Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
SOULMATE
Suka
Favorit
Bagikan
9. Episode 3 Part 3

37. EXT/INT. RUMAH EVAN – SIANG

Dana menunggu Evan memarkir motor di depan rumah.


DANA

Kalo gue bawa motor ke sekolah,
Trus motor lo buat bonceng siapa?


EVAN

(tersentak melihat Dana)

Ya siapa aja yang mau gue bonceng.

(tersenyum melihat Dana, lalu melepas helmnya)

Kenapa?


DANA

Awas aja ntar!

(pura-pura kesal, lalu mengintip rumah Evan)


EVAN

Masuk aja.

(berjalan mendahului Dana masuk ke dalam rumah)

Assalamualaikum ....


DANA

Assalamualaikum ....

(ikut masuk)


NENEK ALIMAH

Waalaikum salam ....

(duduk di dapur, sambil melihat ke cermin kecil di tangan, lalu melanjutkan aksi mencabut uban di alisnya)


EVAN

(menghampiri neneknya)

Mau dibantuin cabut, Nek?


Nenek Alimah belum menjawab, masih fokus bercermin sambil mengerutkan dahi.


EVAN

(tersenyum geli melihatnya)

Ini rambutnya udah putih semua.


NENEK ALIMAH

Jangan kurang ajar kamu!

(tidak habis pikir melihat Evan, lalu tersentak saat melihat Dana yang ada di belakang Evan)

Siapa ini??

(berbinar, lalu melihat Evan)


Dana tersenyum, segera menyalimi Nenek Alimah.


EVAN

Ini Dana, Nek …
Pacarnya Evan.


NENEK ALIMAH

Aduh … Cantiknya!

(berdiri, kembali melihat Dana)

Rumahnya di mana?


CUT TO :


38. INT. RUMAH EVAN – SIANG

Evan sedang membuat minuman.


NENEK ALIMAH

Kamu yakin siap??

(lalu melihat Dana yang duduk di sofa ruang tamu)


EVAN

Evan masih mau sekolah dulu, Nek.


NENEK ALIMAH

Bukan itu maksud nenek …!
Dia tinggal di perumahan,
Anaknya orang kaya.
Nah kamu …?


EVAN

Kita juga tinggal di perumahan, Nek.
Kalo orang mati baru di pekuburan ....


NENEK ALIMAH

Hus!!

(tidak habis pikir melihat Evan)


Evan tersenyum saja, lalu membawa dua gelas minuman ke ruang tamu.


NENEK ALIMAH

Anak itu nggak bisa diajak ngomong serius.

(lalu menghela napas, menyusul Evan)


CUT TO :


Dana melihat album foto di lemari, lalu Evan yang meletakkan minuman di meja.


DANA

Gue boleh liat ini?

(menunjukkan album foto pada Evan)


EVAN

Nggak.

(menyuruh Dana duduk)


DANA

Kenapa?

(heran, lalu duduk di samping Evan)


EVAN

Nggak apa-apa.
Gue ngerasa ada yang kurang setiap kali liat foto-foto itu.


DANA

(terenyak memikirkannya)

Kan gue yang liat?


EVAN

Minum gih!

(meraih gelasnya sendiri, lalu minum)


Dana masih terenyak melihat Evan.


CUT TO :


Dana, Evan, dan Nenek Alimah duduk di karpet.


EVAN

Nggak ada yang lain apa, Nek?

(tidak habis pikir, melihat Nenek Alimah menempatkan botol di tengah)


NENEK ALIMAH

Yang lain nggak seru ....
Ayo! Mulai dari nenek ya!

(bersemangat, lalu memutar botol)


BCU : Botol yang masih berputar mendadak berhenti karena ditepuk oleh Nenek Alimah. Mulut botol itu menghadap ke arah Dana.


EVAN

(tertawa)

Wah! Nenek Curang …!


NENEK ALIMAH

Dona!

(tersenyum saja, tidak peduli)

Truth Or Dare ?


DANA

(tersenyum, berpikir sebentar)

Truth?

(melihat Nenek Alimah)


NENEK ALIMAH

Kamu beneran suka sama Evan??
Apa yang kamu suka dari Evan??


DANA

(tersentak, hampir tertawa melihat Evan)

Iya, Nek.
Emm ... apa ya?
Semuanya deh.

(kembali melihat Nenek Alimah)


Evan tersenyum melihat Dana, lalu Nenek Alimah.


NENEK ALIMAH

Beneran semuanya?

(melihat Evan sebentar, masih tidak percaya)

Kamu belum tau, kalo Evan ini males banget anaknya.


EVAN

Nenek ....

(tidak habis pikir melihat neneknya)


Dana tertawa.


NENEK ALIMAH

Iya. Coba aja kamu liat kamarnya.


EVAN

Oke. Nenek udah, kan?
Sekarang Dana.


Dana memutar botol. 

Botol berputar beberapa saat, lalu berhenti, mengarah pada Evan.


DANA

Yes!

(tersenyum senang melihat Evan)

Truth Or Dare?


EVAN

Emm ....
Dare?


DANA

Gue mau liat isi kamar lo.


Evan tersentak, sementara nenek tertawa.


EVAN

Gitu?

(berpikir sebentar, lalu bergegas ke kamar dan menutup pintunya dari dalam)


DANA

Evan!

(hampir tertawa, bergegas mengetuk pintu kamar Evan)


EVAN (V.O)

Lima menit!


DANA

Curang …


Nenek ikut menghampiri.


EVAN

(membuka pintu kamar)

Udah, kan?


DANA

Minggir …

(menerobos masuk ke kamar Evan)


Kamar Evan terlihat rapi dengan sedikit barang. Dana mengamati setiap sisinya, lalu mengintip ke kolong tempat tidur.


EVAN

Nyariin apa sih?
Udah kayak detektif aja.


DANA

(lalu melihat Evan)

Nyari yang lo sembunyiin dari gue.


EVAN

(menghela napas, tidak habis pikir)

Udah kan … ?
Nggak ada apa-apanya juga?


DANA

Mencurigakan lo.

(meraih gitar milik Evan, melihatnya sebentar, lalu beralih melihat buku-buku yang tertata rapi di meja belajar)


EVAN

Udah yok!
Nenek belum kita kerjain?


NENEK ALIMAH

Apa kamu bilang?

(tidak habis pikir melihat Evan)


Evan tertawa, sementara Dana melangkah pergi, tapi tangannya tidak sengaja menjatuhkan tumpukan buku yang ada di meja belajar.


Evan dan Dana membereskan buku-buku itu. Ada satu lembar foto yang terjatuh dalam keadaan terbalik. Dana dan Evan bersamaan mengambilnya. Mereka lalu saling lihat.


DANA

Apaan ini?

(masih belum melepaskan tangannya dari foto itu)


Evan belum menjawab.


DANA

Gue nggak boleh liat??


Evan terenyak, kembali melihat Dana.


Nenek yang ada di ambang pintu, penasaran melihatnya.


EVAN

Siapa bilang?

(melepaskan foto itu, lalu melangkah pergi)


Dana melihat Evan, lalu foto di tangannya.


NENEK ALIMAH (V.O)

Beli makan sana buat Dona!


Dana dengan ragu membalik foto, lalu tersentak.


BCU : Foto kakek Evan sedang menggendong Evan yang masih balita.


Dana terenyak melihatnya lalu tersenyum, melihat ke pintu. Evan dan Nenek sudah pergi.


CUT TO :


39. INT. RUMAH EVAN. RUANG TAMU - SORE

Dana, Evan dan Nenek Alimah sedang makan bersama.


DANA

Lo lucu banget waktu masih kecil.


Evan tersenyum saja.


Dana meletakkan piring, lalu pura-pura memotret Evan dengan ponselnya.


EVAN

(mengambil ponsel dari Dana)

Sekarang udah nggak lucu.

(lalu tersentak saat tahu ponsel Dana ternyata mati)


Dana tertawa.


EVAN

Nggak di-charge dulu?


DANA

Nggak.
Ntar aja di rumah.

(lalu makan)


Nenek Alimah tersenyum melihat Evan dan Dana, lalu melanjutkan makan.


CUT TO :


Nenek Alimah mengambil album foto dari lemari, lalu duduk di samping Dana.


NENEK ALIMAH

Ini foto-foto Evan waktu masih kecil.

(membuka album itu, menunjukkannya pada Dana)

 

BCU : Foto-foto masa kecil Evan.


NENEK ALIMAH

Ini waktu umurnya tiga tahun ....
Lucu, kan?


DANA

(tersenyum melihat Nenek Alimah)

Iya, Nek.


INSERT :

Evan yang sedang mencuci piring di dapur, menoleh melihat Dana dan Nenek Alimah.


NENEK ALIMAH

Ini Ibunya Evan.


BCU : Foto Bu Febyana.


Dana terenyak melihat foto Bu Febyana. 


NENEK ALIMAH

Sejak kecil, Evan sudah ditinggal Ibunya kerja ke Malaysia.
Nenek yang merawatnya sendiri di sini.


Dana lalu melihat Nenek Alimah.


NENEK ALIMAH

Kadang Nenek kasihan liat Evan.
Dia pasti ingin seperti anak-anak seusianya yang bisa main sama orang tuanya.


Dana kembali melihat-lihat foto.


BCU : Foto Nenek Alimah sedang meniup lilin yang ada di atas kue tart, sambil mendekap Evan dengan tangan kanannya.


NENEK ALIMAH

(tertawa melihat foto itu)

Itu waktu Evan ulang tahun.
Nenek yang buat sendiri kuenya.


DANA

Kue bolu?

(mengamati foto)


NENEK ALIMAH

Iya. Yang ada cetakan kue bolu.
Daripada Evan nangis terus, liat temannya ulang tahun ....


EVAN

Evan nangis karena nggak mau dateng ke acara ulang tahun, Nek.

(lalu duduk di samping Nenek Alimah)


NENEK ALIMAH

Iya. Tapi kamu minta ulang tahun!

(protes, melihat Evan)


DANA

(tersenyum geli melihatnya, lalu kembali melihat foto)

Ekspresi lo menderita banget.


EVAN

Yang pengen ulang tahun itu Nenek.
Liat aja, nenek yang tiup lilinnya.


Dana dan Nenek Alimah kembali melihat foto.


BCU : Foto Nenek Alimah sedang meniup lilin yang ada di atas kue tart, sambil mendekap Evan dengan tangan kanannya, sementara Evan berusaha kabur.


Dana tertawa. Sementara Nenek Alimah melihat Evan, siap memprotes.


CUT TO :


40. EXT. DEPAN RUMAH EVAN – SORE


DANA

Dana pulang dulu ya, Nek.

(lalu menyalimi Nenek Alimah)


NENEK ALIMAH

Nginap di sini aja …

(masih menahan tangan Dana)


EVAN

Nenek ....
Ntar dia dimarahin mamanya.


NENEK ALIMAH

Kapan-kapan, bilang sama mama kamu ya?


DANA

(tersenyum melihat Nenek Alimah)

Iya, Nek.


NENEK ALIMAH

Pelan-pelan aja, Evan.
Jangan ngebut!


CUT TO :


41. EXT. JALAN RAYA. MOTOR EVAN – SORE

Evan masih membonceng Dana dengan motornya.


EVAN

Nenek kayaknya suka banget sama lo.


DANA

(tersenyum)

Ibu ke mana?


EVAN

Nggak tau.
Paling juga sama Nue.


DANA

Itu calon ayah lo.
Masa cuma panggil nama.

(tidak habis pikir melihat Evan)


EVAN

Trus apa?
Pak Nue?
Mr. Nue??


DANA

Dasar lo.


Evan tersenyum, masih menyetir.


CUT TO :


42. INT. RUMAH EVAN – SORE

Bu Febyana masuk ke dalam rumah, melihat Nenek Alimah duduk sambil melihat-lihat album foto, lalu teko air minum dan gelas yang ada di meja.


BU FEBYANA

Barusan ada tamu, Bu?


NENEK ALIMAH

(tersentak, melihat Bu Febyana)

Iya. Pacarnya Evan.

(kembali melihat foto)


BU FEBYANA

(tersentak)

Pacarnya Evan??


43. INT. RUMAH DANA – PETANG

Dana berjalan menuju kamarnya, lalu menghentikan langkah saat melihat pintu ruang kerja Pak Cicero yang terbuka.


CUT TO :


44. INT. RUMAH DANA. RUANG KERJA PAK CICERO – PETANG

POV DANA : Bu Kamila duduk sambil membaca berkas.


Dana berdiri di dekat pintu, melihat Bu Kamila penuh tanya.


BU KAMILA

(meletakkan berkas, lalu mengalihkan pandangan dan tersentak saat melihat Dana)

Dana?


DANA

(menghampiri Bu Kamila)

Tumben mama ke sini.


BU KAMILA

Ya. Ada urusan yang harus mama selesaikan.

(kembali melihat berkas)

Kamu baru pulang?


DANA

Iya.

(ikut melihat ke berkas di meja)


BU KAMILA

(teringat sesuatu, segera melihat Dana)

Kamu dari mana aja?!


Dana tersentak melihat Bu Kamila.


CUT TO :


45. INT. RUMAH DANA. KAMAR DANA – PETANG

Dana masuk ke dalam kamar, Bu Kamila menyusulnya.


BU KAMILA

Kamu kan bisa ngomong sama mama.
Kenapa harus bolos??

(menatap kesal Dana)


DANA

Mama bilang ada acara hari ini.


BU KAMILA

Tapi kamu nggak bilang apa-apa tadi.

(berhenti di hadapan Dana yang baru saja berbalik dan melihatnya)


DANA

(menghela napas, lalu meletakkan tas di meja)

Mama ngapain ke sekolah?


BU KAMILA

(tersentak, lalu mencari alasan)

Itu .... Em ....
Ada urusan.
Masalah pemindahan sekolah kamu kemarin.
Ada yang masih perlu mama selesaikan.


Dana lalu menutup tirai jendela.


BU KAMILA

Yaudah.
Mending kamu cepet mandi, trus makan.

(lalu melangkah pergi)


Dana tersentak, menoleh melihat Bu Kamila keluar kamar.


CUT TO :


BU KAMILA

(menghentikan langkah)

Kenapa aku nyuruh dia makan?
Dia pasti udah makan di luar seharian ini.

(lalu melihat ke kamar Dana)


POV BU KAMILA : Pintu kamar Dana sudah tertutup.


Bu Kamila terenyak, memikirkan sesuatu.


CUT TO :


46. INT. RUMAH AIRISH. KAMAR AIRISH – MALAM

Airish duduk di samping tempat tidur sambil melihat ponsel.


BCU : Layar ponsel Airish menampilkan aplikasi yang hanya dibuka, lalu ditutup kembali oleh Airish.


Airish menghela napas frustrasi, lalu mencari kontak Evan di ponselnya.


BCU : Layar ponsel Airish : Kontak Evan yang baru saja dihubungi oleh Airish.


CUT TO :


47. EXT. DEPAN RUMAH EVAN - MALAM


SFX : Dering ponsel Evan.


Evan berhenti di depan pintu, melihat ponselnya.


BCU : Layar ponsel Evan : Nomor tidak dikenal.


Evan teringat Airish.


CUT BACK TO :


Airish melihat ponselnya, lalu kembali menelfon Evan.


CUT TO :


Evan terdiam melihat layar ponsel, sementara Bu Febyana keluar rumah.


BU FEBYANA

Kenapa nggak diangkat?


Evan tersentak melihat Bu Febyana, lalu menolak panggilan di ponselnya. Bu Febyana tersentak melihat Evan berjalan melewatinya, masuk ke dalam rumah.


CUT BACK TO :


Airish yang kecewa kembali menghubungi Evan.


SFX : Nada ponsel yang dituju sedang tidak aktif.


Airish mencengkeram ponsel, bermaksud melemparnya. Tapi dia mengurungkan niat dengan hanya bersandar di tempat tidur, putus asa.


Airish kembali menelfon seseorang. Kali ini panggilannya diangkat.


AIRISH

Lo bisa jemput gue jam berapa?


CUT TO :


48. EXT. JALAN RAYA. MOBIL RAYNARD – MALAM

Raynard menyetir mobil, sementara Airish duduk di kursi sebelah sambil melihat ke luar jendela dengan tatapan hampa.


RAYNARD

(melihat Airish sebentar)

Kita makan di mana?


AIRISH

Terserah.


Raynard tersentak, kembali melihat Airish.


CUT TO :


49. INT. RESTORAN – MALAM

ESTABLISH : INTERIOR RESTORAN BERNUANSA KLASIK.


Raynard dan Airish masuk ke restoran. Beberapa orang yang sedang makan, melihatnya sebentar.


POV AIRISH : Wanita yang sedang makan bersama pasangannya terlihat anggun dalam gaun juga high heels.


Raynard melihat Airish tampak tidak nyaman. Dia lalu menggandeng tangannya.


AIRISH

(tersentak melihat Raynard)

Kenapa nggak bilang kalo mau ke tempat kayak gini?


RAYNARD

Kenapa?
Lo mau pake rok dulu?

(sambil melihat sekeliling, mencari tempat duduk)


Airish tersentak.


RAYNARD

(lalu tersenyum melihat Airish)

Mending jangan deh.


Airish tidak habis pikir.


CUT TO :


Airish dan Raynard duduk sambil melihat-lihat menu makanan.


Airish melihat pemain biola di sudut ruangan, lalu menyerahkan buku menu pada Raynard.


RAYNARD

Terserah lagi??


Airish menghela napas, tidak habis pikir.


POV CALVIN : Raynard melihat buku menu, sementara Airish bertopang dagu, melihat live music.


Calvin tersenyum melihatnya dari jauh, menghampiri Raynard.


CALVIN

Hey!

(tersenyum, menyapa Raynard)


RAYNARD

(tersenyum, lalu tos dengan Calvin)

Lama banget lo.
Nyalon dulu?


CALVIN

(tertawa, lalu duduk di kursi)

Mobil gue yang ke salon.


Raynard tertawa, tidak habis pikir.


CALVIN

Hai ....

(tersenyum melihat Airish)

Gue Calvin,
Teman baik Raynard.

(mengulurkan tangan pada Airish)


AIRISH

Airish ....

(menjabat tangan Calvin sebentar)


CALVIN

Lo selalu di luar dugaan gue.

(tersenyum kecil, melihat Raynard)


RAYNARD

(hampir tertawa)

Berhenti bilang lo temen baik gue.
She's my best friend.

(lalu tersenyum melihat Airish)


Airish tersentak melihat Raynard.


CALVIN

(ikut tersenyum melihat Airish)

Tapi kalian serasi!

(kembali melihat Raynard)


RAYNARD

Thanks.

(tersenyum)


CALVIN

Nggak usah pilih.

(menutup buku menu di depan Raynard)

Gue keluarin semua yang paling istimewa buat lo.


RAYNARD

Mencurigakan?


CALVIN

Yeah.
Gue mau buka satu restoran lagi.
Lo handle semua interiornya.
Deal?


RAYNARD

Gue masih sibuk ujian.


Airish terenyak melihat makanan yang disajikan pelayan di meja.


CALVIN

Atau lo bayar sendiri ini semua?


RAYNARD

(tersenyum, mengacak rambut sebentar)

Super Calvin!


JUMP CUT TO :


Airish dan Raynard melihat lukisan karya Raynard yang dipajang di lorong.


Airish lalu melihat Raynard.


RAYNARD

Bagus nggak?

(memasukkan kedua tangan ke saku celana)


AIRISH

Not bad!


Raynard hampir tertawa, kembali melihat lukisannya.


Airish terenyak melihat Raynard.


CUT TO :


50. EXT. JALAN RAYA. MOBIL RAYNARD - MALAM

Raynard sedang menyetir mobil, Airish duduk di sampingnya.


AIRISH

Jadi, gue cuma best friend?

(sambil melihat suasana sekitar)


RAYNARD

(tersentak, lalu tersenyum)

Siapa juga yang mau punya girlfriend jutek?


Airish diam saja melihat keluar jendela.


RAYNARD

(melihat Airish sebentar)

Kayaknya lo jatuh cinta beneran, Rish.


AIRISH

(tersentak melihat Raynard)

Maksud lo?


Raynard tersenyum, masih fokus menyetir.


AIRISH

(memikirkan kata-kata Raynard)

Ch!

(membuang pandangan)

Lo ngajak gue jalan cuma mau mastiin itu?


RAYNARD

Bukannya lo juga?

(santai, sesekali melihat ke spion)


Airish tersentak.


RAYNARD

Lo pasti pengen tau sejauh mana lo suka sama dia?

(lalu melihat Airish sebentar)


Airish terenyak melihat Raynard, lalu mengembalikan pandangan ke depan sambil bersandar pada kursi, masih tidak habis pikir.


CUT TO :


51. EXT. DEPAN RUMAH AIRISH. MOBIL RAYNARD - MALAM

Raynard menghentikan mobilnya di depan rumah Airish.


RAYNARD

Jujur,
Gue pengen move on.


Airish menoleh melihat Raynard.


RAYNARD

Tapi, mungkin bukan lo orangnya.

(lalu melihat Airish)

Gue juga nggak berhak ngelarang lo suka sama siapapun.
Sorry,
Kata-kata gue kemarin.

(lalu mengalihkan pandangan)


AIRISH

(masih terenyak)

Apa rencana lo selanjutnya?


Raynard tersentak, kembali melihat Airish.


AIRISH

Lo mau nyerah gitu aja?


RAYNARD

Apapun yang terbaik buat dia.

(jeda)

Kita nggak bisa maksa perasaan orang lain,
Sebesar apapun harapan kita sama dia.


CUT TO :


Airish sudah turun dari mobil. Dia terenyak melihat Raynard melajukan mobilnya pergi.


FREEZE


*to be continue to Episode 4


Ending Song : Astronaut - Simple Plan

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar