Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
82 EXT. KAPAL DI TENGAH LAUT. DAY.
TITLE:
2020
LONG SHOT. Kapal feri penumpang besar di tengah lautan lepas. CAMERA ZOOM IN. Ke arah kapal. CAMERA FOLLOW. Orang-orang yang duduk berdempetan di bangku penumpang di dalam kapal yang penuh sesak lalu menuju ke sisi luar kapal di mana banyak wisatawan baik lokal maupun asing sedang duduk menggelosor di lantai kapal dan Dipa, Bella, serta Nugroho duduk di salah satu sisinya. CU. Wajah pusing Bella, wajah lemas Nugroho, dan Dipa yang menahan mual.
BELLA
Gila, ini perjalanan dua jam kaya setahun rasanya. Mabuk laut gueeee.
NUGROHO
Gue udah muntah banyak nih.
Nugroho mengayunkan kantong plastik hitam di tangannya. Bella mengibaskan tangannya.
BELLA
Hoek. Jorok amat lo, Nu. Hoek.
Dan, tanpa bisa ditahan, Bella meraih kantong plastik hitam lain di dekat lututnya, lalu muntah dengan suara keras.
NUGROHO
Hoek. Hoek.
Nugroho ikut muntah lagi ketika melihat Bella. Dipa hanya bisa melihat keduanya sambil mengurut pelipisnya sendiri. Ia memejamkan mata sembari menyenderkan kepalanya di dinding kapal.
SFX. Suara muntah. Suara debur ombak di antara mesin kapal yang menggerung. Suara desiran angin. Suara obrolan orang-orang dengan berbagai bahasa.
CUT TO:
83 EXT. DERMAGA. PULAU KARIMUN JAWA. DAY.
Orang-orang keluar dari kapal feri. Beberapa ada yang berdiri-diri di dermaga, melihat air laut di sisi dermaga sementara merenggangkan tubuh mereka. Beberapa mengangkat tas-tas bawaan mereka. Beberapa ada yang langsung saling sapa dengan penduduk lokal yang menjadi guide mereka. Beberapa berseru-seru melihat anak-anak kecil sedang berenang-renang di laut dekat dermaga.
CAMERA FOLLOW. Dipa keluar dari kapal diikuti oleh Nugroho dan Bella di belakangnya. Nugroho dan Bella masih nampak mabuk laut berat. Nugroho masih memegangi kantong plastik hitamnya sebelum akhirnya berlari ke sisi dermaga dan muntah dengan hebatnya ke lautan. Orang-orang di sekitarnya melihatnya dengan jijik lalu berjalan menjauh. Bella mengoleskan minyak kayu putih ke pelipisnya, tetapi dia sudah tidak muntah lagi. Dipa berdiri tidak jauh dari mereka, matanya mencari-cari ke arah ujung dermaga di mana para guide menunggu.
CAMERA FOLLOW. Seorang perempuan yang berjalan ke arah mereka. Perempuan itu tak lain adalah Jantari. BCU. Anak rambut Jantari yang dimainkan angin. Kerutan-kerutan di ujung matanya. Kakinya yang melangkah ringan ke arah Dipa, Bella, dan Nugroho. CU. Wajah Jantari tersenyum. Ia melambaikan tangan. CU. Wajah Dipa yang terperangah. Bella yang menoleh dan terkesima melihat Jantari. Nugroho yang mendongak dan tercengang memandang Jantari. SFX. Suara deburan ombak.
CUT TO:
84 INT. DI DALAM MOBIL LULU HOMESTAY. DAY.
Jantari menyopir di kursi kemudi. Bella duduk di kursi penumpang di sampingnya. Nugroho dan Dipa duduk di kursi belakang. Keempatnya nampak canggung. Tiba-tiba Jantari menyalakan lagu dari tape mobil (karena mobilnya sudah jadul jadi masih menggunakan tape).
BELLA
Wah, kaset tape.
Bella menemukan kaset tape tergeletak di dasbor dan mengambilnya. Ia memandanginya.
BELLA (CONT’D)
Jadi keinget zaman dulu, ya?
Jantari mengangguk. Bella tersenyum, kikuk.
JANTARI
Elo sehat, Bel?
Bella mengangguk.
BELLA
Sehat banget, thanks to siapa yaaa.
Bella meletakkan kaset tape ke tempatnya lagi sambil melirik Jantari dengan sebal. Jantari hanya mengucapkan ‘sori’ tanpa suara.
BELLA (CONT’D)
Omong-omong kok elo bisa nyetir sekarang?
Terdengar suara berisik dari kursi belakang. Bella menoleh dan menunjuk Jantari lalu menyilangkan tangan depan dada.
BELLA (CONT’D)
Setahuku dia nggak bisa nyetir.
NUGROHO
Apaaa?? Aman kan ini, Jan?
Jantari tergelak.
JANTARI
Aman. Gue udah belajar kok di sini. Ini buktinya gue udah bisa nge-guide kalian.
DIPA
Elo kerja di sini?
Jantari melirik dari kaca spion. Matanya bertumbukan dengan mata Dipa. Bella dan Nugroho mendadak diam. Mereka memasang telinga dengan mulut terkatup. Lalu, Jantari mengangguk.
JANTARI
Gue seneng di sini.
Dipa tidak membalas perkataannya. Ia hanya terus memandangi Jantari dari kaca spion. Jantari sesekali memandang ke arahnya melalui kaca spion.
CAMERA PAN TO. Kaca spion yang memperlihatkan mata Dipa dan Jantari yang saling pandang. SFX. Suara mesin mobil melaju di jalanan. Sesekali terdengar deburan ombak. Lautan terlihat di sisi kiri jalan.
CUT TO:
85 INT. LULU HOMESTAY. RUANG MAKAN. MENGHADAP LAUT. NIGHT.
Bella sedang duduk di salah satu kursi rotan sambil memegang secangkir teh yang masih mengepul. Jantari memasuki ruang makan dari halaman depan bersama Dann. Bella menatap Jantari. Jantari pun menatapnya.
JANTARI
Dann, see you tomorrow.
Jantari menepuk lengan Dann pelan. Dann mengangguk sambil berjalan ke sisi lain, ke arah kamarnya. Mata Dann masih mencuri pandang ke arah Jantari penuh selidik.
BELLA
Jantari!
Bella mengangkat tangan. Jantari tersenyum dan berjalan menghampirinya. Lalu, ia duduk di kursi rotan sebelah Bella.
JANTARI
Kalian pasti capek banget ya. Nggak langsung ke laut hari ini.
Bella mengangguk.
BELLA
Capek banget tahu gue, Jan. Pas di kapal tadi gue rasanya udah mau ngeluarin semua isi perut. Si Nugroho parah banget muntah di deket gue. Jijik banget.
Bella mempraktikkan mengulang ekspresi muntah. Jantari menjentik dahinya. Bella mengelus-elus dahinya sambil nyengir.
JANTARI
Mereka berdua tidur?
Bella mengangguk.
BELLA
Gue nggak paham sama Dipa. Dia ke sini kan mau ketemu elo. Tapi, hal pertama yang dia lakuin adalah molor. Udah hampir seharian coba. Jam berapa sih ini sekarang?
Bella melongok jam yang digantung di dinding. Jam menunjukkan pukul sembilan malam.
BELLA (CONT’D)
Udah jam segini belum nampak juga batang hidungnya. Aneh banget emang bocah satu itu.
JANTARI
Biarin lah. Dipa kan emang gitu anaknya. Dan, elo pikir gampang apa buat langsung nyamperin? Elo inget nggak kalo gue sama dia udah nggak ketemu ada kali sepuluh tahun. Elo nggak lihat gimana canggungnya kita tadi di mobil? Uhh. Awkward.
Bella mengangguk-angguk sambil menyesap tehnya. Terdengar suara deburan ombak dan decakan bibirnya yang mencecap rasa teh.
JANTARI (CONT’D)
Terus elo sendiri kenapa ada di sini? Kenapa elo bisa bareng sama Dipa dan Nunu? Ada penjelasan yang masuk akal?
Bella hampir tersedak tehnya, meletakkan cangkir dengan tergesa-gesa di meja di depan mereka, lalu tersenyum memamerkan deretan giginya.
BELLA
Sori, Jan. Gue nyariin mereka.
Jantari mendesah.
BELLA (CONT’D)
Habisnya elo menghilang gitu aja. Nggak ngasih tahu apa-apa. Nggak ngasih kabar juga. Ya, gue nyari cara lah, gue terus kepikiran Dipa sama Nugroho. Ya udah gue samperin ke persewaan komiknya Nugroho.
JANTARI
Hahaha. Elo keinget nggak? Kejadian ini kaya zaman dulu elo laporan ke Dipa soal Shasha dan Nora. Inget?
Bella meringis, mau tidak mau mengangguk.
BELLA
Sori lagi (terdiam, merenung sebentar). Tapi, kayanya kejadiannya emang mirip nggak, sih? Habis itu gue, Dipa, Nugroho ke tempat elo kan, itu yang ngerjain trigono, terus kita nginep, nonton film horror, paginya terus main ke warnet Nugroho. Inget?
JANTARI
Ya, masalahnya elo itu selalu yang jadi kuncian gue, dan elo selalu ngebocorinnya ke Dipa. Nggak sekarang, nggak sepuluh tahun lalu.
BELLA
Gue khawatir banget tahu, Jan. Elo nggak bisa dihubungin.
JANTARI
Di sini susah sinyal. Dan, kalau udah malam listrik dimatiin sepulau. Gue aja kirim email kalo ada sinyal yang datang dan perginya kaya jelangkung.
Bella tergelak.
JANTARI (CONT’D)
Tapi, makasih ya, Bell. Buat sekarang dan sepuluh tahun lalu.
Bella hanya menatap Jantari, lalu ia meraih telapak tangan Jantari, menggenggamnya dengan lembut. Keduanya saling tatap sebelum memandangi debur ombak di bibir pantai. Dari sisi lain ruangan Dipa memandangi keduanya. CU. Mata Dipa yang menutup.
DISSOLVE TO: