Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
WHEN WE TALK WHAT A LOVE IS
Suka
Favorit
Bagikan
27. Bagian 27
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

120. E/I. DEPAN RUMAH FAISAL/MOBIL — THE NEXT DAY (AFTERNOON) 120

 

Rako dan Faisal memakai batik.

 

Rako duduk di belakang. Ia gelisah.

 

Di depan Faisal cuek dan asyik chatting dengan Kinan.

 

Lewat kaca mobil, Rako melihat ke luar. Ke Ridwan, Yuni, dan Vera yang baru keluar rumah. Mereka mendekat ke mobil. Vera membawa hantaran.

 

Rako degdegan.

 

Ridwan masuk mobil. Ia duduk di depan.

 

Sedangkan Yuni dan Vera masuk ke mobil dari masing-masing pintu kanan dan kiri. Sehingga Rako diimpit mereka berdua di tengah-tengahnya.

 

Faisal menyudahi chat nya dengan Kinan. Ia menoleh ke Ridwan. Lalu ke belakang.

 

FAISAL

(Ke Rako)

Ko, lu udah make sure keluarganya di rumah?

 

RAKO

Kalau jam segini emang udah ngumpul semua, Mas.

 

Faisal mengangguk. Ia lalu menyalakan mobil.


121. E/I. JALANAN - MOBIL — CONTINUOUS 121

 

Kita akan merasakan mood yang happy.

 

FAISAL

(Ke Rako)

Inget ya, Ko. Pokoknya gua nggak mau dilangkahin.

 

Ridwan menoleh ke belakang.

 

Yuni dan Vera tertawa kecil.

 

Rako menatap Faisal di kaca mobil.

 

RAKO

Iya lah, Mas. Lu sendiri kan nikahnya habis lebaran. Gue masih jauh.

 

VERA

(Menyambar)

Nah, gitu. Rencananya dijauhin aja sekalian. Sapa tahu entar gue dapat jodoh habis ini kan?

 

Yuni dan Rako tertawa.

 

Yuni mengusap-usap pundak Vera.

 

VERA (CONT’D)

Lagian ya, elo aja baru kerja. Siapa tahu nggak betah, kan?

 

Rako terus tertawa.

 

Di kaca mobil, Ridwan dan Yuni bertatapan.

 

RAKO

Apa hubungannya Mbak?

 

Vera tertawa gemas.

 

VERA

Inilah elo, masih oon aja. Makanya gue rada-rada setengah hati. Orang gini aja enggak nyambung.

 

Rako meringis.

 

RAKO

Tapi gue emang beneran nggak nyambung, Mbak.

 

Yuni menghela napas.

 

YUNI

(Ke Rako)

Maksudnya Mbak Vera, kamu kan mau melamar anak orang. Kalau enggak betah di tempat kerja yang sekarang dan berhenti, paling enggak, enggak mepet sama tanggal pernikahan.

 

Rako mengangguk paham.

 

RAKO

(Ke Vera)

Tapi gue selalu betah kok, Mbak.

 

Vera menggerakkan bibirnya.

 

Semua orang lalu diam.


122. INT. RUSUNAWA — UNIT SEPHIA - SAME TIME (AFTERNOON) 122

 

Haryati memasak makan malam dibantu Putra. Sementara Sephia duduk di dapur sambil menyimak ibu dan adiknya bercakap-cakap.

 

Di depan, Ahmad menonton televisi. Ada pertandingan bulu tangkis di televisi. Di sebelah Ahmad, Dika fokus bermain ponsel.

 

PUTRA

(Ke Haryati)

Suasananya kayak beda ya, Bu.

 

HARYATI

Beda gimana?

 

PUTRA

Ibu emangnya nggak ngerasain?

 

Haryati menoleh Putra. Lalu ke Sephia.

 

Sephia merasa diperhatikan. Dia menunggu jawaban ibunya.

 

HARYATI

Ngerasain gimana?

 

Putra berdecak. Dia menoleh ke Sephia.

 

PUTRA (CONT’D)

Tadi tuh kita ke taman. Terus, aku denger suara burung prenjak. Nah ibu bilang, kalau ada suara burung prenjak artinya bakal ada tamu yang datang.

 

Haryati tertawa mengejek. Sedangkan Sephia tertawa kecil.

 

HARYATI

Tamu? Tamu siapa?

 

Di wajan masakan sudah matang. Haryati memberi kode ke Putra untuk mengambilkan wadah.

 

Putra mengambil wadah lalu memberikannya ke Haryati.

 

HARYATI (CONT’D)

Omongan kayak gitu tuh cuman omongan orang zaman dulu.

 

Putra malah penasaran.

 

PUTRA

Tapi pernah kejadian, kan?

 

Haryati menoleh ke Sephia.

 

Sephia menunggu jawaban Haryati.

 

Sementara itu, Haryati tak sadar jika Ahmad juga tengah menoleh padanya.

 

Haryati menghela napas.

 

HARYATI

Ya, embuh. Ibu sendiri enggak pernah ngalamin. Jadi ya enggak percaya.

 

Haryati membawa makanan ke meja. Sedangkan Putra membawa piring serta gelas.

 

Akhirnya Haryati tahu bahwa suaminya tengah menatapnya.

 

HARYATI (CONT’D)

Lagian kamu ini ada-ada aja, percaya sama gituan.
(Ke Sephia) Vi sini makan, Vi.

 

Sephia bangkit. Dia berjalan ke ruang makan. Lalu duduk.

 

CUT TO:


123. EXT. HALAMAN RUSUNAWA — SAME TIME (AFTERNOON) 123

 

Mobil Faisal memasuki halaman. Lalu berhenti di parkiran.

 

Halaman rusun ramai orang. Saat keluarga Rako turun, orang-orang memandangi mereka penuh tanya.

 

Seorang Bapak-bapak, 50an tahun mendekat dan menyalami Ridwan sekeluarga.

 

BAPAK-BAPAK

Pak Ridwan, masya Allah, sehat Pak? Lama juga akhirnya pulang ke rusun.

 

RIDWAN

(Tertawa-tawa)

Alhamdulillah. Pak Samin, sehat?

 

SAMIN

Sehat-sehat. Ini ada apa, tumben rapi semua?

 

RIDWAN

Nggak ada apa-apa. Pulang aja ke rusun. Biar kami udah pindah, kan unit kami masih atas nama kami.

 

SAMIN

Iya. Juga, Pak.

 

RIDWAN

Kalau gitu duluan, Pak.

 

SAMIN

Mari-mari. Silakan.

 

Yuni, Faisal, Vera, dan Rako menganggukkan kepala ke Samin sopan.

 

Mereka pun masuk ke rusun.

 

CUT BACK TO:


124. INT. UNUT SEPHIA — SAME TIME (AFTERNOON) 124

 

Seluruh keluarga sudah berkumpul di meja makan. Televisi sudah dimatikan. Sementara Dika masih terus bermain ponsel.

 

Haryati mengambilkan makanan untuk Sephia dan Ahmad.

 

Ahmad menoleh ke Sephia.

 

PUTRA

Gimana nggak percaya orang omongan ibu bikin yakin.

 

AHMAD

(Ke Putra)

Kalau kamu yakin bakalan ada tamu, memangnya siapa? Orang tamu-tamu bapak sama ibu lebih sukanya datang ke toko.

 

DIKA

(Menyambar)

Pak RT kan sering ke sini, Pak.

 

Semua menoleh ke Dika.

 

Sedangkan Sephia mulai makan.

 

AHMAD

(Ke Dika)

Ya itu kan Pak RT.

 

Haryati terus menatap ke Dika.

 

HARYATI

(Ke Dika)

Yang dimaksud bapak itu, orang luar. Yang tinggalnya enggak di rusun. Mereka kan jarang datang ke sini.
(Beat)
Kalau ada perlu, orang-orang datangnya ke toko.

 

DIKA

Memang ada aturan begitu?

 

HARYATI

(Ke Dika)

Ya nggak ada. Cuma kan emang seringnya begitu.

 

Dika menganggukkan kepala. Tapi fokus pandangannya terus ke ponsel.

 

DIKA

Kalau Kak Rako?

 

Ahmad, Haryati, dan Putra saling bertatapan. Mereka lalu menoleh ke Sephia.

 

Ekspresi Sephia datar. Dia terus makan. Seolah-olah tidak memperhatikan percakapan keluarganya.


125. CONTINUED 125

 

Terdengar suara pintu diketuk diikuti suara salam.

 

RAKO (O.S)

Assalamualaikum...

 

HARYATI

Waalaikumsalam...

 

Haryati menatap Putra menyuruhnya mengecek ke depan.

 

Putra patuh. Dia bangkit dan berjalan ke pintu.

 

Sementara Haryati menatap suaminya. Ia mendadak waswas.

 

CUT TO:


126. INT. DEPAN PINTU UNIT SEPHIA — INTERCUT - AFTERNOON 126

 

Putra menjawab salam sembari membuka pintu.

 

PUTRA

Waalaikumsalam...

 

Di depan ada Rako dan keluarganya. Dia kaget melihat Vera membawa hantaran.

 

Rako sekeluarga menganggukkan kepala sopan ke Putra.

 

Putra merasa canggung.

 

Di meja makan Haryati dan Ahmad waswas. Mereka saling tatap. Lalu saling menoleh ke pintu. Sembari mencuri dengar percakapan Putra dan tamu yang datang.

 

Sementara Sephia yang terus menyimak hanya diam. Dia degdegan.

 

RAKO

Put, Bapak sama Ibu ada?

 

Putra menganggukkan kepala kaku.

 

PUTRA

Ada, Mas. Mari masuk.

 

Putra mempersilakan Rako sekeluarga masuk.

 

Rako masuk paling depan.

 

Yuni dan Vera menyusul.

 

Sementara Ridwan dan Faisal paling belakangan.

 

Haryati dan Ahmad kaget. Mereka lekas berdiri dan mendekat.

 

Rako salim ke Haryati. Lalu ke Ahmad.

 

Haryati dan Ahmad lalu menyalami Yuni sekeluarga.

 

Yuni, Haryati, Ridwan, serta Ahmad tertawa basa-basi ketemu tetangga lama yang sekalipun tak begitu saling kenal.

 

Vera menyerahkan hantaran ke Haryati.

 

Haryati bingung tapi ia tetap menerima hantaran itu.

 

Haryati menoleh Ahmad. Ahmad tersenyum menenangkan.


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar