Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
31 INT. RUMAH AYAH DIPA. KAMAR DIPA. DAY.
Keesokkan harinya, Dipa terbangun dengan senyum mengembang di bibirnya. Ia cepat-cepat bangun dari ranjangnya. Ia bersiul-siul dengan riang.
DIPA (V.O)
Matahari pagi bersinar begitu terang hari itu. Setidaknya, untukku, yang sudah lama lupa betapa cerahnya sinar mahatari..
CUT TO:
32 EXT. TAMAN SEKOLAH. ISTIRAHAT SIANG.
SFX. Suara berisik anak-anak di antara suara jangkrik dan keresak dedaunan karena angin. Dipa sedang duduk di pinggir lapangan tenis bersama teman-teman cowok dari kelasnya. Saat itu ia melihat Jantari melintas. CAMERA PAN TO. Pagar kawat jaring-jaring. ZOOM IN. Mata Dipa yang mengerjap. CAMERA FOLLOW. Jantari yang berjalan melintasi koridor. Dipa berdiri dari duduknya dan berlari keluar lapangan. Teman-temannya meneriakinya. Ia mengejar Jantari yang sudah menghilang ke arah perpustakaan.
CUT TO:
33 INT. PERPUSTAKAAN. DAY.
LONG SHOT. Jantari yang berdiri sendiri di perpustakaan yang lengang. Jantari memilih buku di antara rak-rak buku. BCU. Celah di antara buku. Jantari terlihat di celahnya. CAMERA FOLLOW. Dipa berjalan ke sisi lain rak buku. CAMERA PAN TO. Punggung Dipa. ZOOM IN. Mata Dipa yang mengintip Jantari dari celah buku. Jantari terkejut, melihat Dipa. Dipa mengangkat tangannya.
DIPA
Hai.
Jantari mengerjapkan mata dan dengan cepat pergi meninggalkan Dipa yang terdiam. Lalu dengan cepat, ia pun mengejar Jantari. Jantari sudah di depan pustawakan, meletakkan beberapa buku di depannya untuk ditandai. Dipa menjejerinya.
DIPA
Elo kenapa deh?
Jantari diam. Ia beringsut agak menjauh dari Dipa. Pustakawan, Bu Laili (50), memandang mereka bergantian heran sambil menandai buku-buku yang dipinjam Jantari dengan stempel tanggal.
DIPA (CONT’D)
Kok elo nyuekkin gue, sih, Jan?
Bu Laili memberikan buku-buku pinjaman kepada Jantari yang langsung ia terima dengan cepat. Jantari lalu berusaha menghindari tatapan Dipa. Ia dengan cepat berlalu, meninggalkan Dipa yang kebingungan. Dipa berdiri mematung memandangi pintu perpustakaan yang tidak ada siapa-siapa selama beberapa detik.
BU LAILI
Kamu mau minjem buku ndak? Kok bengong aja kaya orang-orangan sawah ki lho?
Dipa tersadar, lalu dengan senyum dikulum bergegas meninggalkan perpustakaan. Bu Laili geleng-geleng kepala.
BU LAILI (CONT’D)
Anak muda zaman sekarang. Pacaran kok di sekolah. Pake berantem segala ki lho.. wis wis tenan1..
CUT TO:
34 INT. RUANG KELAS. DAY.
Dipa duduk di mejanya, melamun. Nugroho berjalan dari pintu hendak menghampirinya.
DIPA
Padahal, semalem kita udah makan malem bareng. Kok sekarang dia nyuekkin gue?
Nugroho menepuk punggung Dipa.
NUGROHO
Mikirin apaan lo?
DIPA
Eh, nggak. Omong-omong elo tahu, apa pekerjaan ayah sama ibunya Jantari?
NUGROHO
Setahu gue sih ayahnya punya perusahaan gitu sih. Kalo ibunya kayanya lebih ke seniman gitu deh.
Dipa mengerutkan dahi.
DIPA
Tunggu dulu, ini kita ngobrolin Jantari yang sama, kan?
NUGROHO
Emang ada Jantari yang lain di sekolah kita? Namanya aja udah aneh. Cuma dialah Jantari di sekolah kita. Emang siapa lagi?
DIPA
Nggak. Soalnya… hmm…
Pause.
Ngeliat penampilannya dia.., Jantari nggak keliatan tajir, gitu.
Nugroho terbahak-bahak.
DIPA (CONT’D)
Ya kan gue nggak tahu. Biasanya anak orang kaya kan tinggal di gedongan. Terus tasnya merk apa kek. Sepatunya merk apa kek. Nah ini kan Jantari nggak..
Nugroho menahan tawa. Ia memegangi perut.
NUGROHO
Iya, emang keliatannya sih nggak tajir. Tapi, nih gue kasih tahu ya, pertama kali dateng ke sekolah ini, di hari pertama ni yaa, dia diantar pake mobil sport mewah yang gue nggak ngerti apa jenis atau namanya, Dip. Tapi, yah, habis ituu nggak pernah lagi sih. Jantari selalu naik bus, kalo nggak angkot. Makin lama makin nggak ada yang peduli kalo dia sebenernya anak orang kaya.
DIPA
Kok bisa gitu?
NUGROHO
Ya mana gue tahuuu..
DIPA
Terus, mobilnya disimpen di mana?
NUGROHO
Eh, emangnya gue bodyguard dia apa? Yang bakal tahu semuanya soal dia? Alamat rumahnya aja gue nggak ngerti.. boro-boro tahu di mana mobilnya disimpen..
Dipa tergelak.
NUGROHO (CONT’D)
Tapi, ya di mana lagi kalo nggak ditaruh di rumahnya. Mobil mahal gitu..
SFX. Suara bel masuk berbunyi ‘ding dong deng’. Nugroho menepuk bahu Dipa sekali lagi sebelum duduk di bangkunya sendiri. Dipa nampak berpikir keras dan bergumam lirih pada dirinya sendiri.
DIPA
Tapi, rumah itu kecil dan nggak mewah sama sekali.. hmm..
CUT TO: