Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
SOULMATE
Suka
Favorit
Bagikan
17. Episode 6 Part 2

DANA

Gue juga pernah lihat yang itu.
Oh ....
Jadi lo ngajak ke sini biar cepet sembuh?


JUNE

(tersenyum)

Gue masih kepikiran aja hal kemarin.
Jadi, mungkin ini pelarian terbaik.

(lalu mengalihkan pandangan)


DANA

(menghela napas, sedih)

Gue bakal buat film yang lebih bagus.


June dan Evan bersamaan melihat Dana.


DANA

(melihat June)

Gue mau kuliah jurusan perfilman.


June tersentak. Evan juga.


JUNE

Serius?


DANA

Hmm ....

(tersenyum mengangguk)


JUNE

Emangnya, lo udah lama pengen kuliah film?


DANA

Baru aja kepikiran.

(melanjutkan makan)

Kayaknya keren juga.
Selama ini, gue suka banget nonton film.


June terenyak.


DANA

(lalu melihat June)

Jadi lo jangan sedih lagi.


June tersenyum, lalu tersentak saat melihat Evan berubah sedih.


JUNE

Kalo lo mau kuliah di mana, Van?


EVAN

(lalu melihat June)

Gue mungkin langsung kerja.


DANA

Katanya mau nyusul ke Prancis?


JUNE

(tersentak melihat Dana)

Lo mau ke Prancis?


DANA

Iya.
Mama punya project di sana.
Jadi, gue harus pindah.


June mengerti.


CUT TO :


16. EXT. DEPAN RESTORAN - SORE


JUNE

Da ....

(tersenyum melihat Evan dan Dana, lalu melajukan mobilnya)


Dana lalu melihat Evan bersiap dengan motornya.


DANA

Lo nggak ngelanjutin kuliah karena gue?


EVAN

(tersentak melihat Dana)

Ya nggak lah.


DANA

Bukannya lo beli motor sama uang tabungan kuliah?


EVAN

(terenyak, sedih)

Ya. 

(lalu melihat Dana)


Dana naik ke boncengan Evan. 

Evan mengalihkan pandangan sebentar, lalu melajukan motornya pergi.


CUT TO :


17. EXT. JALAN RAYA - SORE

Evan masih melajukan motor.

Dana melihat suasana sekitar, lalu Evan.


CUT TO :


18. EXT. DEPAN RUMAH DANA - SORE

Dana turun dari motor Evan.


EVAN

Lo harus move on.


Dana tersentak melihat Evan.


EVAN

June keliatannya baik.


DANA

Dia emang baik.


EVAN

(tersenyum, mengalihkan pandangan)

Gue balik dulu ya?


Dana masih terenyak.


Evan kembali melihat Dana.


Dana meneteskan air mata.


EVAN

(tersentak)

Kenapa?


DANA

(menghapus air matanya)

Kalo lo mau move on, move on aja.
Lo udah ada Airish, kan?

(jeda)

Gue nggak bisa.


Evan terenyak sedih.


DANA

Bahkan kalo seumur hidup gue harus sendirian.
Gue nggak apa-apa.


Evan mengalihkan pandangan. Menahan air matanya.


Dana kembali melihat Evan, lalu masuk ke halaman rumahnya.


Evan melihat Dana menaiki undakan, lalu masuk ke dalam rumah.


CUT TO :


19. EXT. JALAN RAYA - SORE

Evan melajukan motornya. Dia menangis.


CUT TO :


20. INT. RUMAH DANA. KAMAR DANA - SORE

Dana duduk, menangis tersedu.


CUT TO :


21. INT. RUMAH EVAN. KAMAR EVAN - MALAM

Evan duduk, termenung.


DISSOLVE TO FLASHBACK :


22. EXT. CAFE - SORE


EVAN

Gue nggak tau harus gimana.
Gue bahkan nggak tega ninggalin dia.

(jeda)

Gue sayang banget sama Dana.


JUPITER

(terenyak sedih)

Kalo cewek itu suka sama lo.
Yaudah terima aja.
Gimanapun, lo nggak akan bisa bersatu sama Dana.


FADE OUT & FADE IN :


Evan melihat ponselnya.


BCU : Layar ponsel Evan : Foto profil Airish : Gambar secangkir kopi.


Evan menelfon Airish. Tapi tidak juga tersambung. Dia lalu mengirim pesan untuk Airish.


CUT TO :


23. INT. KOS AIRISH - MALAM

Airish mengemasi barang-barangnya ke dalam koper. Dia terlihat sedih.


AIRISH (V.O)

Kewajiban gue sebagai sahabat udah selesai.
Gue nggak bakal ganggu hidup lo lagi.

(duduk, mengganti kartu pada ponsel, lalu menyalakannya)


CUT BACK TO :


Evan bersiap tidur, lalu kembali melihat ponselnya, heran. Dia meletakkan ponsel di meja, lalu tidur.


CUT TO :


24. INT. RUMAH DANA. KAMAR DANA - MALAM

Dana membaca buku panduan menulis skenario.


Dana lalu menulis di tempat tidurnya.


BCU : Tulisan Dana di buku :

SOULMATE


Dana meletakkan bolfoin, lalu menangis lagi.


CUT TO :


25. INT. RUMAH JUNE - MALAM

June mematikan lampu kamar. 


Gambar pemandangan gedung-gedung dari ketinggian yang dilukis menggunakan cat glow in the dark, menyala di dinding kamar di sekeliling June.


June menjatuhkan diri di tempat tidur. Menyilangkan kedua tangan di bawah kepalanya sambil melihat pemandangan kota buatannya. Tapi lalu teringat sesuatu.


DISSOLVE TO FLASHBACK :


JUNE

Emangnya, lo udah lama pengen kuliah film?


DANA

Baru aja kepikiran.

(melanjutkan makan)

Kayaknya keren juga.
Selama ini, gue suka banget nonton film.


June terenyak.


DANA

(lalu melihat June)

Jadi lo jangan sedih lagi.


FADE OUT & FADE IN :


JUNE

Kenapa harus lo yang nyembuhin luka gue?
Kenapa bukan orang-orang egois itu.

(menghela napas)

Mereka yang seharusnya bertanggung jawab.


CUT TO :


26. INT. SEKOLAH DANA. KELAS DANA - PAGI


JUNE

Lo serius mau masuk perfilman?


DANA

(menaruh buku-bukunya di meja, lalu melihat June)

Iya. Kenapa?


JUNE

Bukan karna gue, kan?


DANA

(hampir tertawa)

Kadang, hidup emang gitu kan.
Seseorang hadir di hidup kita pasti punya satu alasan.
Dan yang paling berkesan itu, ada yang bilang namanya Soulmate.
Sekalipun ketemu cuma sebentar.
Tapi pengaruh takdirnya buat kita lumayan besar.


JUNE

Oh ya?

(memikirkannya)


Dana kembali sibuk dengan bukunya.


INSERT : Xena cemburu melihat keakraban June dan Dana.


CUT TO :


27. INT. PERPUSTAKAAN SEKOLAH DANA - SIANG

Xena sedang menunggu pustakawan memproses pengembalian bukunya.


JOE

Hey.

(menaruh buku di meja)


XENA

(tersentak melihat Joe)

Eh. Joe. 


JOE

(lalu melihat Xena)

Apa kabar?


XENA

Baik.

(mengambil kartu yang diberikan pustakawan)

Makasih.


PUSTAKAWAN

Sama-sama

(lalu mengambil buku Joe)

Ini mau dibalikin aja?


JOE

Iya.


XENA

Gue duluan ya.

(melangkah pergi)


JOE

Oke.

(tidak melihat Xena)


Xena menghentikan langkah, lalu melihat Joe.


Joe juga melihat Xena, lalu mengalihkan pandangan.


XENA

Joe.
Gue ....
Mau ngomongin sesuatu.


Joe tersentak, kembali melihat Xena. 


CUT TO :


28. INT. SEKOLAH DANA. KELAS EVAN - SIANG

Suasana riuh dengan murid-murid yang mengobrol santai. Semua berpakaian olah raga. Beberapa duduk di atas meja. Beberapa berjalan keluar-masuk.


Evan duduk di bangku, melihat ponselnya.


BCU : Layar ponsel Evan : Pesan yang Evan kirim untuk Airish masih belum terbaca. 


Evan terenyak memikirkan sesuatu.


CUT TO :


29. EXT. CAFE TEMPAT AIRISH BEKERJA. RUANGAN CHARLIE - MALAM


CHARLIE

(tersentak melihat Airish)

Resign?


AIRISH

Iya, Pak.


CHARLIE

Bukannya bentar lagi kamu liburan sekolah?
Kenapa resign?


AIRISH

Saya mau—

(bingung harus berkata apa)


CHARLIE

Kenapa?
Kamu ada masalah sama yang lain?


AIRISH

Nggak ada.
Saya cuma—


CHARLIE

Trus kenapa?
Kayaknya baru kemaren kamu bilang pengen banget jadi barista?


Airish diam saja.


CHARLIE

Kenapa sih Rish?
Cerita ....


AIRISH

Saya nggak boleh kerja sama ibu saya.
Saya disuruh fokus belajar, supaya bisa masuk kedokteran.


CHARLIE

(terenyak)

Oh .... Gitu.

(menghela napas panjang)

Yaudah kalo kamu punya rencana yang lebih bagus.


AIRISH

Makasih, Pak.

(lalu melihat Charlie)


CHARLIE

Tapi kalau kamu keluar karena alasan lain.
Saya nggak bisa terima.


Airish tersentak.


CHARLIE

(mengalihkan pandangan sebentar)

Hhh! Tapi emangnya gue siapa bisa ngatur-ngatur elo.

(bergumam)


AIRISH

Maaf, kalau selama saya kerja di sini,
Saya banyak ngelakuin kesalahan.


CHARLIE

Sama-sama.

(kembali melihat Airish sedih)

Nanti kalau mau pulang, kamu ambil gaji di Liana ya.


AIRISH

Iya, Pak.
Terima kasih.


CHARLIE

Tapi ....


Airish menunggu Charlie menyelesaikan kata-katanya.


CHARLIE

Bisa kamu bikinin saya kopi buat terakhir kali?


Airish tersentak.


CHARLIE

Maksudnya ....
Di hari terakhir kamu kerja di sini.


AIRISH

Sekarang, Pak?


CHARLIE

Kalau bisa sih tahun depan aja.


AIRISH

(menahan tawa)

Bapak mau kopi apa?


CHARLIE

Karna mau resign, jadi leluasa ya lo panggil gue bapak?


Airish hampir tertawa, melangkah pergi. 


CUT TO :


30. INT. CAFE - MALAM

Airish membuat kopi, sambil mengusap mesin kopinya dengan sedih.


GANDHI

Cie .... Mesin kopi aja di elus-elus.


Airish tidak habis pikir melihat Gandhi.


GANDHI

(memakai apron)

Yang ada manis-manisnya nggak ke sini apa?


AIRISH

(tersentak)

Apaan sih?!

(kembali sibuk dengan kopinya)


GANDHI

(menata rambutnya)

Cowok yang pake seragam sekolah, yang kemaren ke sini kan yang lo suka?


AIRISH

Kata siapa?


GANDHI

Kata gue.


AIRISH

Sok tau.

(membawa kopinya, melewati Gandhi)

Minggiiir ...!


GANDHI

(lalu minggir)

Jutek banget sih, Mbak.
Kabur ntar pelanggannya.


AIRISH

Bodo amat. 


CUT TO :


31. INT. CAFE. RUANGAN CHARLIE - MALAM

Airish meletakkan secangkir Cappuccino di meja Charlie


BCU : Hiasan berbentuk hati pada cappuccino.


CHARLIE

(tersentak melihat gambar hati itu, lalu Airish)

Maksudnya apa ini?


AIRISH

(tersentak)

Bukan apa-apa ....
Saya cuma bisa gambar itu.


CHARLIE

(tertawa)

Modus lo.


AIRISH

(tidak habis pikir)

Serius, Pak.
Dibilangin juga.


CHARLIE

Iya iya makasih ya.


Airish lalu melangkah pergi, sementara Charlie meminum kopinya. 


CUT TO :


32. EXT. SEKOLAH DANA - SORE

Dana dan teman-temannya berjalan keluar kelas.


XENA

Gue duluan ya.

(melihat Dana sebentar, lalu pergi)


Dana terenyak melihat Xena, lalu June yang baru saja keluar kelas. 


JUNE

Xena buru-buru banget?

(melihat Xena, lalu Dana)


DANA

Hmm ....

(lalu berjalan bersama June)

Akhir-akhir ini dia kelihatan sibuk.


TERE

Iyalah sibuk. Orang baru jadian.


Dana dan June tersentak melihat Tere.


TERE

Woah. Kalian nggak tau?
Ck ck ck ....
Persahabatan macam apa?

(mengalihkan pandangan)


JUNE

Xena jadian sama siapa?


TERE

Joe.


June terenyak memikirkannya.


TERE

(lalu melihat June sebentar)

Elo sih!
Nggak peka jadi cowok.


JUNE

Nggak peka gimana maksud lo?


TERE

Joe kan udah lama nembak Xena, tapi ditolak.


JUNE

Kenapa?


Dana ikut penasaran, memerhatikan Tere.


TERE

(hampir tertawa)

Lo bener-bener ya, June.
Lo nggak tau apa Xena suka sama lo?


Dana lalu melihat June.

June terenyak memikirkannya.


TERE

Dasar nggak punya perasaan!


JUNE

Heh!

(menghentikan langkah, kesal melihat Tere)


Dana dan Tere ikut berhenti, melihat June.


JUNE

Trus kalo emang gue nggak punya perasaan buat dia, kenapa?


TERE

Ya udah ....
Bukan urusan gue juga.

(melangkah pergi)


June tidak habis pikir melihat Tere, lalu terfikir sesuatu. 



CUT TO :


33. INT. RUMAH JUNE - MALAM


JUNE

Baguslah sekarang dia udah punya cowok.
Gue bisa bebas.

(lalu minum air putih)


June meletakkan gelas di meja, lalu memikirkan sesuatu.


JUNE

Tapi, Kenapa Tere bisa tau?

(menghela napas panjang)

Apa Xena cerita?


CUT TO :


34. INT. SEKOLAH DANA. KELAS DANA - SIANG

Murid-murid sedang mendengarkan penjelasan dari guru.


Xena sesekali mencatat, lalu melihat June yang memerhatikannya dari seberang.


XENA

Apa?

(tanpa suara, kesal melihat June)


June tidak habis pikir, lalu mengalihkan pandangan.


Xena kembali mencatat di buku.


Dana tersenyum geli melihat June dan Xena.


CUT TO :


35. EXT. SEKOLAH DANA. JALAN MENUJU TEMPAT PARKIR SISWA - SORE

Hujan turun.


June berjalan sendirian, lalu menghentikan langkah saat melihat Joe membonceng Xena dengan motornya.


June terenyak, sedih.


CUT TO :


36. INT. SEKOLAH DANA. KANTIN - SIANG

June sedang makan bersama Dana.


DANA

June ....


JUNE

Hmm?

(lalu melihat Dana)


DANA

Kenapa diem aja?


JUNE

(melanjutkan makan sebentar)

Biasanya juga diem, kan?


DANA

Lagi mikirin Xena ya?


June tersentak melihat Dana.


DANA

Jadi bener, karna Xena?


JUNE

(tidak habis pikir melihat Dana, lalu mengalihkan pandangan)

Biasanya kan dia sama kita.
Sekarang ganti nongkrongnya, sama anak aksel 2 di green cafe.
Beuh. Kacang lupa bawangnya.

(melanjutkan makan)


DANA

(tertawa)

Kulitnya kali?


JUNE

Gue lagi ngomongin kacang bawang, emang nggak boleh?

(lalu terfikir sesuatu, segera melihat Dana)

Lo nggak mikir—


DANA

Nggak.

(makan lagi)


JUNE

Gue nggak cemburu!


DANA

Gue mikir dari banyak sudut pandang.
Cemburu salah satunya.


June menghela napas lelah, mengalihkan pandangan.


Dana tersenyum melihatnya.


JUNE

Gue ngerasa kehilangan temen aja.


Dana terenyak.


JUNE

Xena ....
Sebelum ada lo ....
Dari sepuluh anak di kelas.
Cuma dia yang mau temenan sama gue.
Yang lain pada jaim.


Dana melanjutkan makan.


JUNE

Dia selalu bantuin gue ngerjain tugas.
Selalu nawarin jadi kelompoknya.


DANA

Dan?


JUNE

(lalu melihat Dana)

Apa lagi ya?

(mengacak rambut, pura-pura lupa)


DANA

(tersenyum)

Xena lagi jatuh cinta aja.
Ntar juga balik lagi.


JUNE

Tapi dia tuh beda sikapnya.
Jadi makin ngeselin aja sama gue.
Ya cuma sama gue kan.
Ke elo biasa aja.


DANA

Yaiyalah dia naksirnya sama lo.


JUNE

Kalo naksirnya sama gue, mana mungkin jadian sama Joe?


DANA

(hampir tertawa)

Lo cemburu ....


JUNE

Enggak.
Ya logikanya di mana coba?


DANA

Logikanya ....
Lo nggak peka.


JUNE

Kenapa lo ikut-ikutan bilang gue nggak peka?

(kesal melihat Dana)


DANA

Xena suka sama lo.
Tapi karna lo nggak respon, jadinya benci.
Itu logika perasaan.

(lalu minum)


JUNE

Logika perasaan??


DANA

(tertawa)

Serius banget mikirnya!


JUNE

Dasar INFJ!
Logika bisa pake perasaan?


Dana tersenyum geli melihat June.


DANA

INFJ teriak INFJ!


June tertawa sebentar, lalu manyun lagi.


CUT TO :


37. EXT. SEKOLAH DANA. TEMPAT PARKIR SISWA - SORE

June bersiap melajukan mobilnya, tapi teringat sesuatu.


DISSOLVE TO FLASHBACK :


38. INT. SEKOLAH DANA. KELAS AKSEL - SIANG


XENA

June ....

(mengetuk-ngetuk bahu June dengan sebungkus coklat)


JUNE

Apa?

(menoleh melihat Xena)


XENA

Happy valentine's day!


JUNE

(tersentak)

Lo ngerayain valentine?


XENA

(tersentak)

Lo enggak?


FADE OUT & FADE IN :


June terenyak mengingatnya, lalu melajukan mobilnya pergi.


CUT TO :


39. INT. RUMAH EVAN. KAMAR EVAN - MALAM

Evan melihat ponselnya. 


EVAN 

Habis bongkar rahasia, sekarang lo pergi gitu aja. 

(meletakkan ponselnya)

Lihat aja kalo ketemu ntar. 

(kesal)


CUT TO : 


40. INT. RUMAH SAKIT - PAGI

Airish duduk menunggu, sambil memegang selembar kertas, tampak cemas. 


Airish lalu tersentak saat Charlie meraih kertas yang ada di tangannya. 


CHARLIE

(melihat kertas di tangannya)

Psikiatri?

(lalu melihat Airish)


Airish mengalihkan pandangan. 


CUT TO : 


41. EXT. DEKAT RUMAH SAKIT - PAGI

Airish dan Charlie duduk di bangku di pinggir jalan. 


AIRISH

Gue pikir, gue termasuk Neurosis. 
Karena gue masih bisa kontak dengan kenyataan. 

(menghela napas panjang)

Gue masih sadar kalo gue sakit. 


Charlie memerhatikan Airish. 


AIRISH

Penderita Neurosis cuma butuh terapi. 
Nggak perlu obat kayak Psikosis. 

(jeda)

Tapi, gue nggak tahan lagi. 
Gue takut kehilangan kendali. 

(masih menundukkan pandangan)

Setiap hari semakin banyak yang masuk ke pikiran gue. 
Perasaan takut.
Khawatir tentang masa depan. 


CHARLIE

Gue pikir, lo tipe yang gampang cari temen baru. 

(jeda)

Kenapa lo nyimpan semua masalah sendirian?


AIRISH

(termenung)

Gue nggak biasa cerita. 
Gue pikir kalo cerita kelemahan kita ke orang lain,
Kita lebih mudah dijatuhin. 


CHARLIE

(tersentak melihat Airish)

Nggak gitu, Rish. 
Jangan cerita sama sembarang orang. 
Pilih yang bener-bener bisa lo percaya. 


AIRISH

Gue nggak bisa percaya siapapun sekarang. 


CHARLIE

Trus kenapa lo ke rumah sakit?


AIRISH

Kalo gue jadi dokter,
Gue bakal ngerasa bersalah sama pasien gue karena maksa mereka minum obat. 
Sementara, gue sendiri kalo sakit nggak mau minum obat. 


CHARLIE

Emang lo beneran pengen jadi dokter?


Airish terenyak. 


CHARLIE

Jawab jujur. 
Anggep aja gue psikiater?


AIRISH 

(tidak habis pikir melihat Charlie)

Gue nggak tau. 


CHARLIE

Gue tau lo bohong kemaren. 

(mengalihkan pandangan)

Karna gue juga pernah bohong. 

(jeda)

Lo tau nggak?

(lalu melihat Airish)

Kopi lo enak. 


Airish kembali melihat Charlie. 


CHARLIE

Untuk ukuran pemula nyaris perfect. 


Airish terenyak. 


CHARLIE

Lo seneng kan gue bilang gini?


AIRISH

(mengalihkan pandangan)

Jangan menghasut gue buat balik ke kafe lo. 


CHARLIE

Jangan sampe lo nyesel karena salah pilih jurusan. 
Kuliah kedokteran itu mahal. 
Kalo lo nggak total. Percuma. 


AIRISH

(menutup wajahnya dengan telapak tangan)

Gue bingung. 

(kembali melihat Charlie)

Seberapa menjanjikan penghasilan barista?


CHARLIE

Set goal yang tinggi. 
Jangan cuma mau jadi barista. 


AIRISH 

Jadi, gue harus kayak lo? 


CHARLIE

Cuma ikan mati yang berenang ngikutin arus. 
Lo harus berani beda. 


AIRISH

Lo fikir ikan mati bisa berenang?
Itu namanya hanyut!


CHARLIE

(tersentak, lalu tertawa melihat Airish)

Salah ya gue?


AIRISH

(tertawa, mengalihkan pandangan)

Charlie ... Charlie ....


CHARLIE

(tersenyum melihat Airish)

Nah, Gitu dong senyum. 
Kan cantik?


AIRISH 

Berapa cewek yang udah lo gombalin kayak gini, hah?


CHARLIE

Banyak. 

(santai, mengalihkan pandangan)


AIRISH

Chh!!

(tersenyum tidak habis pikir)


CHARLIE

Kalo lo kepaksa minum obat. 
Ya nggak usah minum. 
Lo cukup bikin kopi aja yang enak. 

(lalu melihat Airish)

Buat semua orang tersenyum. 
Lo pasti juga bisa lebih tenang. 
Percaya sama gue. 


Airish terenyak.


CHARLIE

Kalo ada apa-apa, 
Cerita sama gue. 
Gue bakal bantu semaksimal mungkin. 
Deal?

(mengulurkan tangannya)


AIRISH

(melihat tangan Charlie, lalu menjabatnya) 

Deal. 

(tersenyum melihat Charlie)


Airish dan Charlie mengalihkan pandangan, masih tersenyum. 


CHARLIE

Tapi kalo lo emang niat jadi dokter ya terserah lo sih. 
Gue cuman kasih saran aja. 
Jangan maksain diri ngelakuin hal yang lo nggak suka. 
Dalam hal kebaikan loh ya. 
Gue nggak mau denger lo nggak suka sekolah. 


AIRISH

(tersenyum melihat Charlie)

Siap bapak guru ....


CHARLIE

Dasar ....

(tersenyum, mengalihkan pandangan)


AIRISH

Ohiya. 
Lo nggak lagi ngikutin gue kan tadi? 
Lo ngapain ke rumah sakit?


CHARLIE

Gue ....
Ada masalah dikit sama lambung. 


AIRISH

Kurang banyak minum kopinya!


Charlie tertawa.


CUT TO :

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar