Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
FLASHBACK ON
131. EXT. TEMPAT BALAPN LIAR. NIGHT
Fx: suara gerungan knalpot motor yang saling bersahutan.
Ravi duduk di atas motor ninja miliknya. Bola matanya bergerak ke setiap sudut menantikan kehadiran seseorang.
Jenny berada di belakang tubuh Ravi, menemaninya.
JENNY
Ravi menggeleng, sejak tadi ia sambungan telponnya tidak terhubung.
RAVI
JENNY
Ravi mengangguk, sama seperti biasanya. Ia selalu menghilang di saat yang penting dan datang semaunya.
RAVI
Jenny mengangguk setuju, dengan hati yang terasa begitu berat.
Hari ini, seharusnya Akbar menerima tantangan balapan yang Reno berikan kepadanya.
Namun, hingga saat ini ia belum menampakkan batang hidungnya.
DISSOLVE TO:
132. EXT. BANGKU HALAMAN-MINIMARKET. NIGHT
Insert : Akbar meletakkan tasbelanjaan yang berisi camilan di atas eja secra kasar.
Seorang perempuan yang berada di meja yang sama terbangun dan beranjak karena suara gemerisik yang di timbulkan Akbar.
Dahi perempuan itu mengernyit, melihat seorang yang masih mengenakan baju seragam menengah atas.
AKBAR
Dengan ucapannya, Akbar meminta agar perempun itu kembali duduk dan tidak meninggalkannya.
Perempuan itu kembali duduk, dengan menanamkan wajah di antara kedua lengannya yang ia letakkan di meja.
Akbar menengadahkan kepalanya, menatap ke arah langit yang berwarna biru gelap.
Fx : Suara deringan telpon berbunyi.
Lengan akbar merogoh sakunya, mengeluarkan ponsel. Lalu, menerima pangilan yang masuk.
RAVI
(kesal)
Akbar diam, tak menjawab. Pandangannya tak beralih dari perempuan yang berada di hadapannya.
RAVI
Fx: suara desahan nafas berat yang keluar dari mulut Akbar.
AKBAR
RENO
Akbar kembali terdiam, kali ini suara Reno terdengar. Sudah jelas jika b*jingan itu mengambil alih ponsel Ravi.
RENO (CONT'D)
Ibu jari dan jari telunjuk lengan kanan akbar terlihat memijat-mijat kepalanya.
Pandangan Akbar beralih, melihat ke jalanan seberang yang menunjukkan sebuah mobil ayahnya.
Insert: Dharma berjalan keluar dari mobilnya, berjalan ke trotoar. Lengannya terlihat membuka pintu penumpang dan mempersilahkan seorang perempuan muda dan sexi masuk ke dalam mobilnya.
Melihat hal itu, Akbar terperanjat dan segera menaiki motornya.
Fx : Suara memanggil
PEREMPUAN TAK DI KENAL
Akbar menoleh, melihat ke arah perempuan yang tadi duduk bersamanya.
AKBAR
Perempuan itu menggeleng, bukan itu yang ia maksud.
Insert: ponsel Akbar yang masih terletak di meja.
Pandangannya tertuju ke arah jalanan yang kosong, kurang dari tiga detik Akbar sudah menghilang dari pandangannya.
INTERCUT:
133. EXT. GARIS START- TEMPAT BALAPAN. NIGHT
Fx: Suara riuh dari penonton dan suara biing knalpot.
Ravi menatap tajam ke arah Indra, rivalnya.
Jenny melangkahkan kakinya, mendekat ke arah Ravi. Lengannya mencengkeram kuat jaket Ravi.
JENNY
(Berusaha menghentikan)
Ravi menggeleng, menolak.
RAVI
JENNY
RAVI
INSERT: Lengan Ravi menunjuk ke sebuah tempat.
Jenny mendengus kesal, suara bising itu membuat ia tak bisa menghentikan Ravi.
MONTAGE:
134. INT. RUANGAN PENYIDIK-KANTOR POLISI. NIGHT
Akbar mengepalkan kedua lengannya, dan kepalanya menunduk. Ia kehilangan seluruh kepercayaan dirinya.
Setelah menunggu dan mencoba menerobos hotel, ia berakhir di tempat ini.
Sudah lebih dari tiga jam, tapi tidak ada seorang pun yang datang untuk menolongnya.
Bagaimana ayah bisa menolongnya? Sementara Akbar tahu, kalau kini Dharma tengah bersama seorang perempuan di kamar hotel.
Baron, sejak tadi ia tak bisa menghubungi pria itu.
Kedua lengan Akbar menyentuh bagian kepalanya yang terasa sangat berat karena rasa amarah yang tak bisa di luapkannya.
Fx : Suara pintu terbuka berdecit.
Insert: Sepasang kaki terhenti tepat di depan Akbar.
Kepala Akbar mendongak, bola matanya menyusuri tubuh pria gempal yang berada di hadapannya.
Senyum Akbar mengembang, menyapa kehadiran pahlawan yang di tingginya.
AKBAR
(bergumam)
Sama seperti biasanya, Pak baron selalu datang untuk menolong AKbar dari masalah yang menimpanya.
DISSOLVE TO:
135. INT. MOBIL.NIGHT
Hening, tak seperti biasanya. Kali ini Baron terlihat banyak diam. Tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya untuk menasihati Akbar.
Hanya terdengar helaan nafas berat yang keluar dari mulutnya.
Akbar memperhatikan dengan sudut matanya.
Dahi Akbar mengernyit, menyadari mobil yang berbelok memasuki pintu masuk rumah Sakit.
AKBAR
BARON
MONTAGE:
136. INT.DI DEPAN KAMAR OPERASI-RS. NIGHT
Insert : Warna hijau di bagian atas pintu meredup di gantikan dengan warna merah yang menyala.
Fx: Suara isakan tangis yang keluar dari mulut Jenny.
Akbar melangkahkan kakinya dengan berat, mencoba mendekat ke arah perempuan yang terlihat berdiri di bagian paling depan pintu.
Di kepalanya, terlihat ia yang banyak berfikir mencoba mencari tahu atas keadaan yang tengah ada di hadapannya.
Insert : Pintu kamar operasi terbuka.
Tiga orang perawat terlihat mendorong ranjang yang berisi seseorang yang tengah berbaring dengan tubuh di baluti kain berwarna putih.
AKBAR
Ketiganya, mengabulkan permintaan Akbar untuk berhenti.
Lengan AKbar meraih kain putih, membukanya.
Fx: suara benturan keras.
Sebuah hantaman keras terasa menyerang hati Akbar begitu hebat membuat rasa sesak muncul dan membuatnya kesulitan untuk bernafas.
Akbar tak percaya dengan apa yang di lihatnya.
Insert: tubuh Ravi yang sdah terbujur kaku, dingin dan memiliki bekas memar luka yang baru di alaminya.
Akbar menggeleng, berharap apa yang di lihatnya hanya sebuah khayalan saja.
Melihat satu-satunya orang terdekatnya seperti itu membuat dunia Akbar luluh lantah.
Fx: Suara tamparan keras yang Jenny berikan kepada Akbar.
Akbar menatap ke arah Jenny.
Insert: air mata terus mengalir di atas pipi Jenny, tatapan matanya yang tajam memperlihatkan begitu besar rasa marah yang kini di milikinya.
JENNY
(terisak, marah)
Akbar menggeleng, ia tak bisa menjawab pertanyaan yang di berikan Jenny.
Lengan Akbar terangkat, mencoba menyentuh dan menenangkan jenny.
Fx: Suara tamparan yang terus berulang.
Insert: tubuh Akbar yang diam menerima semua pukulan yang Jenny berikan tanpa melawannya.
JENNY (CONT'D)
Jenny terus meluapkan semua rasa marahnya kepada Akbar.
Sementara Akbar hanya bisa terdiam dan tak bisa melakukan apa-apa.
Insert: lengan besar Baron merangkul tubuh Jenny membawanya agar menjauh dari Akbar.
Setelah semua orang holang dari pandangannya, pertahanan Akbar roboh, kedua kakinya terasa sangat lemas, bagian dadanya terasa sesak karena rasa marah dan penyesalan yang kini menumpuk di hatinya.