Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
102 INT. GEDUNG PERUSAHAAN HARDJOKUSUMA. DAY.
TITLE:
EPILOG
Nugroho sedang mengantri panggilan wawancara kerja. Ia berjejer duduk di depan salah satu ruangan. Saat itu ia melihat Jantari yang keluar dari salah satu ruangan. Ia sontak berdiri. Para pelamar melihat ke arahnya. Dengan malu ia berjalan membungkuk mengikuti Jantari.
NUGROHO
Jantari!
Jantari menoleh.
JANTARI
Nunu? Ngapain elo di sini?
NUGROHO
Ngelamar kerja.
JANTARI
Oh, sukses ya.
NUGROHO
Ini perusahaan ayah elo?
Jantari menggeleng.
JANTARI
Punya paman gue sih sekarang. Kenapa?
NUGROHO
Nggak, gue cuma penasaran aja. Itu tadi pas gue mau ke lantai sini, gue ngelewatin kaya ruangan mobil-mobil gitu. Terus gue liat satu mobil yang pernah nganter elo ke sekolah zaman dulu ituu. Itu mobil yang itu?
Jantari menahan tawa lalu mengangguk.
NUGROHO (CONT’D)
Jadi, di sini elo markir mobilnya?
JANTARI
Maksudnya?
NUGROHO
Nggak ... kita semua penasaran di mana elo naruh mobilnya. Hahaha.
JANTARI
Ini satu blok daerah sini semua punya ayah gue dulu. Ayah gue punya rumah juga di sini. Sekarang sih udah dipindah tangan ke keluarga besar. Gue nggak ikut campur lagi. Mobil juga udah dikumpulin di sini aja semua. Gue udah cukup mobil satu aja.
Nugroho melongo memandangi Jantari lalu matanya menyapu seluruh ruangan.
JANTARI (CONT’D)
Duluan, yaa. Gue harus jaga toko.
Nugroho mengangguk masih sambil melongo.
JANTARI (CONT’D)
Omong-omong, ya, Nu. Elo bagusnya tetep di persewaan komik elo. Di sini elo nggak cocok.
Nugroho melihat ke sisi tempat para pelamar kerja duduk mengantri. Mereka nampak terlalu rapi di mata Nugroho.
NUGROHO
Iya, kan? Gue nggak cocok di sini? Bella juga bilang gitu. Gue udah paling bagus nunggu persewaan sambil liatin bocah-bocah makan bakso. Udah paling hepi gue.
JANTARI
Jadi, gimana mau tetep di sini apa ikut gue? Gue mau ketemu Dipa sama Bella juga ... siomay!
Nugroho nampak menimbang-nimbang.
NUGROHO
Gue ikut elo, deh.
Jantari terkekeh lalu merangkul Nugroho. Nugroho melepas dasinya, melepas jasnya, dan mengeluarkan kemejanya dari celana kain hitamnya. Dan, keduanya berjalan ke arah pintu keluar. Sinar matahari menyilaukan mengaburkan sosok keduanya.
-TAMAT-