Cuplikan Chapter ini
Pintu kamar itu terbuka dengan bunyi yang nyaris tidak terdengar hanya gesekan halus dari engsel yang sudah terbiasa menerima kedatangannya setiap hari Zira melangkah masuk pundaknya masih terasa berat oleh lelah seharian di kampus Tapi pandangan matanya langsung tertuju pada satu pemandangan yang sejujurnya sudah tidak asing lagi meski tetap saja memicu sesuatu dalam dadanyaJayvan ada di sana Duduk di tepi ranjangnya menyandarkan punggung pada sandaran ranjang memangku gitar hitam