Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
23. EXT. DEPAN RUSUN/INT. BALKON LANTAI 10 — INTERCUT - NIGHT 23
Faisal dan Ridwan berjalan tertatih membawa barang-barang yang berat. Sementara Yuni membawa yang ringan.
Tanpa suara kita akan melihat orang-orang bertanya ke Yuni.
Yuni membalas canggung.
Faisal dan Ridwan memasukkan barang-barang ke mobil.
Di balkon Rako berdiri menatap keluarganya masuk ke mobil.
Mobil keluar dari halaman rusunawa.
24. INT. EMBER BESAR — NIGHT 24
Keran air dibuka.
Ember penuh. Airnya meluap-luap.
Mata Rako merah, berkaca-kaca. Bibirnya pucat dan gemetar.
Rako mendekat ke ember. Ia memasukkan kepalanya sendiri ke dalam ember.
Di dalam air Rako berteriak kencang.
Gelembung-gelembung udara muncul ke lewat lubang hidung.
Rako mulai tak tahan. Ia mulai kehabisan napas. Tapi ia terus bertahan.
Sampai akhirnya Rako betul-betul kehabisan napas. Ia menarik kepalanya keluar dari air.
Rako menggeloso di pinggir ember. Kedua tangannya berpegangan pada bagian pinggir atas ember. Ia megap-megap. Dadanya terasa pengap dan sakit. Kemudian, Rako terbatuk-batuk.
25. INT. BUS/KANTOR KERTAS PUTIH KREATIF — INTERCUT - THE NEXT DAY 25
Musik folk terdengar.
Bus terlihat penuh. Rako duduk di kursi paling belakang diapit sesama penumpang bus.
Rako memakai earphone. Pandangannya kosong. Kali ini ia betul-betul mendengarkan musik.
Bus berhenti. Rako turun. Kemudian berjalan masuk ke dalam kantor Kertas Putih Kreatif.
Rako melepas earphone di kuping. Ia berjalan biasa. Sesekali menyapa orang dengan anggukkan.
Musik folk perlahan-lahan hilang. Kemudian betul-betul hilang.
26. INT. RUANGAN BOS — DAY 26
Dengung halus suara AC terdengar. Situasi dalam ruangan itu adem dan terlihat nyaman. Namun, kita akan merasakan mood yang berlawanan.
Rako dan Bos duduk berseberangan. Tubuh Rako tegang, ia merasa nasibnya sedang berada di ujung tanduk. Sementara Bos tampak dilematis. Bos tidak tega ke Rako. Tapi ia harus membuat keputusan.
BOS
Rako berusaha mendapatkan tatapan Bos. Senyumannya kaku.
RAKO
BOS
Rako mengalihkan pandangan.
RAKO
(Nyaris tidak terdengar)
Hening.
Bos terus merasa dilema. Ia menarik napas berat. Lalu perlahan mengembuskannya.
BOS
Rako tersenyum-senyum kaku. Matanya mulai berkaca-kaca.
RAKO
(Terbata-bata)
Bos memandang Rako kasihan. Perhatiannya fokus ke mata Rako yang berkaca-kaca.
BOS
Rako tertawa sarkas.
RAKO
Bos merasa gusar.
BOS
RAKO
Hening lama.
Rako dan Bos bersitatap.
Rako menelan ludahnya. Sementara Bos merasa percakapan menuju debat ini tidak akan berakhir baik. Ia merasa masih perlu memberi Rako kesempatan.
BOS
Rako membetulkan posisi duduk. Ia merasa sangat tidak nyaman karena nasibnya kian jelas berada di ujung tanduk. Tapi ia juga merasa tidak enak pada Bos.
RAKO
Bos menggelengkan kepalanya penuh penyesalan.
BOS
Rako terus menatap Bos. Matanya terus berkaca-kaca. Dadanya mulai terasa sesak. Dia pun yakin, nasibnya sudah hancur berantakan.
RAKO
Bos mengangguk. Ia tak berhenti merasa kasihan. Tapi dia tak punya pilihan. Dia sudah memberikan Rako waktu lebih dari cukup.
Rako akhirnya bangkit dan pergi.
27. INT. RUMAH FAISAL — RUANG MAKAN - EVENING 27
Sebuah rumah dua lantai dengan desain minimalis. Perabot-perabotnya terlihat mahal. Meja makannya panjang. Muat untuk makan delapan orang.
Rako duduk. Bahunya melorot. Ia merasa canggung.
Yuni sibuk menyiapkan makanan dibantu IROH, 32 tahun, pembantu rumah tangga di rumah itu.
Di meja ada banyak makanan yang terlihat lebih dari cukup.
RAKO
Yuni berhenti menata piring di tiap kursi. Ia menoleh ke Rako.
YUNI
Rako mengangguk mengerti.
Seorang perempuan yang lain, INAH, 40 tahun, masuk. Membawa wadah besar dengan sangat hati-hati.
YUNI (CONT’D)
INAH
(Bahasa Jawa)
Yuni mengangguk. Sementara Inah meletakkan rawon di tengah-tengah meja.
RAKO
Yuni melanjutkan pekerjaannya sambil terus bicara.
YUNI
Pekerjaan Yuni selesai. Ia pun duduk.
YUNI (CONT’D)
Rako menganggelengkan kepala.
RAKO
Tatapan Yuni ke Rako menuntut: terus?
Rako merasa ragu, tapi ia harus membalas tatapan ibunya yang menuntutnya.
RAKO (CONT’D)
Yuni menghela napas. Dia tak punya gagasan hendak menjawab apa.
Faisal masuk. Ia baru selesai bersiap-siap. Pakaiannya rapi. Rambutnya klimis. Ia terlihat charming.
Faisal abai dengan keberadaan Rako.
FAISAL
Yuni menoleh Rako. Lalu kembali ke Faisal.
Rako memahami situasi. Kedatangannya tidak disukai Faisal.
FAISAL (CONT’D)
Yuni akhirnya mengangguk.
Rako tersenyum menyapa Faisal.
Faisal mengangkat dagunya ke Rako.
Yuni lalu beranjak sambil memberikan pandangan ke Rako: “Ibu masuk dulu.”