Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
SATIRE
Suka
Favorit
Bagikan
9. Bagian 9

9. INT. DI DALAM MOBIL TAHANAN- PAGI

Semua orang yang di dalam mobil itu terdiam, mereka semua menatap Bambang yang sedang bercerita dengan mata merah. Tak sedikit dari para abdi negara itu yang berusaha mengusap air mata mereka yang merembes keluar. Namun Yudha bukanlah salah satu dari mereka. Dia terus melihat Bambang dengan ekspresi rasa bersalah. Yudha mencoba menganggkat tangannya untuk menepuk pundak Bambang namun, sebelum dia sempat melakukannya dia menarik tangannya lagi.

Bambang: “Aku telah banyak membuat anak itu menderita, dan kini adalah saat di mana aku harus membayar semuanya.” (menghela nafas)

Yudha: “Tapi bapak tidak berhutang pada tikus-tikus itu kan?”

Bambang: “Aku memang tidak berhutang pada mereka, tapi pada semua orang penerima bantuan yang uangnya kuambil.”

Yudha: “Itu cuma satu M pak? Bapak mau mati hanya demi satu M. Para tikus itu malah mengambil triliyunan dari bapak. Apa bapak masih waras?” (nada kesal)

Bambang hanya tersenyum ke arah Yudha. Di dalam senyumannya terdapat ekspresi yang tak bisa dideskripsikan dengan kata-kata. Yudha merasa dirinya diejek. Yudha berusaha berdiri tapi kemudian dia berubah pikiran. Yudha akhirnya duduk kembali di kursinya sambil menghela nafas. Tanpa sadar dia mengelus-elus luka di tangannya seakan teringat masa lalunya yang kelam.

Cut to

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar