Cuplikan Chapter ini
Udara malam menempel di kulit seperti sesuatu yang enggan pergi Dingin tapi bukan dingin yang menggigilkanlebih seperti dingin yang membuat setiap tarikan napas terasa berat Di atap gedung itu Zira duduk sendirian Kakinya menjuntai ke arah beton yang menghadap kota sementara tangannya bertumpu di permukaan kasar di sampingnyaDia tidak melakukan apa-apa Tidak mengetik tidak menelpon tidak mendengarkan musik Hanya diam membiarkan pikirannya berputar tanpa arah Kadang seolah kosong