Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
SOULMATE
Suka
Favorit
Bagikan
11. Episode 4 Part 2

27. INT. RUMAH DANA. TAMAN - MALAM

Evan dan Dana duduk di bangku.


DANA

Mungkin Panic Attack lagi.


EVAN

(tersentak melihat Dana)

Maksud lo dia sakit?


Dana mengangguk.


DISSOLVE TO FLASHBACK :


28. EXT. RUMAH DANA - SORE


AIRISH

(lalu melihat Dana)

Tapi jangan kasih tau yang lain.


DANA

Lo udah ke dokter?


AIRISH

Udah.
Tapi gue nggak suka minum obat.
Gue takut ketergantungan.


DANA

Obat itu biar lo sembuh, Rish.


AIRISH

(menggeleng)

Gue ganti sama vitamin C.
Gue udah cari tau tentang penyakit itu.
Asal bisa jaga pola makan, nggak akan kambuh.


Dana terenyak.


AIRISH

Tapi waktu gue kehilangan kendali.
Gue bener-bener takut.
Takut mati.
Takut hidup di dunia yang semakin nggak jelas.
Takut banyak hal.


DANA

Lo masih punya gue, Rascals.


Airish lalu melihat Dana.


DANA

Jangan ngerasa kesepian lagi.
Jangan takut.


FADE OUT & FADE IN :


DANA

(mulai menangis)

Sekarang gue malah ninggalin dia.

(mengusap air matanya, tapi malah semakin tersedu)


Evan terenyak, lalu meraih tangan Dana.


EVAN

Bukan salah lo.
Kehidupan orang lain di luar kendali kita.


DANA

(mengusap air matanya)

Tapi gue nggak bisa jadi sahabat yang baik buat dia.
Nggak, Van.
Gue nggak pantes disebut sahabat.

(terisak)


Evan terenyak, memikirkan sesuatu.


CUT TO :


29. INT. RUMAH EVAN. KAMAR EVAN - MALAM

Evan duduk di tempat tidur sambil melihat kontak Airish di ponselnya. 


Dia lalu menelfon. Tapi nomor Airish sedang tidak aktif.


Evan meletakkan ponselnya di tempat tidur, lalu bersandar. Dia terlihat sedih.


CUT TO :


30. INT. RUMAH DANA. KAMAR DANA - MALAM

Dana duduk sambil melihat sebuah foto, terlihat sedih. 


BCU : Foto cover album band Rascals : Dana, Airish, Diva dan Kiya.


CUT TO :


31. INT. CAFE - MALAM

Airish sedang menjalani sesi wawancara kerja.


AIRISH

Saya lulusan SMP.


CHARLIE

(melihat surat lamaran kerja Airish)

Kenapa kamu nggak lanjutin sekolah?


AIRISH

Saya mau langsung bekerja.


CHARLIE

(mengerti)

Oke.
Kamu saya terima.


Airish tersentak.


CHARLIE

Tapi untuk posisi waitress ya.


AIRISH

Terima kasih, Pak.

(tersenyum)


CUT TO :


32. INT. KELAS DANA (AKSELERASI) - PAGI

Dana menjabat tangan Xena.


DANA

Dana.


XENA

Xena.

(tersenyum senang melihat Dana, lalu June yang baru saja datang)

Hei, Master Jun!


June melihat Xena dan Dana, lalu duduk di bangkunya.


XENA

Ada penghuni baru,
Lo nggak pengen kenalan?


JUNE

Gue udah tau.
Dana, kan?

(mengeluarkan buku dari tas)


XENA

(berbisik pada Dana)

Jangan diambil hati.
Dia agak freak!


Dana tertawa melihat Xena.


JUNE

Hei!

(tidak habis pikir melihat Xena)

Gue bahkan udah tau namanya, lo masih bilang freak?


Xena mengalihkan pandangan, ikut menata buku di meja.


Dana tersenyum saja melihat June dan Xena. 


CUT TO :


33. INT. CAFE - SIANG

Airish sedang bekerja. Nindy mengajarinya menjadi waitress.


Nindy melihat Airish mengantar pesanan ke meja tamu, mencatat pesanan, lalu kembali ke bar.


Airish memberikan daftar pesanan, lalu ke dapur.


NINDY

Airish!

(memanggil Airish yang baru saja keluar dari dapur)


AIRISH

Ya. Kak?

(berhenti, melihat Nindy)


NINDY

Lo nggak bisa senyum?


Airish tersentak.


NINDY

Pelanggan kita bisa kabur semua kalo muka lo jutek begitu.


AIRISH

(menghela napas, lalu tersenyum lebar melihat Nindy)

Udah?


Nindy tersentak melihat Airish pergi mengambil minuman di bar.


NINDY

Chh!

(membuang pandangan sebentar, tidak habis pikir melihat Airish)


CUT TO :


34. INT. CAFE. RUANGAN MANAGER - SORE


NINDY

Saya supervisor di sini, Pak.
Gimana bisa sikapnya begitu?


CHARLIE

(hampir tertawa)

Apa kamu nggak ingat saya siapa?


Nindy tersentak.


CHARLIE

Saya owner di sini.
Kenapa hal kayak gitu aja kamu laporkan ke saya?
Kamu udah nggak bisa mengatasi hal sekecil itu, sebagai supervisor?


Nindy tidak habis pikir, tapi menahannya.


CHARLIE

Pertama kali kerja, kamu bahkan salah ngasih orderan.


Nindy tersentak, malu.


CHARLIE

Wajar kalau dia juga buat kesalahan.
Trus, apa masalahnya?


Nindy terdiam.


CHARLIE

(memberikan setumpuk berkas lamaran kerja pada Nindy)

Interview nanti jam 7 malam.


Nindy menerima berkas itu, lalu melihat Charlie melangkah pergi.


CUT TO :


35. INT. CAFE - SORE

Charlie mengamati Airish dari kejauhan.


POV CHARLIE : Airish mengantarkan pesanan ke meja tamu, lalu kembali ke sisi bar.


CHARLIE (V.O)

Kenapa hari pertama dia udah kesel begitu?


CUT TO :


36. INT. RUMAH EVAN - SORE


BU FEBYANA

Ayolah, Sayang ....

(duduk di kursi, di sebelah Evan)

Kita kan nggak pernah jalan bareng?
Emang kamu nggak seneng ibu pulang?


EVAN

(masih sibuk bermain gitar)

Kapan-kapan kan bisa, Bu.
Kenapa harus sekarang?


BU FEBYANA

Emang kenapa kalo sekarang?
Dari tadi kamu juga nggak ngapa-ngapain.


EVAN

(lalu melihat Bu Febyana)

Ini ibu bilang nggak ngapa-ngapain?


BU FEBYANA

(tersentak)

Maksud ibu, kan nggak penting-penting banget main gitar.


EVAN

(mengalihkan pandangan, kembali bermain gitar)

Gitaris itu wajib latihan seenggaknya dua jam setiap hari.


BU FEBYANA

Ya. Ibu tahu kamu gitaris.

(tidak habis pikir)

Nue juga gitaris.


Evan tersentak melihat ibunya.


BU FEBYANA

Dia juga kerja sepuluh jam tiap hari.
Tapi masih punya waktu buat ibu.


EVAN

Nue juga gitaris?


Bu Febyana tersenyum mengangguk melihat Evan.


CUT TO :


37. INT. CAFE - SORE.

Nue sedang bermain gitar di acoustic corner.


Airish mengantar pesanan ke meja tamu, lalu berhenti untuk melihat penampilan Nue dari jauh.


Nue menyanyikan lagu City of Stars - Ryan Gosling feat Emma Stone.


CUT TO :


Bu Febyana duduk sambil tersenyum melihat Nue. Di sampingnya, ada Evan yang menatap kagum Nue.


CUT BACK TO :


TAMU

Toiletnya di mana ya?

(bertanya pada Airish)


Airish melihat tamu, lalu segera menunjukkan arah ke toilet.


CUT TO :


Nue mengakhiri nyanyiannya. 


Tepuk tangan dari pengunjung. Sementara Nue kembali ke mejanya.


NUE

Ibu kamu terlalu berlebihan.

(duduk, melihat Evan, lalu minum sebentar)

Sudah lama akhu nggak main gitar.
Nggak bisa hidup dari musisi.
Kecuali kamu benar-benar terkenal.


EVAN

Permainanmu bagus.

(tersenyum melihat Nue)


NUE

Trims.

(tersenyum)

Karena aku ingin menikah lagi, jadi aku harus bekerja keras.
Mengurus peternakan.
Sebagian waktuku habis sama sapi-sapi itu.
Biasanya, aku habiskan bir di cafe.
Tapi sekarang, aku malah memasok susu ke sana.
Yah. Hidup. 
Kamu tau sendiri. 


Evan mengerti, lalu melanjutkan makan.


Sekelompok remaja menyanyikan lagu "Happy Birthday" untuk temannya. Beberapa membawa balon dan seorang dari mereka membawa kue, menghampiri teman yang berulang tahun.


Evan tersentak melihatnya.


POV EVAN : Sekelompok remaja bertepuk tangan, menyuruh temannya meniup lilin.


Bu Febyana juga melihatnya, lalu Evan.


Evan melanjutkan makan, tapi segera berhenti, meletakkan sendok.


BU FEBYANA

Kamu nggak apa-apa?


EVAN

(lalu melihat ibunya)

Evan ke toilet dulu.

(bergegas pergi)


NUE

(melihat Evan pergi)

Dia kenapa?


BU FEBYANA

Dia nggak suka lihat acara ulang tahun.


NUE

(tersentak melihat Bu Febyana)

Ada fobia seperti itu?


CUT TO :


Evan menuruni tangga menuju lantai satu.


SFX : Suara pecahan gelas.


Evan tersentak, menghentikan langkah saat melihat Airish yang ada di lantai satu.


POV EVAN :

Airish bergegas membereskan pecahan gelas ke atas nampan.


NINDY

Ya ampun Airish ....

(menghampiri Airish)

Bawa gini aja kamu nggak becus.
Ambil sapu sana!


Airish lalu menoleh melihat Evan


POV AIRISH : Evan terenyak melihat Airish.


NINDY

Heh! Malah bengong!


Airish mengalihkan pandangan, lalu pergi ke dapur. Tak lama kemudian, dia kembali sambil membawa sapu dan pengki, membersihkan pecahan gelas.


Nindy melangkah pergi.


Evan masih terenyak melihat Airish.


CUT TO :


38. INT. CAFE. DAPUR/BAR - SORE


NINDY

Lo bisanya ngapain sih?
Senyum nggak ikhlas.
Greeting nggak bisa.
Sekarang malah mecahin gelas.


AIRISH

(menunduk)

Maaf, Kak.


NINDY

Sekali lagi lo buat kesalahan, nggak usah ikut shift gue!


Airish tersentak.


CHARLIE

(datang menghampiri)

Nindy!


Nindy dan Airish tersentak melihat Charlie.


NINDY

Bapak lihat sendiri.
Dia bener-bener nggak bisa kerja. 
Masa bawa nampan aja nggak bisa.
Hari pertama udah mecahin barang.


CHARLIE

(lalu melihat Airish)

Airish.


Airish kembali melihat Charlie.


CHARLIE

Ikut saya!

(keluar dapur)


Airish mengikuti Charlie pergi.

Nindy tersenyum sinis melihatnya.


CUT TO :


Charlie dan Airish sampai di bar.


CHARLIE

Kamu perhatiin.


Airish terenyak memperhatikan Charlie membuat Espresso.


CHARLIE

Coba kamu.

(memberi tempat untuk Airish)


Airish mencoba membuat Espresso.


INSERT :


NINDY

Ngapain coba?

(tidak habis pikir melihat Airish dan Charlie dari jauh)


Airish berhasil membuat secangkir Espresso.


CHARLIE

Bagus.

(tersenyum melihat Airish)

Kamu cepet juga belajarnya.


Airish tersenyum.


CHARLIE

Tapi masih perlu banyak latihan.
Ada beberapa varian penyajian.
Espresso, americano, latte, mocca, macchiato, cappuccino, affogato, piccolo, cold brew.
Ini coffee beans

(menunjukkan biji kopi)

Dari kopi arabika, sampai papua.
Ada banyak jenis yang harus kamu pelajari.


Airish serius memerhatikan.


CHARLIE

Besok kamu ikut shift Meira.
Nanti jadwalnya saya kasih.


AIRISH

Terima kasih, Pak.


CHARLIE

Sama-sama.
Kebetulan saya baru mau interview Barista.
Tapi, kalau kamu oke di sini.
Nggak akan saya pindah ke bagian lain.

(lalu melihat Gandhi)

Kamu ajarin dia ya.


GANDHI

Siap, Pak.


Charlie melangkah pergi.


CUT TO :


Evan melihat Airish dari tempat duduknya.


Airish menyimak pengarahan dari Gandhi, lalu menoleh melihat Evan.


Evan tersenyum melihat Airish.


Airish terenyak, kembali melihat Gandhi.


CUT TO :


BU FEBYANA

Masih mau nungguin temen kamu?


EVAN

Iya, Bu.
Ibu duluan aja.


BU FEBYANA

Yaudah.
Kamu hati-hati ....


Evan mengangguk.


NUE

Good Luck!

(tersenyum melihat Evan)


EVAN

Thanks.

(tersenyum melihat Nue, meminum latte-nya lagi, lalu melihat Airish yang sibuk mencatat di bar)


Evan memerhatikannya. 


JUMP CUT TO :


Lampu cafe baru saja di matikan.


CUT TO :


39. EXT. DEPAN CAFE - MALAM

Para pekerja keluar dari cafe. 

Airish menghampiri motornya.


EVAN

Lo kerja di sini?


AIRISH

(tersentak melihat Evan)

Lo belum pulang?


EVAN

(hampir tertawa)

Kita sama-sama udah tau jawabannya, kan?


AIRISH

(lalu memakai helm)

Lo bilang nggak mau ketemu lagi.

(menyalakan mesin motor, lalu melihat Evan yang terdiam)

Kita ngobrol di tempat lain aja.


CUT TO :


40. EXT. PINGGIR JALAN - MALAM


AIRISH

Lo tau dari mana gue kerja di sana?


EVAN

(berbalik, melihat Airish)

Kebetulan aja.

(ikut duduk)

Calon ayah gue ngajak ke cafe tadi.


AIRISH

(tersentak melihat Evan)

Jadi yang tadi bukan bokap lo?


EVAN

Kalo dia bokap gue,
Rambut gue pasti pirang.
Kalo nggak mata gue yang biru.


Airish tersenyum, lalu minum.


EVAN

Gue nggak nyalahin lo kabur dari rumah.


Airish lalu melihat Evan.


EVAN

Gue nggak tau apa jadinya kalau gue liat dengan mata kepala gue sendiri waktu orang tua gue pisah.


Airish memerhatikan Evan.


EVAN

Lo minggu ini ujian juga nggak?

(lalu melihat Airish)


AIRISH

(menghela napas, mengalihkan pandangan)

Gue capek.


EVAN

Gue minta maaf.


Airish kembali melihat Evan.


EVAN

Gue udah kasar sama lo.


AIRISH

(mengalihkan pandangan)

Gue tau lo nggak bermaksud nyakitin gue.
Tapi luka gue udah terlalu banyak sebelum gue kenal lo. 


EVAN

Lo boleh ketemu gue kapanpun.


Airish tersentak melihat Evan.


EVAN

Asal lo mau balik sekolah.


Airish terenyak melihat Evan.


CUT TO :


43. INT. RUMAH EVAN. KAMAR EVAN - MALAM

Evan duduk bersandar di tempat tidur, teringat sesuatu.


DISSOLVE TO FLASHBACK :


MONTAGE :


1. Episode 2 Part 5


AIRISH

Gue Airish!

(tersenyum, mengulurkan tangan pada Evan)


Evan terenyak melihat tangan Airish.


Airish masih menunggu.


Evan kembali melihat Airish, heran.


AIRISH

Nama lo siapa?


2. Episode 3 Part 1


AIRISH

Lo fikir, gue nggak berat hubungin lo duluan?!

(kembali melihat Evan)

Lo fikir,
Gue nggak bakal malu kalo sampe Dana tau gue suka sama lo?!
Lo fikir, gue mau seumur hidup saingan terus sama Dana?!
Hah?!


Evan masih tersentak melihat Airish.


3. Episode 3 Part 1


Airish merebahkan kepala di bahu Evan sambil memejamkan mata. Evan terenyak melihatnya.


4. Episode 4 Part 1


Airish menutup telfon, hampir menangis. Dia membuang pandangan sebentar.


INSERT : Evan mengintip Airish dari luar cafe.


POV EVAN : Airish menyeka air matanya.


5. Episode 4 scene 42


AIRISH 

Gue nggak bisa lanjut sekolah.
Sekalipun ini jadi yang terakhir kali gue bisa lihat lo.


Evan tersentak, kembali melihat Airish yang kini mengalihkan pandangan ke jalanan di depan. 


FADE OUT & FADE IN :


EVAN

(menyandarkan kepala di tempat tidur)

Lo kelihatan banget nggak butuh gue.
Tapi kenapa gue harus peduli sama lo?


CUT TO :


45. INT. SEKOLAH DANA. KELAS DANA - PAGI


BCU : Gambar June : Suasana perkotaan.


Dana terpana melihat gambar June. Sementara June masih terus menggambar. Ini


Xena kembali ke tempat duduk sambil membawa buku gambarnya.


XENA

Jangan ngelihatin gambar June,
Nanti lo down.

(mulai menggambar)


DANA

(lalu melihat Xena)

Dia pinter banget gambarnya.


XENA

Ralat.

(lalu melihat Dana)

Dia pinternya cuma gambar.

(kembali menggambar)


Dana kembali melihat June.


XENA

June pengen jadi arsitek.


Dana lalu melihat June masih fokus dengan gambarnya.


XENA

Ohiya!

(kembali melihat Dana)

MBTI lo apa?


DANA

MBTI apa?


XENA

Myers-Briggs Type Indicator!
Tipe kepribadian.
Lo nggak tau?


Dana menggeleng.


JUNE

Dasar MBTI freak!

(masih menggambar)


Xena tidak habis pikir melihat June.


XENA

(browsing di ponsel, lalu memberikan ponselnya pada Dana)

Lo coba aja tesnya!


Dana menerima ponsel Xena, melihatnya.


CUT TO :


Dana mengerjakan tes kepribadian.


BCU : Layar ponsel Xena : Hasil tes Dana yang baru saja keluar.


DANA

Tipe Advokat.

(masih membaca penjelasan di ponsel)


XENA

(tersentak, buru-buru melihat hasilnya)

INFJ?!


June menoleh melihat Dana.


XENA

June!

(lalu melihat June)

Akhirnya lo ketemu alien lain di bumi.


June tertawa, mengalihkan pandangan.


Dana tidak mengerti maksud mereka.


CUT TO :


46. EXT. SEKOLAH DANA - SIANG

Evan dan Dana duduk di taman.

Evan melihat artikel tentang INFJ di ponsel Dana.


EVAN

(tersenyum)

Gue emang baru kenal lo.
Tapi hampir semuanya akurat.


DANA

Lo coba aja.


EVAN

Gue nggak begitu suka.

(mengembalikan ponsel Dana, lalu teringat sesuatu)


Dana tersentak saat Evan meraih kembali ponselnya.


EVAN

Gue coba deh.

(tersenyum melihat Dana)


Dana agak heran, tapi membiarkan Evan mencoba tesnya, lalu mengalihkan pandangan.


Evan bersandar pada tembok, menjauhkan ponsel dari jangkauan pandangan Dana. Dia lalu membuka kontak WhatsApp Dana, mencari-cari nomor ponsel. 


BCU : Layar ponsel Dana : kontak WhatsApp Dana : nomor Rascals Diva. 


Evan mengirim kontak Diva ke nomornya, lalu segera menghapus chatnya.


Evan melihat Dana masih memerhatikan suasana sekitar, lalu kembali mengerjakan tes kepribadian.


CUT TO :


47. EXT. DEPAN RUMAH DIVA - SORE

Diva baru saja turun dari motor, lalu melihat ponselnya yang berdering.


DIVA

Private number??

(heran, lalu teringat sesuatu)

Jangan-jangan ....

(segera mengangkat panggilan itu, lalu kecewa)

Siapa?

(tidak berminat, tapi lalu bersemangat)

Di mana?


CUT TO :


48. INT. RUMAH RAYNARD. STUDIO - SORE

Raynard menyiramkan cat berwarna biru ke atas kanvas lalu meratakannya dengan pisau palet. Dia menambahkan warna abu-abu dan putih, lalu melihat Angga yang antusias memerhatikannya.


ANGGA

(lalu melihat Raynard)

Cuma gini aja bisa dijual?


Raynard tersenyum, kembali melukis.


ANGGA

Temenku bahkan bisa gambar lebih bagus dari uncle.
Kalau cuma coret-coretan aku juga bisa.


RAYNARD

(tidak habis pikir, kembali melukis)

Ini lukisan abstrak.


ANGGA

Abstrak?


RAYNARD

Hmm ....


ANGGA

Kalau gitu aku juga mau melukis abstrak.
Aku pinjam cetoknya!

(mengambil pisau palet yang ada di kotak)


RAYNARD

(hampir tertawa melihat Angga)

Itu namanya pisau palet.


ANGGA

(kembali melihat Raynard sambil mengangkat pisau palet yang paling besar)

Ini bukannya cetok?


RAYNARD

(mengacak rambut Angga)

Udah sana jangan ganggu!


ANGGA

A .... Tangan uncle kotor!

(tidak habis pikir melihat Raynard, lalu berlari menghampiri mamanya)

Mama. Uncle bilang ini pisau.

(menunjukkan pisau palet pada mamanya)


ERIKA

Balikin ke Uncle, Angga!


Angga naik ke kursi kecil, menaruh pisau palet di atas meja di dekat Raynard, lalu kembali menghambur ke mamanya.


ANGGA

Mama .... Ayo pulang ....


ERIKA

Mama kan bilang tadi kamu nggak usah ikut.

(sibuk membaca majalah)


Angga merengek.


ANGGA

Chiko kapan pulangnya ....

(masih merengek)


ERIKA

Eh .... Nggak sopan cuma panggil nama.

(memperingatkan Angga)


ANGGA

Uncle!
Ayo pulang ....


Raynard masih terus melukis.


SFX : Dering ponsel Raynard.


Raynard meraih ponsel, lalu menjawab telfon.


RAYNARD

(tersentak)

Kenapa nggak lo aja?

(menghela napas)

Oke oke.
Kirim alamatnya.

(lalu menutup telfon, meletakkan ponsel, kembali melukis)


CUT TO :


49. INT. CAFE - SORE

Airish sedang mengerjakan pesanan. Gandhi sesekali membantunya.

Raynard masuk ke dalam cafe, melihat Airish dari jauh, menghela napas panjang, lalu menghampirinya.


RAYNARD

A cappuccino, please ....


Airish menoleh melihat Raynard, lalu tersentak.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar