Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
SOULMATE
Suka
Favorit
Bagikan
10. Episode 4 Part 1

Opening song : Give it to me - Ninjoi


SOULMATE


Episode 4


FADE IN :


1. INT. SEKOLAH DANA. KELAS DANA – PAGI

Dana dan Evan duduk di bangkunya, sementara dua teman yang duduk di bangku depan kini sedang memerhatikan mereka.


ZULAICHAH

Kalian liburan ke mana?


INGE

Dasar kepo!


ZULAICHAH

Biarin.


DANA

Kita nggak liburan kok.


INGE

Nggak liburan, tapi kencan.

(lalu makan kue)


Zulaichah tertawa.


Evan tersenyum saja melihatnya, sambil mengeluarkan buku dan peralatan menulis di atas meja. Dia lalu melihat Eliana yang datang menghampiri.


ELIANA

Dana ....


Dana, Zulaichah dan Inge menoleh melihat Eliana


ELIANA

Selesai istirahat pertama, lo di suruh ke Ruang BK.


Dana dan Evan tersentak.


EVAN

Dana aja?


ELIANA

Iya. Kenapa?
Lo mau ikut?


DANA

Ada apa emangnya?


ELIANA

Gue juga nggak tau.
Temuin Bu Arina ya ntar.


Dana mengangguk, lalu melihat Evan yang juga melihatnya.


CUT TO :


2. EXT. SEKOLAH DANA. RUANG BK – PAGI

Dana melihat Bu Arina sedang berbincang dengan seorang guru. 


Bu Arina lalu menoleh melihat Dana.


CUT TO :


3. INT. SEKOLAH DANA. RUANG BK - PAGI

Dana duduk di kursi, sementara Bu Arina sibuk mencari berkas di lemari.


BU ARINA

Sudah sarapan?

(berjalan menghampiri Dana)


DANA

Sudah, Bu?


Bu Arina meletakkan lembar soal di meja di depan Dana.


POV DANA : Lembar soal tes IQ.

Dana melihatnya penuh tanya, lalu kembali melihat Bu Arina.


BU ARINA

Waktu kamu 120 menit.


CUT TO :


Bu Arina duduk di kursi seberang, sementara Dana masih sibuk mengerjakan soal.


CUT TO :


Dana mengumpulkan lembar soal dan jawaban pada Bu Arina.


BU ARINA

(melihat lembar jawaban Dana, merapikan, lalu menumpuknya di meja)

Langsung saja ya, Dana.
Apa motivasi kamu ikut seleksi aksel?


DANA

(tersentak)

Maksud Ibu kelas akselerasi?


BU ARINA

Iya?

(kembali melihat Dana, menunggu jawaban)


DANA

Saya nggak pernah daftar aksel?


BU ARINA

(tersentak, bingung)

Sebentar …
Jadi kamu nggak tahu, tadi itu tes apa?


DANA

Tes IQ?


BU ARINA

Iya. Maksud Ibu ....

(teringat sesuatu, lalu menghela napas tidak habis pikir)

Ibu tau sekarang.

(kembali melihat Dana)

Jadi, Ibu kamu nggak bilang tentang seleksinya?


Dana masih terenyak memikirkannya.


CUT TO :


4. EXT. SEKOLAH DANA. KORIDOR – SIANG

Dana berjalan menyusuri lorong, mencoba mengingat sesuatu.


DISSOLVE TO FLASH BACK EPISODE 3 SCENE 45


BU KAMILA

Masalah pemindahan sekolah kamu kemarin.
Ada yang masih perlu mama selesaikan.


FADE OUT & FADE IN :


TIARA

Dana!

(berjalan menghampiri Dana)


Dana menghentikan langkah, melihat Tiara.


TIARA

Kemaren lo nggak masuk ya?


DANA

Iya. Gue bolos.


TIARA

(tersentak)

Apa?


DANA

Lo tau nggak di mana kelas akselerasi?


TIARA

(tersentak)

Akselerasi??


CUT TO :


5. EXT. SEKOLAH DANA. KORIDOR KELAS AKSELERASI – SIANG

Dana dan Tiara mengamati ruang kelas melalui jendela. 


DANA

Mereka nggak istirahat?


TIARA

Istirahat ....


POV DANA : Beberapa orang murid masuk ke dalam kelas sambil membawa makanan ringan, lalu duduk di bangkunya masing-masing. Suasana di kelas tampak tenang.


Beberapa murid sedang membaca buku. Ada juga yang mengerjakan tugas.


TIARA

Mereka emang jarang keluar ....

(lalu melihat Dana)

Dateng lebih awal,
Tapi pulangnya paling akhir.


DANA

Mudah-mudahan tes gue gagal.


TIARA

Tes apa?

(lalu tersentak)

Lo ikut aksel?


DANA

Lebih tepatnya dijebak buat ikut tes aksel.

(lalu melihat Tiara)


Tiara tersentak lagi.


CUT TO :


6. INT. RUMAH DANA - MALAM

Dana dan mamanya sedang makan malam.


BU KAMILA

Gimana sekolah kamu?


DANA

Biasa aja.


BU KAMILA

(mengambil ikan asin, lalu memakannya sambil memerhatikan Dana)

Nggak ada ujian apa-apa?


DANA

(lalu melihat mamanya)

Maksud mama tes aksel?


Bu Kamila tersentak.


DANA

Kenapa mama nggak pernah bilang ke Dana?


BU KAMILA

Mama ... bingung gimana bilangnya ....


DANA

(terenyak memikirkannya)

Buat apa, Ma?


BU KAMILA

(mengalihkan pandangan)

Sebenernya ....
Waktu papa kamu ke Inggris,
Dia nggak cuma nonton bola.
Ada kesepakatan yang dibuat antara papa kamu sama pengusaha dari Prancis.


Dana serius mendengarkan.


BU KAMILA

Mama memang belum sepenuhnya tahu tentang bisnis.

(lalu melihat Dana)

Tapi, pengacara papa kamu bilang ini project besar.
Dan papa kamu berhasil dapetin itu.

(jeda)

Dan, mama diminta mengambil alih peran papa kamu.

(menghela napas panjang, lalu kembali melihat Dana)

Mama nggak bisa maksa kamu jadi pebisnis seperti papa.
Karna mama tau, kamu mewarisi bakat seni papa kamu.
Tapi mama,
Mama bisa coba, Dana.


DANA

Mama yakin?

(tidak yakin melihat mamanya)


BU KAMILA

Mama kan bisa belajar.
Lagipula, papa kamu punya orang-orang kepercayaan di perusahaan.
Mama bisa sesekali minta bantuan mereka.


DANA

Trus, apa hubungannya sama tes aksel?


BU KAMILA

(dengan mantap menatap Dana)

Mama mau kita pindah ke Prancis.


Dana tersentak.


BU KAMILA

Kamu bisa kuliah di sana, sementara mama kerja.


Dana terenyak sedih memikirkannya.


BU KAMILA

Kalau kamu ikut Akselerasi, kamu bisa lulus lebih cepat.
Mama tau kita nggak mungkin langsung pindah ke sana.
Selain ada banyak hal yang perlu mama persiapkan,
Kamu juga baru pindah sekolah.
Dan, mama tau kamu suka kan sekolah kamu yang baru ini?
Itu yang paling penting.


DANA

Dan, kenapa Mama nggak tanya,
Dana mau atau nggak masuk kelas akselerasi?


BU KAMILA

Emm..

(agak bingung untuk menjawab)

Kenapa kamu harus nggak mau?
Memangnya apa bedanya dengan kelas yang lain?


DANA

Jelas beda, Ma.
Aksel itu kelasnya anak genius.
Gimana kalau Dana nggak bisa ikutin cara belajar mereka?


BU KAMILA

Kamu cukup belajar sesuai cara kamu, Dana. 
Mama nggak minta kamu jadi orang lain.


Dana masih belum bisa menerima.


BU KAMILA

Mama pasti bantu kamu survive di kelas itu.


DANA

Berapa uang yang mama kasih ke pihak sekolah?


Bu Kamila tersentak.


Dana menghela napas kesal melihat mamanya hanya diam, lalu pergi meninggalkan meja makan.


BU KAMILA

Dana!

(tidak habis pikir)

Berapa apanya?
Kalau mama bisa nyuap mereka kamu nggak perlu—


Dana menutup pintu kamar dengan keras.


BU KAMILA

ikut tes ....

(lalu menghela napas, kecewa)


CUT TO :


7. EXT. CAFE - MALAM

Airish duduk sendirian sambil minum kopi. Dia melihat sekeliling, tampak menunggu seseorang.


Di meja Airish ada paper bag berwarna biru berisi jaket Evan.


Dia terlihat senang membalas chat teman-temannya di ponsel. 


FAST MOTION : Waiter sibuk melayani pengunjung cafe—Beberapa anak muda sedang bercanda di mejanya sambil menghabiskan makanan dan minuman mereka—Airish masih menunggu.


Airish mulai bosan. Dia menghela napas, membuang pandangan, lalu menelfon Evan.


AIRISH

(berbicara di telfon)

Heh!
Jadi dateng, kan?
Gue udah mau sejam nungguin lo di sini.


INTERCUT WITH EVAN :


EVAN

Sorry, Rish..
Gue nggak bisa ke sana.


AIRISH

(tersentak, kesal)

Apa?


EVAN

Gue ada acara mendadak sama ibu. 
Maaf baru kasih tau sekarang.


Airish menutup telfon, hampir menangis. Dia lalu membuang pandangan.


INSERT : Evan mengintip Airish dari luar cafe.


POV EVAN : Airish menyeka air matanya.


Evan terenyak.


POV EVAN : Airish beranjak dari duduk, membuang paper bag berisi jaket Evan ke tempat sampah.


Evan tersentak, lalu berbalik saat melihat Airish berjalan keluar cafe.


Tak lama kemudian, Evan melihat sekeliling.


Tidak ada siapapun.


Evan menghampiri pintu untuk memastikan. Di depannya, Airish baru saja membuka pintu kaca dan tersentak melihat Evan.


Evan juga tersentak melihat Airish, lalu paper bag yang dibawanya.


Dengan kesal Airish membuang paper bag itu di depan Evan, lalu pergi.


Evan mengambil paper bag, lalu mengejar langkah dan meraih tangan Airish.


EVAN

Rish, Sorry.
Gue cuma bercanda.


Airish menghentikan langkah, menatap kesal Evan.


Evan melepaskan tangan Airish. 


EVAN

(menyesal melihat Airish)

Lo nggak apa-apa, kan?


AIRISH

Maksud lo apa, hah?!


EVAN

(khawatir melihat wajah pucat Airish)

Tangan lo dingin banget.
Sebenernya lo sakit apa?


AIRISH

Gue sakit karena lo.
Puas lo?!

(menahan air matanya, menatap Evan)


EVAN

(terenyak, sedih)

Kalo gitu, kita nggak usah ketemu lagi.


AIRSH

(tidak habis pikir melihat Evan)

Oke.

(lalu melangkah pergi)


Evan terenyak melihatnya.


CUT TO :


8. EXT. JALANAN - MALAM

Airish berjalan sendirian sambil sesekali mengusap air matanya.


CUT TO :


Airish melihat keramaian jalan dari atas jembatan penyebrangan.


CUT TO :


CU : Pintu bus yang baru saja dibuka.


Airish masuk, lalu duduk di kursi di dekat jendela.


AIRISH (V.O)

Bego banget gue ngarepin lo nganter gue.

(melihat ke luar jendela)


CUT TO :


Evan duduk di motornya, melihat bus yang ditumpangi Airish pergi. Dia mengalihkan pandangan, sedih. 


Evan lalu melajukan motornya.


CUT TO :


9. INT. RUMAH AIRISH - MALAM

Airish menutup pintu rumah dari dalam, lalu melihat mama dan papanya ada di ruang tamu.


BU MELLY

Makasih udah bersikap manis di pengadilan.

(tersenyum melihat Pak Chandra)

Dengan semua bukti yang ada,
Lo udah kasih lihat semua orang, kalo lo cuma laki-laki bermuka dua.


PAK CHANDRA

Bukannya emang itu yang lo pengen?!
Lebih cepat bercerai lebih baik buat lo kan?


BU MELLY

(mengela napas, membuang pandangan sebentar)

Tenang aja.
Mulai besok, lo nggak bakal ngelihat gue di rumah ini lagi.
Airish juga.


INSERT : Airish tersentak mendengarnya.


PAK CHANDRA

(tidak habis pikir)

Bagus.


Bu Melly dan Pak Chandra tersentak melihat Airish berjalan menghampiri.


AIRISH

Akhirnya ....

(menghentikan langkah, melihat kedua orang tuanya)

Kalian cerai juga?


BU MELLY

(masih terkejut)

Airish ....


AIRISH

Baguslah.

(tersenyum, pergi ke kamarnya, membanting pintu dari dalam)


BU MELLY

Airish buka pintunya!

(mengetuk pintu kamar Airish, khawatir)


AIRISH

(membuka pintu kamar, menatap tajam mamanya)

Nggak perlu repot-repot.
Airish udah cukup dewasa buat hidup sendirian.

(lalu melihat Pak Chandra yang memalingkan wajah, merasa bersalah)


Bu Melly hampir menangis saat Airish menutup pintu kamar dengan keras. Dia menatap kesal Pak Chandra, lalu pergi.


Pak Chandra menghela napas, menenangkan diri.


CUT TO :


10. INT. RUMAH EVAN. KAMAR EVAN - MALAM

Evan terenyak melihat jaketnya yang ada di meja, lalu mengalihkan pandangan. 


CUT TO : 


11. INT. KELAS DANA - PAGI

Dana dan Evan menulis di halaman buku paling belakang.


BCU : Tulisan DANA (V.O) :

Gue harus gimana?
Anak aksel gila belajar. 
Gue takut.
Gue juga nggak mau pisah dari lo.


Evan terenyak membaca tulisan Dana, lalu membalasnya. 


EVAN (V.O)

Gapapa. Lo ikutin Mama. 
Nanti gue nyusul ke Prancis :)


Dana tersentak melihat Evan. 

Evan tersenyum melihat Dana. 


CUT TO : 


12. INT. RUANG BK - SIANG


BU ARINA 

Sebenarnya minimal skor untuk kelas akselerasi 130. 
Dan angka kamu 127. 


Dana terenyak, agak kecewa.


BU ARINA

Tapi, ini di luar perkiraan Ibu sebelumnya. 
Dan karena Ibu tau, mama kamu berharap kamu bisa lulus dalam waktu singkat. 
Kamu bisa diterima di kelas ini,
Dengan satu syarat. 


DANA

Apa syaratnya, Bu?


BU ARINA

Kamu harus benar-benar mau. 
Atas keinginan kamu sendiri. 
Bukan karena paksaan.
Karena bagaimanapun kamu yang menjalaninya. 
Bukan mama kamu. 


DANA

Sebenarnya ....
Saya mau. 
Tapi, saya takut. 
Saya takut nggak bisa mengimbangi teman sekelas yang genius. 


BU ARINA

(tersentak, lalu tersenyum)

Kalau begitu kamu beruntung. 


Dana heran. 


BU ARINA 

Di angkatan kamu, nggak ada anak genius. 
Mereka hanya sangat superior. 
Dan kamu termasuk superior.

(jeda)

Di angkatan sebelumnya memang ada. 
Skor yang termasuk genius itu 140 ke atas. 
Di kelas kamu nanti paling tinggi Tere. 
138 kalau tidak salah. 


Dana terenyak memikirkannya. 


BU ARINA

Jadi kamu, mau coba?


DANA

(tersenyum melihat Bu Arina)

Iya, Bu. 


Bu Arina tersenyum melihat Dana. 


CUT TO :


13. EXT. SEKOLAH. JALAN MENUJU TEMPAT PARKIR - SIANG

Dana berjalan bersama Evan.


EVAN

Mulai minggu depan? 


DANA

Hmm ....


EVAN

Minggu depan udah ujian. 

(lalu melihat Dana)


DANA

Tapi mereka belum. 
Bu Arina bilang waktu ujian kita nggak sama.


EVAN

Iya juga.
Tiap minggu lo bakal ujian. 


DANA

(tersentak melihat Evan)

Evan ..... Jangan nakut-nakutin gue. 


EVAN

(tertawa kecil, mengalihkan pandangan)

Gue nggak pernah takut ujian. 


DANA

(terenyak melihat Evan)

Sebenernya, gue juga. 


Evan kembali melihat Dana. 


DANA

Gue bahkan nggak peduli sama nilai. 


EVAN 

(tersentak)

Oh ya? 
Gue juga. 


Dana tersenyum, mengalihkan pandangan. 


EVAN 

Kenapa bisa sama ya?


DANA

Karena kita ....

(kembali melihat Evan) 

Soulmate.


Evan tersenyum melihatnya. 


Dana tersenyum melihat Evan menyiapkan motornya. 


CUT TO : 


14. INT. RUMAH AIRISH - SIANG 


BU MELLY

Belum keluar sama sekali?


RITA

Perasaan belum ya dari tadi. 
Tapi motornya udah nggak ada?


Bu Melly tersentak, segera melihat ke garasi. 


POV BU : Hanya ada satu mobil di sana. 


Bu Melly kembali, mengetuk pintu kamar Airish. 


BU MELLY

Airish ....


Tidak ada jawaban. 


Bu Melly membuka pintu, lalu tersentak melihat kamar Airish kini kosong. 


Rita ikut menghampiri. 


BU MELLY

Airish kemana, Mbak?

(panik)


RITA

Nggak tau tuh, Bu. 
Kan saya bilang dari tadi nggak lihat ....

(heran juga)


Rita membawa tumpukan baju yang sudah di setrika ke dalam kamar, membuka lemari, lalu tersentak.


RITA

Kenapa bajunya nggak ada?
Kemarin di sini masih banyak.

(lalu melihat ke atas lemari)

Tas yang biasanya di sini juga nggak ada, Bu.

(lalu melihat Bu Melly)


CU : Bu Melly masih shock. 


CUT TO : 


15. INT. STUDIO RAYNARD - MALAM

Raynard sedang melukis. 


SFX : Dering ponsel Raynard. 


Raynard meletakkan kuas nya, lalu menjawab telfon. 


RAYNARD

Ada apa, Div?

(jeda)

Nggak. 

(lalu tersentak)

Apa? 

(jeda)

Oke. 

(menutup telfon, terenyak memikirkan sesuatu)


CUT TO : 


16. EXT. CAFE - MALAM

Raynard melihat sekeliling, lalu menghampiri bar. 


BARTENDER

Airish??
Yang suka pake topi itu, kan? 


RAYNARD

Iya. 


BARTENDER

Nggak. Dia nggak ke sini. 


RAYNARD

Kalo lo ketemu dia.
Telfon gue ya. 

(menuliskan nomor ponsel di balik kertas nota, lalu memberikannya pada bartender)


CUT TO : 


17. EXT. JALANAN - MALAM

Raynard masuk ke dalam mobil.


RAYNARD

Ke mana tuh anak?

(lalu menjalankan mobilnya pergi)


CUT TO : 


18. EXT. JALANAN - MALAM

Airish duduk di bangku di pinggir jalan, motornya terparkir tak jauh darinya. 


Suasana sepi. 


Airish duduk termemung.


BCU : Langkah dua orang laki-laki yang menghampiri Airish. 


Airish menoleh, melihat gelagat aneh dari dua lelaki yang menghampirinya. Salah satu dari mereka memakai slayer, merokok, sekilas melihat Airish. 


Airish yang cemas, bergegas pergi dengan motornya.

Dua lelaki tadi hanya melihat, lalu duduk di bangku.



CUT TO : 


21. INT. RUMAH DANA - PAGI


BU KAMILA

Kenapa kamu nggak ngasih tau mama?


DANA

Dana pikir mama udah dapet kabar?


BU KAMILA

Belum. 

(heran juga)


DANA

Yaudah, Ma. Dana berangkat dulu. 

(menyalimi mamanya)


BU KAMILA

Bentar. 

(menahan Dana)

Hari ini mama anter ya? 


DANA

(tersentak)

Tapi, Dana—
Evan udah nunggu di depan, Ma. 


BU KAMILA

(tersentak)

Evan? 
Kenapa nggak disuruh masuk?


CUT TO : 


22. EXT. DEPAN RUMAH DANA - PAGI

Evan menyalimi Bu Kamila. 


Bu Kamila terenyak melihat Evan,  lalu Dana. 


DANA

Kita berangkat dulu ya, Ma. 
Keburu telat. 


BU KAMILA

Oh iya iya. 
Evan,


Evan yang baru saja naik ke motor, melihat Bu Kamila. 


BU KAMILA

Kapan-kapan kalo jemput Dana masuk aja nggak apa-apa. 


EVAN

(tersenyum)

Iya, Tante.


BU KAMILA

Kalian hati-hati ya ....


Dana naik ke boncengan Evan.


EVAN

Mari, Tante.

(tersenyum melihat Bu Kamila)


Bu Kamila tersenyum, lalu melihat Dana. 


Evan melajukan motornya pergi. 


BU KAMILA

(terenyak melihat Dana dan Evan pergi)

Kenapa Evan bisa mirip banget sama Dana?
Apa mungkin mereka ....
Jodoh?

(lalu tersenyum senang)


CUT TO :


23. INT. KELAS DANA - PAGI 


ZULAICHAH

(melihat lembaran jadwal ujian)

Kenapa hari pertama Matematika, sih? 
Kesel deh. 


Inge melihat jadwal sambil makan permen. 


ZULAICHAH

Dana enak nggak ujian. 


INGE

(lalu melihat Dana)

Iya. 

(jeda)

Padahal kita belum pernah jalan bareng, tiba-tiba harus pisah. 
Kesel deh. 


ZULAICHAH

Ih! Kenapa lo ikutin gaya bicara gue. 

(mendorong Teman II, tidak habis pikir)


INGE

Heh. Emang cuma elo yang bilang kesel deh? 
Semua orang juga bilang. 
Berasa trendsetter aja lo. 


Dana tertawa melihat teman-temannya. 


EVAN

Lama-lama gue juga kesel deh lihat kalian. 


ZULAICHAH

(tertawa melihat Evan)

Kenapa kalo cowok yang ngomong kedengerannya aneh ya?


Evan tersenyum geli. 


INGE

Gimana kalo nanti malem kita ke festival kuliner?


Semua melihatnya. 


DANA 

Di mana? 


CUT TO :


24. INT. RUMAH DIVA. KAMAR DIVA - SORE


DIVA

Kak Raynard pindah sekolah.
Sekarang, Airish malah kabur dari rumah.

(menghela napas, lalu duduk di kursi)

Gue juga nggak suka sekolah.
Tapi apa susahnya sih pura-pura suka?!


KIYA

Airish udah terlalu banyak pura-pura. 


Diva melihat Kiya menangis.


KIYA

Pura-pura nggak lihat orang tuanya berantem di depan matanya.


Diva terenyak.


KIYA

Pura-pura nggak denger sama teriakan mereka.
Pura-pura kuat padahal hatinya terluka.

(menangis tersedu)


Diva menghampiri Kiya, duduk di tempat tidur.


KIYA

Gue seneng lihat orang tuanya bingung.
Mereka pantes dapat semua itu!

(lalu melihat Diva)

Mereka pantes dapat semua itu karena selama ini udah nyakitin Airish!

(terisak)


Diva menepuk-nepuk pundak Kiya, mencoba menenangkannya.


KIYA

Orang tua kayak mereka kapan lagi mikirin anaknya?!
Bagus kalau Airish masih hidup.


Diva memeluk Kiya.


KIYA

Gimana kalau sampai terjadi apa-apa sama Airish, Div?!

(masih tersedu)


Diva lalu terfikir sesuatu.


CUT TO :


25. EXT. SEKOLAH DANA. JALAN MENUJU TEMPAT PARKIR - SORE

Dana, Zulaichah, Inge, Evan dan Arya berjalan bersama sambil sesekali bercanda.


Dana menghentikan langkah, melihat ponselnya.


DANA

Diva??

(heran)


CUT TO :


ZULAICHAH

Yah Dana ....

(tidak habis pikir melihat Dana)

Penting banget ya?


DANA

Sorry, lain kali gue pasti ikut.


INGE

Yaudahlah.
Kapan-kapan aja kalo gitu.
Padahal gue udah mengosongkan sebagian perut buat nampung makanan.


EVAN

(lalu melihat Dana)

Gue anter ya?


Dana mengangguk.


CUT TO :


26. INT. CAFE - SORE

Dana, Evan, Diva dan Kiya duduk megitari satu meja.


DIVA

Lo mau kan maafin kita?


DANA

Gue udah maafin kalian.
Gue juga minta maaf ya.
Gue juga salah.


Kiya tersenyum haru melihat Dana.


DIVA

Mamanya udah bikin laporan ke polisi.
Semoga aja ada kabar baik.


DANA

(mengangguk)

Gue bakal kasih tau kalian kalo gue lihat Airish.


Evan terenyak memikirkannya.


CUT TO :

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar