Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
59 INT. KANTIN SEKOLAH. DAY.
Kantin penuh sesak. Anak-anak berdesakan mengambil makanan yang mereka inginkan. Jantari sedang mengantri membeli semangkok bakso ketika Dipa masuk ke dalam kantin. CAMERA FOLLOW. Dipa berjalan ke arah Jantari. Sementara, Nugroho berjalan ke arah sebaliknya, mencari meja kosong. CU. Tangan Dipa yang meraih tangan Jantari. CAMERA FOLLOW. Jantari memutar tubuh. CU. Mata terkejut Jantari. Dipa tersenyum.
JANTARI
Apaan, sih, lo?
DIPA
Yuk, makan sama gue.
JANTARI
Nggak, gue udah ada bakso.
Jantari menunjukkan mangkok bakso di tangannya. Dipa menunduk, memandangi mangkok bakso sesaat. Lalu, kembali memandang Jantari.
DIPA
Bagus. Kalo gitu, elo tinggal duduk sama gue.
JANTARI
Elo apa-apaan, sih, Dip?
Jantari mencoba mengibaskan tangan. Dipa memegangnya lebih erat. Anak-anak yang lain memandang mereka kesal karena keduanya menghalangi anak-anak yang kelaparan untuk mendekati meja pesan.
ANAK #1
Eh, bisa minggir nggak, sih? Lagi rame niih..
ANAK #2
Gue lagi laper ya, nggak banget deh, liat kalian berantem di sini? Sana, kalo pacaran, di pojokan sana, bukan di sini.
ANAK #3
Bener. Minggir.. minggirr.. ganggu banget deh..
Mau tidak mau Jantari akhirnya mengekor Dipa keluar dari kerumunan. Dipa menyeretnya ke meja Nugroho.
DIPA
Duduk sini dulu. Gue mau pesen mie ayam.
Dipa mendudukkan Jantari di kursi kosong sebelah Nugroho. Jantari duduk dengan terpaksa. Ia menaruh mangkok baksonya sambil melirik Nugroho.
NUGROHO
Hai, gue temennya Dipa. Temen satu kelas. Elo Jantari, kan?
Jantari baru mau membuka mulut.
NUGROHO (CONT’D)
Iyalah, gue tahu elo. Siapa, sih, yang ngga tahu Jantari?
JANTARI
(Sambil mengunyah bakso besar-besar) Karena nama gue aneh ya?
Nugroho terdiam. Ia memandangi Jantari.
JANTARI (CONT’D)
Kenapa elo?
Nugroho menggeleng.
NUGROHO
Nggak. Soalnya ini baru pertama kalinya gue denger suara lo selain dari radio dan pengeras suara sekolah. Dan, omong-omong, siapa di sekolah ini yang nggak kenal elo, sih?
Nugroho mengacungkan ibu jari.
NUGROHO (CONT’D)
Jadi, suara elo emang sama aja ya, kaya pas elo siaran? Suara elo asik.
Jantari menahan tawa.
JANTARI
Itu pujian apa bukan?
NUGROHO
Pujian lah.
PAUSE. Nugroho, melalui matanya, mencari-cari Dipa yang masih antri mie ayam. Ia mendekatkan dirinya ke Jantari dan berbisik.
NUGROHO (CONT’D)
Omong-omong, Dipa jadi ikutan ekskul broadcast?
Jantari mengangguk sambil menelan baksonya.
JANTARI
Tapi, belum diwawancara sama Rio.
NUGROHO
Ah, Rio? Dia anak kelas XI-5, kan?
Jantari mengangguk.
JANTARI
Kenapa?
Nugroho tampak ragu tetapi berkata juga.
NUGROHO
Rumornya dia naksir elo.
Jantari nyaris tersedak; ia mengeluarakan suara aneh.
JANTARI
Jangan ngawur ah. Mana mungkin?
NUGROHO
Ya namanya juga rumor. Gosip. Mungkin-mungkin aja.
Nugroho tergelak. Jantari memonyongkan bibir; sedikit sebal, tetapi tidak berkata apa-apa.
NUGROHO (CONT’D)
Eh, elo tahu nggak? Kenapa Dipa nyeret elo duduk di sini?
Jantari menggeleng. Nugroho nyengir sambil menyuruh Jantari mendekat ke arahnya. Jantari mencondongkan tubuh lebih dekat ke Nugroho.
JANTARI
Emang kenapa?
NUGROHO
Dia takut elo keburu kabur.
Dipa tiba-tiba sudah muncul di antara mereka.
DIPA
Gosip mulu sih, elo, Nu.
Dipa duduk di kursi di sebelah Jantari. Ia melongok mangkok bakso Jantari yang nyaris habis. BCU. Mangkok bakso tinggal berisi sepotong bakso daging dan mie kuning.
DIPA (CONT’D)
Elo makannya cepet banget sih, Jan? Apa gue yang lama?
JANTARI
Elo aja yang lama, Dip. Nggak liat apa antrian sebanyak itu? Makanya lain kali itu ke kantin cepetan dikit.. biar..
