Cuplikan Chapter ini
Pintu kamar itu tidak diketukia digedor didorong dibanting seakan-akan tidak ada ruang lagi untuk sopan santun dalam rumah ini Anindya menerobos masuk dengan wajah memerah matanya sudah lebih dulu menuduh bahkan sebelum mulutnya sempat terbukaZira yang tadinya setengah rebah di kursi dengan buku di pangkuan hanya sempat mengangkat kepala sebentar Alisnya naik ekspresi datarnya hampir membuat seolah kedatangan Anindya hanyalah gangguan biasa Tapi bukan Ada sesuatu di udara sesuatu