Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
WHEN WE TALK WHAT A LOVE IS
Suka
Favorit
Bagikan
17. Bagian 17
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

63. I/E. RUSUNAWA/ROOFTOP — THE NEXT DAY 63

 

OMITTED


64. EXT. RUSUNAWA - ROOFTOP — MORNING 64

 

Montage. Kita akan merasakan mood yang happy. Tanpa suara kita akan melihat Sephia mengajar.

 

Ia duduk berhadap-hadapan dengan Rako.

 

Rako memakai gitarnya sendiri.

 

Sementara gitar milik Sephia dipakai Gilang.

 

We notice to finger board. Ke jari-jari Sephia yang telaten menuntun jari-jari Rako membuat kunci C.

 

Rako mulai memetik senar. Ia tertawa senang. Sephia memerintahnya mengulang sampai beberapa kali.

 

Sementara Gilang yang mulai andal memainkan nada. Dini dan Boni mengikuti nada itu—yang masih terbata-bata dan mulai menyanyi.

 

Sephia menoleh ke Gilang. Ia tertawa bangga.

 

End montage.


65. CONTINUED 65

 

Sesi mengajar Sephia selesai. Semua orang terlihat puas.

 

Boni, Dini, serta Gilang bangkit berdiri lalu berpamitan.

 

Ketiganya hendak berjalan pergi. Tapi Rako buru-buru menghalangi.

 

Boni, Dini, dan Gilang menatap Rako penuh tanya.

 

Rako tersenyum penuh maksud.

 

RAKO

Saya lapar. Kalian mau nemenin saya makan?

 

Boni, Dini, dan Gilang saling bertatapan. Wajah mereka bingung.

 

RAKO (CONT’D)

Tenang aja. Saya yang traktir. Kalian boleh makan apa aja.

 

Sephia tersenyum-senyum menyimak.

 

GILANG

Tapi kan kita kudu kerja, Bang.

 

Rako tertawa kecil.

 

RAKO

Justru karena mau kerja. Jadi kalian harus makan dulu. Ya kan?

 

Rako menoleh Sephia.

 

Murid-murid Sephia terus kebingungan. Mereka saling menoleh.

 

SEPHIA

(Ke murid-murid)

Rezeki nggak boleh ditolak lho.

 

Murid-murid menatap Sephia. Mereka pun akhirnya mengangguk.


66. E/I. BUS — CONTINUOUS 66

 

OMITTED


67. INT. MANGKUK SOTO — CONTINUOUS 67 

 

Seseorang memasukkan kondimen-kondimen soto. Ada jeroan sapi seperti potongan babat, hati, serta paru. Lalu potongan kentang kukus dan tomat.

 

Kuah disiramkan.


68. INT. RESTORAN SOTO BETAWI — CONTINUOUS 68

 

Seorang PELAYAN menyediakan soto.

 

Semua makan sambil terus bicara.

 

GILANG

(Ke Rako)

Bang, kalau boleh tahu. Abang kerjanya apaan sih?

 

Rako tersenyum.

 

Sementara Sephia tampak keberatan terhadap sikap Gilang.

 

RAKO

Kerjanya di rumah aja sih.

 

Dini menimpali.

 

DINI

Kerja apa di rumah?

 

Sephia menyimak.

 

Rako menyadari itu. Ia menatap Sephia.

 

RAKO

(Agak berat)

Copy writter.

 

BONI

Apaan itu, Bang?

 

Rako tertawa kecil. Ia terus menatap Sephia.

 

Sephia menunggu jawaban Rako.

 

Rako memilih kata.

 

RAKO

(Semakin berat)

Bikin konsep buat iklan gitu.

 

GILANG

Iklan di tivi?

 

Sephia terkejut.

 

RAKO

Ya.

 

BONI

Iklan yang mana, Bang. Yang buatan Abang?

 

Rako merasa tersudut. Ia tak nyaman.

 

RAKO

Lumayan banyak. Ada produk cokelat. Ada shampo juga. Macam-macamlah.

 

Sephia menangkap ketidaknyamanan yang dirasakan Rako.

 

Ia menoleh ke Rako.

 

SEPHIA

(Ke murid-murid)

Kalian pengen jadi kayak Bang Rako juga?

 

Dini mengangguk antusias.

 

Sementara Gilang banyak mikir.

 

Boni terlihat tak tertarik sama sekali.

 

BONI

(Skeptis)

Mau jadi apa ntar kalau kita sih udah jelas, Kak. NGAMEN. Kalau nggak, mana mungkin kita lanjut terus belajar gitarnya.

 

Dini dan Gilang tertawa.

 

Rako merasakan kepahitan dalam kata-kata Boni.

 

SEPHIA

Ya belum tentu. Kan udah sering aku bilang, kalian masih bisa sekolah lagi. Ambil kejar paket kalau malam. Terus siangnya tetep bisa ngamen. Kalian kan enggak mungkin menggantungkan hidup dari ngamen, kan?

 

GILANG

Bisa aja sih, Kak. Kalau kita beruntung ketemu artis yang suka bikin konten dari orang miskin.

 

Semua menatap ke Gilang.

 

Dini dan Boni antusias.

 

Sedangkan Rako dan Sephia merasa tertohok.

 

GILANG (CONT’D)

Kalau kita dibikin viral. Kita kan bakal diundang masuk tivi. Terus terkenal. Terus jadi artis. Terus kaya raya deh.

 

Boni, Dini, serta Gilang tertawa.

 

Sedangkan Sephia tersenyum pahit.


69. EXT. JALANAN — CONTINUOUS 69

 

OMITTED.


70. EXT. JALANAN TAMAN — CONTINUOUS 70

 

OMITTED.


71. EXT. TAMAN — CONTINUOUS 71

 

Hari terlihat panas. Tapi di taman lumayan ramai pengunjung.

 

Rako dan Sephia berjalan bersisian.

 

Rako menggendong tas gitar miliknya juga membawakan gitar milik Sephia.

 

SEPHIA

Kamu kaget?

 

RAKO

Soal yang barusan?

 

Sephia berhenti berjalan.

 

Rako turut berhenti.

 

Jarak mereka berdiri dua langkah.

 

RAKO (CONT’D)

Nggak juga.

 

Beat.

 

Sephia tersenyum.

 

RAKO (CONT’D)

Saya sering ketemu anak-anak kurang beruntung seperti mereka. Walaupun, saya enggak bersinggungan secara langsung.

 

Sephia mengangguk paham. Ia kembali berjalan.

 

Rako pun mengikuti.

 

RAKO (CONT’D)

Malah saya penasaran.
(Beat)
Kamu nggak ngerasa dibohongi saya. Secara kemarin bilang kerjaan saya apa?

 

Sephia menggelengkan kepalanya sembari tersenyum.

 

Hening.

 

Rako merasa waswas.

 

SEPHIA

Saya lebih tertarik sama spesifikasi kerja jadi copy writter. Gimana kerjanya. Dan, kenapa kamu milih kerja itu.

 

Rako tertawa kecil. Perasaan waswasnya hilang.

 

Ia menghela napas. Lalu mengatur kata.

 

RAKO

Saya nggak milih kerjaan itu.
(Beat)
Justru kerjaan itulah yang milih saya. Soalnya pas lulus kuliah dan nyari kerja sana-sini, dapatnya itu.
(Beat)
Lagian, saya kan harus cepet-cepet balikin uang modal kuliah. Jadinya, saya harus ngejauhin gengsi sama sok idealis.

 

Sephia dan Rako tertawa.

 

Sephia memahami kata-kata Rako.

 

SEPHIA

Terus, kalau mau ngikutin sok idealisnya. Maunya kerja apa?

 

Rako tersenyum. Ia mengingat komiknya yang ia buat semalam.

 

RAKO

Ada.
(Beat)
Saya bakal ngasih tahu kamu nanti.

 

Rako tersenyum penuh arti. Sembari menatap Sephia lekat.

 

Sephia tersenyum bahagia. Ia merasa ada yang tumbuh di dalam hatinya.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar