Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
7.INT. DI RUANG PERAWATAN RUMAH SAKIT-SORE
Flashback
Hujan rintik-rintik. Mendung bergelayut dan angin dingin perlahan merambat masuk dari jendela. Semuanya terdiam, seorang ibu dan anaknya terdiam di sebuah ruang perawatan di rumah sakit swasta. Tiang dan kabel infus telah lama di lepas berdiri diam di pojok ruangan. Lampu LED perlahan berkelap-kelip antara gelap dan terang memperlihatkan kondisi ruangan ekonomi yang dindingnya penuh dengan retakan dan cat yang mengelupas. Anak kecil yang seharusnya berada di ruang kelas sekolah dasar sekarang duduk terdiam di atas kursi. Dia menatap ke atas ranjang. Tepatnya seseorang yang ada di ranjang. Wanita paruh baya itu berdiam diri bagaikan manekin. Sebuah seprei putih besar menutupi seluruh tubuhnya. Penanda semua perjuangannya melawan penyakit jantung bawaan telah usai. Rendi mengarahkan mata kecilnya ke wanita paruh baya itu.
Dia melamun tak tahu apa yang harus dilakukannya. Di belakangnya perlahan seorang perawat menutup pintu. Perawat itu sudah sering melihat nyawa yang melayang di rumah sakit. Dia berpikir dia sudah kebal dengan apa yang namanya kematian namun sepertinya dia salah. Dia menggunakan tangannya untuk menutup mulutnya. Dia mencegah suara keluar dari mulutnya, tetapi matanya berkhianat. Air mata perlahan menetes deras bagaikan banjir. Air matanya mengalir tak terbendung, bersama dengan kenangan sang kakak yang kini terbaring kaku di atas ranjang rumah sakit.
Cut to