Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
SOULMATE
Suka
Favorit
Bagikan
20. Episode 7 Part 2

CUT TO : 


Evan bergegas mengemas ponsel dan headset ke dalam tas. 


ISAAC 

(heran melihatnya)

Kenapa?


EVAN

(melihat Isaac sebentar)

Sorry. Gue turun di halte depan. 


ISAAC

Heh?


CUT TO : 


Evan turun dari bus, lalu berpindah bus, menuju halte sebelumnya. 


CUT TO : 


22. EXT. HALTE 1 - MALAM

Evan mencari-cari Airish. 


POV EVAN : Airish masih duduk menunggu. 


Evan terenyak, lalu duduk di bangku, tak jauh dari tempat duduk Airish. Tapi Airish tidak memerhatikannya. 


EVAN (V.O)

(mulai ragu)

Apa cuma mirip aja?


SFX : Dering ponsel Airish. 


AIRISH

(menjawab telfon)

Halo. 
Gue udah hampir se-jam di sini. 


Evan tersentak. 


AIRISH 

(melihat ke arah bus yang datang)

Oke.

(lalu menutup telfon)


Evan terpaku melihat Airish. 


Bus berhenti. Satu per satu penumpangnya turun. 


Airish tersenyum, beranjak dari duduknya saat melihat Raynard turun dari bus. 


Raynard yang melihat sekeliling, akhirnya menemukan Airish, lalu menghampirinya. 


RAYNARD

(menghela napas lega melihat Airish)

Maaf, gue salah jalan tadi. 


AIRISH

(tidak habis pikir)

Dua tahun di Paris, lo masih nggak hafal jalan?
Apa terjadi sesuatu sama Raynard yang gue kenal?
Sekarang udah jadi anak rumahan?


Raynard hampir tertawa, mengalihkan pandangan ke arah Evan.

Evan segera memalingkan wajahnya. 


RAYNARD

(kembali melihat Airish)

Kalo lo tau rumah gue sekarang kayak apa. 
Gue yakin lo juga bakal jadi anak rumahan.

(mengulurkan tangan)


AIRISH

(melihat tangan Raynard sebentar)

Bahkan juga nggak romantis. 
Jadi gini cara lo menyambut calon istri?


RAYNARD

(tersenyum melihat Airish)

Jadi, lo beneran mau nikah sama gue?


Evan terenyak sedih mendengarnya. 


AIRISH

Lupain. 

(melangkah pergi sambil membawa kopernya)


RAYNARD

Hey!

(mengejar langkah Airish)


Evan melihat Raynard dan Airish pergi. 


Raynard menarik topi Airish sampai menutupi mata. 


Airish yang kesal, menghentikan langkah, membenarkan topi, melihat Raynard. 


Raynard menarik koper Airish, melangkah pergi. Airish mengikutinya. 


Evan merasa hampa melihatnya. 


CUT TO :


23. INT. GEDUNG/APARTEMEN EVAN - MALAM

Evan berjalan dengan sedih menuju apartemennya. Lalu saat akan membuka pintu apartemen, dia tersentak karena ibunya baru saja membukakan pintunya dari dalam. 


EVAN

(tersentak)

Ibu?


BU FEBYANA

Evan!

(tersenyum melihat Evan)

Surprise!

(lalu memeluk Evan)


Bu Febyana melepas pelukannya, melihat ekspresi Evan. 


BU FEBYANA

Kamu nggak suka ibu datang?


EVAN

(lalu melihat ibunya)

Ibu nggak suka surprise ibu berhasil?


BU FEBYANA 

(terenyak memikirkannya, lalu tertawa)

Jadi kamu sekaget itu?


CUT TO :


24. INT. APARTEMEN EVAN - MALAM

Evan, Bu Febyana dan June makan bersama. 


EVAN 

Untung ada June.
Kalau nggak, ibu bisa seharian di luar. 


BU FEBYANA

Itu namanya takdir. 
Ya kan, June. 

(melirik June)


June tersenyum melihat Bu Febyana, melanjutkan makan. 


BU FEBYANA

Ibu mau ke apartemen Dana,
Tapi dia bilang masih kuliah,
Trus ibu dikasih nomornya June. 


EVAN

Bu .... Kemaren ada yang ngelamar Dana. 


June tersedak, lalu menatap kesal Evan.


BU FEBYANA

(tersentak melihat June, lalu memberinya segelas air)

Pelan-pelan makannya. 


June tersenyum kecil, lalu minum. 


BU FEBYANA

(kembali melihat Evan)

Kamu bilang apa barusan?


EVAN

(tersenyum) 

Dana dilamar di depan menara Eiffel.


BU FEBYANA

Serius??
Kenapa dia nggak bilang ibu?


EVAN

Baru juga kemarin. 


BU FEBYANA

Dana mana pernah cerita apa-apa sama ibu? 

(lalu melihat Evan)

Kamu juga. 
Nggak pernah bilang dia mau pindah ke Prancis. 
Kalian berdua sama aja. 

(makan lagi, lalu meletakkan sendoknya saat teringat sesuatu)

Semua pasti udah diatur Kamila. 
Gimana bisa dia selicik itu. 


EVAN

Tante Kamila bakal balik ke Indonesia. 


BU FEBYANA

(tersentak melihat Evan)

Maksud kamu?


EVAN

(melanjutkan makan)

Bisnisnya bangkrut. 
Bahkan Tante ngejual rumah buat nutupin hutang bank. 


Bu Febyana tersentak masih tidak percaya. 


EVAN

Sekarang Dana mau pindah apartemen. 
Evan lagi bantu cariin juga. 


June lalu melihat Bu Febyana. 


BU FEBYANA 

Kamu serius?


Evan mengangguk. 


Bu Febyana terenyak sedih memikirkannya. 


CUT TO :


25. EXT. JALAN RAYA. MOBIL - SIANG

Establish - Jalanan Kota Paris


Dana dan Bu Kamila duduk di kursi belakang, sementara Pak Krisna duduk di samping sopir yang sedang melajukan mobilnya. 


SFX : Dering ponsel Dana. 


Dana melihat ponselnya. 


BCU : Layar ponsel Dana : Evan calling. 


Dana menolak panggilan itu, lalu segera mengirim pesan untuk Evan. 


DANA (V.O)

Gue otw ke bandara nganter mama. 


Tak lama kemudian, ada pesan balasan dari Evan. Dana melihatnya. 


EVAN (V.O)

Ntar mampir ke apart ya. 


DANA (V.O)

(membalas pesan Evan)

Gue ada interview kerja 


Dana lalu mengalihkan pandangan ke luar jendela. 


SFX : Denting ponsel Dana. 


Dana melihat balasan pesan dari Evan. 


EVAN (V.O)

Di mana? 


DANA (V.O)

Deket tempat kerja lo. 

(lalu mengalihkan pandangan)


CUT TO : 


26. INT. TOKO ROCHELLE - SORE

Dana sedang interview kerja. 


ROCHELLE (PEMILIK TOKO)

Di sini banyak pelanggan anak-anak.
Apa kau bisa bersikap ramah?


DANA

Tentu saja. 
Saya suka anak-anak. 


ROCHELLE 

Oke. 
Dana, mau buktikan itu besok?
Jujur, aku sangat senang mendengar kau dari sekolah seni. 
Semoga bisa memberikan warna baru untuk toko ini. 


DANA

Terima kasih banyak. 

(tersenyum melihat Rochelle)


CUT TO : 


27. EXT. JALANAN PARIS - SORE

Dana berjalan sembari mengeluarkan ponsel dari tas. 


BCU : Layar ponsel Dana : Pesan dari JUNE (V.O) : 

Mama lo dateng ....


DANA 

(tersentak)

Mama?

(lalu mengirim pesan balasan)


BCU : Layar ponsel Dana : Pesan dari JUNE (V.O)

Ibu. 


Dana terenyak. 


CUT TO :


28. INT. GALERY QUENTIN. KAMAR AIRISH - PAGI BUTA 

Airish bangun dari tempat tidurnya, lalu melihat jam dinding. 


BCU : Jam dinding menunjukkan pukul 5 pagi.


Airish lalu membuka tirai jendela. 


POV AIRISH : Langit masih gelap. 


Airish kembali melihat jam. 


CUT TO :


29. INT. GALERY QUENTIN. RUANG SANTAI - PAGI

Airish melihat ke sekeliling, masih sepi. 


QUENTIN

Bonjour!


Airish menoleh, melihat Quentin datang dari arah lain sambil membawa secangkir kopi dan sepiring baguette dengan mentega.


QUENTIN

(tersenyum melihat Airish sambil meletakkan sarapannya di meja)

Pacarmu masih belum bangun. 


AIRISH 

(tersenyum saja)

Ya. Dia tidur larut malam.


QUENTIN

Ngomong-ngomong, kalau ingin makan, 
Kau bisa mengambilnya di dapur, 
Apapun yang kau suka.

(lalu duduk, menambahkan gula ke dalam kopinya)

Kudengar kau barista?

(kembali melihat Airish)


Airish tersenyum saja. 


QUENTIN

Di dapur ada mesin Espresso. 


AIRISH 

Aku sudah melihatnya. 


QUENTIN

Tapi aku hanya punya satu jenis kopi di sini. 

(mengaduk kopinya)


Airish mengangguk, mengerti. 


QUENTIN

Ayo sarapan!


AIRISH 

(tersenyum melihat Quentin)

Boleh aku mencoba mesin Espresso?


RAYNARD 

Buatkan satu untukku juga!


Airish tersentak melihat Raynard yang baru bangun. 


RAYNARD

(melihat Airish)

Honey?


Airish mengalihkan pandangan sebentar, hampir tertawa. 


Raynard tersenyum saja melihatnya. 


CUT TO : 


30. INT. TOKO ROCHELLE - PAGI

Rochelle mengajari Dana cara menata kue di etalase. Dia senang karena Dana melakukannya dengan baik, lalu menyerahkan pengawasan pada Joey, salah satu karyawannya. 


Dana sesekali bertanya pada Joey. 


Joey tampak cuek saat mengajarinya. 


Ada seorang anak membeli permen. Dana melayaninya dengan baik. 


Joey tidak berkomentar melihatnya, lalu melanjutkan pekerjaan.


CUT TO : 


31. EXT. DEPAN TOKO ROCHELLE/JALANAN - PAGI

Dana membersihkan kaca depan toko, melihat ke toko sebelah dan tersentak saat melihat Evan sedang memerhatikannya dari restoran. 


DANA

Evan!


Evan tersenyum melihat Dana, lalu masuk ke dalam restoran. 


Dana tidak habis pikir, melanjutkan membersihkan kaca, lalu tersenyum. 


Di belakang Dana, Raynard dan Airish berjalan bersama. 


RAYNARD 

Sebenernya, gue nggak nyangka kita bisa sejauh ini. 

(menunduk melihat jalan)


Dana tersentak, menoleh ke belakang, tapi Raynard dan Airish sudah berlalu. 


JOEY

Dana!


DANA

Ya. 

(bergegas masuk ke dalam toko)


AIRISH

(tersenyum melihat jalanan di depan)

Pasti bukan gue yang lo harapkan ada di posisi ini?


RAYNARD 

(tersentak menghentikan langkah, melihat Airish)

Gue harus gimana biar lo percaya?


Airish ikut berhenti, melihat Raynard. 


RAYNARD

Gue serius sama lo.


Airish mengalihkan pandangan, melanjutkan langkah. 


Raynard tersentak melihat Airish pergi. 


CUT TO :


32. EXT. JALANAN - PAGI

Airish lalu melihat ke belakang dan tidak menemukan Raynard di mana pun. Dia agak cemas, lalu menghela napas lega saat melihat Raynard ada di satu sudut jalan. 


POV AIRISH : Raynard memberikan sejumlah uang pada seorang pemuda. 

Pemuda itu menerimanya. 

Raynard berterima kasih sambil menepuk pundaknya. 


Airish heran melihatnya. 

Pemuda itu memberikan pylox itu untuk membuat grafitti. 


Airish terenyak melihat tulisan pada dinding. 


BCU : Grafitti bertuliskan "Airish. Will You Marry Me?"


PEMUDA 

A .... Dia orangnya?

(sembari menunjuk Airish)


Raynard tersenyum saja, menambahkan menggambar. 


BCU : Gambar Raynard semakin jelas. Dengan paduan warna yang mengesankan. 


Terdengar suara tepukan tangan dari pemuda itu, lalu bertambah meriah. Raynard terkejut saat melihat di sekitarnya sudah banyak orang yang merekam momen itu dengan ponsel. 


ORANG I 

Romantis sekali!


Wajah Raynard memerah, lalu melihat Airish yang terpaku menatapnya. 


Raynard lalu memberikan pyloxnya pada Airish. 


Beberapa kamera ponsel kini tertuju pada Airish.


Airish tersenyum menerimanya, lalu menuliskan "Yes, I will."  


Penonton bertepuk tangan, ikut bahagia. 


Raynard lalu memeluk Airish.


RAYNARD

Kenapa bisa serame ini? 
Gue bahkan nggak bawa cincin.


Airish tertawa sembari melepaskan pelukan Raynard.


Pemuda itu tersenyum melihatnya. 


CUT TO : 


33. INT. TOKO TEMPAT DANA BEKERJA - PAGI 


FIA

Bonjour!

(baru datang, tersenyum menyapa Joey)


JOEY 

Bonjour!
Enak sekali jadi admin ....
Datang saat semua sudah siap. 


FIA

(tersenyum, lalu melihat Dana)

Ini pasti anak barunya. 
Kenalkan, Aku Fia. 
Sophia.


DANA

Dana.
Senang bertemu denganmu. 

(tersenyum menjabat tangan Fia)


FIA

Ya. Aku juga. 
Pagi yang menyenangkan. 

(meletakkan tas, lalu menyenggol Joey)

Ada yang melamar menggunakan grafitti di jalan depan. 
Dia romantis sekali. 

(menunjukkan video di ponselnya pada Joey)


Dana melihatnya sekilas, lalu tersentak, kembali melihat video Fia. 


FIA

Cowoknya keren. 


JOEY 

(hampir tertawa)

Kau masih saja begitu. 


FIA

Biar. 

(lalu melihat Dana yang terpaku pada videonya)

Kau mau lihat juga?


DANA

Boleh aku melihatnya?


Joey tersentak melihat Dana.


FIA

(memutar ulang videonya untuk Dana)

Romantis sekali, kan?


BCU : Video Raynard berpelukan dengan Airish. 


Dana terenyak melihatnya. 


JOEY 

Kau tidak dibayar untuk bermalas-malasan. 

(menyindir Dana)


Dana tersentak melihat Joey. 


FIA

(tidak habis pikir melihat Joey)

Apa-apaan. Jangan menakuti anak baru. 


JOEY

(tidak suka melihat Dana, lalu Fia)

Aku sedang berbicara padamu. 

(lalu melangkah pergi)


FIA

Jangan diambil hati.

(tersenyum, lalu melihat Dana)

Semoga harimu menyenangkan. 


Dana melihat Fia pergi, lalu terfikir sesuatu. 


CUT TO :


34. EXT. JALANAN - SORE

Dana terenyak melihat grafitti buatan Raynard. 


CUT TO : 


35. EXT. TAMAN - SORE

Dana duduk sendirian, sesekali beberapa merpati menghampirinya. 


Evan datang, memberi Dana es krim. Dana tersentak melihatnya.


EVAN 

Kita belum ngerayain pekerjaan pertama lo. 


DANA

(menerima es krim)

Makasih. 


EVAN

(lalu duduk di samping Dana, sambil makan es krim)

Biasanya gue juga ke sini. 

(melihat suasana sekitar)

Tenang rasanya. 


DANA

(mengalihkan pandangan, mulai makan es krim)

Tadi gue lihat Kak Raynard. 


Evan tersentak melihat Dana. 


Dana menunjukkan video YouTube di ponselnya pada Evan. 


EVAN 

(melihat video itu)

Dia ngelamar Airish?


DANA

(tersentak melihat Evan)

Dari mana lo tau?
Lo udah lihat videonya?


EVAN

Gue lihat sendiri. 


Dana terenyak melihat Evan. 


EVAN 

Di halte, kemarin.

(jeda)

Orang yang gue cari selama ini ....
Ternyata beneran ninggalin gue. 

(lalu melihat Dana)


Dana masih terenyak. 


CUT TO : 


36. EXT. JALANAN - SORE 

Dana dan Evan berjalan bersama. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. 


LONG SHOT : Dana dan Evan berjalan - Suasana kota di sore hari.


CUT TO : 


37. INT. APARTEMEN EVAN - MALAM

Dana, Evan, Bu Febyana dan June makan malam bersama. 


Dana dan Evan masih terlihat sedih. 


BU FEBYANA

Jadi mama kamu udah bilang?


DANA

Iya, Bu. 


BU FEBYANA

Giliran udah gini aja bilang.

(bergumam, melanjutkan makan)


Dana tersentak, melihat Bu Febyana. 


BU FEBYANA

Memang ya orang kalo nggak jatuh, 
Susah buat terus terang. 


Dana makan lagi. 


EVAN

(lalu melihat Dana)

Tapi mama sekarang baik-baik aja, kan?


DANA

(lalu melihat Evan)

Hmm ....


BU FEBYANA 

Kata Evan kamu dilamar?


Dana dan June tersentak. 


BU FEBYANA

Kenapa nggak cerita?
Kamu bahkan nggak pernah ngenalin dia sama ibu.


DANA

Ibu udah kenal. 


Bu Febyana tersentak, heran melihat Dana yang kini melihat June.


BU FEBYANA

(lalu melihat June sebentar)

Jangan bilang ....


June tersenyum, meletakkan sendoknya. 


BU FEBYANA 

(kembali melihat June, hampir tertawa)

Astaga. Kalian!

(menatap kesal Evan)


EVAN 

(tertawa kecil melihat ibunya, lalu June)

Bukan gue yang bilang. 


Bu Febyana lalu melihat Dana. 


DANA

June.

(tersenyum melihat Bu Febyana) 


Bu Febyana tersenyum, tidak habis pikir, kembali melihat June. 


JUNE

(tersenyum masam melihat Bu Febyana)

Maaf, Tante. 
Saya bingung harus mulai dari mana. 


BU FEBYANA

(tertawa sebentar)

Tante bersyukur kamu orangnya. 


June tersenyum lalu melihat Dana yang berubah sedih. 


CUT TO : 


38. INT. APARTEMEN BARU DANA - PAGI


EVAN

Dengan harga segitu udah lumayan kalau dapat yang sebesar ini. 

(menarik kardus besar ke satu sisi)


June melihat sekeliling.


POV JUNE : Ruangan yang masih kosong. Hanya ada beberapa barang dalam kardus yang ada di dekat pintu masuk. 


EVAN

Tapi enaknya nggak jauh dari kampusnya.
Tinggal jalan kaki sepuluh menit. 

(lalu melihat June)

Kalo dari tempat gue, Dana masih harus naik bus. 


June mengerti, lalu memotret ruangan.


CUT TO : 


39. INT. KANTIN UNIVERSITAS - SIANG

Sabrina sedang membawa makan siangnya menuju meja Dana, lalu duduk. 


SABRINA

Kapan kau akan pindah?


DANA

Hari ini. 
Sekarang Evan di apartemen baru, membantuku.
Dia libur.

(lalu melihat Sabrinna)

Dan aku sekarang malah di sini. 


SABRINA

(tersenyum)

Pasti enak punya kembaran. 


DANA

Ya. Dia bahkan datang sebelum aku memintanya. 

(mengalihkan pandangan)


SABRINNA

Benarkah?

(memikirkannya)


DANA

Hmm ....
Kadang begitu. 


SABRINNA

(lalu teringat sesuatu)

Ohiya. 
Masih mencari pekerjaan paruh waktu?


DANA

Aku?
Sudah dapat. 


SABRINA 

(tersentak)

Di mana? 


DANA

Toko. Di dekat tempat kerja Evan. 


SABRINA

Kenapa kau tidak mencari kerja di Production House atau yang lain?


DANA

(lalu melihat Sabrina)

Memangnya bisa?


SABRINA 

(mengangkat bahu)

Siapa tau?
Kau bisa tanyakan dosen kita. 
Di tempat seperti itu, 
Apa kau bisa bekerja dengan nyaman?


DANA

Kupikir orang tetap harus bekerja sekalipun tidak nyaman. 


SABRINA

(menghela napas melihat Dana)

Jadi kau tidak nyaman?


Dana tersentak melihat Sabrina. 


CUT TO : 


40. INT. TOKO ROCHELLE - SORE

Dana sedang bekerja melayani pembeli yang datang menyerbu. Dia terlihat sedikit bingung sambil sesekali mematuhi perintah Joey. 


PEMBELI I

Maaf. Kau belum memberiku kembalian. 


DANA 

Ah iya. Sebentar. 

(mengambil uang kembalian dari kasir, lalu memberikannya pada pembeli) 


PEMBELI 

(menerima uang itu)

Bukannya €20? 


Joey melihat pembeli, lalu Dana. 


DANA

Oh. Maaf. 
Ini. 

(memberikan tambahan uang)


PEMBELI 

Lain kali bungkus makanannya dengan rapi. 


FIA

Maaf. Dia baru di sini. 


PEMBELI 

(lalu melihat Fia)

Apa pembeli peduli dengan itu?

(lalu pergi)


FIA

(menghela napas, lalu melihat Dana)

Lupakan saja. Tidak semua pembeli membuat harimu menyenangkan.


Dana merasa bersalah. 


JOEY

Dia bisa membuat pelanggan kita kabur. 

(sambil bekerja)


CUT TO : 


41. INT. TOKO ROCHELLE. RUANG KARYAWAN - MALAM

Dana sedang makan.


JOEY

Makan yang banyak. 


Dana lalu melihat Joey. 


JOEY

Caramu bekerja seperti orang kelaparan.  


Dana menggenggam sendoknya kesal, mengalihkan pandangan sebentar. 


JOEY

(memakai apron)

Jangan pikir karena Bu Rochelle menyukai backgroundmu, kau bisa bekerja seenaknya di sini. 

(lalu melihat Dana)

Serius sedikit. 


Dana tidak memedulikan Joey.


Joey melangkah pergi. 


Dana melanjutkan makan. 


CUT TO : 


42. INT. TOKO ROCHELLE - MALAM

Dana menghafal nama-nama barang. 


JOEY

Apa kau yang men-display-nya?


Dana melihat Joey, lalu etalase makanan. 


JOEY

(mengambil kue)

Yang satu ini khusus weekend. 
Kenapa kau menaruhnya di sini?!


DANA

Maaf, kupikir sama seperti kemarin.


JOEY

(kesal menatap Dana)

Di mana kau mengambilnya?
Mereka akan melemparimu kalau tau ini sudah tidak bisa dimakan lagi.


FIA

(keluar dari dapur, menghampiri Joey dan Dana)

Joey. 
Tidak bisa lebih keras lagi kau bicara?


JOEY

Ini akibatnya kalau Rochelle mempekerjakan seniman.
Apa dia akan membuat opera sabun di sini?
Benar-benar payah!

(menggebrak pintu dapur)


Fia melihat Joey pergi, lalu Dana. 


FIA

(menghampiri Dana)

Kau baik-baik saja?


Dana mengalihkan pandangan, matanya berkaca-kaca. 


FIA

Astaga. Joey memang gila. 


DANA 

Aku yang salah. 


Fia merasa sedih melihat Dana. 


JUMP CUT TO :


Dana membereskan etalase. Bersiap menutup toko. 


Tiba-tiba saja ada yang meletakkan amplop di atas etalase. 


Dana lalu melihat Joey. 


JOEY

Rochelle terlalu sedih untuk menemuimu.
Dia bilang semoga cukup untuk mencari pekerjaan baru.


Dana lalu melihat amplop berisi uang di meja. 


CUT TO : 


43. EXT. JALANAN - MALAM

Dana dan Fia berjalan bersama. 


DANA

(menghentikan langkah, menunjuk satu arah)

Bukankah kau seharusnya ke sana?


FIA

(ikut berhenti, melihat Dana)

Boleh aku mengantarmu pulang?


DANA

Tidak perlu. 


FIA

(meneteskan air mata, lalu mengusapnya)

Kau tau. 
Joey selalu seperti itu. 
Dia temperamen. 
Jadi jangan diambil hati semua kata-katanya tentangmu. 
Lagipula, kau terlalu baik untuk jadi temannya.


DANA

(tersenyum)

Kau bahkan baru mengenalku. 


FIA

Tapi aku bisa melihatnya. 
Kita akan tetap berteman, kan?


Dana tersenyum mengangguk. 


Fia memeluk Dana dengan sedih. 


CUT TO : 


44. EXT. JALAN RAYA. BUS - MALAM

Dana menyandarkan kepala di jendela. 

Perlahan, air matanya mengalir di pipi. 


ANAK KECIL

Ibu lihat dia menangis!

(menarik tangan ibunya).


Dana tersentak melihat anak itu, lalu mengusap air matanya. 


IBU 

Hey. Sudah. 


DANA

(tersenyum melihat anak itu, lalu mengeluarkan lolipop dari tasnya)

Kau mau permen?

(memberikan lolipop pada anak itu)


ANAK KECIL 

Kau yang seharusnya makan permen. 


Dana tersentak. 


IBU 

Oh My God, Nina!

(lalu melihat Dana)

Maafkan dia. 


DANA 

(lalu melihat ibu anak itu)

Tidak apa-apa. 


IBU 

Jangan berbicara seperti itu pada orang dewasa. 


ANAK KECIL 

Orang dewasa yang menangis seperti anak kecil. 


Dana melihat permen di tangannya, lalu mulai memakannya. 


ANAK KECIL 

(melihat Dana makan permen)

Ibu. Kau akan membelikanku permen seperti itu, kan?


IBU

(melihat Dana sebentar)

Tidak kalau kau bicara sembarangan. 


Anak itu masih merengek minta dibelikan permen.


Dana memerhatikan pemandangannya di luar jendela dengan sedih. 


SFX : Denting ponsel Dana. 


Dana melihat ponselnya. 


BCU : Layar ponsel Dana : Pesan dari EVAN (V.O) :

Besok lo free ga?
Mama ngajak piknik. 


Dana membalas pesan Evan. 


DANA (V.O)

Gue dipecat. 


CUT TO : 


45. INT. APARTEMEN EVAN - MALAM

Evan tersentak dari tempat duduknya, terenyak memikirkan kata-kata Dana. 


CUT TO :


BU FEBYANA 

Dipecat?


EVAN

Iya. 
Dia bilang mau cerita besok.


CUT TO : 


46. EXT. TAMAN EIFFEL - SORE

Dana, Bu Febyana, Evan dan June piknik di dekat Eiffel. Tapi keheningan menggantung di sana.

 

Bu Febyana melihat Dana yang terdiam memandang Menara Eiffel, sesekali makan snack. 


JUNE

Hu ... Champs Elyseez.

(bernyanyi)


DANA

(lalu melihat June)

Lo tau lagu itu?


JUNE

Ingat orang yang nabrak kita di sini?


DANA

(tertawa)

Lo bahkan inget dia nyanyi lagu apa. 


JUNE

(tersenyum melihat Dana)

Lo juga kan. 


Tiba-tiba ada burung Dara mendekat. 


Dana mengulurkan makanan. Burung Dara mematuknya, lalu terbang lagi. 


JUNE

(mengangkat kameranya)

Ayo fotoin mereka. 


Dana lalu melihat June, mengikutinya diam-diam menghampiri sekelompok burung Dara, lalu memotretnya.  


BU FEBYANA

(sambil makan snack, melihat Dana dari jauh)

Dia biasa hidup berkecukupan. 
Mau minta apa aja bisa. 

(mengambil snack)


Evan tersentak melihat Bu Febyana. 


BU FEBYANA

Kamila. Apalagi Cicero. 
Overprotektif. Jadinya ya begitu. 
Manja. 


Dana tersentak melihat Bu Febyana. 


EVAN 

Siapa bilang?


BU FEBYANA 

Sesulit apa sih jaga toko sampai kamu harus dipecat?


June ikut melihat apa yang kini dilihat Dana. 


EVAN

(melihat Dana sebentar, lalu Bu Febyana)

Dana bukan anak manja.


BU FEBYANA

Tapi dia nggak biasa kerja keras. 

(melihat Evan, lalu Dana dan June yang kini terpaku)

Emm. Maksud Ibu ....
Dia belum biasa kan, Sayang ....


Dana mengalihkan pandangan. 


BU FEBYANA 

Semuanya butuh adaptasi. 

(kembali melihat Dana dan June)

Hey, sini. 
Habisin makanannya. 
Ibu udah masakin juga. 


June kembali duduk, lalu minum. 


Dana duduk di sampingnya, melihat-lihat foto di kamera June. 


BU FEBYANA

(lalu melihat Dana)

Kamu harus belajar, Dana. 
Kalau nanti dapat pekerjaan baru. 
Harus lebih tegas. 


Dana lalu melihat Bu Febyana. 


BU FEBYANA

Tunjukkan kamu niat kerja.


EVAN

Ibu ....


BU FEBYANA

Ibu berhak menasihati kalian. 


Evan menghela napas, melanjutkan makan. 


BU FEBYANA

Memang kamu salahnya apa sampai nggak boleh kerja lagi. 


DANA

Dana nggak bisa multitasking.

(lalu makan)


BU FEBYANA

(mengerti)

Dana ....

(lalu menatap Dana)

Di dalam hidup, ada kalanya kamu harus menerima pilihan yang ada. 
Kamu harus bekerja keras untuk itu. 
Kamu harus bisa.
Bedakan, antara kuliah dan kerja. 
Kamu harus bertahan. 


Dana mengerti. 


EVAN

Nanti gue coba tanya temen. 
Siapa tau dia ada lowongan lain yang lebih cocok. 


DANA

Thanks. 

(melihat Evan sebentar)


Bu Febyana lalu minum. 


CUT TO : 


Dana, Evan, dan June mengemasi perlengkapan piknik. 


DANA

Lo sama ibu duluan aja. 


Evan lalu melihat Dana. 


DANA

Gue sama June masih mau beli sesuatu. 


EVAN

Oke ....


CUT TO : 


47. EXT. TAMAN - PETANG

Dana dan June duduk di bangku taman. 


DANA

Apa salah gue besar di keluarga kaya?

(menghela napas)

Gue pikir gue bisa cocok sama Ibu. 
Ternyata sama aja. 


JUNE

Inget kata ibu tadi. 
Semua butuh adaptasi. 


DANA

Gue pernah denger cerita dari temen.
Tentang orang yang punya dua kewarganegaraan. 
Dia bilang, sama kayak nggak punya keduanya. 
Nggak punya tempat pulang.
Mungkin punya dua keluarga juga sama. 


June tersentak.


DANA

Kayak nggak punya keduanya. 


JUNE

(meraih tangan Dana)

Nggak ada seorang pun yang suka dihina. 
Keluarga ataupun bukan.
Lo bisa cari tempat lain yang buat lo ngerasa nyaman. 

(lalu melihat Dana)

Inget waktu lo pindah sekolah? 


Dana terenyak, melihat June. 


JUNE

Bukannya lo pernah cerita. 
Kalo alasan lo pindah karena nggak nyaman?


Dana mengingatnya. 


JUNE

Dunia ini luas. 

(kembali melihat Dana)

Pilihan ada di elo. 
Mau melangkah,
Atau tinggal di suatu tempat yang buat lo sedih. 


Dana terenyak. 


JUNE

Tapi bukan berarti lo bisa ninggalin ibu. 
Tinggalin semua kata-kata buruknya. 
Ibu cuma manusia biasa. 
Kadang bisa juga salah. 

(jeda)

Gue tau sendiri. 
Lo yang paling bekerja keras di aksel angkatan kita. 


DANA

(hampir tertawa)

Itu karena IQ gue cuma 127.


JUNE

Hey!

(tidak habis pikir melihat Dana)


Dana tersenyum, mengalihkan pandangan. 


DANA

Tapi gue trauma kerja. 
Pikiran gue kayak pecah. 
Apa gue berhenti kuliah aja?


JUNE

(tersentak melihat Dana)

Jadi lo lebih milih pikiran lo pecah?


Dana tersentak. 


JUNE

Kalo nggak kuliah, artinya lo kerja, kan?


Dana mengalihkan pandangan. 


JUNE

(hampir tertawa melihat Dana)

Kenapa nggak coba pekerjaan yang lo suka?
Coba di rumah produksi atau apa?


DANA

(menunduk)

Ilmu gue belum setinggi itu. 

(lalu minum) 


JUNE

Dan lo mau berhenti kuliah dengan ilmu serendah ini? 


Dana cemberut, kembali melihat June. 


JUNE

Lo yang mulai. 

(mengalihkan pandangan)

Kenapa juga harus berhenti kuliah?


DANA

(lalu teringat sesuatu)

Video.


JUNE

Video?

(kembali melihat Dana)


DANA

Kemarin ada yang upload video di YouTube. 
Dan banyak yang nonton. 


JUNE

Hmm. Jadi?


DANA

Sekarang kan banyak vlog di YouTube.


JUNE

YouTuber?


DANA

Hmm.
Digaji juga, kan?


JUNE

Ya. Tapi bukan lo banget. 


DANA

(tersentak)

Karena gue nggak suka foto?
Bukan itu yang pengen gue buat. 


JUNE

(kembali melihat Dana)

Apa?


DANA

Film?

(tersenyum melihat June)


CUT TO : 


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar