Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
WHEN WE TALK WHAT A LOVE IS
Suka
Favorit
Bagikan
5. Bagian 5
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

12. INT. RUMAH VERA — RUANG MAKAN - EVENING 12

 

Sebuah rumah dengan desain minimalis. Semua barang yang ada di sana terlihat mahal dan ditata rapi.

 

Rako duduk. Ia merasa canggung. Di meja ada banyak makanan yang lebih dari cukup dimakan dua orang. Ada rendang telor puyuh dengan pete, tumis jamur cabai hijau, ikan kembung goreng masak sambal lengkap dengan sayur bayam dan potongan jagung serta aneka buah.

 

Dari dapur, MBAK ASIH, 43 tahun, asisten di rumah itu membawa nasi panas di wadah. Mbak Asih dengan hati-hati meletakkan nasi di meja.

 

VERA

(Sambil tersenyum ke Mbak Asih)

Makasih Mbak.

 

Mbak Asih menganggukkan kepala. Ia segera kembali ke dapur.

 

VERA, 32 tahun, kakak kedua Rako mengambilkan makanan. Ia terlihat cantik memakai pakaian rumahan.

 

RAKO

Lo saban hari masak sebanyak ini ya, Mbak?

 

VERA

Ya kan gue tinggal bertiga sama anaknya Mbak Asih juga.

 

Rako tersenyum kaku. Sementara Vera memberikan makanan padanya.

 

VERA (CONT’D)

Sekalian siap-siap kalo-kalo lo datang. Lo kan gini, suka datang tiba-tiba.

 

Vera dan Rako mulai makan.

 

RAKO

Gue ke sini mau ngomongin soal Mas Isal.

 

Vera dan Rako bertatapan.

 

Vera merasa sungkan.

 

VERA

Soal apa? Kalo soal Mas Isal mau ngajakin Ibu sama Bapak tinggal bareng dia gue udah tahu. Udah sejak kapan hari Mas Isal ngomong ke gue.

 

Rako berhenti makan. Selera makannya perlahan bubar. Ia terus menatap Vera. Sedangkan Vera terus makan sambil mengabaikan tatapan adiknya.

 

VERA (CONT’D)

Mas Isal juga bilang, kalo semisal Ibu sama Bapak maunya tinggal sama gue ya terserah. Pokoknya ... gimana caranya Ibu sama Bapak enggak tinggal di rusun terus.

 

Vera akhirnya menatap Rako. Ia menangkap perubahan air muka adiknya.

 

RAKO

(Nyaris tidak terdengar)

Kenapa gue nggak diajakin ngomong ya Mbak?

 

Vera menghela napas. Ia meletakkan sendok.

 

VERA

Gini ya, Ko. Baru aja tadi siang Mas Isal nelpon gue. Dia ngomong ... pas dia lagi ngajakin Ibu sama Bapak bicara serius ... itu pas juga elo baru balik kerja. Keliatan lo cape.
(Beat)
Tapi secape-capenya elo, aturan lo ikut gabung. Bukannya malah milih nyuci piring yang bisa elo kerjain entar.
(Beat)
Tadinya Mas Isal juga mau ngajakin lo ngomong. Tapi kesannya kayak lo ngehindar.
(Beat)
(Menajam)
Itu lo sengaja?!

 

Rako tertawa kaku. Ia bingung mau menjawab apa.

 

Sedangkan Vera mengambil sendoknya lagi. Vera mulai makan lagi sambil terus menatap tajam ke Rako.

 

VERA (CONT’D)

(Nadanya malas)

Umur semakin ke sini makin tua loh, Ko. Bukan sebaliknya. Lo nggak bisa, terus-terusan bersikap begitu.
(Beat)
Emangnya lo nyaman bersikap nggak akur sama abang lo sendiri?

 

Rako menelan ludah. Hidupnya terasa pahit.


13. EXT. HALTE — CONTINUOUS 13

 

OMITTED

 

14. INT. BUS — LATER 14

 

Bus terlihat penuh. Banyak penumpang yang terdiri dari orang-orang kantoran yang baru pulang.

 

Rako duduk di kursi dekat pintu. Ia memikirkan percakapannya dengan Vera dan merasa sangat lelah.

 

Rako lalu memakai earphone. Dia mendengarkan musik dari handphone.

 

Musik folk mulai. Rako mengatur napas dan mulai menggigiti kuku.

 

Seorang Perempuan Muda, 26 tahun, yang baru naik hendak duduk di kursi sebelah Rako yang kosong. Tapi urung lantaran jijik melihat Rako menggigiti kuku.

 

15. INT. RUSUNAWA — UNIT RAKO - NIGHT 15

 

Ridwan dan Yuni duduk. Mereka menonton televisi sambil mengudap makanan ringan. Di tivi ada acara dangdut.

 

Rako masuk. Wajahnya lesu.

 

Ridwan menoleh. Tapi hanya sekilas. Sementara Yuni abai dengan kedatangan Rako.

 

Rako melihat di meja makan piring-piring kotor bekas makan menumpuk. Ia pun membawa piring kotor ke ruang cuci.

 

Rako mulai mencuci piring.

 

YUNI (V.O.)

Kamu ke rumah Vera?

 

Rako menoleh. Ibunya sedang berjalan mendekat. Sedangkan bapaknya terus di sofa menonton televisi.

 

YUNI (CONT’D)

Ngapain?

 

Rako merasa terdesak. Ia tersenyum canggung.

 

Yuni membantu Rako. Ia mengelap piring yang sudah dibilas dan menaruhnya di rak.

 

RAKO

(Berbohong)
Mampir aja, Bu. Kebetulan tadi ketemu sama klien di dekat-dekat situ. (Tercekat) Mbak Vera ngasih tahu Ibu?

 

Tatapan Yuni menyelidik. Yuni paham Rako berbohong.

 

Rako mulai tak nyaman.

 

YUNI

Ibu kira kamu mau ngomongin tawaran dari Mbak Vera bulan lalu.

 

RAKO

Enggak soal itu, Bu.

 

YUNI

Terus apa?

 

Rako sungkan menjawab.

 

Yuni menghela napas. Ia merasa putus asa.

 

YUNI (CONT’D)

Hari gini, dapat kerjaan bagus karena orang dalam juga enggak haram, Ko.
(Beat)
Toh kamu sarjana. Pengalaman kerja ada. Pintar bahasa Inggris juga. Pasti ya bisa kerja.
(Beat)
Vera loh, nggak hanya gara-gara kamu adiknya terus dikasih kerjaan. Tapi karena kamu pinter.

 

Rako terus mengerjakan pekerjaannya. Ia semakin merasa tidak nyaman.

 

YUNI (CONT’D)

Ibu tuh selalu aja nggak paham. Nggak ngerti sama pikiran kamu. Hidup susah tapi pura-pura bahagia. (Sambil berjalan pergi) Wong ibu yang lihat juga ikut ngenes. Gimana yang ngerasain sendiri.

 

Pandangan Rako mengikuti Yuni menjauh. Kemudian ia mendapati Ridwan sedang menatapnya.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar