Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Seribu Matahari Pagi
Suka
Favorit
Bagikan
5. ACT 2. Jantari dan Rumor (Hal. 22 - 29)

18 INT. KANTIN – ISTIRAHAT SIANG

 

Anak-anak bergerombol dan berebut camilan di depan konter makanan. Ibu kantin kepayahan. CAMERA FOLLOW. Jantari yang membawa sepotong donat dan teh kotak dingin keluar kantin. CAMERA PAN TO. Dipa yang duduk di salah satu meja dengan teman-teman barunya. CLOSE UP. Matanya mengikuti Jantari yang pergi keluar kantin sampai menghilang.

 

NUGROHO

Jadi, elo beneran mau belajar sama Jantari?

 

Dipa menoleh. Mengangguk.

 

TEMAN #1

Gila.

 

TEMAN #2

Kok bisa, sih?

 

TEMAN #3

Semoga sukes.

 

DIPA

Emangnya kenapa?

 

Nugroho memajukan tubuh. Dipa mengikuti. Ketiga teman lainnya mengekor. CAMERA PAN TO. Atas kepala mereka yang menggerombol di tengah meja.

 

NUGROHO

Dia selalu sibuk sendiri. Nggak punya banyak teman.

Tapi, yah, bukannya dia nggak ada teman.

Cuma lebih sering sendiri aja.

 

TEMAN #1

Bella katanya pernah ke rumah Jantari.

Mereka nonton film bareng di rumahnya.

Jantari suka nyewa dvd film, lo tahu.

 

TEMAN #2

Wih, beneran? Bisa nikmatin hidup juga dia ya.

 

NUGROHO

Kalian emangnya nggak tahu,

dia juga sering ngebakarin lagu buat anak-anak.

Dia kan anak broadcast, koleksi mp3-nya banyak.

 

Dipa memundurkan dirinya, menyender ke punggung kursi, melipat tangannya, memandang keempat temannya. Teman-temannya memandang balik.

 

DIPA

Kayanya dia cukup populer dan punya banyak teman. Kalo nggak, kenapa dia ngajakin temennya nonton film di rumah dia atau ngebakarin lagu buat temen-temennya?

 

NUGROHO

Iya. Emang bener gitu, Dip. Tapi, dia nggak pernah main sama kita-kita. Maksud gue, elo tahu kan, kita sering kemana gitu, les bareng, makan bareng. Dia selalu susah diajak ketemuan sehabis sekolah. Temen-temen sekelasnya aja nyerah.

 

TEMAN #3

Bener banget. Gue pernah sekelas sama dia di SMP. Gila, dia pinter banget. Tapi, jarang banget kumpul-kumpul habis sekolah. Tiap kali diajakin ada aja alasannya. Banyak cowok yang nempel sama dia.. tapi ya gitu.. nggak ada yang digubris.. Gue nebaknya sih dia belajar juga habis pulang sekolah..

 

TEMAN #1

Gimana nggak stress, ya?

 

TEMAN #2

Cara ngilangin stressnya gimana, ya?

 

NUGROHO

Itulah kenapa anak-anak juga udah nggak terlalu sering ngajakin dia main. Makanya, dia sendiri aja kemana-mana. Tapi, dia pinter sih. Tahun lalu, dia juara paralel dua semester berturut-turut. Kadang suka ngasih jawaban peer. Bahkan, kalo mood dia juga ngasih contekan pas ulangan.

 

Dipa terkekeh. Teman-temannya memandangnya keheranan.

 

DIPA

Lalu, apa masalahnya? (Suaranya mengejek)

Menurut gue, dia kedengerannya sama aja kaya kita. Sama-sama anak SMA normal. Cuma lebih pinter.

 

Nugroho berdecak, berbisik.

 

NUGROHO

Dip, tapi, itulah, kita semua merasa terintimidasi sama dia. Belum lagi kelakuannya yang selalu kalem, nurut, macam anak baik-baiklah. Kita sih terlalu berandal buat dia. Nggak selevel sama dia. Selain itu, dia juga manis kan. Tapi, cowok-cowok ngacir sama dia. Jantari terlalu independen. Dan juga kalo dideketin cowok suka jutek.

 

Teman-teman Dipa terkekeh, mengangguk-angguk.

 

DIPA

Masa sih?

 

CUT TO:

 

19   INT. KELAS KOSONG. SEPULANG SEKOLAH. DAY.

 

Jantari dan Dipa duduk di bangku paling depan. BCU. Buku-buku terbuka di atas meja. Tangan mereka sibuk mencoret-coret kertas.

 

JANTARI

Astaga, Dipa. Gue udah ngulang rumus itu berkali-kali.

Diganti angkanya dikit aja, elo udah nggak bisa?

 

Dipa memandang Jantari, mulut mengerucut. Jantari melirik malas.

 

JANTARI (CONT’D)

Kita di sini udah hampir dua jam ya, Dip. Gue juga ada urusan. Bisa lanjut besok aja nggak sih.. eh nggak ding, gue bakal bikinin jadwal buat les kita ini. Jadi, kita pulang aja ya sekarang. Plis.

 

Jantari meraih buku-bukunya dan memasukkannya dengan rapi ke dalam tas ransel hitamnya. Dipa memandanginya, keheranan.

 

DIPA

Emangnya kegiatan elo apa, sih? Anak sekolahan jam segini paling pada nongkrong kalo ngga tidur.

 

JANTARI

Ya, itu, gue tidur siang.

 

Dipa terkekeh.

 

JANTARI

Kenapa ketawa lo?

 

DIPA

Nggak. Cuma lucu aja, elo buru-buru pulang,

cuma buat tidur siang. Emangnya elo anak kecil?

 

JANTARI

Kan elo sendiri yang bilang, kalo nggak nongkrong,

ya tidur siang. Gue tim tidur siang.

 

Jantari meraih ranselnya.

 

JANTARI (CONT’D)

Gue pulang duluan, ya, dah.

 

Jantari berdiri dan berjalan menuju pintu. Dipa buru-buru memasukkan buku-bukunya ke dalam ranselnya sendiri. Dan, berlari mengejar Jantari yang sudah berjalan menyusuri lorong yang lengang. SFX. Suara sepatu mereka di lantai.

 

DIPA

Tunggu, Jantari. Gue mau nanya..

 

Jantari berhenti berjalan. Menoleh.

 

JANTARI

Apa lagi?

 

Dipa terengah, berhenti berlari, berdiri di samping Jantari. Keduanya berjalan di lorong. SFX. Suara sepatu mereka. Suara anak-anak baris-berbaris di halaman. Suara burung mencicit dan lagu pop dari kejauhan, dari radio di ruang klub Broadcast.

 

DIPA

Gue bisa gabung klub broadcast elo, nggak?

 

Jantari berhenti berjalan. Ia memandang Dipa, keheranan.

 

DIPA (CONT’D)

Bisa nggak?

 

JANTARI

Gue nggak tahu. Soalnya elo udah kelas XI. Lagian kita baru aja kelar perekrutan junior kelas X. Nanti deh gue tanyain ke ketua broadcast gue. Udah, itu aja?

 

Dipa mengangguk. Jantari berjalan lagi.

 

JANTARI (CONT’D)

Tampang elo nggak cocok banget jadi penyiar.

Eh.. bukan gue ngehina ya..

 

PAUSE.

 

Jadi, elo ikut klub broadcast di sekolah elo yang sebelumnya?

 

Dipa mengangguk.

 

DIPA

Kalo nggak karena masalah itu, mungkin gua yang megang klub broadcast di sekolah gue.

 

Jantari memandang Dipa, sedikit terperangah. Dipa tidak ambil pusing dan terus berjalan. Keduanya berjalan dalam diam. CAMERA FOLLOW. Punggung mereka yang terus berjalan menjauh. LONG SHOT. Lorong sekolah panjang yang lengang.

 

CUT TO:

 

20  EXT. TERAS MINI MARKET. DEKAT SEKOLAH. DAY.

 

Dipa duduk di kursi sambil minum sekotak teh. Jantari keluar gerbang sekolah sudah berganti pakaian dengan kaus putih dan celana jeans. Jantari naik bus yang baru saja berhenti di depan sekolah. Dengan tergesa dan tidak berpikir banyak, Dipa berlari mengikuti Jantari dan masuk ke dalam bus yang penuh sesak karena anak-anak sekolahan yang baru saja pulang sekolah.

 

BCU. Headset di telinga Jantari. CAMERA PAN TO. Dipa yang memperhatikan Jantari di antara anak-anak sekolahan yang berdiri di dalam bus kota. Jantari berdiri, tangannya memegang punggung kursi di depannya. Matanya menatap keluar jendela. Sinar matahari siang hari mengenai wajahnya. Nampak cantik bergemerlapan. ZOOM IN. Mata Dipa.

 

DIPA (V.O)

Saat itu aku belum tahu, aku sedang membuka sebuah pintu lain dalam hidupku…

 

CUT TO:

 

21  EXT. BAGIAN DEPAN SANGGAR TARI BLUEFLOWER. DAY.

 

SFX. Suara musik dari ruangan dalam. Dipa sedang mengintip dari jendela kaca ke dalam ruangan.

 

INTERCUT TO:

 

22  INT. BAGIAN DALAM SANGGAR TARI BLUEFLOWER. DAY.

 

Jantari sedang melakukan perenggangan. Bersiap untuk menari.

 

CUT BACK TO:

 

23  EXT. BAGIAN DEPAN SANGGAR TARI BLUEFLOWER. DAY.

 

Dipa terheran-heran, memandangi Jantari dari jendela kaca.

 

DIPA

Apa yang dia lakukan di sini? Apa dia ini benar-benar Jantari yang diomongin teman-teman tadi?

 

Dipa mengucek matanya.

 

INTERCUT TO:

 

24  INT. BAGIAN DALAM SANGGAR TARI BLUEFLOWER. DAY.

 

SFX. Musik pop modern mulai terdengar. CAMERA FOLLOW. Jantari dan teman-temannya yang lain mulai mengikuti irama. Mereka menari sesuai dengan ketukan lagu dengan koreografi yang sudah dihafal. Sinar matahari dan cahaya lampu di dalam ruangan berpendaran menimbulkan kerlap-kerlip di wajah cerah Jantari.

 

CUT BACK TO:

 

25  EXT. BAGIAN LUAR SANGGAR TARI BLUEFLOWER. DAY.

 

Dipa memandangi Jantari dari balik jendela kaca, tak berkedip. Ia melihat gerakan-gerakan Jantari begitu lincah, gemulai, dan indah. Gerakan-gerakan yang begitu memikat. Ia tidak pernah melihat yang semenawan itu.

 

DIPA (V.O)

Itulah pertama kalinya aku melihat Jantari tersenyum. Tidak seperti di sekolah, dia menari dengan senyum terus mengembang di wajahnya. Saat itu aku tidak tahu bahwa Jantari ternyata begitu cantik ketika tersenyum. Aku ingin melihat senyum itu terus-menerus. Senyum yang begitu bahagia..

 

Handphone Nokia Dipa berdering dari saku celananya. Dengan cepat dia mengangkat panggilan telepon itu.

 

DIPA

Halo? Ayah? Ada apa?

 

AYAH (O.S)

Jam berapa ini? Cepat pulang. Kamu lupa ada janji dengan tante Mira?

 

DIPA

Iya, yah. Secepatnya. Baru selesai belajar sama Jantari.

 

AYAH (O.S)

Oh.. baiklah, hati-hati di jalan.

 

Dipa melirik Jantari yang masih menari sekilas sebelum berlari meninggalkan Sanggar Tari BlueFlower. Tersungging senyum di wajah Dipa mengingat senyum Jantari ketika sibuk menari.

 

CUT TO:

 

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar