Cuplikan Chapter ini
Bangku panjang di depan gedung teknik selalu jadi saksi bisu yang gak pernah protes Dari pagi yang terlalu berat sampai sore yang terasa basi tempat itu menampung sisa energi anak-anak yang lebih sering melawan waktu ketimbang nurut sama aturanJayvan duduk di ujungnya sepatu menggesek lantai semen rokok kosong dimainkan di sela jarinya seperti kebiasaan yang udah jadi bagian tubuh Pandangannya kosong tapi rahangnya tegang seolah ada sesuatu yang terlalu ribut di kepalanya buat dia ajak