Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
WHEN WE TALK WHAT A LOVE IS
Suka
Favorit
Bagikan
16. Bagian 16
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator


CUT TO:


57. EXT. ROOFTOP — CONTINUOUS 57

 

Dika dan Putra masuk.

 

Dika dan Putra berhenti berjalan melihat Rako dan Sephia duduk bersisian.

 

Putra kaget. Sementara Dika jemawa merasa kata-katanya akhirnya terbukti.

 

DIKA

Tuh kan. Aku bilang juga apa. Kak Vi pasti di sini. Mereka itu pacaran.

 

PUTRA

Hus! Kamu masih kecil tahu apa sih soal pacaran?!

 

DIKA

(Menunjuk Sephia dan Rako dengan dagu)

Tahu! Yang begitu, kan?

 

Putra menelan ludah. Ia merasa senang melihat kakaknya mampu bersosialisasi dengan orang lain.

 

Dika kembali lanjut berjalan. Tapi Putra buru-buru menahan.

 

DIKA (CONT’D)

Kenapa?

 

PUTRA

Kita tunggu di sini aja.

 

DIKA

Tapi kan---

 

Putra buru-buru membekap mulut Dika.

 

Putra menarik Dika membawanya kembali masuk rusun.


58. INT. RUSUNAWA - TANGGA — CONTINUOUS 58

 

Rako dan Sephia berjalan bersisian menuruni tangga.

 

Sephia berjalan dengan satu tangan berpegangan pada dinding sementara tangannya yang lain memegang white cane.

 

RAKO

Kamu serius nggak mau naik lift aja?

 

Sephia menggelengkan kepala.

 

SEPHIA

Kamu kalau harus cepet-cepet balik silakan. Saya nggak pa-pa, kok.

 

Rako menghela napas.

 

RAKO

Saya percaya kamu bakal baik-baik saja.

 

Sephia tertawa kecil.

 

Rako berhenti melanjutkan kata-katanya. Ia bingung dengan reaksi Sephia.

 

SEPHIA

Terus?

 

Rako diam. Ia semakin bingung.

 

SEPHIA (CONT’D)

Biar saya kasih tahu kamu sesuatu.
(Beat)
Kedengarannya konyol. Tapi, menuruni tangga bisa jadi kegiatan mengisi waktu luang saya yang melimpah.

 

Sephia tertawa kecil.

 

Rako merasa tak enak hati. Ia terus diam.

 

SEPHIA (CONT’D)

Gimana? Nggak mungkin nggak konyol kan hal ginian dijadiin kerjaan?

 

Rako menelan ludah sembari memilih kata.

 

RAKO

Kalau menurut kamu itu konyol tapi ada gunanya juga. Artinya, yang konyol itu yang nggak tahu caranya menjadi konyol.

 

Sephia mencerna kata-kata Rako. Setelah paham ia tertawa.

 

Rako pun tertawa.

 

RAKO (CONT’D)

Gimana? Artinya kamu nggak keberatan dong kalau saya ikut-ikutan konyol juga?

 

SEPHIA

Tapi nggak ada jaminan kalau kamu kecanduan, ya.

 

Rako tertawa. Ia mengambil tangan Sephia dari dinding dan menggenggamnya.

 

Sephia kaget. Tapi ia menyukainya.

 

Mereka pun berjalan menuruni tangga sambil bergandengan tangan.


59. EXT. JALANAN/TAMAN — CONTINUOS 59

 

Montage. Musik romantis mulai. Hari terlihat cerah. Suasananya menyenangkan.

 

Rako dan Sephia terus berjalan bersisian sambil bergandengan tangan.

 

Tanpa suara kita akan melihat Rako dan Sephia berjalan sambil berbicara. Saat Rako berbicara, Sephia akan mendengarkan. Kemudian mereka tertawa bersama-sama.

 

End montage.


60. INT. RUSUNAWA - UNIT SEPHIA — EVENING 60

 

Sephia dan keluarganya makan malam bersama. Di meja ada tumis kangkung belacan, tempe goreng tepung, telor asin, serta sambal pete. Mereka makan sambil terus bicara.

 

DIKA

Tuh kan, aku bilang juga apa. Mentang-mentang aku masih kecil. Terus nggak ada yang percaya kalau Kak Vi sama Kak Rako itu pacaran.

 

Semua menatap ke Dika.

 

Haryati merasa gusar.

 

HARYATI

(Ke Dika)
Justru karena kamu masih kecil. Jadi belum waktunya kamu ngomongin urusan orang gede.

 

DIKA

Tapi Kak Put juga tahu. Kami lihat kok!

 

Putra menggeleng-gelengkan kepalanya ditatap ibu dan bapaknya.

 

Sedangkan Sephia hanya menyimak.

 

Dika menoleh ke Putra kesal.

 

DIKA (CONT’D)

(Menajam)

Kok lo bo’ong! Kan kita sama-sama lihat!

 

Putra menahan geli.

 

PUTRA

Aku nggak bo’ong. Cuma cara lihatnya aku aja sama kamu yang beda.

 

Putra tertawa kecil.

 

Haryati dan Ahmad melotot ke Putra.

 

DIKA

(Polos)

Beda gimana? Kan sama!

 

Haryati dan Ahmad bertatapan. Sedangkan Putra tertawa makin keras.

 

DIKA (CONT’D)

(Merajuk)
Tuh, kan! Pasti Bapak sama Ibu juga nggak percaya sama aku!

 

HARYATI

(Menghela napas)

Iya. Iya. Ibu percaya. Udah terusin makannya.

 

Haryati melirik Sephia. Wajah Sephia yang ceria membuat ia bertanya-tanya.


61. INT. RUSUNAWA - UNIT SEPHIA — RUANG CUCI PIRING - CONTINUOUS 61

 

Haryati dan Sephia mencuci piring. Haryati merasa canggung.

 

Sephia merasakan situasi yang berbeda dari biasanya. Ia merasakan perasaan ibunya yang resah.

 

SEPHIA

Ibu pengen ngomong sama Sephia?

 

Haryati menoleh. Sedikit gugup.

 

Haryati memilih kata.

 

HARYATI

Menurut kamu. Ibu pengen ngomong apa?

 

Sephia tersenyum tipis.

 

SEPHIA

Rako?

 

Haryati diam sejenak sambil menatap Sephia.

 

SEPHIA (CONT’D)

Ibu pengen bilang apa?

 

Haryati mengatur napas.

 

HARYATI

Bukan Rako. Tapi kamu.
(Beat)
Kalau memang yang dibilang Dika betul. Ibu cuman mau bilang ke kamu, hati-hati.

 

Beat.

 

Haryati menoleh memastikan tidak ada orang lain. Ia pun meneruskan.

 

HARYATI (CONT’D)

(Nyaris tidak terdengar)

Hati-hati sama keinginan kamu sendiri. Karena itu yang paling susah dikendalikan.

 

Sephia diam dan mendengarkan.

 

HARYATI (CONT’D)

Supaya apa? Supaya kamu tetep bisa melihat semuanya dari dua sisi.

 

Sephia terus diam dan menyimak.

 

HARYATI (CONT’D)

Kamu memang bilangnya baru kenal. Enggak pacaran. Tapi ibu sama bapak juga pernah seumuran kamu, Vi.
(Beat)
Pokoknya jangan buru-buru ya, Vi.
(Beat)
Apalagi kamu baru lho kayak gini. Deket sama laki-laki.
(Beat)
(Nyaris tidak terdengar)
Ibu sama bapak belum siap, Vi.

 

Haryati terisak. Tapi ia berusaha keras agar tidak menangis walaupun usahanya sia-sia.

 

Sephia merasakan kegusaran ibunya terlebih karena kondisi fisiknya. Ia mengerti. Dan ia telah siap dengan konsekuensinya.


62. INT. RUSUNAWA - UNIT RAKO — KAMAR RAKO - NIGHT 62

 

Rako duduk di meja. Dia membuat sketsa komik.

 

WE CLOSE TO IPAD: Kita akan melihat Rako membuat sketsa sepasang laki-laki dan perempuan di satu panel.

 

Si Laki-laki memegang gitar, sementara si Perempuan berdiri dengan sikap skeptis. Balon teks di atas kepala si Laki-laki masih kosong. Sementara balon teks di atas kepala si Perempuan berisi tanda seru yang sangat besar.

 

Di panel berikutnya, Si Laki-laki mulai memainkan gitar. Balon teks di atas kepalanya mulai terisi sebaris lagu romantis berbahasa Inggris.

 

Panel berikut posisi sikap si Perempuan mulai melunak. Tanda seru di dalam balon teks di atas kepalanya berubah bentuk menjadi bentuk hati.

 

Balon teks di atas kepala si Laki-laki berisi tulisan: will you marry me?

 

Rako tertawa kecil.

 

Rako berhenti menggambar.

 

Rako merasa konyol dengan hasil gambarnya tersebut. Tapi ia juga merasakan perasaannya menghangat dan bahagia.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar