Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
WHEN WE TALK WHAT A LOVE IS
Suka
Favorit
Bagikan
20. Bagian 20
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

84. EXT. JALAN RAYA — CONTINUOUS 84


OMITTED


85. INT. BUS — CONTINUOUS 85

 

OMITTED


86. E/I. RUSUNAWA - UNIT RAKO — CONTINUOUS 86

 

OMITTED

 

87. INT. KAMAR MANDI — CONTINUOUS 87

 

Musik folk mulai. Keran air dinyalakan.

 

Rako berbaring telentang di lantai sembari memejamkan mata. Ia setengah telanjang.

 

CUT TO:

 

Air mengalir deras dari pancuran.

 

Aliran deras air jatuh ke wajah Rako. Terus mengalir deras.

 

We notice to Rako’s eyes. Air mata mengalir dari sudut matanya.

 

Sementara air keran mulai membanjiri lantai kamar mandi.


88. EXT. ROOFTOP — AFTERNOON 88

 

Langit cerah. Suasananya menyenangkan.

 

Rako berdiri di sisi pembatas pagar. Sembari merokok. Rambutnya masih basah. Pakaiannya terdiri dari kemeja polos yang agak kebesaran. Juga celana bahan yang sama-sama kebesaran. Benda yang ia bawa dari kamar ialah kertas cetakan komik buatannya yang semalam.

 

Rako menggulung bundel cetakan komiknya dan mengantonginya di kantung celana belakangnya.

 

Dia memakai earphone. Ia mendengarkan musik folk dari handphone.

 

Sephia masuk. Ia mengetahui ada Rako di situ. Ia pun mendekat.

 

Rako merasakan seseorang mendekat.

 

Rako menoleh. Perasaannya menghangat melihat kedatangan Sephia.

 

Sephia terus mendekat.

 

Sedangkan Rako mematikan rokok. Lalu mencopot earphone.

 

Musik folk pun akhirnya berhenti.

 

Sephia berdiri di sebelah Rako.

 

Rako terus memandanginya lekat.

 

SEPHIA

Kamu nggak datang ke kelas tadi pagi. Kenapa? Anak-anak nyariin tuh.

 

Rako tersenyum tipis.

 

RAKO

Saya bantuin Ibu saya pindahan.

 

Sephia menahan napas. Ia tersenyum.

 

RAKO (CONT’D)

Sori kalau saya nggak ngasih tahu.

 

Sephia mengangguk sembari terus tersenyum.

 

Senyuman Sephia membuat Rako gusar.

 

Hening lama.

 

Rako dan Sephia mulai merasa canggung. Hingga akhirnya Rako berusaha mencairkan suasana.

 

Rako mengambil gulungan kertas di kantung celana lalu membukanya. Ia meratakan kertas dari posisi menggulung.

 

RAKO

Aku ada sesuatu buat kamu.

 

Sephia menoleh. Senyumannya hangat.

 

Ke tangan Sephia yang tidak memegang white cane, Rako menggenggamkan kertas itu.

 

Sephia meraba-raba kertas tersebut. Ekspresi wajahnya memperlihatkan ketertarikan sekaligus bertanya-tanya.

 

Rako pun akhirnya menjelaskan.

 

RAKO (CONT’D)

Itu ... komik.

 

Sephia tersenyum.

 

SEPHIA

Kamu yang bikin?

 

RAKO

Iya. Saya yang bikin.

 

Senyuman Sephia berubah menjadi cerah.

 

SEPHIA

Jadi selain konsep iklan, kamu juga bikin komik?

 

Rako tertawa kecil.

 

RAKO

Ini bagian dari keinginan masa kecil yang saya coba realisasikan setelah punya nyali.

 

Sephia menelan ludahnya. Ia menangkap nada getir dalam kalimat Rako.

 

Tiba-tiba Rako menggenggam tangan Sephia.

 

Sephia kaget. Ia menghela napas.

 

Rako memahami kegugupan Sephia. Ia juga gugup.

 

Rako menuntun Sephia duduk.

 

Mereka akhirnya duduk berhadap-hadapan.

 

Rako lalu membentangkan cetakan komiknya di lantai.

 

We close to: Rako mengambil jari telunjuk Sephia. Lalu ia menuntunnya menelusuri gambar-gambar komiknya sembari menjelaskan.

 

Tangan Rako menuntun jari Sephia di atas gambar Sephia yang tengah mengajar.

 

RAKO (O.S.)

Ini seorang gadis. Gadis yang sangat cantik jelita. Gadis ini memandang warna dunia melalui hatinya. Hatinya yang senantiasa damai. Tempat segala ketenteraman “ada”.

 

CUT TO:

 

We notice to Sephia’s face.

 

Sephia menahan haru.

 

Matanya berkaca-kaca.

 

CUT BACK TO:


Rako membuka halaman berikut.

 

Jari telunjuk Sephia kini berada di gambar tangannya memegang gitar.

 

RAKO (O.S.) (CONT’D)

Dan ini, gitarnya yang selalu ia bawa ke mana pun kakinya melangkah. Yang lewat dawainya ia menggetarkan kasih untuk Sang Tuan.

 

Hening lama.

 

Rako membuka halaman berikutnya.

 

Telunjuk Rako berhenti pada sosok dirinya yang berdiri mematung tidak jauh dari sosok Sephia dalam gambar.

 

RAKO (O.S.) (CONT’D)

Dan inilah Sang Tuan. Yang sebetulnya siapa, entah. Yang ia temukan saat terkapar dilumuri racun luka.

 

Halaman berikutnya dibuka lagi.

 

Telunjuk Sephia sampai di gambar Sang Tuan dan si Gadis berjalan bersisian.

 

RAKO (O.S) (CONT’D)

Kini, Sang Tuan dan si Gadis berjalan bersisian. Namun Sang Tuan bingung. Hendak ke mana mereka pergi? Dan, apa yang sebenarnya mereka inginkan?
(Beat)
(Berbisik ke Sephia)
Tahukah kamu hendak ke mana mereka pergi?
(Beat)
Sudikah kamu menerkanya?

 

Rako menggenggam jari-jemari Sephia.

 

Sephia tertegun. Air matanya mengalir.

 

Rako mengusap air matanya dengan lembut.

 

Sephia membiarkan Rako melakukan itu.

 

SEPHIA

Selain bikin konsep iklan sama komik. Kamu juga bisa ngegombal, ya.

 

Rako tertawa kecil.

 

RAKO

Artinya kamu tahu ke mana mereka pergi?

 

Sephia menelan ludahnya. Ia memilih kata.

 

SEPHIA

(Parau)
Saya nggak tahu.

 

Rako menatap Sephia gusar.

 

SEPHIA (CONT’D)

Tapi saya yakin, Gadis akan selalu menemani ke mana Sang Tuan pergi.
(Beat)
Entah dengan tujuan atau tidak.

 

Rako tertawa bahagia. Ia memeluk Sephia.

 

Sephia membalas pelukan Rako.

 

Rako dan Sephia saling merasakan cinta.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar