Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
SOULMATE
Suka
Favorit
Bagikan
12. Episode 4 Part 3

AIRISH

(menghampiri Raynard)

Normalnya orang minum Cappuccino itu pagi.


RAYNARD

Lo tau gue nggak normal?


AIRISH

Mau yang panas atau dingin?


RAYNARD

Apa aja kalau lo yang bikin gue minum kok.


Airish tidak habis pikir, lalu membuatkan pesanan Raynard.


RAYNARD

Bisa cepet nggak?
Gue haus.

(sambil memerhatikan Airish)


AIRISH

(membuatkan pesanan)

Kalau haus pesen air putih aja.
Kopi bikin lo tambah haus.


RAYNARD

(hampir tertawa)

Kenapa calon dokter harus jadi barista?
Kan jadi kesel gue?


AIRISH

(tidak habis pikir melihat Raynard)

Siapa bilang gue pengen jadi dokter?


RAYNARND

Rata-rata anak IPA yang pernah gue temuin pengen jadi dokter.


Airish kembali berkonsentrasi membuat Cappuccino.


GANDHI

(baru datang, melihat Raynard sebentar)

Siapa anak IPA?
Elo, Rish?
Katanya lo cuma SMP?


Raynard tersentak melihatnya, lalu Airish.


AIRISH

Dia agak gila.
Cuekin aja.


Gandhi kembali melihat Raynard.


RAYNARD

(tersenyum saja melihat Airish)

Baru kemarin bilang suka.
Sekarang bilang gue gila.


Gandhi kembali melihat Airish, masih penuh tanya.


AIRISH

(meletakkan secangkir hot cappuccino di meja di depan Raynard)

Ini gue yang traktir.
Lo habisin sekarang juga, trus pulang. 
Lo haus, kan?


Raynard hampir tertawa, lalu mencoba Cappuccino buatan Airish.


Airish melanjutkan pekerjaannya.


RAYNARD

Not bad.


Airish tidak habis pikir melihatnya. Sementara Gandhi memindahkan cangkir ke almari.


RAYNARD

Lo balik sekolah atau gue bilang ke bos lo.


Airish tersentak melihat Raynard.


RAYNARD

(meletakkan cangkirnya)

Atau lo mau balik sekolah dan tetep bisa kerja di sini?


Gandhi tersentak, lalu melihat Airish.


Airish terenyak memikirkannya.


CUT TO :


50. INT. CAFE - SORE


AIRISH

(melihat sekitar, lalu Gandhi bersiap menutup bar)

Kenapa udah beres-beres?


GANDHI

Lo nggak dikasih tau kalo hari ini tutup lebih awal?


AIRISH

Nggak?


GANDHI

Satu bulan sekali ada acara futsal.

(lalu melihat Airish)

Lo belum dapet kaosnya.
Ntar gue ambilin deh.


Airish mengalihkan pandangan, memikirkan sesuatu.


CUT TO :


51. INT. LAPANGAN FUTSAL - SORE

Para karyawan laki-laki dan manager sedang bertanding, sementara karyawan perempuan duduk di tribune sambil sesekali berseru memberi semangat.


Airish duduk sendirian.


LONG SHOT : Nindy melihat Airish dengan sinis, sambil sesekali tertawa bersama teman-temannya.


Airish terdiam, mengingat sesuatu.


DISSOLVE TO FLASHBACK :


52. INT. CAFE - SORE

Airish, Raynard, Kiya dan Diva duduk di satu sudut. 


AIRISH

Gue yang bilang sendiri ke manager.
Lo nggak usah ikut campur.


Raynard tersenyum, lalu meminum kopinya.


KIYA

Janji ya, Rish.


AIRISH

Iya.
Please, jangan ada yang ke sini lagi.


DIVA

Iya-iya .... Kesel amat.
Gue kan mau ngelihat debut lo di sini.


AIRISH

(hampir tertawa melihat Diva)

Gue kerja dulu.
Udah sana pulang.

(lalu pergi)


Kiya tersenyum melihat Airish pergi.


RAYNARD

(meraih ponselnya yang ada di meja)

Udah selesai, kan?
Gue duluan.

(melangkah pergi)


DIVA

Thanks, Kak!

(mengangkat tangannya, lalu tos dengan Raynard)


Airish melihat Raynard pergi.


FADE OUT & FADE IN :


Pertandingan selesai. Lalu, tim perempuan masuk ke lapangan.


Charlie melihat Airish dari jauh, lalu menyuruh Gandhi mengajak Airish ikut bermain. 


Gandhi berlari menuju Airish.


GANDHI

Rish. Gabung sama anak-anak gih.
Ngapain juga sendirian di sini.
Kesambet lo ntar.


AIRISH

Gue nggak bisa nendang bola.


GANDHI

Elah .... Lo pikir yang lain bisa.
Cuma buat have fun aja.
Udah buruan sana!


AIRISH

Nggak ah. Males.


Gandhi menyerah, lalu melihat Charlie yang juga melihatnya. Dia melambaikan tangan, memberi isyarat bahwa Airish tidak mau ikut. 


CUT TO :


CU : Charlie menghela napas, tidak habis pikir, lalu berbalik, duduk di dekat anak buahnya.


CUT BACK TO :


GANDHI

(duduk di samping Airish)

Kenapa sih Rish?


AIRISH

Futsal cewek pasti rusuh.


GANDHI

(tersentak melihat Airish, lalu tertawa sambil mengalihkan pandangan)

Iya juga sih.
Anak-anak cewek kalo tanding malah kasar.
Bukan bolanya yang ditendang malah temennya didorong-dorong.
Tuh! Tuh!

(menunjuk ke lapangan)


POV GANDHI : Seorang pemain mendesak pemain lainnya di lapangan.


GANDHI

Leni lagi tuh.
Mentang-mentang badannya gede.


AIRISH

Kak Gandhi.


GANDHI

(melihat Airish sebentar)

Apa?


AIRISH

Kenapa Pak Charlie bolehin gue jadi Barista?
Bukannya di lowongan kerja buat posisi itu minimal SMA?


GANDHI

Bukannya lo SMA?


Airish tersentak.


GANDHI

Lo fikir gue percaya gitu aja lo bilang cowok tadi gila?

(lalu melihat Airish)

Cowok keren begitu.
Lo aja sampe naksir, kan?


AIRISH

(tersentak, melihat Gandhi)

Lo tampang doang kayak nggak tau apa-apa ya, Kak?


GANDHI

(tidak habis pikir melihat Airish)

Bercanda lo nggak lucu tau, Dik!


AIRISH

Gue nggak bercanda bego.

(mengalihkan pandangan)


GANDHI

Lama-lama lo ngeselin ya orangnya.
Pantes Nindy nggak suka sama lo.


AIRISH

(lalu melihat Gandhi)

Emang gue suka sama dia?


Gandhi tersentak.


AIRISH

Gue juga nggak suka.


GANDHI

(tertawa)

Ya ya bener.
Gue juga nggak begitu suka sih sama Nindy.


AIRISH

(menghela napas, mengalihkan pandangan)

Tapi, jangan bilang siapa-siapa dulu ya, Kak.


GANDHI

(lalu melihat Airish)

Emang gue mau bilang siapa?


AIRISH

Gue punya alasan kenapa gue bohong.


GANDHI

(tertawa kecil, mengalihkan pandangan)

Lo nggak mau sekolah, kan?
Dasar.
Yang model begini nih pasti sukanya tawuran.


AIRISH

Enak aja.
Band gue mengharumkan nama sekolah!


GANDHI

Lo nge band juga?
Apa namanya?


AIRISH

Rascals.


GANDHI

(tersentak)

Namanya aja udah Rascals.
Pasti rusuh nih!


AIRISH

(tertawa, melihat ke pertandingan)

Sialan!


GANDHI

Mending cepetan bilang yang sebenernya ke Pak Charlie.
Daripada dia ilfil sama lo.

(lalu melihat Airish)

Kalo lo masih niat mau kerja lo kan bisa part time.
Dia pasti ngerti kok.


Airish terenyak memikirkannya.


GANDHI

Ngelihat lo, mungkin dia ingat masa lalunya.


AIRISH

(lalu melihat Gandhi)

Masa lalu apa?


GANDHI

Dulu nggak lanjut sekolah.
Cuma sampai SMP.
Dia emang segitu pedulinya sama orang lain.

(lalu melihat Airish)

Ntar lo GR lagi. 


AIRISH

(tidak habis pikir melihat Gandhi, lalu mengalihkan pandangan)

Pak Charlie bukan tipe gue.


GANDHI

(tersenyum)

Tipe lo gimana coba.


AIRISH

Pokoknya yang ada manis-manisnya.

(lalu tersenyum)


GANDHI

Hhh!!
K-Pop nih pasti.


Airish tampak tidak mengerti maksud Gandhi.


CUT TO :


53. INT. RUMAH DANA. KAMAR DANA - SORE

Dana sedang duduk, mengerjakan PR.


SFX : Suara notifikasi pesan masuk di ponsel Dana.


Dana melihat pesan dari Diva.


DIVA

Airish udah ketemu!


Dana senang mengetahuinya, lalu segera membalas pesan Diva.


Dana bersandar di kursi, memikirkan sesuatu, lalu melihat balasan pesan dari Diva.


BCU : Layar ponsel Dana : DIVA (O.S)

Gue tadi ke sana sama Kiya, Kak Raynard juga.


Dana terenyak, meletakkan ponsel.


SFX : Ponsel Dana berdenting beberapa kali saat ada pesan masuk.


Dana masih terenyak, menjauhkan ponselnya, lalu melanjutkan PR.


CUT TO :


54. INT. SEKOLAH DANA. KELAS DANA - PAGI

Dana baru datang.


June melihat Dana lewat, lalu duduk di bangku di belakangnya.


JUNE

Lo udah ngerjain PR Fisika?


DANA

(lalu melihat June)

Udah?


JUNE

Gue boleh—


XENA

(baru datang)

Nggak boleh!


Dana dan June bersamaan melihat Xena.


XENA

Jangan mau Dana!

(lalu menatap June)

Kebiasaan.


JUNE

Ck.
Dana ... pinjem bentar aja.

(tersenyum melihat Dana)


Dana tersenyum, lalu memberikan buku PR Fisikanya pada June.


June mengibaskan tangan mengusir Xena, lalu menyalin PR Dana.


XENA

Dasar nggak tau malu!


Dana tertawa kecil melihat Xena.


CUT TO :


55. EXT. SEKOLAH DANA - SIANG

Dana dan Xena berjalan bersama.


DANA

Lo lama-lama kayak istrinya June!


XENA

Ihh!! Males banget.


DANA

(tertawa melihatnya)

Tapi kalian keliatan cocok.


XENA

Siapa yang nggak sebel coba.
Tiap hari nyalin PR temen.
Padahal dia sebenernya bisa ngerjain sendiri.
Males banget, kan?
Giliran ujian nilainya bagusan dia.
Gue pengen jitak aja kepalanya.


DANA

(terbahak)

Yaudah jitak aja ribet banget.


XENA

Tapi, gue bersyukur ada makhluk kayak June di kelas kita.

(lalu melihat Dana)

Lo lihat sendiri kan gimana tadi dia tidur di kelas pas jam kosong.
Hidupnya damai gitu kayaknya.
Daripada yang lain ngeliatin buku mulu.
Gue jadi ikut pusing.


DANA

(tersenyum mendengarnya)

Jadi suka sebenernya?


XENA

(tidak habis pikir melihat Dana)

Dikit sih.

(lalu tersenyum)


Dana tersentak melihat Xena.


XENA

Dikit banget.
Segini nih!

(menunjuk ujung jarinya)


Dana tertawa, mengalihkan pandangan.


DANA

Sama aja!


Xena tersenyum saja.


CUT TO :


56. EXT. DEPAN KAMAR KOS AIRISH - MALAM

Airish sampai di pelataran lantai dua, lalu tersentak saat melihat Bu Melly yang juga melihatnya. 


Bu Melly beranjak dari duduk. 


Airish masih terenyak.


CUT TO :


57. INT. KAMAR KOS AIRISH - MALAM

Bu Melly duduk di tempat tidur, sementara Airish membereskan baju dari keranjang jemuran.


BU MELLY

Mama bahkan tahu kamu bisa ngelakuin semua ini sendiri.


Airish meletakkan baju-bajunya di tempat tidur, kesal melihat mamanya.


BU MELLY

Kamu lebih mandiri dari yang mama kira.


Airish lalu duduk.


BU MELLY

Kamu bisa memecahkan masalah lebih baik daripada Mama.

(mengalihkan pandangan)

Mama yang sudah setua ini masih aja nggak bisa mengatasi masalah rumah tangga.


Airish masih diam.


BU MELLY

Mama pikir dengan bercerai dari papa kamu. 
Mama nggak perlu lagi menderita batin.

(lalu melihat Airish)

Kamu juga.


Airish lalu melihat mamanya.


BU MELLY

Mama nggak mau tiap hari kamu melihat pertengkaran kami.


Airish mengalihkan pandangan.


BU MELLY

Ini mungkin sedikit sulit di awal.
Tapi mama harap kamu mengerti.
Hubungan mama dengan papa kamu sudah nggak bisa dipertahankan lagi.


AIRISH

Emangnya kapan Airish minta mama pertahanin semuanya.
Nggak pernah.

(lalu menatap mamanya)

Airish nggak pernah minta apa-apa dari mama.


BU MELLY

(hampir menangis, lalu memeluknya)

Maafin Mama ....


Airish terenyak, sedih.


BU MELLY

Maafin Mama, Airish.

(lalu mengusap air matanya, kembali melihat Airish)


AIRISH

Airish nggak pernah minta perhatian mama.
Sekalipun semua temen-temen Airish dapetin itu dari orang tuanya.


Bu Melly masih menangis.


AIRISH

Airish juga nggak yakin butuh semua itu.


Bu Melly mengusap air matanya.


AIRISH

Mama bisa hidup semau mama.
Airish bakal ngelakuin hal yang sama.


Bu Melly menangis tersedu.


Airish meneteskan air mata melihat mamanya.


CUT TO :


58. EXT. SEKOLAH DANA. AREA PARKIR SISWA - SORE

Dana bergegas menghampiri Evan yang duduk tak jauh dari tempat parkir.


DANA

Maaf, lo jadi nunggu lama.


Evan tersenyum, beranjak ke motornya. 


EVAN

Nggak apa-apa.
Tadi gue sama Jupiter.


DANA

Oh ya?

(tersenyum senang)

Sama Shadine juga?


EVAN

Shadine kan nggak sekelas ....

(bersiap dengan motornya)


Dana lalu naik ke boncengan Evan.


Evan menjalankan motornya pergi.


CUT TO :


59. EXT. JALAN RAYA - SORE

Evan melajukan motor, sesekali mengobrol dengan Dana. Mereka terlihat senang.


CUT TO :


60. EXT. ROOFTOP CAFE - SORE

Dana dan Evan makan es krim sambil melihat pemandangan dari atas gedung.


DANA

Anak aksel nggak se-menyeramkan yang gue kira.


Evan lalu melihat Dana.


DANA

Guru-gurunya juga.
Seneng banget hampir tiap hari dikasih motivasi.

(lalu melihat Evan)

Kita punya jatah curhat eksklusif sama guru BK sebulan sekali.

(tersenyum, lalu makan es lagi)


EVAN

Kalo itu sih kelas kita juga punya.


DANA

Oh ya?


EVAN

Tinggal bolos aja beberapa hari pasti kena BK.


DANA

(tertawa sebentar)

Bener juga.
Sekalipun sebenernya, gue nggak tau harus curhat apa.
Gue nggak bisa curhat.


EVAN

(kembali melihat Dana)

Lo dari tadi ngomong panjang lebar kalo bukan curhat trus apa?
Pidato?


DANA

(cemberut melihat Evan)

Cuma sama elo aja gue bisa leluasa.


EVAN

Lo lebih cerewet dari biasanya.
Apa ini efek pusing di kelas aksel?

(lalu makan lagi)


DANA

Nggak lah.

(lalu teringat sesuatu)

Mungkin karena gue deket sama Xena.
Dia ENFP.
Semangat banget orangnya.


EVAN

Emang bisa nular juga?


DANA

Nggak juga sih.
Gue aja yang suka kebawa emosi orang-orang sekitar. 

(lalu melihat Evan)

Lo nggak suka kalo gue banyak omong?


EVAN

Ga biasa aja.
Lucu.

(mencubit pipi Dana)


Dana bermaksud membalas, tapi Evan menahan tangannya.


DANA

Kalo lo nggak suka, gue deket sama June aja.
Dia juga INFJ.


Evan tersentak, melepaskan tangan Dana.


DANA

(kembali makan es krim)

Tapi jangan salahin kalau gue tambah absurd.


EVAN

Ga usah.

(mengalihkan pandangan)

Mending lo sama Xena.


DANA

(tersentak melihat Evan)

Lo cemburu?


Evan menghela nafas, kembali melihat Dana.


DANA

Emang lo tau June yang mana?


EVAN

Tau.


DANA

Cuma nge-fans aja nggak boleh?


EVAN

Nggak boleh!

(mengalihkan pandangan)

Lo cuma boleh nge-fans gue.


Dana tersenyum tidak habis pikir melihat Evan.


DANA

Sedikit aja ....
Segini nih.

(menirukan gerakan tangan Xena)


EVA

Tetep aja namanya nge-fans.


Dana tersenyum.


EVAN

Tapi percuma juga kalo lo emang suka.
Gue bisa apa.


DANA

Gue kan cuma bercanda, Evan ....

(agak sedih melihat Evan)


EVAN

Kalo gitu gue juga nge-fans sama Airish.


Dana tersentak.


EVAN

(lalu melihat Dana)

Lo cemburu, kan?
Sekalipun gue dikit banget nge-fans nya?


Dana masih terdiam.


EVAN

(lalu tertawa)

Gue juga bercanda.


DANA

Kenapa harus Airish?


Evan tersentak, kembali melihat Dana.


DANA

Dari sekian banyak cewek di sekolah,
Kenapa harus dia?


EVAN

Ya. Karna lo cuma pernah cemburu gara-gara dia. 


Dana masih memperhatikan Evan.


EVAN

Kenapa gitu banget ngeliatinnya?

(lalu mengalihkan pandangan)


DANA

Apa yang lo suka dari Airish?


EVAN

Apaan sih?!

(kembali melihat Dana)

Gue kan cuma bercanda.


Dana terlihat kecewa.


EVAN

Hhh!!

(mengalihkan pandangan)

Gue salah lagi.


Dana terenyak sedih melihat Evan.


CUT TO :


61. INT. RUMAH EVAN. KAMAR BU FEBYANA - MALAM

Bu Febyana melihat selembar foto.


BCU : Foto Evan dan Dana saat masih bayi :


BU FEBYANA

(mengusap foto Dana)

Ibu nggak sabar pengen ketemu kamu, Sayang ....

(lalu mengusap air matanya)


FREEZE : Foto Dana dan Evan saat masih bayi.



*to be continue to Episode 5


Ending song : Perfect - Simple Plan

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar