Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
96 INT. LULU HOMESTAY. KAMAR DIPA DAN NUGROHO. NIGHT.
Nugroho membuka pintu dan menghampiri Dipa dengan setengah berlari. Dia membangunkan Dipa. Dengan malas Dipa membuka mata.
DIPA
Apa, sih, Nu?
NUGROHO
Viona ... Viona ....
DIPA
Kenapa Viona?
Nugroho menunjuk ke arah pintu.
NUGROHO
Viona di sini ... di sini ....
Dipa terlonjak dari posisi berbaringnya. Matanya terbuka lebar dan ia langsung duduk memandang Nugroho, tak percaya.
DIPA
Viona? Viona, cewek gue, maksud lo?
Nugroho mengangguk berkali-kali. Ia masih tetap menunjuk-nunjuk pintu.
CUT TO:
97 INT. RUANG MAKAN LULU HOMESTAY. NIGHT.
Viona nampak sedang duduk mengobrol dengan Dann. Ia memeluk ransel sambil memegang secangkir kopi yang uapnya masih mengepul. Viona menoleh ketika melihat Dipa berjalan menghampirinya dengan Nugroho. Ia mengangkat tangannya.
VIONA
Dipa!
Dipa dengan cepat berjalan ke arahnya. Nugroho mengikut di belakangnya.
DIPA
Apa yang elo lakuin di sini?
Dipa duduk di sampingnya. Dann melihatnya lalu berdiri, mengangguk pada Nugroho, dan meninggalkan mereka.
VIONA
Liburan. Gue mau nyari tempat yang nggak biasanya. Karimun Jawa cocok buat snorkeling, kan ... kebetulan elo di sini ....
NUGROHO
Elo yakin cuma kebetulan?
Viona melirik Nugroho dengan sebal. Nugroho mencibir lalu pergi keluar ruangan.
VIONA
Kenapa selalu sama dia, sih?
DIPA
Itu bukan urusan elo. Pertanyaannya harusnya ... kenapa elo bisa ada di sini? Gue yakin bukan cuma kebetulan.
Viona meletakkan cangkir kopinya di meja di depannya. Menatap Dipa dengan senyum misterius.
VIONA
Gue mau liat masa lalu elo itu siapa.
Dipa mengerjapkan mata tidak percaya. Saat itu Bella dan Jantari masuk ke dalam ruang makan. CU. Mata Dipa yang memandangi Jantari. CAMERA FOLLOW. Kepala Viona yang menoleh. CAMERA PAN TO. Jantari yang menatap Viona dengan bibir menganga.
JANTARI
Viona?
CUT TO:
98 EXT. PANTAI. NIGHT.
SFX. Suara deburan ombak. Jantari dan Viona berjalan berdua.
VIONA
Kabar elo sehat?
Jantari mengangguk.
JANTARI
Ehm. Sehat. Elo?
VIONA
Kaya biasanya. Kerjaan numpuk. Jadi, masa lalu Dipa itu sebenernya elo?
JANTARI
Masa lalu?
VIONA
Iya. Elo tahu.. gue pacaran sama Dipa. Tapi, somehow, gue sadar dia nggak pernah bener-bener ada buat gue. Elo tahu kan.. perasaan kaya gitu..
Jantari mengangguk.
VIONA (CONT’D)
Jadi, gue minta dia buat nyelesaiin masa lalu yang masih menghantuinya ... (melirik Jantari) tapi, gue nggak tahu kalau ternyata masa lalu dia itu teman baik gue dari Cambridge? Ini sungguh mengejutkan, kan?
JANTARI
Cambridge apaan ... gue cuma anak kampung Jakarta ...
VIONA
Jangan merendah Jantari. Elo lulusan terbaik angkatan kita ....
JANTARI
Tapi, gue udah bukan lulusan terbaik itu, Vi. Gue udah bukan anak Cambridge yang elo kenal ... itu semua udah di masa lalu ... iya, kan?
VIONA
Elo ngomong apa, sih, Jan? Elo tetep Jantari yang itu. The Greatest Jantari. Remember?
Jantari menggeleng.
VIONA (CONT’D)
Come on, Jantarii ... I know you ... You are just in the zone right now ... don’t get drowned ....
JANTARI
Gue nggak tenggelam, Vi. Gue berusaha untuk keluar ke permukaan. Untuk itulah gue di sini.
VIONA
Berarti elo belum berubah dari yang gue kenal di Cambridge. Elo masih Jantari yang sama. Jantari yang gue kenal akan selalu bilang gitu.
JANTARI
Gue?
VIONA
(Mengangguk) Iya ... elo. Elo selalu bilang ‘berusaha keluar ke permukaan’ tiap kali ada yang bikin stres dari kuliah.
Jantari tergelak.
VIONA (CONT’D)
Elo baik-baik aja dengan perusahaan ayah elo?
JANTARI
Gue nggak ikut campur.
VIONA
Tapi, saham elo ada kan di sana?
Jantari mengangguk. Viona menghela napas.
VIONA (CONT’D)
Kalo gitu ... udah cukup deh ... tar kalo ada apa-apa elo bisa konsul ke firma hukum gue ya?
JANTARI
Waaa, elo udah jadi pengacara hebat, nih? Cita-cita elo terkabul.
VIONA
Lebih tepatnya cita-cita mama dan papa. Tapi, gue suka juga, sih.
JANTARI
Selamat.
VIONA
Elo gimana, mau di sini terus? Elo kan yang kirim email ke gue ... ya gue emang kangen sama elo, sih. Tapi, gue nggak nyangka ketemu sama Dipa di sini.
JANTARI
Gue juga nggak nyangka, dia beneran ke sini, tahu nggak sih?
Viona tergelak. Jantari juga ikut tergelak.
VIONA
Elo juga aneh ... masa kirim email, sih? Elo nggak ada handphone? Nelpon kek, chat kek.
JANTARI
Sinyal di sini jelek, Vi. Gue kirim email aja. Sekalian panjang.
Viona tergelak lagi.
VIONA
Jan, dengerin gue ya. Elo harus nyoba nyelesaiin masa lalu elo sama Dipa kalo nggak Dipa nggak akan pernah bisa memulai hubungan sama siapa pun.
JANTARI
Terus elo?
VIONA
Gue cantik, bisa diandalkan, pasti banyak yang bisa gue ajak nikah, kan?
Jantari memeluk Viona sambil tertawa. Viona membalas pelukannya dengan hangat.
JANTARI
Elo emang cantik, bisa diandalkan, dan jelas banyak yang mau nikah sama elo, Vi.
Viona menarik diri sambil memandang Jantari.
VIONA
Jan ... denger ya ... gue nggak tahu perasan elo sekarang kaya gimana. Tapi, gue berharap elo nggak terlalu lama di sini ... elo tahu, kan, terlalu lama di tempat seperti ini bisa buat elo lupa apa aja yang ada di seberang lautan sana.
Viona berjalan lagi. Jantari mengikuti di belakangnya. Ia menatap jari-jarinya yang terbenam di pasir. CU. Pasir yang terseret ombak kembali ke lautan. Jantari mendongak.
JANTARI
Vi, kenapa elo mau temenan sama gue? Padahal, elo nggak pernah sekali pun manfaatin gue sebagai temen elo ... bahkan minta gue buat bantuin ngerjain tugas kuliah pun nggak pernah?
Viona membalikkan badan, memandangi Jantari, tertegun.
VIONA
Gue nggak kepikiran.
Jantari memandanginya, menanti kalimat yang lebih panjang.
VIONA (CONT’D)
Karena gue cantik, pintar, dan bisa ngandelin diri gue sendiri. Ya, kan?
Viona tertawa. Jantari berlari ke arahnya sambil tertawa juga. Mereka saling merangkul pundak sembari lanjut berjalan.
VIONA (CONT’D)
Elo tahu, orang-orang yang manfaatin kita itu orang-orang yang butuh bantuan. Mereka nggak akan manfaatin kita kalo mereka bisa ngandelin diri mereka sendiri, kan? Mereka punya motif. Gue nggak ada motif apa-apa sama elo, well, as you know, gue udah dapet segalanya ... dan gue juga bisa ngandelin diri gue sendiri ... buat apa gue manfaatin elo?
JANTARI
Tetep nyebelin elo yaa ...
Jantari meninju dengan tidak sungguh-sungguh lengan sahabatnya itu.
VIONA
Gue nggak tahu kalo elo mungkin lagi ngomongin masalah elo sekarang ini. Tapi, Jan, take it the other way, kaya elo kan tuh udah perfect ya, sempurna sebagai individu, elo nggak perlu ngerasa insecure, ketika ada orang ngedeketin elo dan ternyata mereka cuma manfaatin elo, atau nggak tulus.
Viona berhenti berjalan dan melirik Jantari.
VIONA (CONT’D)
Itu nggak akan mengurangi sedikit pun nilai diri elo. Elo ya tetep elo, Jan. Seberapa banyak dunia elo udah berubah, dan elo ngerasa diri elo udah nggak kaya dulu lagi, atau elo ngerasa kaya elo mengalami kemunduran, instead of moving forward, itu semua nggak mengurangi fakta, contohnya, kalo elo itu lulusan terbaik angkatan kita.
PAUSE. SFX. Suara debur ombak. Desir angin.
Semua yang elo alamin sekarang, yang elo lakuin sekarang, atau apa pun yang elo pikirkan sekarang nggak akan pernah mengubah kenyataan kalo elo itu the Greatest Jantari. Gue mau elo nggak define yourself or judge yourself badly just because this one phase of your life.
JANTARI
Viona, gue nggak tahu harus ngomong apa. Elo baik banget, Vi. Makasih banyak.
Jantari meraih Viona dan keduanya berpelukan. Di belakang mereka ombak bergulung-gulung datang dan pergi. Dari kejauhan terlihat kilau-kilau lautan memantulkan warna bintang-bintang malam.
CUT TO: