Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
4. INT. DI DALAM RUMAH- MALAM
Flashback
Di dalam rumah yang serupa gubuk, dengan dinding bambu yang sebagian berlubang dan sudah lapuk serta atap yang terbuat dari genteng tanah liat tua yang menghitam dan retak berlubang di sana-sini. Malam itu hujan sangat deras, akibatnya air menetes di mana-mana. Angin dingin menerobos dari lubang yang ditutupi kardus serupa jendela. Seorang anak kecil seumuran anak SD kelas 1 dengan pakaian lusuh yang dihiasi beragam tambalan di sana sini sedang belajar di malam hari di antara gerombolan ember yang menampung air bocor. Dia ditemani sebuah senthir tua dan setumpuk koran bekas tempatnya membuat coretan. Sesekali dia mengernyitkan dahi, kemudian membuat beberapa coretan di tepi koran yang masih kosong. Meskipun koran bekas nan kusut itu penuh dengan coretan tangan, dia tetap memaksakan pensilnya menggores beberapa coretan kecil di sela-sela tulisannya. Bocah itu terus belajar dengan giat meskipun dia hanya menggunakan pensil bekas yang dibuang. Pensil dengan ukuran imut-kurang dari tiga centimeter- dengan susah payah membantu bocah itu belajar sendirian.
Voice over (Pak Bambang):
“Dia tak pernah menangis meskipun dia harus belajar tanpa listrik. Dia juga tidak mengeluh meskipun semua alat tulisnya hanyalah benda-benda yang kupungut selama aku mengayuh becakku di jalanan.”
Cut to