Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
SOULMATE
Suka
Favorit
Bagikan
14. Episode 5 Part 2

BU KAMILA

Untuk sementara waktu, sampai dia lulus. 


Evan terenyak, sedih. 


BU KAMILA

Tante fikir, dia pasti butuh konsentrasi penuh untuk ujiannya. 
Tinggal beberapa bulan lagi. 
Banyak pelajaran yang harus dia kejar. 

(agak sedih juga melihat Evan)

Tante nggak maksud apa-apa. 
Ini semua demi kebaikan Dana. 
Karna ....
Tante tau Dana kalau udah suka sama sesuatu, dia bisa lupa banyak hal. 

(jeda)

Dulu, 
Waktu papanya masih ada. 
Dana bisa seharian main musik. 
Sampai lupa waktu. 
Tante mesti ingetin dia buat makan teratur. 
Dan mungkin, akan sama kalau dia suka sama seseorang. 
Tante harap kamu mengerti. 


EVAN

Evan ngerti kok Tante. 
Tante nggak usah khawatir. 


BU KAMILA

(tersenyum lega)

Makasih ya, Evan.  


Evan tersenyum melihat Bu Kamila, lalu minum sebentar. 


Bu Kamila terlihat lega, mengalihkan pandangan dan kembali tersenyum saat melihat Evan. 


CUT TO : 


22. EXT/INT. DEPAN RUMAH EVAN - SORE

Evan turun dari motornya, terlihat sedih. 


CUT TO : 


Evan masuk ke dalam rumah, lalu bergegas ke kamar. 


NENEK ALIMAH 

(sedang menonton TV, lalu melihat pintu kamar Evan baru saja ditutup)

Kenapa dia?

(heran, kembali menonton sinetron di TV)


CUT TO : 


23. INT. KAMAR EVAN - SORE

Evan duduk di tempat tidur, sambil melihat foto Dana di ponsel.


NENEK ALIMAH (O.S)

Dia tinggal di perumahan. 
Anak orang kaya. 


EVAN (V.O)

Nenek bener. 
Harusnya gue mikir dulu sebelum jatuh cinta. 

(menghela napas)

Tapi emangnya bisa?


CUT TO :


24. INT. RUMAH DANA. KAMAR DANA - MALAM

Dana sedang belajar. 


Bu Kamila datang menghampirinya. 


BU KAMILA

Mama udah dapet guru les bahasa Prancis buat kamu. 


DANA

(menoleh melihat mamanya)

Mulai kapan lesnya, Ma?


BU KAMILA

Minggu ini. 
Hari minggu. 

(lalu duduk di samping Dana)


Dana kembali mengerjakan tugas. 


BU KAMILA

Kamu nggak kesulitan kan ngejar pelajaran di sekolah. 


DANA

Nggak.


BU KAMILA

Mau mama buatin smoothie biar lebih semangat belajarnya?


DANA

Nggak, Ma. 
Dana udah mau selesai.

(lalu melihat mamanya)

Nggak butuh semangat lagi. 


BU KAMILA

Yaudah kalo gitu. 

(mengusap kepala Dana, lalu melangkah pergi)


Dana terenyak melihat Bu Kamila pergi, lalu kembali mengerjakan tugas. 


CUT TO : 


25. INT. RUMAH DANA. KAMAR DANA - PAGI

Dana bangun dari tidur, lalu melihat ponsel.


BCU : Layar ponsel Dana : Pesan dari EVAN (O.S)

Hari ini gue nggak bisa jemput lo.
Maaf :(


Dana terenyak, lalu segera membalas :

Gapapa ....


CUT TO :


26. INT. RUMAH DANA - PAGI

Dana menyalimi Bu Kamila.


DANA

Dana berangkat dulu ya, Ma.


BU KAMILA

Iya.
Hati-hati di jalan.
Bekalnya udah dibawa?


DANA

Udah.

(lalu pergi)

Assalamualaikum.


BU KAMILA

Waalaikum salam.


CUT TO :


27. EXT. DEPAN RUMAH DANA - PAGI

Bu Febyana mengintai di depan rumah Bu Kamila. Dia mengenakan jaket juga helm, duduk di motornya.


SFX : Dering ponsel Bu Febyana.

Bu Febyana agak kesal mengambil ponsel, melihat siapa yang telfon, lalu sekilas melihat Dana yang menuruni undakan di depan pintu rumah, menuju mobil.


Bu Febyana tersentak, cemas.


POV BU FEBYANA : Dana masuk ke dalam mobil, tapi wajahnya tidak terlihat jelas karena terhalang pintu gerbang.

Pintu gerbang dibuka. Mobil Dana melaju meninggalkan rumah.

Bu Febyana melajukan motornya, mengikuti mobil Dana.


CUT TO :


CU : Bu Febyana sedang mengendarai motor, tampak serius.


CUT TO :


28. EXT. DEPAN SEKOLAH DANA - PAGI

Dana turun dari mobil, sementara Bu Febyana baru saja menghentikan motor tak jauh darinya.


SFX : Suara klakson telolet dari Bus yang lewat.


Bu Febyana tersentak kaget, melihat bus itu.


BU FEBYANA

Dasar gila!

(melegakan pernafasannya, lalu mengembalikan pandangan dan tersentak karena Dana sudah tidak ada)

Ke mana dia?
Hhh!

(tidak habis pikir, melihat papan nama sekolah Dana, lalu memikirkan sesuatu)


CUT TO :


29. INT. SEKOLAH AIRISH. RUANG KELAS - SIANG

Airish mengerjakan ujian sendirian. Guru yang mengawasinya duduk di depan.


Airish lalu melihat keluar kelas.


POV AIRISH :

KIYA

(di luar kelas, mengepalkan tangan melihat Airish)

Semangat!!

(berbisik)


Airish tersenyum, lalu kembali mengerjakan soal ujian.


CUT TO :


30. EXT. SEKOLAH AIRISH - SIANG

Airish dan Kiya berjalan sambil minum es.


KIYA

Lo nggak balik ke rumah?


AIRISH

Gue bayar kos-an full di depan.
Masa mau pindah gitu aja.


KIYA

Tapi lo udah baikan sama mama lo?


AIRISH

Hmm ....


KIYA

(mengalihkan pandangan, lalu teringat sesuatu)

Ohiya, Rish.
Waktu itu, gue sempet ketemu Dana.


Airish lalu melihat Kiya.


KIYA

Sorry ....
Gue cerita kalo lo kabur dari rumah.
Kita minta bantuan dia juga buat cariin lo.
Dan dia bilang, dia udah maafin kita.


AIRISH

Gue udah tau.


KIYA

(tersentak melihat Airish)

Tau dari mana?


AIRISH

Evan.

(tersenyum senang)


KIYA

Lo—

(masih bingung)


AIRISH

(heran melihat Kiya)

Bukannya kalian tau gue kerja di sana dari dia?


KIYA

Nggak.
Waktu itu Diva bilang ada telfon pake private number.
Gatau siapa.
Dikiranya orang yang kebetulan liat lo aja dari berita orang hilang mungkin?


Airish heran.


KIYA

Tapi, kenapa harus private number?

(heran)


Airish terenyak memikirkannya.


AIRISH

(lalu tersenyum)

Nggak mungkin orang lain lah.
Itu pasti Evan.
Mungkin dia nggak pengen Dana tau kalo dia udah ketemu sama gue.


Kiya kembali melihat Airish.


AIRISH

Dia cowoknya Dana, kan?


KIYA

(cemberut melihat Airish)

Jangan sedih gitu dong.


AIRISH

(kembali melihat Kiya)

Siapa juga?


KIYA

Elo kelihatan patah hati banget.


AIRISH

(menghela napas, lalu mengalihkan pandangan)

Gue udah rela kalau dia emang buat Dana.
Dia terlalu baik buat cewek macam gue.


KIYA

(tersentak)

Lo ngomong apa sih?


AIRISH

(tersenyum)

Apa gue balik sama Kak Raynard aja ya?


KIYA

(tersenyum, lalu teringat sesuatu)

Berhenti mengkhayal!


Airish tersentak.


KIYA

Gue nggak mau elo kecewa lagi karna cowok.


Airish terenyak memikirkannya.


KIYA

Lebih baik lo nunggu cowok yang bener-bener sayang sama lo.
Yang mau nerima lo apa adanya.
Yang mau perjuangin lo.
Jangan elo mulu yang berjuang.


AIRISH

(tidak habis pikir melihat Kiya, lalu teringat sesuatu)

Kayaknya gue punya.


KIYA

(kembali melihat Airish)

Punya apa?


AIRISH

Owner cafe tempat gue kerja. 


Kiya tersentak.


AIRISH

Kayaknya dia suka sama gue.


KIYA

Maksud lo ....

(ikut senang)

So sweet.
Pantesan lo ditaruh di posisi yang bagus.
Dibolehin part time pula.


AIRISH

Gue nggak bilang gue suka sama dia.


KIYA

Elo bisa nanti-nanti.
Yang penting dia dulu.


Airish tidak habis pikir.


KIYA

Lama-lama lo juga bakal suka.
Ciee.

(menyenggol lengan Airish)

Gue ntar ikut ke cafe ya ....


AIRISH

Nggak.
Ntar lo rusuh lagi.


KIYA

Gue penasaran sama calon pacar lo.


AIRISH

Sialan.


Kiya tidak habis pikir melihat Airish.


CUT TO :


31. INT. SEKOLAH DANA . AULA - SIANG


JUNE

(terenyak membaca naskah drama buatan Dana)

Lo bisa bikin Bu Calista pingsan.


Dana tersentak melihat June.


JUNE

(lalu tersenyum melihat Dana)

Time travel?


DANA

Jelek ya?


JUNE

(kembali melihat naskah)

Bagus karena lo ngasih gue peran jadi gangster.


XENA

Jelek karena lo jadiin gue putri yang hidup bahagia selamanya sama gangster.


Dana tertawa.


JUNE

(tersenyum, lalu kembali melihat Dana)

Entah ini takdir atau apa,
Gue sama temen SD gue lagi ikut lomba buat short movie!


Dana tersentak.


JUNE

Dan kita masih belum punya penulis.


Xena ikut melihat June.


JUNE

Lo mau nggak bantuin kita?


DANA

(terenyak memikirkannya)

Tapi, gue baru juga nulis ini.
Gue nggak paham sebenernya.


JUNE

(tidak habis pikir)

Lo ngeraguin intuisi gue?


Dana tersentak lagi, melihat June.


Xena kembali melihat naskah.


CUT TO :


32. EXT. SEKOLAH DANA - SIANG

June berjalan menuju gerbang, terlihat sedih. 


CUT TO : 


Xena dan Dana berjalan bersama. 


XENA

Kenapa lo nggak terima aja sih tawaran June?


DANA

Lo tau gue lagi ngejar pelajaran sekarang. 


XENA

(lalu mengalihkan pandangan pada June yang berada jauh di depan)

Tapi dia jadi sedih gitu. 


DANA

Lo kan bisa hibur dia. 

(tersenyum melihat Xena)


XENA

Mana bisa? 
Dia sukanya sama lo.


Dana tersentak.


XENA

Dia nggak pernah ngajakin gue di kegiatannya dia. 


DANA

(ikut mengalihkan pandangan)

Nggak mungkin dia suka sama gue. 


Xena masih terlihat sedih. 


DANA

Dia cuma suka sama ide gue. 


XENA

(lalu melihat Dana)

Sama aja ....
Ide lo, lo yang buat kan?


DANA

Kadang, gue juga lebih percaya sama ide.

(lalu melihat Xena)

Lebih besar dari gue percaya sama diri gue sendiri.


XENA

(mengalihkan pandangan)

Itu kan elo. 


DANA

Gue pikir June juga sama. 


XENA

Karena kalian sama-sama INFJ belum tentu kalian sama persis. 


Dana terenyak melihat Xena.


CUT TO : 


33. INT. RUMAH DANA - MALAM

Dana sedang membaca buku, lalu teringat sesuatu. 


DANA (V.O)

Gue nggak ngerasa June suka sama gue. 

(lalu mengambil ponsel, mengirim pesan untuk June)


INTERCUT WITH JUNE :


34. INT. RUMAH JUNE. KAMAR JUNE - MALAM

June sedang makan snack sambil mendengarkan musik, lalu melihat ponsel.


BCU : Layar ponsel June : Pesan dari DANA (O.S) :

June, emang iya lo suka sama gue?


June tersentak, melepas headset, lalu segera membalas. 


CUT BACK TO :


Dana melihat balasan pesan dari June. 

BCU : Layar ponsel Dana : Pesan dari JUNE (O.S) :

Kata siapa?


Dana segera membalas (V.O) :

Xena. 


CUT TO : 


June tertawa, lalu membalas pesan Dana.


JUNE (V.O)

Dia tau dari mana coba.


CUT BACK TO :


Dana tertawa, lalu membalas.


DANA (V.O)

Dia kesel karena gue bikin lo sedih. 


Dana menunggu balasan dari June. 


SFX : Notifikasi pesan masuk di ponsel Dana. 


Dana segera melihatnya, lalu tersenyum. 


BCU : Layar ponsel Dana : Pesan dari JUNE (O.S)

Cuekin aja. 
Gue juga udah gapapa kalo lo emang ga bisa bantuin gue. 
Cuma agak kecewa aja, karena harapan gue ketinggian tadi. Wkwkwk


Dana terenyak, lalu membalas pesan. 


DANA (V.O)

Ralat deh. 
Gue jadi bantuin lo. 


CUT TO : 


JUNE 

(tersentak senang melihat pesan dari Dana)

Serius??

(lalu segera membalas pesan Dana)


CUT TO : 


35. EXT. JALAN RAYA. MOBIL JUNE - PAGI

June sedang menyetir mobil. Dana duduk di sampingnya, melihat jauh keluar jendela.


JUNE

Nanti ingetin aja kalo udah mau jam satu.


Dana lalu melihat June.


JUNE

Ntar gue anterin pulang.

(melihat Dana sebentar)


DANA

Iya.

(mengalihkan pandangan)


JUNE

Lo nggak ngerasa canggung kan sama gue?


DANA

(kembali melihat June)

Canggung kenapa?


JUNE

Xena suka ngaco emang.
Lagian gue bukan orang yang suka nikung.
Gue tau lo udah punya cowok.


DANA

(tersenyum, mengalihkan pandangan)

Lo juga udah ada yang suka.


JUNE

(tersentak)

Maksud lo Xena?


DANA

Lo tau?


JUNE

Tau lah.
Kita kan the badass empath.

(lalu tertawa)


DANA

(ikut tertawa)

Bener juga.


JUNE

Gue masih males ngurus cinta-cintaan.


DANA

Kalo Xena cinta beneran gimana?


JUNE

(tersenyum malu)

Nggak lah.
Masa cinta nyontek PR aja nggak boleh.


DANA

(terbahak)

Dia ngelakuin itu demi kebaikan lo.


JUNE

Gue pengen sekolah dulu yang bener.


DANA

Jadi, tidur di kelas juga bener?


JUNE

(hampir tertawa)

Gue nggak ganggu orang lain, kan?
Lagian tidur itu ibadah.


DANA

Emang lo lagi puasa?


JUNE

Nggak.

(lalu tertawa ringan)

Sesekali boleh lah.
Gue kan bukan robot.
Masa belajar trus.


Dana tersenyum saja.


JUNE

(melihat Dana sebentar)

Lo serius baru nulis buat drama kemaren?


Dana lalu melihat June.


JUNE

Maksud gue, itu beneran pertama kalinya lo nulis cerita fiksi?


DANA

Emm .... Nggak juga sih.
Gue suka nulis cerita dari SD.
Tapi cerita ala anak kecil.
Dongeng peri yang ajaib gitu. 


JUNE

Oh ya?


DANA

Hmm ....
Tapi gue nggak pernah lanjut lagi karena tertarik belajar musik.


JUNE

Jadi, sebenernya lo pengen jadi apa?
Musisi atau penulis?


DANA

Nggak tau.
Gue nggak kepikiran mau jadi apa.


JUNE

Emm .... Gitu.


DANA

Lo sendiri beneran pengen jadi arsitek?


JUNE

Xena lagi nih yang bilang.


Dana tertawa.


JUNE

Padahal gue nggak pernah bilang apa-apa.
Tapi emang gue suka gambar gedung-gedung tinggi.
Gue suka aja suasana perkotaan.


Dana mengerti, lalu mengalihkan pandangan melihat suasana perkotaan.


June tersenyum melihat pemandangan di sekitar. 


LONGSHOT : Mobil June melaju di atas flyover. Di kanan kirinya ada taman dan gedung-gedung pencakar langit.


JUNE

Tapi, ada yang aneh buat gue.


DANA

(heran melihat June)

Apa?


JUNE

Lo kayak punya emosi terpendam.
Ya nggak sih?
Gue sok tau ya?


DANA

Maksud lo tentang cerita gue?


JUNE

Hmm.
Gue tau penulis harus bisa buat karakter yang beda dari dirinya sendiri.
Tapi, nggak tau kenapa kayak ada sesuatu dalam diri lo yang—
Gimana ya jelasinnya.
Lo tau maksud gue nggak?


DANA

Tau.


June tersenyum melihat Dana sebentar.


DANA

Gangster itu, kan?


JUNE

Ya ....
Gue nggak nyangka aja lo bisa kepikiran kata-kata kasar kayak gitu.


DANA

Tampang emang bisa menipu.

(lalu tersenyum melihat June)


JUNE

Bukan gitu maksud gue ....


DANA

Gue nggak bisa ngomong kasar.
Itulah kenapa gue tulis aja di cerita.


June terenyak, masih fokus menyetir.


DANA

(mengalihkan pandangan)

Sebenernya, bisa sih kalo lagi kesel.
Cuma sama diri gue sendiri.
Gue nggak tega kalo ngatain orang lain.
Karna di saat itu juga, gue selalu mikirin perasaan mereka.
Gue takut mereka sakit hati.

(lalu teringat sesuatu)

Tapi gue punya temen yang bisa cuek aja ngomong kayak gitu.


June melihat Dana sebentar.


DANA

Bego. Sialan.
Gue nggak sampai hati ngomongnya sekalipun cuma bercanda.


JUNE

Tapi biasanya, yang suka ngomong kayak gitu orangnya lebih terus terang.
Kalau kita kan ada aja yang disembunyiin.

(tersenyum melihat Dana, lalu kembali melihat jalanan, masih menyetir)


DANA

(terenyak)

Iya sih.
Karna emang nggak bisa aja ngungkapinnya. 


JUNE

Bener banget.


CUT TO :


36. INT. RUMAH EVAN - PAGI


EVAN

(menghampiri nenek Alimah)

Ibu ke mana, Nek?
Kenapa nggak kelihatan dari kemarin.


NENEK ALIMAH

Kamu ditungguin nggak pulang-pulang.
Ditinggal sama ibu kamu.


EVAN

(tersentak)

Ibu ke luar negri lagi?


NENEK ALIMAH

Nggak. Pergi ke Jogja sama keluarganya Nue.
Kamu ditelfon juga nggak bisa.
Handphone kamu rusak??


EVAN

(lalu melihat pesan di ponselnya)

Evan nggak tau ibu nge-chat.


NENEK ALIMAH

Hmm .... Dasar kamu ini.


Evan melihat pesan dari BU FEBYANA (O.S) :

Van kamu sekolah di SMA 23 kan??


Evan??


Evan heran, lalu membalas pesan itu.

Tak lama kemudian ponsel Evan bergetar lagi. 

Evan melihat pesan masuk dari Bu Febyana.


BCU : Pesan dari BU FEBYANA (O.S) :

Apa ada temen kamu yang namanya Dana?


EVAN (O.S)

(tersentak, lalu membalas pesan)

Pacar Evan kan namanya Dana, Bu?


BCU : Layar ponsel Evan : Panggilan dari Bu Febyana. 


Evan menjawab panggilan itu. 


BU FEBYANA (O.S)

Bukannya namanya Dona? 


EVAN

(tersentak heran)

Bukan, Bu.

(lalu teringat sesuatu)

Nenek yang panggilnya Dona. 
Mungkin salah denger. 


Hening. 


EVAN

Halo?


Tidak ada jawaban. Evan lalu melihat ponselnya.


CUT TO :


37. INT. RUMAH ALDRIAN - SIANG

Dana sedang berdiskusi mengenai short movie dengan June dan Aldrian.


June menggambar story board untuk cerita mereka.


CUT TO :


38. EXT. DEPAN RUMAH DANA - SIANG

Mobil June baru saja berhenti. Tak lama kemudian, Dana turun, lalu menutup pintu mobil June dari luar. 


JUNE

Thanks ya, Dana.


DANA

Iya. Hati-hati di jalan.


June tersenyum, melajukan mobilnya pergi.


Dana berbalik, lalu tersentak saat melihat Bu Kamila berada tak jauh di belakangnya sambil mengamati June yang sudah jauh.


Dana masuk ke halaman rumah.


BU KAMILA

Itu tadi siapa?


DANA

June.
Temen sekelas Dana.


BU KAMILA

(berbinar melihat Dana)

Kenapa nggak diajak masuk?


DANA

Kata Mama hari ini les bahasa Prancis, kan?


BU KAMILA

Ohiya.
Kamu ini. Bukannya siap-siap malah main trus.


DANA

Dana nggak main.

(melewati mamanya, menaiki undakan menuju pintu masuk)

Cuma bantuin June sama temennya bikin short movie.


Bu Kamila menyusul Dana masuk ke dalam rumah.


39. INT. RUMAH DANA - SIANG


BU KAMILA

Kamu bantuin apa emangnya?


Dana diam saja.


BU KAMILA

Bantuin apa cuma nemenin si June ....


DANA

(tersentak melihat mamanya)

Apaan sih Mama.


BU KAMILA

(tersenyum menggoda Dana)

Waktu Mama masih muda, pacar Mama juga banyak.

(berjalan di samping Dana)


DANA

Dana nggak pacaran sama June, Ma.


BU KAMILA

Tapi akhirnya, papa kamu yang berhasil memenangkan hati mama.
Kamu mesti tiru rumus Mama.
Koleksi. Seleksi. Resepsi.


DANA

(tidak habis pikir)

Bahkan Dana masih lebih suka rumus Fisika yang paling rumit dari pada harus pakai rumus Mama.
Nggak masuk akal.

(melangkah pergi)


BU KAMILA

Kamu bandingin Mama sama Fisika??

(tidak habis pikir melihat Dana)

Kamu lihat buktinya Mama bisa dapat yang terbaik, kan?
Daripada rumus kamu itu.
Menghitung jarak dari bumi ke matahari, apa gunanya?
Emangnya kamu mau terbang ke Matahari??


DANA

Kan Dana pengen jadi astronot.


BU KAMILA

Apa?


DANA

Dana mau kuliah jurusan alien di Prancis.


BU KAMILA

Jurusan alien?

(terenyak memikirkannya)

Emang ada?

(lalu melihat ke arah Dana pergi)

Dasar anak itu.


CUT TO :


40. INT. KAMAR DANA - SIANG

Dana sedang menyiapkan buku untuk les, lalu melihat ponsel.


DANA

Evan ke mana sih?

(cemberut melihat ponselnya)

Kenapa chat gue nggak dibales?

(duduk di kursi, lalu memikirkan sesuatu)


CUT TO :


41. INT. RUMAH AIRISH - MALAM


BCU : Layar ponsel Airish : Foto profil Evan : Foto gitar.


Airish memandangi foto itu dengan perasaan galau. Dia meletakkan ponselnya, lalu berbaring.


AIRISH

Kenapa gue nggak boleh berusaha?

(menghela napas, kesal)

Kenapa gue harus dengerin saran Kiya.

(tidak habis pikir)


EVAN (O.S)

Halo ....


Airish tersentak, melihat ponselnya.


BCU : Layar ponsel Airish : panggilan ke nomor Evan sedang berlangsung.


EVAN (O.S)

Halo?


Airish segera mengangkat ponselnya.


AIRISH

Halo.


INTERCUT WITH EVAN : 


42. INT. RUMAH EVAN. KAMAR EVAN - MALAM


EVAN 

Ada apa, Rish?


AIRISH

Emm.
Sorry, tadi kepencet.


EVAN

Oh. 


AIRISH

Lo lagi sakit?


EVAN

Cuma flu aja.


AIRISH

Oh.
Yaudah istirahat aja.


EVAN

Nggak apa-apa, kok.


AIRISH

(tersentak)

Apanya?


EVAN

Kalo lo mau ngobrol.


AIRISH

(terenyak)

Nggak deh. Udah malem juga.
Besok gue sekolah.


EVAN

Katanya nggak sekolah lagi?


AIRISH

(tersenyum)

Suka-suka gue.


EVAN

(tertawa sebentar)

Yaudah, tidur sana.


AIRISH

Iya.
Bye.


EVAN

Bye ....


Airish menutup telfonnya, lalu tersenyum senang, agak heran memikirkan sesuatu.


CUT TO :

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar