuin hal yang lebih baik, Karena dia selalu nasihatin gue.


EVAN

Jadi, lo beneran suka sama dia?

(kecewa)


DANA

Gue cuma nggak suka jadi penyebab masalah buat orang lain.


Dana mengalihkan pandangan.


EVAN

(kembali melihat Dana)

Sekarang, lo nggak boleh sedih lagi.
Gue nggak bakal biarin seorang pun nyakitin lo.


Dana lalu melihat Evan.  


EVAN

Hhh! Gue laper.

(mengalihkan pandangan)

Jangan kira gue lupa lo mau traktir gue.


DANA

(tidak habis pikir, lalu tersenyum)

Nggak lah. Gue jupa laper.


Evan tersenyum, mengambil helm, memakaikannya pada Dana.


Dana terenyak. 


Evan memakai helm nya sendiri, lalu naik ke motor. Dana naik di boncengannya.


Evan melajukan motornya pergi.


CUT TO :


3. EXT. FOOD COURT - SORE

Dana melihat Evan makan.


EVAN

(lalu melihat Dana)

Katanya laper?


DANA

(lalu mulai makan)

Apa yang lo suka dari gue?


EVAN

Emm ....

(tersentak, melihat Dana)

Lo masih inget aja.


DANA

(tersentak melihat Evan)

Emang lo udah lupa?


EVAN

(tersenyum, lalu minum)

Nggak lah. 

(lalu melihat Dana)


Dana melanjutkan makan.


EVAN 

Kenapa emangnya?
Lo juga suka sama gue?


DANA

(tersentak)

Iya. 

(melanjutkan makan)


EVAN

(tersentak melihat Dana)

Iya??


DANA

(berusaha santai melihat Evan)

Iya. 


Evan tersenyum, melanjutkan makan.


Dana kembali melihat Evan.


CUT TO :


4. EXT. DEPAN RUMAH DANA - SORE

Dana turun dari motor, lalu memberikan helm pada Evan.


DANA

Thanks ya.


EVAN

Gue yang makasih.

(lalu melihat Dana)

Yang tadi itu ....
Boleh gue anggap jawaban?


DANA

Jawaban apa?


EVAN

(terenyak)

Lo udah lupa?


DANA

Jawaban apa?


EVAN

Lo mau kan jadi cewek gue?


Dana lalu tersenyum.


CUT TO :


5. INT. RUMAH DANA. KAMAR DANA - SORE

Dana duduk, menulis buku diary.


DANA (V.O) :

Padahal, baru beberapa hari ketemu ....
Tapi gue ngerasa udah lama kenal dia.
Bahkan sejak hari pertama.
Gue nggak nyangka dia bakal bilang, kalo dia nggak pernah senyaman ini sama orang lain sebelumnya.
Andai dia tahu waktu itu ....
Gue juga ngerasain hal yang sama.

(tersenyum, lalu meletakkan pulpen)


CUT TO :


6. INT. SEKOLAH DANA. RUANG AULA - SIANG

Tiara memutar lagu American Boy - Estelle di ponselnya, lalu mulai bernyanyi menggunakan tangan sebagai mic.


CUT TO :


Evan membuka pintu aula, melihat tidak ada siapapun di sana, lalu menutupnya lagi dari luar. Tak lama kemudian, dia kembali membukanya, melihat ke panggung yang tertutup tirai.


CUT TO :


Tiara masih bernyanyi sambil sesekali menari.


INSERT :

Evan mengintip Tiara dari balik tirai. Dia lalu tersenyum.


JUPITER

(baru datang)

Heh,
Ngapain lo, Van?


Evan tersentak melihat Jupiter, menyuruhnya untuk diam.


Jupiter yang penasaran, bergegas menghampiri Evan. Dia hampir tertawa melihat Tiara menyanyi sambil sesekali menari.


Sementara Tiara terus bernyanyi, menyelesaikan lagunya dengan ceria. Dia lalu tersentak saat melihat Jupiter dan Evan.


TIARA 

(gugup)

Sejak kapan kalian di situ?


JUPITER

Lumayan bagus. 

(bersedekap, lalu melangkah pergi)


Tiara lalu melihat Evan yang tersenyum. Dia ikut tersenyum senang.


CUT TO :


TIARA

Mana Dana?


EVAN

Masih di kelas.
Bentar lagi juga ke sini.


TIARA

Oh ....

(mengangguk)


CUT TO :


7. INT. SEKOLAH DANA. KELAS DANA - SIANG

Dana mengemasi peralatan menulisnya.


RISA

Kenapa bukan lo aja?
Sayang banget, kan?
Suara lo bagus.


DANA

Gue nggak pengen aja ikut.


AYU

Lo ini bicara apa,

(lalu duduk di meja)

Kalau Dana mau, dia bisa bikin album sekarang juga.
Iya nggak, Dan?


DANA

(tertawa)

Lo belum tau bokap gue gimana.
Kalau soal musik, mikirnya bisa berbulan-bulan.


AYU

Tapi kan lo anaknya ....


RISA

(lalu melihat Ayu)

Gue sering denger cerita,
Kalo orang kaya itu justru seneng lihat anaknya belajar dari penderitaan dulu.


AYU

(tersentak)

Emang iya, Dan?


DANA

Mungkin maksud lo perjuangan.

(tersenyum, memakai tasnya)

Gue mau lihat temen-temen latihan.
Kalian mau ikut nggak?


AYU

(turun dari meja)

Temen-temen apa Evan?


Dana tersentak.


RISA

(tertawa)

Evan lah.


AYU

Kenapa lo nggak jadian aja sama Evan?


DANA

(tersenyum)

Kita udah jadian kok.


AYU

Oh ....

(lalu tersentak melihat Dana)

Apa?


CUT TO :


8. EXT. SEKOLAH DANA - SIANG

Dana berjalan sendirian.


DANA (V.O)

Gue jadi kangen sama Papa.
Ntar aja deh gue telfon.

(mengalihkan pandangan pada murid-murid yang sedang bermain bola di lapangan)


SFX : Dering ponsel Dana.


Dana menghentikan langkah, mengambil ponsel, lalu menjawab panggilan itu.


DANA

Halo ....

(lalu tersentak, masih tidak bisa memercayai kabar yang didapatkannya)


CUT TO :


9. EXT. DEPAN GERBANG SEKOLAH DANA - SIANG

Dana bergegas keluar dari area sekolah, lalu masuk ke dalam mobilnya.


LONG SHOT : Mobil Dana melaju meninggalkan sekolah.


CUT TO :


10. INT. SEKOLAH DANA. RUANG AULA - SIANG

Evan dan teman-temannya sedang latihan band.


CUT TO :


Evan khawatir karena Dana belum juga datang. Dia melihat ponselnya, lalu memikirkan sesuatu.


CUT TO :


11. EXT. SEKOLAH DANA. DEPAN KELAS DANA - SIANG

Evan tersentak melihat kelas Dana sudah kosong. Dia lalu menelpon Dana, tapi tidak juga dijawab.


CUT TO :


12. EXT. JALAN RAYA - SIANG

Evan melajukan motornya.


CUT TO :


13. EXT. DEPAN RUMAH DANA - SIANG

Evan turun dari motor. Dia tersentak melihat banyak mobil di sekitar rumah Dana. Beberapa adalah mobil milik media.


Beberapa wartawan dan kameramen duduk menunggu di sisi jalan.


EVAN

(bergegas menghampiri satpam rumah Dana)

Permisi, Pak.


Satpam melihat Evan, lalu menghampirinya.


EVAN

Dana ada di rumah?


SATPAM

Ada. Tapi untuk saat ini, selain keluarga tidak diizinkan masuk.


EVAN

(tersentak)

Memangnya ada apa, Pak?
Kok banyak wartawan?


SATPAM

Pak Cicero meninggal dunia.


EVAN

(tersentak lagi)

Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un.

(lalu terenyak, memikirkannya)


CUT TO :


14. INT. RUMAH DANA - SIANG.

Dana dengan sedih memeluk Bu Kamila yang sedang menangis. Seluruh keluarga sedang berduka.


CUT TO :


15. INT. RUMAH DANA - MALAM

Dana duduk di tempat tidur, meraih tas, lalu mengambil ponsel. Dia tersentak saat melihat beberapa panggilan tak terjawab dari Evan.


Dana lalu menelfon Evan.


INTERCUT WITH EVAN :


16. INT. RUMAH EVAN. KAMAR EVAN - MALAM


EVAN

(menjawab panggilan Dana)

Dana, kenapa nggak ngasih tau gue?


DANA

Sorry,
Gue bener-bener shock tadi.


EVAN

Lo yang tabah ya.
Ikhlasin, biar bokap lo tenang di sana.


Dana menghapus air mata yang mulai mengalir.


CUT TO :


17. EXT. TEMPAT PEMAKAMAN UMUM - PAGI

Dana dan keluarga menaburkan bunga di atas kuburan Pak Cicero. Bu Kamila masih tidak kuasa menahan tangis, sementara Evan berada di antara orang-orang dari kalangan teman dan saudara Pak Cicero.


CUT TO :


18. EXT. RUMAH DANA - SIANG

Dana dan Evan duduk di dekat kolam renang. 


DANA

Gue bener-bener nyesel.


Evan lalu melihat Dana.


DANA

Gue bahkan nge-reject telfon dari Papa waktu itu.

(terenyak, sedih)

Kalo aja gue langsung pulang.
Nggak-
Gue nggak akan kabur dari rumah.
Gue nggak bakal biarin Papa pergi.

(menangis)

Gue bener-bener jahat.


EVAN

Lo nggak boleh ngomong gitu.


DANA

Kenyataannya gue emang jahat, Van.
Gue bukan anak yang baik.


EVAN

(terenyak sedih, lalu menghapus air mata Dana)

Lebih baik lo banyak berdoa buat Papa.


Dana masih menangis.


EVAN

Ikhlasin semuanya.


Dana terenyak melihat Evan, lalu menghapus air matanya.


CUT TO :


19. INT. RUMAH DANA. KAMAR BU KAMILA - MALAM

Dana melihat mamanya duduk di tempat tidur sambil memandangi sebuah foto. Dia lalu duduk di sampingnya, ikut melihat foto.


BCU : Foto Bu Kamila dengan Pak Cicero.


BU KAMILA

(melihat Dana sebentar)

Bahkan Papamu lebih memilih Inggris jadi tempat terakhirnya.
Papamu lebih mencintai bola daripada Mama ....


DANA

Mama nggak boleh bilang gitu.


BU KAMILA

Tapi ada yang lebih dicintainya,
Itu kamu.


Dana terenyak, sedih.


BU KAMILA

Papamu nggak suka kalau mama marahin kamu.
Selalu anaknya yang nomor satu.


Dana teringat sesuatu. 


DISSOLVE TO FLASHBACK :


20. INT. RUMAH DANA - SIANG

Dana kecil duduk di depan meja rias mamanya, sedang memakai make up. Wajahnya belepotan.


Pak Cicero masuk ke dalam kamar, lalu tersentak melihat lipstik yang patah.


BU KAMILA (O.S)

Dana!!


Pak Cicero menoleh ke luar kamar, lalu segera membereskan kekacauan yang dibuat Dana.


Tak lama kemudian, Bu Kamila datang.


BU KAMILA

Waktunya makan siang, Sayang.


PAK CICERO

Iya, sebentar, Ma.

(menggendong Dana ke luar kamar, menyembunyikan wajahnya dari Bu Kamila)


BU KAMILA

Kenapa?
Dia nangis lagi?


CUT TO :


21. INT. RUMAH DANA. KAMAR MANDI - SIANG

Pak Cicero mencuci muka Dana.


PAK CICERO

Jangan pakai make up mama kamu, Dana.
Nanti Mama marah.

(mengeringkan wajah Dana dengan handuk)


DANA

Dana cuma main.


PAK CICERO

Itu bukan mainan anak kecil.


DANA

Chika juga main bedak-bedakan.

(masih bersikeras, cemberut melihat Pak Cicero)


PAK CICERO

Nanti Papa beliin bedak sendiri ya.
Jangan pakai punya mama.


Dana tersenyum senang, mengangguk.


FADE OUT & FADE IN :


Dana tersenyum sedih mengingatnya.


CUT TO :


22. INT. RUMAH KAKEK RAMA, TETANGGA EVAN - SIANG

Eka dan Kakek Rama sedang menonton TV. Nenek Alimah datang, ikut melihat TV.


BCU : LAYAR TV : Liputan tentang pemakaman Pak Cicero.


NENEK ALIMAH

Siapa yang meninggal?


KAKEK RAMA

(menoleh, melihat Nenek Alimah sebentar)

Artis.


Nenek Alimah kembali melihat TV, lalu tersentak.


BCU : LAYAR TV : Foto-foto Pak Cicero saat masih hidup.


NENEK ALIMAH

Kamu yakin dia artis??


EKA

Semua orang yang masuk TV ya dibilang artis sama kakek

(tersenyum geli, sambil mengupas sayuran)


KAKEK RAMA

Tapi itu memang artis!


Nenek Alimah terenyak memikirkannya.


CUT TO :


23. INT. RUMAH EVAN - SIANG

Nenek Alimah menutup pintu rumah dari dalam, lalu berjalan menuju ruang tamu, berhenti sejenak melihat Evan yang duduk di tempat tidur.


NENEK ALIMAH

Katanya kamu mau melayat?


EVAN

Udah, Nek.


Nenek Alimah melanjutkan langkah menuju kursi.


Evan menutup pintu kamar, lalu duduk di tempat tidur, bersandar pada dinding. Dia menghela napas panjang, memegangi dadanya.


EVAN

Kenapa rasanya sakit banget?

(terenyak memikirkannya)


CUT TO :


24. INT. RUMAH DANA. KAMAR DANA - SIANG

Dana duduk di tempat tidur sambil melihat video di ponselnya.


BCU : Video dari Pak Cicero saat masih di bandara.


Dana menangis terisak melihatnya.


CUT TO :


25. INT. RUMAH DANA - SIANG

Bu Kamila menjauh dari kerumunan orang untuk menjawab telfon.


BU KAMILA

Iya, benar.
Ini siapa ya?


INTERCUT WITH FEBYANA :


26. INT. RUMAH NUE - SIANG


BU FEBYANA

Febyana.


BU KAMILA

(tersentak)

Feby! Kamu tinggal di mana sekarang?


BU FEBYANA

Singapore.
Tapi besok aku pulang ke Indonesia


BU KAMILA

Singapore?


BU FEBYANA

Aku turut berduka atas meninggalnya suamimu.
Kalau boleh, lusa aku ke rumahmu.


BU KAMILA

Kamu ini ngomong apa.
Memangnya siapa yang mau melarang kamu?


BU FEBYANA

Nggak ada lagi sekarang.


BU KAMILA

(tersentak memikirkannya)

Tapi kamu sudah janji ....


BU FEBYANA

Aku cuma mau lihat dia.


Bu Kamila khawatir memikirkannya.


CUT TO :

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar