Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
62 EXT. DEPAN WARNET NUGROHO. SORE.
LONG SHOT. Jantari dan Shasha berdiri saling berhadapan. Jalanan di depannya ramai dengan anak-anak sekolahan yang lalu lalang. CU. Wajah Shasha lalu wajah Jantari.
SHASHA
Elo masih sama aja ya. Nggak berubah.
JANTARI
Apa maksud elo?
SHASHA
Masih sama cowok-cowok. Hobi emang nggak pernah bisa berubah, ya. Hahaha..
JANTARI
Elo juga nggak pernah berubah, Sha. Masih sama kaya dulu. Cuma percaya apa yang elo lihat. Nggak pernah nyari tahu kebenarannya.
SHASHA
Kebenaran apa? Kalo elo suka cowok-cowok nempel sama elo? Emang kecentilan aja elo tuh..
PAUSE.
Centil banget sih, lo? Udah SMA, makin centil. Selain mereka, elo juga pasti ngedeketin cowok-cowok lain, kan?
JANTARI
Brengsek banget sih mulut elo, Sha?
Shasha melipat tangan di depan dada, memandang Jantari dengan cibiran di sudut bibirnya.
SHASHA
Oh, sekarang elo udah ngerti caranya ngumpat? Hebat.. Diajarin sama cowok-cowok itu tadi?
JANTARI
Shaa.. kalo elo cuma mau ngajak gue berantem, mending nggak usah dilanjutin. Gue udah nggak ada urusan sama elo semenjak kita beda sekolah.
SHASHA
Gue nggak pernah nganggep urusan kita udah kelar, Jan. Apalagi ngeliat elo sama cowok-cowok kaya nggak pernah terjadi apa-apa sama hidup elo, tsk.. kayanya nggak pernah akan kelar urusan kita..
JANTARI
Elo mau apa, sih, sebenarnya? Gue nggak pernah ambil apa pun dari hidup elo. Gue udah bilang kan kalo bukan gue yang ngedeketin kak Jo. Itu cowok elo aja yang kegatelan.
SHASHA
Eh, dia bilangnya elo ngegodain dia. Gue tahu elo ngegodain semua cowok di sekolah. Semuanya pengen nempel sama elo.
JANTARI
Mungkin karena emang gue cantik. Atau, karena gue pinter?
SHASHA
Maksud lo?
JANTARI
Maksud gue..? (mendesah) Elo udah tahu jawabannya, Sha. Bukannya elo salah satu yang juga deketin gue karena gue pinter? Elo nggak inget kalo elo juga manfaatin gue?
SFX. PLAK. Shasha menampar Jantari. Dadanya naik turun karena amarah. Jantari terperangah, hanya memandangi Shasha dengan tidak habis pikir. CAMERA FOLLOW. Orang-orang yang mulai memperhatikan mereka. Pintu warnet membuka. Dipa diikuti oleh Nugroho berlari keluar warnet.
DIPA
Ada apa ini?
Dipa memandangi Shasha dan Jantari khawatir. Nugroho mendekati Jantari yang memegangi pipi kirinya; nampak kesakitan sekaligus bergetar terkejut.
NUGROHO
Kamu nggak apa-apa, Jan?
JANTARI
Nggak apa-apa, Nu..
Shasha tanpa berkata-kata balik badan dan berjalan cepat meninggalkan Jantari, Dipa, dan Nugroho yang hanya terdiam, melongo, memandangi punggungnya yang menjauh. Sesekali Shasha menoleh ke belakang dan kembali berjalan cepat ketika melihat Jantari masih memandanginya.
CUT TO:
63 EXT. DEPAN TOSERBA NENEK. MENJELANG MAGHRIB.
Jantari dan Dipa duduk di bangku depan toserba. Jantari sedang mengompres pipi bekas ditampar Shasha dengan eskrim cone yang belum dibuka. Dipa mengamatinya dalam diam sambil mengunyah permen jelly.
DIPA
Elo mau cerita sama gue nggak soal tadi?
Jantari diam saja. Matanya menatap langit yang berwarna semburat orange; sebentar lagi gelap.
DIPA (CONT’D)
Kalau nggak mau ya nggak apa-apa.
Jantari menoleh, menatap Dipa seolah sedang menimbang-nimbang sesuatu di dalam pikirannya.
JANTARI
Maaf banget ya, Dip. Kayanya gue lagi mau sendiri aja. Gue balik duluan ya.. bilangin ke nenek kalo gue balik duluan..
Lalu, Jantari berdiri dan berjalan dengan kepala menatap langit, meninggalkan Dipa yang hanya bisa termangu melihat punggungnya yang menjauh.
LONG SHOT. Gang yang lengang. Lampu-lampu mulai menyala. SFX. Suara adzan maghrib terdengar. Burung mengoak dari kejauhan. CU. Dipa mendesah; matanya masih menatap punggung Jantari, penuh tanda tanya.
JANTARI (O.S)
Banyak orang akan tidak mengerti dengan apa yang terjadi pada diri kita. Ada kalanya membiarkan orang lain masuk ke dalam hidup kita memberikan sebuah dilema baru. Hal yang nampak rumit sebenarnya bisa jadi tidak rumit sama sekali. Tetapi, saat itu aku berumur tujuh belas tahun.. baru tujuh belas tahun.. belum tahu apa yang harus dilakukan...
DISSOLVE TO: