Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
86 INT. RUANG BROADCAST. FLASHBACK. SORE.
TITLE:
2005. TIGA JAM SEBELUM KE RUMAH JANTARI.
Dipa sedang berada di ruang broadcast. Nugroho duduk di ruang depan sambil mengobrol dengan dua anak anggota broadcast yang sedang mengumpulkan dan menghitung kertas-kertas request berwarna-warni.
DIPA
Yaa. Itu lagu terakhir di siaran gue siang ini. Semoga hari kalian menyenangkan. Jangan lupa makan malam dan be happy!
SFX. Lagu Dewa terdengar memenuhi ruangan dari radio dan komputer. Dipa keluar ruangan siaran. Salah satu anak broadcast berhenti menghitung kertas request dan masuk ke dalam ruang siaran untuk segmen berikutnya.
DIPA
Nu, cabut?
Nugroho mengangguk. Ia meletakkan kertas request tepat ketika pintu depan dibuka. Bella terengah-engah berdiri menatap mereka. Dipa, Nugroho, dan satu anak broadcast yang masih menghitung kertas request menatapnya, keheranan.
NUGROHO
Bella? Dari kelasnya Jantari?
Bella mengangguk.
NUGROHO (CONT’D)
Ada apa, Bella?
Bella mengatur napas, membungkukkan badan, memegangi lututnya sebelum berdiri dan berjalan ke arah mereka. Lalu, menghempaskan diri ke kursi. Ketiga cowok memandangnya, masih keheranan. Kertas-kertas request diabaikan.
DIPA
Elo kenapa?
Bella mengangkat tangannya. Dipa diam. Nugroho diam. Anak broadcast yang seharusnya menghitung kertas request sudah melupakan tugasnya sepenuhnya. Ketiganya memandangi Bella.
BELLA
Bentar. Biarin gue napas dulu.
Dipa mengangguk, diikuti Nugroho, diikuti anak broadcast yang lupa tugasnya.
BELLA (CONT’D)
Jadi, ehm ... (menarik napas), elo kenal baik sama Jantari?
Bella menunjuk Dipa. Dipa menatapnya, kebingungan.
NUGROHO
Kenal baik sih, gue nggak tahu ya, tapi kayanya akhir-akhir ini mereka sering ke mana-mana berdua. Gue nggak dianggep lagi.
Dipa memandang Nugroho dengan mata melotot. Lalu, menggeleng.
DIPA
Gue nggak pernah nggak nganggep elo. Sejak kapan elo mikir gitu?
NUGROHO
Ya, elo nggak akan pernah sadar. Tsk.
BELLA
Omong-omong, gue kemari, bukan mau denger kalian berantem. Gue ada perlu ngomong sama elo, Dip.
DIPA
Gue? Kenapa emangnya?
BELLA
Ini sebenernya cuma bisa gue obrolin sama elo (melirik Nugroho dan anak broadcast yang sekarang sudah benar-benar sepenuhnya memperhatikan Bella, entah takjub atau hanya ingin tahu saja). Ehm, elo, anak broadcast junior ya?
Si anak broadcast mengangguk. Dia mengarahkan tubuhnya lurus pada Bella; penuh perhatian.
BELLA (CONT’D)
Elo kenapa jadi ikut nguping? Penasaran kita mau ngomongin apa soal senior elo? Bisa jadi bahan buat gosip?
Si anak broadcast junior nampak terkejut, tergeragap, lalu buru-buru mengambil tumpukan kertas request dan mulai menghitungnya lagi.
DIPA
Namanya Rendi, Bell. Dan, dia nggak suka gosip. Ya, kan, Ren?
Rendi menatap Dipa dan mengangguk. Lalu, ia buru-buru mengeluarkan Ipod dari saku seragamnya dan mulai menyumpalkan headset ke telinganya sebelum kembali menghitung tumpukan kertas request. Bella meliriknya dengan mulut mengangga.
BELLA
Juniornya Jantari. Kelakuan ya sama aja. Cuma mau pamer ipod aja luu. Cih.
NUGROHO
Lah, mau elo apa, sih? Ini bocah kan udah nggak nguping obrolan elo lagi.
Bella memandang Nugroho.
NUGROHO (CONT’D)
Apa?
BELLA
Terus elo nggak apa-apa gitu nguping?
DIPA
Jantari juga kenal Nugroho. Jantari juga sempet ke warnet Nugroho.
BELLA
Oh, jadi itu kejadiannya di warnet punya elo?
NUGROHO
Kejadian apa?
Nugroho menatap Bella dengan linglung.
BELLA
Kejadian Shasha ketemu Jantari. Itu di warnet elo?
DIPA
Kok elo tahu?
BELLA
Gue dikasih tahu Nora. Jadi, kalian lihat kejadiannya langsung? Live?
NUGROHO
Hahaha. Emangnya siaran apaa. Hahahaha.
Dipa dan Bella menatapnya dengan kesal.
BELLA
Gue lagi serius, tahu.
DIPA
Udah. Udah. Jadi, elo mau ngomongin apa soal ini?
BELLA
Jadi, sebenernya gue tahu apa yang sebenernya terjadi di antara mereka bertiga.
NUGROHO
Kalo yang ini kok gue nggak tahu?
DIPA
Gue juga baru tahu. Itu sebenarnya rahasia, kan, Bel?
BELLA
Gue cuma mau elo tahu alasan kenapa Jantari jadi penyendiri dan nggak seneng berteman. Kayanya itu karena kejadian itu. Ehm ... dan gue nggak mau elo salah paham.
NUGROHO
Kenapa elo nggak mau Dipa salah paham?
BELLA
Ehm.. karena gue tahu Jantari akhir-akhir ini keliatan agak lebih bahagia dibanding sebelumnya sejak ngasih tambahan pelajaran ke Dipa. Jadi, gue nggak mau elo salah paham soal apa yang terjadi.
DIPA
Gue nggak salah paham kok. Gue udah denger sendiri dari Jantari.
BELLA
Waaaah ... Jantari cerita ke elo? Waaaah ... hal yang nggak biasa.
NUGROHO
Gimana kalo kita ngobrolin ini sambil makan siomay di depan sekolah aja, yuk. Laper gue.
BELLA
Ah, bener, yuk, sambil makan siomay.
Bella berdiri, lalu melirik Rendi yang masih asyik mendengarkan lagu dari ipodnya.
BELLA
Ch ... anak sekarang, baru kelas X aja udah bawa ipod. Gue aja baru punya mp3 player ... hh ... yuk, ah, makan siomay sambil ngobrol.
Lalu, Bella membuka pintu diikuti Dipa dan Nugroho.
NUGROHO
Heh, heh, bilang aja elo iri lihat ipod tu bocah, kan?
Nugroho berjalan menjejeri Bella. Dipa menyusul di belakang mereka. Nugroho masih mengejek Bella. Bella membalas dengan asal.
CUT TO:
87 EXT. TERAS WARTEL DEPAN SMA 46. NIGHT.
Nugroho memegang piring berisi siomay dan mulutnya mengunyah besar-besar. Bella duduk di sampingnya memegang sekantong es teh.
NUGROHO
Jadi, maksud elo, selama ini Jantari yang kita kenal itu bukan Jantari yang selama ini elo kenal?
Bella mengangguk.
BELLA
Gue juga heran pas di SMA, Jantari jadi pendiem banget, dan nggak ramah lagi. Nggak kaya dulu. Gue juga sadar dia berusaha nggak dandan. Keliatan nggak ingin mencolok. Jantari yang gue tahu sebenarnya nggak kaya gitu ... pas di SMP, dia temennya banyak, tiap ulangtahun banyak yang ngasih kado, selalu ramah ke semua orang. Tapi, ketika di SMA, dia kaya make topeng orang lain ... di SMP dia juga rajin pakai bedak dan sering nanya ke gue, ‘gimana hari ini gue keliatan kusem nggak?' ... tapi, sekarang nggak pernah sama sekali ... dia nggak peduli mau keliatan kusem atau nggak.
NUGROHO
Menurut elo, itu biar dia nggak dideketin cowok-cowok?
BELLA
Dan, juga cewek-cewek.
Bella menyeruput es tehnya.
BELLA (CONT’D)
Elo sadar nggak, kalo Jantari rambutnya diurai terus? Dulu dia suka ngiket rambutnya ... kayanya, menurut gue, dia nggak mau wajahnya keliatan sekarang. Selain nggak mau dideketin cowok-cowok kaya zaman SMP, dia juga nggak mau dideketin cewek-cewek. Wajah Jantari cantik banget tahu kalo rambutnya diiket.
NUGROHO
Eh, bagi kita, cowok-cowok, dia aja udah keliatan manis kok. Padahal, ekspresi wajahnya selalu jutek gitu. Gue pikir dia juga penurut, tapi kata Dipa ternyata nggak juga, dia bisa ngebantah.
BELLA
Dulu dia nggak pernah ngebantah. Selalu nurut. Disuruh guru, nurut. Diajakin temen, nurut. Mungkin itulah, dia sering dimanfaatin kali ya? Berarti ini kemajuan yang bagus, kan, dia berani ngebantah. Tapi, gue juga sedih.
NUGROHO
Sedih gimana?
BELLA
Emangnya kalo cowok-cowok ngedeketin dia, itu salah Jantari? Kan, nggak? Itu salah cowok-cowok itu sendiri. Kenapa Jantari yang disalahin? Terus kenapa cewek-cewek benci dengan fakta cowok-cowok ngedeketin Jantari?
NUGROHO
Elo tuh cewek. Masa nggak paham, sih, ya para cewek itu iri aja sebenarnya ke Jantari. Ya, mungkin kecuali elo ya, Bel?
Bella mengangguk-angguk meskipun tidak sepenuhnya paham. Nugroho berdiri, mengembalikan piring siomay ke abangnya yang menunggu di pinggir jalan.
BELLA
Lama bener dah antri warnetnya. Udah nelpon Jantari belum sih si Dipa?
Bella melongok ke dalam warnet melalui jendela kacanya. Terlihat Dipa masih mengantri di depan bilik telepon. Beberapa orang mengantri di dekatnya. Tiga bilik telepon masing-masing sedang digunakan.
CUT BACK TO: