Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
WHEN WE TALK WHAT A LOVE IS
Suka
Favorit
Bagikan
18. Bagian 18
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator




72. E/I. RUSUNAWA — EVENING 72

 

OMITTED


73. INT. RUSUNAWA - UNIT SEPHIA — RUANG MAKAN 73

 

Sephia dan keluarganya makan malam bersama. Di meja ada tumis buncis, orek tempe, serta telur dadar yang tinggal separo.

 

Situasinya tegang.

 

Haryati, Ahmad, serta Putra saling tatap.

 

Sementara Dika makan sambil bermain ponsel.

 

We notice to Sephia. Pembawaannya terlihat bahagia. Wajahnya cerah. Sephia makan dengan perlahan. Ia menikmati momen damai di hatinya.

 

Ahmad, Haryati, dan Putra saling menatap. Saling tunjuk untuk bicara pada Sephia.

 

Haryati pun akhirnya mengalah. Ia terpaksa bicara pada Sephia.

 

HARYATI

(Sambil menatap suaminya)

Mau nambah Vi?

 

Sephia menggelengkan kepalanya.

 

Haryati terus menatap suaminya. Sementara tatapan balik Ahmad memberikan protes padanya.

 

HARYATI (CONT’D)

Ibu lihat, kayaknya kamu lagi seneng? Akhir-akhir ini tuh, kelihatannya hepi terus.
(Ke Ahmad)
Ya kan, Pak?

 

Ahmad mengangguk hendak menjawab. Tapi---

 

DIKA

(Menyela)

Karena pacaran sama Kak Rako.

 

Semua menatap Dika.

 

Ahmad mendelik ke Dika.

 

Tapi Dika tak peduli. Dika terus makan sambil bermain game di ponsel.

 

HARYATI

(Menggoda)

Beneran tuh, Vi?

 

DIKA

(Terus menyela)
Beneran.

 

Sephia tersenyum kecil.

 

Sementara Ahmad dan Putra makin kesal ke Dika.

 

SEPHIA

Dari kemarin itu terus yang dibahas.
(Beat)
Jawabannya masih sama kok, Bu. Situasinya juga belum berubah.

 

Haryati menatap suaminya.

 

Sedangkan tatapan Ahmad mendorongnya untuk terus menggali informasi.

 

HARYATI

Kapan berubahnya?

 

Ahmad dan Putra tegang menunggu jawaban Sephia.

 

Sementara Haryati berusaha menahan gugup.

 

Sephia memilih kata.

 

SEPHIA

Sephia nggak tahu, Bu. Bisa aja nggak akan sama sekali.

 

Haryati menelan ludahnya.

 

Ahmad menghela napas.

 

HARYATI

Loh, kok enggak?

 

Sephia memahami kata-kata ibunya.

 

Sementara Ahmad dan Putra terus menatap Haryati.

 

Haryati tersenyum tak enak hati ke suaminya.

 

Tiba-tiba suasananya menjadi canggung.

 

Sephia merasa sedang diinterogasi.

 

SEPHIA

Sephia bilang “bisa aja”, Bu. Karena Sephia juga enggak bisa jamin. Lagian Sephia kenal Rako juga belum lama kan, Bu?

 

HARYATI

Kok enggak bisa jamin?
(Menatap suaminya meminta dukungan)
Dika lho, ngebaik-baikin Rako terus dari kemarin. Artinya dia beneran baik kan? Omongan anak kecil tuh enggak jauh-jauh dari yang bener lho, Vi.

 

Sephia tersenyum kecil. Ia akhirnya merasa tidak nyaman.

 

SEPHIA

Tapi kan emang gitu, Bu. Kalau Sephia ngomong yang enggak sesuai fakta, namanya Sephia ngasih harapan kosong ke diri sendiri kan?

 

Haryati menatap ke Ahmad. Lalu ke Putra. Sementara saat menoleh ke Sephia, ia merasakan ketidak nyamanan yang dirasakan Sephia.

 

Haryati pun memutuskan berhenti mendesak Sephia.

 

Keluarga itu melanjutkan makan dalam hening.

 

SMASH CUT TO:


74. INT. UNIT RAKO - KAMAR RAKO — SAME TIME (EVENING) 74

 

Suasana kamar Rako terang. Kita akan merasakan mood yang happy.

 

Kipas angin berdebu menyala. Kertas-kertas yang menempel di dinding bergerak-gerak ditiup angin.

 

Rako duduk di meja. Ia menggambar komik lagi.

 

Di meja di sebelah laptop ada mi instan cup yang sedang menunggu matang. Ada cokelat panas di mug besar. Ada dua buah pisang sunrise yang masih utuh.

 

Rako fokus menggambar.

 

CUT TO:

 

Di ipad ada gambar laki-laki dan perempuan berdiri berhadap-hadapan di sebuah jalan yang sepi. Balon teks di atas kepala si perempuan kosong. Sementara balon teks di atas kepala si laki-laki ada tulisan: “Aku bakal ngasih tahu kamu nanti.”

 

Tampak di panel berikut ada wajah si perempuan yang digambar close up. Ekspresi perempuan itu bahagia. Stylus pen bergerak di atas gambar mata yang tampak berkaca-kaca.

 

Rako tersenyum-senyum menatap gambarnya. Ia lalu mengecek mi nya.

 

Mi nya matang. Rako mulai makan.


75. INT. UNIT SEPHIA — DAPUR/RUANG MAKAN - NIGHT 75

 

OMITTED.


76. UNIT SEPHIA/KAMAR SEPHIA/UNIT RAKO — KAMAR RAKO - INTERCUT - NIGHT 76

 

Gitar akustik mulai.

 

Kamar Sephia yang kecil dan sempit ditata rapi. Tidak ada banyak barang di sana. Bahkan dinding-dindingnya kosong. Kasur di tempat tidurnya hanya muat untuk dua orang.

 

Sephia duduk di tempat tidur menyandar ke dinding. Di sebelahnya ada gitar miliknya.

 

CUT TO:

 

Jari-jari Sephia menelusuri senar gitar. Tapi ia tidak berusaha membunyikannya.

 

Jari-jari Sephia terus menelusuri senar itu.

 

Sephia memikirkan sikap keluarganya. Ia memikirkan percakapannya dengan ibunya di meja makan. Ia juga memikirkan arah hubungannya dengan Rako.

 

Ia mulai memikirkan bagaimana perasaan Rako terhadapnya.

 

Terdengar suara printer.

 

Rako mencetak komiknya menggunakan kertas A4.

 

WE CLOSE TO PRINTER: Kertas A4 keluar satu per satu.

 

Rako segera memungut tiap lembarnya. Lalu meniup-niup tintanya supaya cepat kering.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar