Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
SOULMATE
Suka
Favorit
Bagikan
13. Episode 5 Part 1

Opening Song : Perfect - Simple Plan


SOULMATE


Episode 5


FADE IN :


1. INT. RUMAH EVAN - MALAM

Evan duduk sambil melihat ponsel.


BCU : Layar ponsel Evan : Artikel tentang INFJ.


EVAN (V.O)

Masalah yang terlihat tidak seberapa besarnya bagi orang lain, terkadang INFJ melihatnya sebagai bencana yang akan mengakhiri dunianya saat itu juga.


Evan memikirkannya sebentar, lalu kembali melihat ponsel.


EVAN (V.O)

Hanya ada dua pilihan bagi INFJ.
Terobsesi atau tidak tertarik sama sekali.

(jeda)

INFJ-A


Evan memperhatikan layar ponselnya.


EVAN

INFJ- T

(jeda)

Apa Dana INFJ-T?
Tapi, kadang dia juga kelihatan nggak gampang khawatir.

(lelah memikirkannya)

Kenapa gue harus cari tau,
Bukannya gue juga INFJ?

(menghela napas, meletakkan ponselnya)


2. INT. CAFE. RUANGAN MANAJER - MALAM

Airish mengetuk pintu ruangan Charlie yang setengah terbuka.


CHARLIE

(lalu melihat Airish)

Hey, Rish.
Masuk.


Airish masuk ke ruangan, lalu menutup pintu di belakangnya.


CHARLIE

Kamu mau ngomongin apa?


Airish masih ragu.


CHARLIE

Duduk.


Airish lalu duduk.


CHARLIE

Ada masalah sama anak cafe?


AIRISH

(tersentak)

Nggak, Pak.
Saya—


JUMP CUT TO :


Charlie menghela napas panjang, sementara Airish menundukkan pandangan, menyesal.


CHARLIE

Saya maafin kamu.
Tapi part time?
Nggak bisa, Rish.
Apa lagi kamu masih baru.


Airish tersentak sedih.


CHARLIE

Kamu sambil sekolah juga,
Saya takutnya kamu nggak bisa fokus di sini. 


Airish terenyak memikirkannya.


CHARLIE

Mending kamu fokus sekolah dulu.


Airish tidak tahu harus berkata apa lagi.


Charlie memerhatikan Airish, lalu tertawa sebentar.


Airish tersentak melihatnya.


CHARLIE

Kenapa kamu langsung sedih begitu?


Airish masih heran.


CHARLIE
Emangnya apa yang buat kamu sedih?
Bukannya kamu nggak suka gabung sama yang lain?


AIRISH

Saya masih pengen belajar jadi Barista.


Charlie terenyak, lalu tersenyum mengalihkan pandangan.


AIRISH

Tapi, kalau nggak bisa, nggak apa-apa, Pak.


CHARLIE

Hey. Siapa yang bilang nggak bisa?


AIRISH

Bapak sendiri, kan tadi?


CHARLIE

Tapi ada syaratnya.


Airish masih menunggu.


CHARLIE

Jangan panggil saya bapak.


Airish tersentak.


CHARLIE

Gue mungkin masih seumuran kakak laki-laki lo.


AIRISH

Saya nggak punya kakak.


Charlie tersentak.


AIRISH

Trus, saya panggil apa, Pak?


CHARLIE

Charlie?


AIRISH

Bisa dimarahin Nindy saya, Pak.


CHARLIE

(tersentak)

Nindy?
Jadi lo fikir di sini bosnya Nindy?


AIRISH

Maaf, bukan gitu.
Tapi dia kan pengawas di lapangan?


CHARLIE

Anak-anak juga manggil bapak di depan gue doank.
Di belakang Charla Charlie ....
Dikiranya gue nggak tau.


Airish tersentak, lalu menahan tawa.


CHARLIE

(tersentak, hampir tertawa melihat Airish)

Oke. 
Nanti gue kasih jadwal yang baru ya. 


Airish mengangguk. 


CUT TO :


3. INT. SEKOLAH DANA. KELAS DANA - SIANG


XENA

Gue boleh nulis biodata di mana?

(sambil membuka halaman demi halaman binder Dana)


DANA

Di mana aja.

(masih sibuk menggambar bunga-bunga di bukunya)


Xena terenyak melihat tulisan Dana .


BCU : Tulisan dengan beberapa hiasan di kertas : Jurassic Park


Xena membuka halaman selanjutnya :


BCU : Tulisan Dana : Mission to Mars.


Xena melihat halaman berikutnya.


XENA

Kenapa lo nulis banyak judul film di sini?


DANA

(melihat bindernya, lalu tersenyum melihat Xena)

Suka aja.

(kembali mencoret-coret buku)


XENA

Full House.

(hampir tertawa)

Bahkan lo nulis huruf koreanya.


DANA

Hangeul.


XENA

Apa?


DANA

Huruf korea namanya hangeul.


XENA

Lo nggak kelihatan KPoP.
Tapi banyak juga drama korea yang udah lo tonton.


DANA

Emangnya mesti gimana kalo KPop?


XENA

Setau gue, mereka histeris!!

(menatap Dana)

Apalagi kalo ada berita terbaru oppa-oppa nya ....
Wa... !! Gantengnya pacarku!

(menirukan gaya KPop-ers)

Halu banget, kan?


Dana tertawa.


XENA

(mengalihkan pandangan)

Waktu SMP gue punya temen KPop.
Tiap minggu beli majalah.
Dan rata-rata jojoba.


DANA

Jojoba?


XENA

(kembali melihat Dana)

Jomblo-jomblo bawel. 


Dana terbahak.


XENA

(ikut tertawa)

Dan paling cepet loading-nya sama apapun yang ada hubungannya sama KPop.
Kalo ketemu sesama fans KPop.
Beuh ....
Pasti seneng banget.
Mereka langsung nyambung ngobrol ke mana-mana padahal baru juga ketemu.


Dana tersenyum. 


XENA

(kembali melihat binder Dana)

Bridge to Terabithia ....

(berbinar melihat Dana)

Gue juga pernah nonton ini!


DANA

(kembali melihat Xena)

Oh ya?


XENA

Sedih banget tau waktu Leslie nya mati.


DANA

Hmm ....
Gue juga nangis part itu.


XENA

Padahal gue ngarep ending-nya mereka jadian.
Nyesek banget.

(cemberut)


DANA

Barusan lo juga histeris kayak anak KPop.


Xena tersentak melihat Dana.


Dana tersenyum saja.


XENA

(tidak habis pikir melihat Dana)

Gue mau nulis biodata tapi lo sendiri nggak tulis.
Kan lucu.

(membalik halaman demi halaman lagi)


DANA

Gue emang nggak nulis.
Lo aja.


XENA

(lalu mulai menulis)

Lo nulis juga gih.


DANA

Nggak mau.

(masih sibuk menggambar)


CUT TO :


4. EXT. SEKOLAH DANA - SORE

Dana sedang berjalan bersama Xena. June berjalan mendahului mereka.


DANA

(sedang berbicara di telfon)

Iya ini lagi jalan ke gerbang.
Iya iya, Ma.

(lalu menutup telfon)


XENA

Kenapa?


DANA

Mama tuh.
Buru-buru banget.

(tidak habis pikir)


CUT TO :


5. EXT. JALAN RAYA - MOBIL BU KAMILA.- SORE


DANA

Kenapa mama nggak nunggu di rumah aja?
Kan Dana belum mandi?


BU KAMILA

Kita cari kado dulu.


DANA

Mama kebiasaan banget udah hari-H baru bingung.


BU KAMILA

Kalo kamu nggak mau, tunggu di mobil aja.


Dana mengalihkan pandangan.


CUT TO :


6. INT. TOKO - SORE

Bu Kamila dan Dana sedang mencari hadiah pernikahan. 


SFX : Denting ponsel Dana.


DANA (V.O)

(tersenyum melihat pesan masuk dari Evan, lalu segera membalas)

Sekarang?


BCU : Layar ponsel Dana : Chat Dana dengan Evan :


EVAN (O.S)

Iya.


DANA (V.O)

Emangnya mau ke mana?


EVAN (V.O)

Rahasia.
Gue jemput sekarang ya?


Dana lalu melihat Bu Kamila yang menunggu barang yang dibelinya dibungkus dengan kertas kado.


CUT TO : 


7. EXT. DEPAN TOKO. MOBIL BU KAMILA - SORE

Dana dan Bu Kamila masuk ke dalam mobil.


BU KAMILA

Evan?

(lalu melihat Dana)


DANA

Iya.
Dana nggak jadi ikut mama.


BU KAMILA

(terenyak)

Harus sekarang? Nggak bisa besok aja apa?

(mulai menjalankan mobilnya)


Dana tidak menjawab.


BU KAMILA

Yaudah. Kalo kamu nggak bisa nggak apa-apa.
Mama pergi sendiri aja.


Dana tersenyum melihat Bu Kamila.


CUT TO :


8. EXT. JALAN RAYA - MALAM

Evan membonceng Dana dengan motornya.


DANA

Mau ke mana sih?


EVAN

Ntar lo juga tau.

(lalu tersenyum)


Dana masih penasaran.


LONGSHOT : Motor Evan melaju di jalan raya yang ramai.


CUT TO :


9. INT. RUMAH MAKAN - MALAM

Dana dan Evan baru saja sampai.


POV DANA : Bu Febyana dan Nue berfoto bersama tamu.


DANA

(lalu melihat Evan)

Itu mama lo?


EVAN

(tersenyum melihat Dana)

Ibu.

(lalu menggandeng tangan Dana, mengajak menghampiri Bu Febyana dan Nue)


Bu Febyana melihat Evan lalu Dana.


BU FEBYANA

Evan ....

(lalu melihat Dana sebentar)

Ini pacar kamu?


EVAN

Iya, Bu.
Ini—


NENEK ALIMAH

Donaa!!

(datang dengan senang hati memeluk Dana)


DANA

Nenek ....

(tersenyum, lalu menyalimi Nenek Alimah)


NENEK ALIMAH

Cantik kan pacarnya Evan ....


DANA

(tersenyum, menyalimi Bu Febyana, lalu Nue)

Selamat ya, Tante.
Maaf. Saya ngga bawa apa-apa,
Evan nggak ngasih tau kalau mau ke sini.


BU FEBYANA

Ini juga cuma acara biasa sama temen-temen lama aja.
Tante seneng banget akhirnya, Evan punya pacar juga.


EVAN

Ibu.

(tidak habis pikir melihat ibunya)


BU FEBYANA

(tertawa sebentar)

Kamu tau sendiri kan dia anaknya diem banget.
Tapi ternyata, pinter juga cari pacar cantik.


Dana tersenyum, lalu melihat Evan tersenyum malu.


NENEK ALIMAH

Dona ....
Ayo makan dulu ....

(menggandeng tangan Dana, mengajaknya ke meja makan)


Dana ikut saja.


NENEK ALIMAH

Kamu suka apa??
Ini ada sate ....
Ikan ....
Apa ayo ambil ...!


Dana mengambil makanan, lalu nenek menambahkan beberapa lauk.


DANA

Udah, Nek.


NENEK ALIMAH

Makan yang banyak ya.


Evan tersenyum saja melihatnya.


CUT TO :


10. EXT. DEPAN RUMAH MAKAN - MALAM

Bu Kamila turun dari mobil sambil membawa kado untuk Bu Febyana.


Bu Kamila lalu masuk ke rumah makan.


CUT TO :


Dana dan Evan makan bersama. Bu Febyana dan Nue duduk di dekat mereka.


BU FEBYANA

Kamu kenal di mana sama Evan?


DANA

Di sekolah, Tante.
Kita satu kelas.


BU FEBYANA

Jadi sekelas?

(lalu melihat Evan)

Emang kamu bisa nembak cewek?


Evan lalu melihat ibunya.


NUE

Gampang kan buat Evan.
Ganteng begitu.


Bu Febyana dan Dana tertawa, sementara Evan hanya tersenyum.


DANA

Evan bahkan bilang di hari pertama ketemu.


BU FEBYANA

(tersentak, lalu melihat Evan)

Dasar kamu.
Nggak bisa banget basa-basi ya?


EVAN

Keburu diambil orang, Ma.


Bu Febyana tersenyum tidak habis pikir.


INSERT :


BCU : Kado yang terjatuh dari tangan Bu Kamila.


CU : Bu Kamila shock melihat Dana dan Evan duduk di samping Bu Febyana.


POV BU KAMILA : Dana, Evan, Bu Febyana, dan Nue bercanda. Nenek Alimah baru saja bergabung bersama mereka.


Bu Kamila terduduk di kursi, memikirkan sesuatu.


CUT TO :


DISSOLVE TO FLASHBACK :


11. RUMAH SAKIT. RUANG RAWAT BU FEBYANA - SIANG


ON SCREEN : Sydney, 27 Maret 2001


Bu Febyana tersenyum haru mendekap bayinya, lalu melihat Bu Kamila yang juga menggendong bayi dan tampak senang melihat wajah bayi itu. Di samping Bu Kamila ada Pak Cicero yang tersenyum melihat bayi Bu Febyana.



CUT TO :


12. APARTEMEN BU KAMILA - MALAM

Bu Febyana dan Bu Kamila melihat Dana dan Evan yang masih bayi.


Bu Kamila lalu memotretnya.


BU KAMILA

Mereka lucu ....

(lalu melihat Bu Febyana)


FADE OUT & FADE IN :


Bu Kamila terenyak, kembali melihat Dana dan Evan.


BU KAMILA (O.S)

Kalau cuma lihat wajahnya aku bahkan nggak bisa bedain yang mana Dana yang mana Evan.


BU KAMILA

Evan ....

(masih tidak percaya)

Gimana bisa aku lupa namanya Evan.

(hampir menangis)


CUT TO :


13. EXT. JALAN RAYA. MOBIL BU KAMILA - MALAM

Bu Kamila menyetir mobil, masih menangis. Dia lalu mengerem mendadak, membuat mobil yang ada di belakangnya memberi klakson keras.


CUT TO :


Mobil Bu Kamila berhenti pinggir jalanan yang sepi.


Bu Kamila menagis tersedu-sedu.


CUT BACK TO :


Bu Febyana, Dana dan Evan sedang bercanda bersama.


CUT TO :


Bu Kamila masih menangis, lalu menyandarkan kepala di kursi.


CUT BACK TO :


DANA

Saya pamit dulu ya, Tante.

(lalu menyalimi Bu Febyana)


BU FEBYANA

Iya. Hati-hati sayang ....
Kapan-kapan main ke rumah ya.


Dana tersenyum mengangguk.


CU : Bu Febyana tersenyum melihat Dana.


CUT TO :


Pegawai rumah makan mengemasi peralatan makan para tamu. 


Bu Febyana melihat sekeliling, lalu memikirkan sesuatu.


PEGAWAI RUMAH MAKAN

Maaf, Bu.
Ini ada kado yang ketinggalan di meja depan. 


BU FEBYANA

(menerima kado itu)

Ohiya. Terima kasih ya.


Pegawai rumah makan berlalu, sementara Bu Febyana melihat tulisan yang ada pada kado.


BCU :

Happy wedding Febyana

From : Kamila Synterara Arian.


Bu Febyana tersentak, lalu bergegas ke luar rumah makan.


CUT TO :


14. EXT. RUMAH MAKAN - MALAM


Bu Febyana mencari-cari, tapi tidak juga menemukan Bu Kamila.


Bu Febyana terlihat sedih, lalu mencoba menelfon Bu Kamila.


Bu Febyana terenyak sedih, mengakhiri panggilannya yang tidak dijawab.


CUT TO :


15. INT. RUMAH EVAN. KAMAR BU FEBYANA - MALAM

Bu Febyana menangis tersedu.

Nue mencoba menenangkannya.


BU FEBYANA

Kenapa aku nggak boleh ketemu sama anakku sendiri?
Kenapa??
Aku ini ibunya ....
Yang melahirkan dia.


Nue memeluk Bu Febyana.


BU FEBYANA

Kenapa??!

(masih menangis tersedu)


NUE

Kita bisa cari dia.
Aku bisa bantu kamu ketemu Dana.
Udah. Tenang aja.


Bu Febyana mulai mereda, lalu melihat Nue.


BU FEBYANA

Maksud kamu ....


NUE

Oke. Mereka nggak ngebolehin kamu ketemu dia.
Tapi kamu kan bisa diam-diam aja.
Temuin sendiri?


Bu Febyana terenyak memikirkannya.


NUE

Kamu bilang ayah Dana orang terkenal, kan?
Jadi pasti ada foto Dana di sosial media.
Instagram, maybe?


BU FEBYANA

(menggeleng)

Kalau itu, aku udah cari tau.
Tapi nggak pernah ada.
Di internet nggak ada berita apapun tentang keluarga Cicero.
Cuma Kamila yang sesekali muncul.
Tapi Dana. Nggak pernah.
Aku udah coba cari nama Dana di sosial media apapun juga nggak ketemu. 
Aku pikir, dia pasti punya kesamaan dengan Evan.
Nggak suka difoto.


NUE

Google?


BU FEBYANA

Sebenernya aku lupa nama panjangnya siapa.


NUE

Dana.

(mengetikkan nama Dana di kolom pencarian google)


Bu Febyana terenyak memikirkannya.


NUE

(masih memperhatikan ponsel)

Dana umum.


BU FEBYANA

(tersentak melihat Nue)

Nggak mungkin namanya itu.


NUE

(melihat Bu Febyana sebentar)

Aku cuma baca.


Bu Febyana melihat gambar kartu dana umum permainan monopoli yang ada di layar ponsel Nue.


BU FEBYANA

Aku pikir namanya Dana Arian.
Tapi juga nggak ada.

(lalu melihat Nue)

Apa aku mesti mata-matain dia??


Nue lalu melihat Bu Febyana.



CUT TO :


16. INT. CAFE - MALAM


SALMAN

Sellow aja, Rish.

(melihat Airish membuat pesanan dengan terburu-buru, lalu mengalihkan pandangan)

Kita udah biasa tukar-tukar shift.
Masa lo mau selamanya musuhan sama Nindy.


Airish meletakkan pesanannya di meja.


AIRISH

Lo nggak lihat caranya ngelihat gue?


SALMAN

Dia emang gitu.
Matanya perlu diservis.

(lalu membawa pesanannya pergi)


Airish masih terlihat bad mood.


DRIVER FOOD ONLINE

Hai, Cantik.


AIRISH

(tersentak melihat driver itu, lalu melihat ponselnya)

Atas nama Fira?


DRIVER

Oke. Harganya sama?


AIRISH

Pinnya 8639


DRIVER

Oke.


Airish membuatkan pesanan untuk Driver.


DRIVER

Baru ya di sini?


AIRISH

Iya.


DRIVER

Agak cepet sedikit bisa?


Airish tersentak, melihat Driver sebentar, tidak berkomentar, melanjutkan pekerjaannya.


DRIVER

Kamu kelihatan masih kecil.
Umur berapa?


AIRISH

17.

(sambil membuatkan pesanan)


DRIVER

(tersentak)

Masih SMA dong harusnya.


AIRISH

Saya cuma part time di sini.


DRIVER

Kenapa mesti susah-susah kerja?
Buat uang sekolah?


AIRISH

(kembali melihat Driver sembari menunggu kopi)

Kalau bapak tanya terus saya kapan selesainya?


NINDY

(tersentak, lalu menghampiri bar, melihat Driver)

Maaf, Pak. 
Dia masih baru. 

(tersenyum melihat Driver)


Driver lalu melihat Nindy.


CUT TO : 


NINDY 

(kesal melihat Airish mengembalikan barang-barang ke rak)

Lagian lo ngapain sih ikut shift gue lagi?


AIRISH 

(menghela napas tidak habis pikir, lalu melihat Nindy)

Tanya aja sama Charlie. 


NINDY

(tersentak)

Apa lo bilang barusan?

(lalu tersenyum tidak habis pikir)

Charlie? 
Dia owner di sini. 
Bisa nggak sopan dikit? 


Charlie datang menghampiri.


NINDY

(melihat Charlie sebentar, lalu memelankan suaranya saat melihat Airish)

Kerja yang bener. 

(lalu pergi)


Airish tidak habis pikir melihat Nindy, lalu Charlie. 


AIRISH

Charlie ....  


Charlie tersentak, tapi lalu tersenyum, sementara Nindy tersentak menghentikan langkah melihat Airish dan Charlie. 


AIRISH

Apa gue boleh ikut workshop sama Gandhi?


CHARLIE

Ikut aja.


Nindy tersentak melihat Charlie.


AIRISH

Makasih.


CHARLIE

Sama-sama.

(tersenyum melihat Airish)


Nindy masih bingung, melihat Charlie dan Airish bergantian.


CUT TO :


17. EXT. SEKOLAH DANA. DEPAN KELAS EVAN - SIANG


FATYA

Evan, dicariin calon mertua tuh.


Evan tersentak, lalu melihat ke arah yang ditunjuk Fatya. 


POV EVAN : Bu Kamila sedang berbicara dengan guru di depan ruang guru. 


Evan tersenyum, mengalihkan pandangan. 


FATYA

Eh,
Gue serius. 


Evan tersentak, kembali melihat Fatya.


CUT TO : 


18. EXT. SEKOLAH DANA. DEPAN RUANG GURU - SIANG.


BU KAMILA

Karena saya dengar dari wali murid lain soal pensi ....
Jadi, kenapa nggak sekalian aja band baru Magical Entertainment perform di sini. 


GURU

Sebenarnya, kami menerima Dana di kelas akselerasi karena saya lihat dia memang punya potensi. 


BU KAMILA

Ini sekedar ucapan terima kasih dari saya. 


GURU 

Terima kasih banyak ya, Bu Kamila. 


Bu Kamila tersenyum mengangguk, lalu melihat Evan.


CUT TO :


19. EXT. SEKOLAH DANA - SIANG


EVAN

(mengirim pesan lewat ponselnya, lalu melihat Bu Kamila)

Udah, Tante. 


BU KAMILA

(melihat ponselnya, lalu tersenyum)

Oke. Tante save ya.

(kembali melihat Evan)

Ohiya. 
Jangan bilang Dana ya. 

(jeda)

Kita berdua aja. 


EVAN

(tersentak)

Iya, Tante. 


CUT TO : 


20. INT. SEKOLAH DANA. KELAS DANA - SIANG 

Guru mengemas peralatannya, lalu beranjak meninggalkan kelas. 


Suasana kelas mulai riuh. 


XENA

Tere jago banget teater. 
Kenapa grupnya harus per-deretan sih. 


DANA

Lo nggak suka satu grup sama gue?


XENA

(tersentak melihat Dana)

Bukan gitu. 
Maksud gue, kalo Tere di kelompok kita kan lebih bagus. 


JUNE

(menguap lebar, lalu melihat Xena)

Lo tuh sebenernya jagonya apa? 
Insecure trus.


XENA

(tersentak)

Apa lo bilang?


JUNE

Apa lo nggak denger?

(menirukan nada bicara Xena)


DANA

Gue yang tulis naskah dramanya ya?


June dan Xena bersamaan melihat Dana. 


DANA

Boleh nggak?


XENA

Dengan senang hati. 

(tersenyum melihat Dana)


CUT TO :


21. INT. RESTORAN - SORE

Evan baru saja masuk ke dalam restoran, lalu mengedarkan pandangan, mencari Bu Kamila. 


CUT TO : 


Bu Kamila menyesap teh, melihat Evan datang, lalu tersenyum. 


CUT TO : 


Evan dan Bu Kamila makan bersama. 


BU KAMILA

Kemaren, kamu ngajak Dana ke mana?


EVAN

(lalu melihat Bu Kamila)

Ke pernikahan ibu saya. 
Maaf, Evan lupa nggak ngundang Tante.


BU KAMILA

Oh .... Nggak apa-apa.
Jadi, mama kamu menikah lagi?

(terenyak memikirkannya)


EVAN

Dana nggak pernah cerita ke tante?


BU KAMILA

(kembali melihat Evan)

Soal kamu?

(jeda)

Dana memang jarang cerita. 
Bahkan kalau ada masalah. 
Yang ada ....
Kalau dia ngambil keputusan yang salah,
Dan akhirnya malah berantakan. 
Baru ketauan masalahnya selama ini apa. 

(makan lagi)


Evan terenyak. 


BU KAMILA

Tante kadang nggak ngerti sama jalan pemikiran dia. 
Kelihatannya tenang. 
Tapi rumit sekali orangnya.
Nggak mudah dipahami. 
Dia nggak seperti anak-anak lainnya. 


Evan tersenyum, melanjutkan makan. 


BU KAMILA

Yang paling aneh. 
Dia nggak suka kalo tante ngomongin dia di depan keluarga, atau temen-temen Tante. 
Padahal Tante bilang yang baik-baik.


Evan tersentak. 


BU KAMILA

Bilang dia rajin belajar, pendiam, nggak suka main kayak anak-anak lain. 
Eh, malah kesel dianya.
Kan aneh. 


Evan tertawa kecil. 


BU KAMILA

(tersenyum melihat Evan)

Di mana-mana orang dipuji biasanya seneng. 
Dia malah ngambek. 


EVAN

Saya juga kadang gitu kok, Tante. 


Bu Kamila tersentak. 


EVAN

Mungkin karena saya juga nggak suka basa-basi. 
Jadi kedengerannya aneh sekalipun itu pujian. 
Apalagi yang dilebih-lebihkan. 
Mungkin ngerasanya ....
Kita nggak sebaik itu. 
Bisa agak terbebani kalau kenyataannya nanti nggak sebaik yang dikira. 

(jeda)

Atau sebaliknya, orang pendiam itu banyak yang bilang kurang pergaulan. 
Kerjanya belajar terus. 
Atau bahkan nggak punya teman. 
Itu kan ngeselin, Tante. 


BU KAMILA

(terenyak)

Ya .... Mungkin emang kamu yang lebih mengerti dia. 

(tersenyum)


Evan terenyak, tersenyum juga, lalu melanjutkan makan. 


BU KAMILA

(selesai makan, minum sebentar)

Evan ....
Kamu tau kan Dana sekarang masuk akselerasi. 


EVAN

Iya?


BU KAMILA

Dana anak tante satu-satunya. 
Jadi, tante mau yang terbaik buat dia. 
Apapun itu. 

(jeda)

Kamu juga support dia ya?


EVAN

Pasti, Tante. 


BU KAMILA

(berpikir sebentar, lalu melihat Evan)

Tante mau kamu jangan temui Dana dulu. 


Evan tersentak. 



Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar