Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
23.INT. DI SEBUAH LORONG RUMAH SAKIT-SEKITAR PUKUL 10
Di sebuah lorong rumah sakit seorang pria dan seorang wanita tengah berbicara satu sama lain. Sang pria yang memakai jas dokter melihat ke arah wanita paruh baya di depannya. Pria itu mengalihkan pandangannya ke catatan di atas clipboard di tangannya. Sesekali dia akan membolak-balik beberapa lembar di atas kertas itu sambil mengernyitkan dahi. Pria bernama Ganesa itu akhirnya menghela nafas. Ganesa melihat ke arah Susis dan membuat ekspresi bingung di campur dengan keraguan. Ganesa menaikkan kacamatanya yang sedikit melorot dan menatap kedua mata Sulis.
Ganesa: Tentang Rendi, saya takut rumah sakit ini tidak bisa berbuat banyak.” (menggelengkan kepala perlahan karena pasrah)
Sulis yang mendengar pernyataan dokter yang mengejutkan itu mencengkram pria malang itu. Sulis memegang pundang Ganesa dan menggoncangkannya ke depan dan belakang.
Sulis: “Mas Ganesa, apa maksudnya ini. Bukankah mas bilang Rendi akan baik-baik saja setelah operasi ini berhasil. Bukankah mas bilang kemungkinan berhasilnya lebih dari delapan puluh persen. Apakah mas berbohong pada saya?” (histeris dan berteriak dengan nada tinggi)
Semua mata orang yang melewati lorong itu berhenti sejenak dan melihat ke arah Sulis yang berteriak-teriak sendiri. Pada kondisi normal mungkin saja Sulis akan malu dan mencoba mencari tempat sepi lainnya untuk berbicara dengan dokter kenalannya ini namun Sulis tidak sedang dalam kondisi normal. Kedua mata Sulis memerah, rambutnya sedikit tidak teratur dan bahkan dia memiliki kantung mata di bawah matanya. Sulis yang sedang merawat Rendi di waktu liburnya hampir tidak pernah istirahat. Sulis tidak bisa tidur melihat kondisi Rendi yang semakin memburuk paska operasi. Selain, hari ini kakak iparnya akan dieksekusi mati di depan umum. Sulis bingung harus berbuat apa, tapi tidak ada yang bisa dia lakukan. Sulis berpikir mungkin saja Bambang Winarno dijebak oleh teman sekantornya, atau mungkin ini hanyalah akal-akalan konglomerat nakal untuk memperkaya diri. Sulis ingin melakukan sesuatu namun Sulis hanyalah seorang perawat biasa di rumah sakit swasta. Sulis tak mampu berbuat banyak.
Cut to