Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
WHEN WE TALK WHAT A LOVE IS
Suka
Favorit
Bagikan
12. Bagian 12
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

41. INT. RUSUNAWA - UNIT RAKO — KAMAR RAKO - NIGHT 41

 

Rako duduk di meja. Dia sibuk menggambar. Suasana kamarnya temaram. Ia tidak menyalakan lampu. Pencahayaan hanya datang dari layar ipad.

 

Rako terus fokus menggambar.

 

Di ipad ada gambar Sephia sedang mengajar gitar.

 

CUT TO:

 

Kita akan mengikuti stylus pen memoles gambar itu menjadi lebih rapi dan menajamkan warna.

 

Rako tersenyum menatap hasil gambarnya. Ia merasa puas.

 

Ada telpon dari Yuni. Rako melihat lalu mengangkat panggilan itu.

 

Rako menyapa. Tapi suara Yuni tidak kedengaran.

 

Rako lalu memakai earphone. Suara Yuni terdengar jelas.

 

YUNI (O.S.)

Ko, besok kamu ke sini ya? Bisa?

 

Rako menimbang-nimbang.

 

YUNI (O.S.) (CONT’D)

Besok kan hari Minggu. Kamu nggak ada kerjaan, kan?

 

Rako menghela napas.

 

RAKO

Ada apa, Bu?

 

YUNI (O.S.)

Diomongin besok aja di sini kalau kamu bisa.

 

RAKO

Rako usahain, Bu.

 

YUNI (O.S.)

(Bahasa Jawa/Tegalan)

Ya wes.

 

Telpon ditutup.

 

Rako menghela napas. Ia menoleh ke ipad. Perasaan puas telah lenyap.

 

Rako mendesah. Ia menyesal telah mengangkat telpon dari Yuni.


42. EXT. RUSUNAWA - HALAMAN DEPAN — THE NEXT DAY (MORNING) 42

 

OMITTED.


43. E/I. BUS — MORNING 43

 

Bus nyaris kosong. Hanya ada Rako dan dua orang penumpang lain. Seorang Ibu-ibu berhijab dengan tampang berani. Dan seorang Pria berbadan tambun yang tampaknya sangat kelelahan. Pria itu tertidur. Menyandarkan kepalanya. Mulutnya menganga sedikit.

 

Rako duduk di dekat pintu masuk. Ia menggigiti kuku. Ia gugup memikirkan apa yang ingin diomongkan Yuni.


44. EXT. DEPAN RUMAH FAISAL — MOMENTS LATER 44

 

Seorang Pembantu membuka pintu pagar.

 

Rako masuk.

 

Pembantu itu tampak tak acuh padanya.

 

Rako berusaha tak mempedulikan. Ia berjalan agak lamban di belakang si Pembantu yang kembali ke dalam sambil berlari-lari kecil.

 

Rako terus mendekat. Langkah kakinya berat. Ia merasa sumpek.

 

Di teras ada Yuni.

 

Yuni berdandan dan berpakaian rapi.

 

Yuni lalu melongok ke dalam memanggil Ridwan.

 

YUNI

Pak! Rako udah datang!

 

RIDWAN (V.O.)

Ya!

 

Ridwan keluar. Dia berpakaian rapi.

 

Rako tertegun. Kepalanya dipenuhi banyak pertanyaan.

 

RAKO

(Nyaris tidak terdengar)
Ibu sama Bapak mau pergi?

 

Yuni melirik Ridwan.

 

YUNI

Ya sama kamu juga. Makanya ibu minta kamu ke sini.

 

Rako menelan ludah. Perasaannya tak enak.

 

RAKO

Ada urusan apa, Bu?

 

RIDWAN

Cek tempat buat warteg baru.

 

Rako terkesiap. Ia menoleh Ridwan. Lalu ke Yuni. Tatapannya menuntut dijelaskan.

 

Yuni hendak menjawab saat Faisal keluar.

 

Faisal selalu rapi seperti biasa dan sangat tampan. Ia tersenyum tipis ke Rako.

 

Rako terus merasa tidak nyaman. Tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa.


45. E/. JALANAN - MOBIL — CONTINUOUS 45

 

Faisal menyetir pelan.

 

Suasananya canggung.

 

Ridwan duduk di depan.

 

Sedangkan Yuni dan Rako di belakang.

 

Rako tak tahan. Ia merasa diperdaya.

 

RAKO

(Ke Yuni)

Bu, betul kita mau ke tempat buat warteg Ibu yang baru?

 

Yuni memikirkan jawaban. Ia melirik ke kaca mobil. Melihat wajah Ridwan yang datar dan terus ke depan.

 

Rako ikut menoleh ke Ridwan. Lalu ke Faisal.

 

YUNI

Betul.

 

Rako tak yakin.

 

RAKO

Dengan pakaian Ibu kayak gini?

 

Yuni menoleh Rako.

 

Lewat kaca mobil, Ridwan melihat ke belakang. Ke Yuni dan ke Rako.

 

YUNI

Memangnya kenapa?

 

Rako tersenyum dipaksa.

 

RAKO

Ya nggak cocok aja.

 

YUNI

(Menajam)
Nggak cocok gimana? Emangnya ada aturan musti pakai baju apa? Warteg kan enggak ada seragam. (Sinis) Wong kamu yang kerja kantoran aja enggak pakai seragam.

 

Faisal menatap Rako lewat kaca mobil.

 

FAISAL

(ke Rako)
Kita ke tempat Kinan dulu. Keluarganya ngundang kita makan siang. Habis itu baru ke tempat buat wartegnya Ibu.

 

Rako menatap Faisal dari kaca mobil. Ia menyesal sudah datang memenuhi permintaan ibunya.


46. INT. RUMAH KINAN - RUANG MAKAN — CONTINUOUS 46

 

Sebuah ruang makan yang luas. Meja makan yang besar dan muat untuk sepuluh orang. Di meja tersedia berbagai jenis makanan sehingga acara makan siang itu terkesan lebih resmi dari sekadar makan siang biasa.

 

Dua keluarga bertemu. Keluarga Kinan terdiri dari AYAH, 61 tahun, IBU, 55 tahun, dan seorang adik PEREMPUAN, 18 tahun.

 

Keluarga Kinan duduk di satu baris. Sementara keluarga Faisal di baris yang lain di seberang meja.

 

Rako merasa asing.

 

AYAH KINAN

(Menggoda Kinan dan Faisal)

Jadi, kalian tidak berpacaran. Kok mau nikah?

 

Faisal dan Kinan tersipu-sipu. Semua orang menoleh pada mereka. Kecuali Rako.

 

FAISAL

(Sambil melirik-lirik Kinan)
Karena kita memang serius, Pak.

 

Ayah dan Ibu Kinan saling tatap. Mereka merasa lega.

 

AYAH KINAN

Sudah punya tanggal?

 

Faisal menoleh ke Ridwan. Lalu ke Yuni.

 

Yuni dan Ridwan tegang.

 

FAISAL

Kalau buat penentuan tanggal, kami kan dari Jawa. Jadi kalau ngikut adat kami serahkan ke pihak perempuan buat nentuin.

 

Ayah Kinan menoleh ke Kinan.

 

Kinan mengatur kata.

 

KINAN

Kinan udah punya tanggalnya, Pak. Maunya sih akhir tahun. Awal tahun depan paling telat setelah urusan buka warteg barunya Ibu selesai.

 

AYAH KINAN

Apa nggak kejauhan?

 

Semua orang saling bertatapan.

 

IBU KINAN

Gimana kalau habis lebaran? Waktunya pas. Nggak terlalu mepet atau lama. Ya, kan?

 

Semua orang setuju.

 

Ayah dan Ibu Kinan bertatapan. Raut bahagia memancar di wajah mereka.

 

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar