Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
21.EXT. DI LAPANGAN TUGU BATU-SEKITAR PUKUL 10
Wartawan dan masyarakat berkerumun disekitar lapangan. Seluruh mata mereka tertuju pada beberapa orang di tengah lapangan. Di sana seorang pria dengan karung yang menutupi kepalanya berdiri melawan gravitasi. Di depannya, beberapa orang pasukan khusus berseragam lengkap dengan topeng ski di kepala mereka mengacungkan senapan ke arah pria itu. Semua orang menaikkan ekspekstasi mereka. Beberapa orang sibuk berteriak sambil melemparkan telur busuk ke arah pria yang akan diesksekusi itu. Orang-orang lainnya hanya melihat sambil memainkan jari mereka di atas layar smartphone, meninggalkan makian dan ujaran kebencian pada orang tua itu. Bahkan para dokter yang sengaja disiapkan untuk memastikan kematian Bambang juga ikut serta menjadi mata tombak acara cyber-bullying itu. Sisanya hanya melihat sambil menahan nafas karena khawatir. Sarah, reporter yang ditugaskan untuk meliput kejadian bersejarah ini merupakan bagian dari kelompok orang yang khawatir. Raut wajah Sarah tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. Terdapat kesedihan di sana, ada juga ekspektasi. Namun kebanyakan rasa bersalah karena telah mengambil video pengakuan bersalah Bambang Winarno, meskipun mungkin saja dia tidak benar-benar bersalah. Sarah melihat ke arah tempat eksekusi itu sambil meletakkan kembali telepon genggamnya ke sakunya. Sarah mengepalkan tangannya, berharap pilihan yang dibuatnya adalah pilihan yang benar.
Juru kamera yang mendengar pembicaraan Sarah ditelepon terdiam. Juru kamera yang berada di belakang Sarah tidak terlalu mengerti apa yang dibicarakan Sarah ditelepon. Juru kamera itu terdiam sambil melihat Sarah yang masih melamun meskipun dia telah selesai berbicara di telepon. Juru kamera itu berpikir mungkin ini bukan saat yang tepat mengganggu Sarah. Tapi teriakan memekakan telinga di headset yang dia pakai membuatnya pusing. Jika mereka tidak segera merekam, atasannya akan memotong gajinya dan juga Sarah. Dia tidak terlalu khawatir dengan Sarah karena dia mendengar rumor bahwa Sarah mungkin di dukung oleh orang dalam perusahaan. Juru kamera itu jauh lebih khawatir dengan dirinya sendiri. Jika mereka membuat masalah, juru kamera itu yang pasti akan menanggung smeuanya. Akhirnya Juru kamera itu membuang jauh-jauh rasa keraguannya dan memanggil Sarah.
Juru Kamera A: “Mbak Sarah, bisa kita mulai merekam?” (dengan suara keras dan sedikit kekhawatiran)
Sarah menoleh ke arah juru kamera itu kemudian dia menjawab pertanyaan pria itu dengan sedikit mengangguk.
Cut to