Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Seribu Matahari Pagi
Suka
Favorit
Bagikan
18. ACT 2. Jantari dan Masa Lalunya (Hal. 100 - 106)

69        EXT. JALANAN DEPAN SMA 46. DAY. PAGI.

 

          TITLE:

            

2005

 

CAMERA FOLLOW. Langit cerah berwarna biru dan awan-awan yang menggantung, ada sebuah pesawat terbang, pucuk-pucuk pohon, lalu jalanan di bawahnya, banyak anak sekolah yang sedang berjalan di trotoar, salah satunya Dipa. CU. Wajah sedih Dipa.

 

SFX. Suara pesawat, keramaian anak-anak sekolah yang bercengkerama menuju gerbang sekolah.

 

NUGROHO (O.S)

Dipa!

 

Dipa menoleh. CAMERA PAN TO. Nugroho yang berlari dari arah belakang Dipa. Teman-temannya yang lain mengejar di belakangnya.

 

DIPA

Hai, Nu! (menaikkan tangan) Ada apa?

 

NUGROHO

(Merangkul pundak Dipa) Gimana kemarin, Jantari?

 

Dipa menggeleng.

 

NUGROHO (CONT’D)

(Berbisik) Elo belum tahu kenapa si cewe itu nampar Jantari?

 

DIPA

Jantari nggak mau cerita. Dia pergi gitu aja. Gue nggak enak mau nyecer dia.

 

NUGROHO

Bener, sih. Sebaiknya emang nggak usah dipaksa. Biar dia cerita sendiri. Tapi, gue masih heran. Jantari yang gue kenal kayanya nggak bakal terlibat hal-hal aneh, ya, kan? Sampe ditampar segala.

 

Nugroho mendadak berhenti berjalan. Dipa menoleh.

 

NUGROHO (CONT’D)

Apa jangan-jangan Jantari ngerebut pacar cewek itu? Jantari yang selama ini kita tahu adalah anak baik-baik, ternyata kebalikannya?

 

DIPA

Ngaco lo. Kebanyakan nonton sinetron lo.

 

Lalu Dipa pergi begitu saja, berjalan cepat ke arah gerbang. Nugroho mengejar di belakangnya.

 

NUGROHO

Tunggu, Dip. Gue cuma bercandaa.

 

CUT TO:

 

70        EXT. LUAR RUANG BROADCAST. NOON.

 

SFX. Suara lagu di antara suara penyiar (Dipa).

 

Seorang gadis yang kemudian kita tahu bernama Nora sedang berdiri dengan risau di depan pintu Ruang Broadcast, di depan kotak request. Ia sesekali melongok ke dalam ruangan. Dipa sedang berada di ruang siaran, menyelesaikan siaran pertamanya. Tiba-tiba Rio muncul dari lorong yang lengang, berdiri di belakang Nora, dan menepuk bahunya. Nora terkejut lalu berbalik menghadapi Rio.

 

RIO

Lagi nyariin siapa?

 

Rio ikut melongok ke dalam ruangan Broadcast yang kosong. Hanya ada Dipa dan seorang anak yang bertugas sebagai music director untuk segmen jam itu.

 

NORA

Ehm.. sebenernya gue nyariin Jantari. Bukannya dia harusnya ada segmen hari ini?

 

RIO

Oh, Jantari izin. Hari ini dia sakit. Ada yang mau disampein? Elo bisa telepon dia kalo elo punya handphone. Oh, atau pakai wartel di depan sekolah.

 

NORA

Oh, Jantari sakit ya?

 

Rio mengangguk.

 

DIPA

(Tiba-tiba muncul sembari membuka pintu ruangan) Ada apa, Rio?

 

RIO

Ini ada yang nyariin Jantari.

 

Dipa melongok dan melihat Nora memandanginya dengan terkejut.

 

DIPA

Teman Jantari?

 

Nora mengangguk dan sambil ragu-ragu berkata lagi.

 

NORA

Kalo ngobrol sama elo boleh?

 

Nora menunjuk Dipa. Rio memandang Dipa. Dipa memandang Rio balik. Lalu, Rio memberikan jalan pada Dipa.

 

RIO

Gue mau gantiin Jantari. Dia sakit.

 

DIPA

Jantari sakit?

 

PAUSE.

 

DIPA (CONT’D)

Ah, benar juga, hari ini gue belum ketemu dia.

 

NORA

Bisa ngobrol sebentar di taman situ, nggak?

 

Dipa mengangguk. Nora berjalan ke arah taman. Dipa mengikuti. Rio melirik untuk terakhir kali sebelum membuka pintu dan menghilang di baliknya.

 

DIPA

Mau ngobrol soal apa ya?

 

Nora duduk di bangku taman yang terlihat sudah tua. Dipa berdiri di dekatnya.

 

NORA

Gue tahu elo deket sama Jantari.

 

Dipa mengangguk, lalu sedetik kemudian menggeleng.

 

DIPA

Nggak juga, sih.

 

NORA

Gue tahu, kemarin Jantari ketemu sama Shasha.

 

Dipa mengerjapkan mata.

 

DIPA

Dari mana elo tahu?

 

NORA

Gue temen Jantari dan Shasha di SMP. Jadi, gue tahu apa yang terjadi kemarin. Shasha nelpon gue. Seharusnya gue nggak melibatkan elo, tapi gue juga nggak bisa nelpon Jantari sekarang. Mungkin lebih baik gue ngobrol sama elo.

 

DIPA

Sebenarnya apa yang terjadi kemarin sama mereka berdua?

 

NORA

Dulu mereka berdua sahabat. Gue cuma temen yang kadang ikut nonton film bareng mereka. Gue nggak bisa disebut sahabat. Lebih tepatnya gue nggak mau ikut campur urusan mereka.

 

DIPA

Jadi, sekarang mereka musuhan atau gimana?

 

NORA

Kurang lebih. Sebenarnya Shasha lah yang memusuhi Jantari. Gue nggak tahu detailnya. Tapi, sepertinya semua itu salah paham. Dan, Shasha nggak mau memahami situasinya. Jantari sendiri juga kayanya udah nggak mau urusan lagi.

 

Nora memandang langit sambil menghembuskan napas.

 

NORA (CONT’D)

Gue nggak tahu kalau pas di SMA Jantari bakal jadi penyendiri. Di SMP dia banyak temennya, ramah, dan juga terkenal senang mengajari kami pelajaran yang susah. Mungkin karena masalahnya dengan Shasha, dia mutusin buat nggak deket sama siapa pun di SMA. Bahkan gue nggak berani deket sama dia.

 

DIPA

Memangnya apa yang terjadi?

 

NORA

Jantari terkenal karena pintar dan juga manis. Banyak anak menyukainya. Selain karena dia murah ngasih contekan. Dia juga menarik untuk dideketin dan ramah bahkan sama anak-anak cowok. Teman cowoknya banyak. Salah satunya pacar Shasha.

 

CUT TO:

 

71        EXT. GERBANG RUMAH JANTARI. SORE.

 

Dipa berdiri di depan gerbang, berusaha membuka gemboknya. Tiba-tiba Bu Wulan muncul sambil membawa sapu ijuk. Dia menepuk punggung Dipa yang membuatnya tersentak.

 

BU WULAN

Lho, Mas Dipa, dapat dari mana kuncinya?

 

DIPA

(Mencoba tidak terkejut) Dari nenek, Bu Wulan. Tadi dikasih pas di tokonya. Jantari sakit. Saya mau menjenguk.

 

BU WULAN

Oh, neng Jantari sakit?

 

Dipa mengangguk.

 

BU WULAN (CONT’D)

Menjenguk, kok nggak bawa apa-apa, mas Dipa?

 

Dipa tersenyum kecut sambil menyembunyikan desahan.

 

DIPA

Saya bawakan bubur ayam, bu. Ini ....

 

Dipa menunjukkan kantong kresek yang ia geletakkan di tanah.

 

DIPA (CONT’D)

Saya taruh karena harus buka kunci gerbang.

 

Tiba-tiba pintu depan rumah Jantari membuka. Dipa dan Bu Wulan melongok. Dipa bernapas lega ketika Jantari nampak dan terhuyung berjalan cepat menuju gerbang.

 

JANTARI

Oh, Dipa? Bentar.

 

BU WULAN

Sakit, neng?

 

JANTARI

Cuma demam, bu.

 

Jantari buru-buru membukakan gerbang. Dipa dengan cepat masuk ke dalam halaman, meninggalkan Bu Wulan yang masih memandangi keduanya dengan curiga, tipikal ibu-ibu haus gosip.

CUT TO:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar