Cuplikan Chapter ini
Bangku taman fakultas selalu jadi tempat pelarian Zira ketika ruangan terasa terlalu sempit dan kepalanya terlalu penuh Deru mahasiswa yang masih mondar-mandir sore itu hanya jadi latar samar Buku-buku berserakan di meja semen laptop terbuka dengan layar penuh catatan teori dan jemarinya sibuk mengetik sambil sesekali berhentientah untuk menghela napas atau sekadar memandangi mahasiswa lain yang tertawa lepasDi tengah riuh yang tidak pernah benar-benar menyentuhnya Zira tampak seperti