Jantari belum menyelesaikan kalimatnya ketika Dipa sudah memasukkan potongan bakso ke dalam mulut Jantari.
JANTARI (CONT’D)
Euhmmp… euhmmp..
Jantari terpaksa mengunyah dan tidak melanjutkan kata-katanya.
NUGROHO
Sejak kapan kalian sedekat ini?
Dipa nyengir. Jantari mendelik.
NUGROHO (CONT’D)
Gue sampe belum beli makan.. anying..
Nugroho memandang meja di depannya. Tidak ada apa-apa di depannya. Ia belum memesan makanan. Ia memandang mangkok bakso milik Jantari dan mie ayam milik Dipa. Ia mendesah lalu bangkit berdiri.
NUGROHO (CONT’D)
Dasar anak anakonda elo, Dip. Nyuruh jagain meja. Tapi, gue nggak dipesenin mie ayam sekalian.
Dipa tertawa. Jantari mengerling Dipa. Ia menyikut perut Dipa. Nugroho dengan sebal meninggalkan mereka dan mengantri mie ayam. Jantari sekarang memukul punggung Dipa.
DIPA
Eh, apaan, sih? Sakit tahu?
JANTARI
Biar tahu rasa lo.
Beberapa anak perempuan yang duduk bergerombolan di pojokan kantin mengamati Jantari dan Dipa; saling berbisik. Salah satunya Nora. CU. Mata Nora yang terus memandangi Dipa dan Jantari.
CUT TO:
60 INT. RUANG BROADCAST. MENJELANG ASHAR.
Rio dan Dipa duduk di dalam ruang siaran. Dipisahkan oleh sekat kaca, Jantari membaca buku di ruang sebelahnya. SFX. Suara lagu pop diputar lirih.
RIO
Jadi, elo beneran mau gabung sama ekskul ini?
Dipa mengangguk.
RIO (CONT’D)
Kenapa emangnya?
DIPA
Gue belum ikutan ekskul apa pun, sih. Dan gue nggak suka baris-berbaris. Nggak demen gue pramuka, pmr, dan sebangsanya itu. Gue mau di broadcast aja. Pak Bandi nyuruh gue ikut ekskul.. apa itu katanya ya..
Rio menyimak; menunggu Dipa melanjutkan kalimatnya.
DIPA(CONT’D)
Itu.. katanya.. biar gue nggak banyak mikirin hal-hal lain, jadi gue juga disuruh ikutan ekskul. Gue ikut ekskul elo aja, ya?
Dipa memelas. Rio menahan tawa.
RIO
Gue udah denger elo siaran tadi.
DIPA
Terus?
RIO
Ya, nggak ada alasan buat nolak elo masuk ekskul ini, sih. Cuma, elo di sini nggak bisa langsung jadi senior. Elo harus mau kerja kaya anak kelas X.
DIPA
Ehm.. maksudnya?
RIO
Jadi, gini.. tiap junior di ekskul ini punya tugas buat ngumpulin kertas request.. ehm elo tahu, nggak, di depan ruang broadcast ini ada kotak kaya kotak surat?
Dipa mengangguk.
RIO (CONT’D)
Itu kotak request. Elo tahu kan, itu buat mereka yang mau tisam –titip salam- sambil request lagu yang mereka ingin kita puter. Nah, tugas junior itu tiap awal pekan nyebarin kertas request ke seluruh kelas dan ngumpulin lagi di akhir pekan biar bisa dibaca di segmen-segmen kita di minggu berikutnya.. Nah, biar nggak ada kesenjangan, gue mau elo kerja kaya gitu juga..
DIPA
Oh, itu? Kertas warna-warni yang disebarin anak-anak kelas X tiap Senin itu, ya? Itu punya ekskul ini?
Rio mengangguk.
RIO
Iya, itu tugas junior broadcast. Entar ada tugas-tugas lain juga.
DIPA
Terus kertas-kertasnya dapat dari mana?
RIO
Itu tugas Jantari.
Rio menoleh ke arah Jantari, dan memandang Jantari sekilas melalui kaca penyekat ruangan. CU. Senyum tersungging di bibir Rio. Dipa menyadari itu.
DIPA
Jadi, gue entar minta kertas request ke Jantari?
Rio mengangguk. Lalu, ia meraih tas ranselnya dan berdiri. Dipa ikut berdiri dari kursinya. Rio mengulurkan tangan dan Dipa menjabatnya.
RIO
Selamat bergabung dengan FourtySix FM ya, Dip. Entar elo minta kunci duplikat juga dari Jantari ya. Kunci buat kotak request yang di depan sama kunci pintu. Gue duluan ya, ada les.
Dipa tersenyum; mengangguk. Rio keluar ruangan, melambaikan tangan ke Jantari sebentar dan pergi. Jantari berdiri dari kursinya dan memandang Dipa dari balik kaca. Mereka saling pandang. Dipa mengangguk. Jantari tersenyum; senyum yang jarang ia tunjukkan, kecuali pada Dipa.
CUT TO:
61 INT. WARNET NUGROHO. SORE.
Jantari duduk di samping Dipa di salah satu kubikel warnet Nugroho. CAMERA FOLLOW. Mie di garpunya yang diangkat dari mangkoknya dan kemudian masuk ke mulutnya. Jantari mengunyah dengan tatapan sebal ke arah Dipa. Sementara, Dipa memandangi layar komputer sambil mencari beberapa artikel.
JANTARI
Dip, kenapa elo ngajak gue ke sini, sih? Di sini gue cuma makan mie sama liatin elo?
Jantari menelan mienya. Lalu, memutar garpu lagi dan menggulung mie, dan kembali memasukkan ke mulutnya, mengunyah besar-besar.
DIPA
Buat nyari artikel. Buat siaran perdana gue di sekolah.
JANTARI
Elo bisa nyari di rumah gue. Ada internet tempat gue. Dicolokin ke telepon.
Dipa menoleh ke arah Jantari. Mendesah.
DIPA
Kok elo baru bilang sekarang?
JANTARI
Ya, elo nggak nanya. Main ngajakin gue ke sini. Pake Nugroho elo suruh nyeret-nyeret gue pula. Lagian, dia itu masih anak SMA kok udah bawa mobil segala sih ke sekolah.
Dipa mengedikkan bahu.
DIPA
Lah, kalo urusan mobil mana gue tahu. Gue cuma bilang ke dia kalo mau ke warnetnya ngajakin elo. Eh, tahunya kita disuruh naik mobilnya. Itu juga pertama kalinya gue tahu dia ke sekolah bawa mobil. Tahu gitu, kita manfaatin aja ya? Kan enak nggak usah naik bus kota atau angkot..
JANTARI
Ah.. salah emang gue omong sama elo..
DIPA
Emang kenapa?
JANTARI
Udahlah, nggak usah dibahas (mendesah). Jangan sampai ini mie goreng juga digratisin sama Nugroho.
DIPA
Emang dikasih gratis. Ini aja gue nge-net gratis.
Jantari menoyor kepala Dipa.
DIPA (CONT’D)
Apaan, sih, Jan?
Dipa memelototkan mata.
JANTARI
Elo jadi temen nggak tahu diri banget, sih, Dip. Jadi, selama ini elo nggak cuma ke gue aja yaa.. minta makan..?
Kepala Nugroho tiba-tiba muncul dari balik papan kubikel. Jantari menghela nafas saking terkejutnya. Dipa hanya berdecak.
NUGROHO
Jadi, dia juga makan di tempat elo, Jan?
Nugroho menunjuk Dipa dengan dagunya.
DIPA
Itu kan disuruh nenek.
NUGROHO
Nenek?
DIPA
Neneknya Jantari. Gue makan di sana disuruh nenek tahu. Bukan gue yang minta.
NUGROHO
Jan, bukannya itu sama aja, ya?
Nugroho menatap Jantari. Jantari mengangguk. Dia dan Nugroho menahan tawa. Dipa hanya nyengir.
JANTARI & NUGROHO
Ck ck ck…
Tepat saat itu tiba-tiba ada segerombolan anak perempuan berseragam SMA yang melewati mereka. Lalu, salah satunya yang berambut pendek, Shasha (17) menoleh dan terperangah melihat Jantari.
SHASHA
Jantari?
Jantari mengangkat kepalanya dan terdiam ketika melihat Shasha.
SHASHA (CONT’D)
Lama nggak ketemu.
Shasha mengangkat tangan dan tersenyum. Teman-teman yang bersamanya memandangi Jantari dan Shasha. Nampaknya mereka tidak mengenal Jantari.
SHASHA (CONT’D)
Oh, dia teman gue di SMP. Kalian bisa duluan, geng. Gue mau ngobrol bentar sama Jantari.
Karena tidak ada reaksi dari Jantari, Dipa dan Nugroho menoleh ke arah Jantari. Raut wajah Jantari berubah musam dan susah ditebak. Dipa mengamati dari ujung matanya; sadar bahwa Jantari sepertinya tidak menyukai pertemuannya dengan teman SMPnya itu.
JANTARI
Apa yang mau diobrolin, Sha?
Nugroho dan Dipa dapat melihat ekspresi jutek dan serius yang sering dipamerkan Jantari mulai nampak.
SHASHA
Elo nggak kangen gue?
Jantari mendesah. Dipa menyadarinya. Jantari hendak berdiri ketika Dipa meraih tangannya diam-diam. Jantari menoleh.
DIPA
(Berbisik) Elo nggak harus ngobrol sama dia.
Jantari tersenyum.
JANTARI
(Berbisik tanpa suara) Nggak apa-apa.
Lalu ia berdiri dan berjalan keluar kubikel mendekati Shasha. Dipa memandangi Shasha. Gadis itu menyeringai. Dipa tidak menyukainya. Dia terus memandangi punggung Jantari dan Shasha yang keluar dari pintu warnet. Nugroho juga menoleh, mengamati.
CUT TO: