Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
52.EXT. TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH. NIGHT
Fx: suara plastik yang saling berbenturan.
Indah melemparkannya tumpukan plastik miliknya, ia membuang sampah sesuai dengan jenis-jenisnya.
Tubuhnya berbalik, ia melangkahkan kakinya berjalan menyusuri trotoar dengn celemek yang masih terpasang di tubuhnya.
Ia menemukan kedua lengannya secara bergantian membersihkan debu yang menempel di telapak tangannya.
Sebuah mobil berhenti di hadapannya. Pandangannya terus melihat ke arah seorang pria yang keluar dari pintu penumpang sebelah kiri.
INDAH
(Bergumam)
Lalu pandangannya beralih ke perempuan yang berada di belakang kendali mobil. Nihil,posisinya tidak memungkinkan Indah untuk mengetahui siapa yang bersama Akbar.
Indah mengalihkan pandangannya tepat saat mobil itu berjalan melewatinya.
Ia membalikkan tubuhnya, dari tempatnya terlihat Akbar yang tengah berdiri dengan lengan kanannya yang membawa tiga totebag berukuran besar.
Akbar tersenyum lebar, menyapa Indah yang berjalan menuju kafe.
53. INT. KAMAR-KAFE. NIGHT
Sepasang kaki berjalan melewati ambang pintu.
Di dalam ruangan itu terlihat indah yang tengah duduk di samping ranjang dengan menghadap ke arah laptop yang berada di depannya.
Akbar meneruskan langkahnya, ia meletakkan totebag miliknya di atas ranjang yang ia tutupi dengan sebuah jaket diatasnya.
Tak lama kemudian ia kembali meninggalkan ruangan itu.
INDAH
(Berdecak kesal)
Entah kenapa Indah merasa kesal terhadap sikap Akbar kepadanya.
54.INT. LANTAI SATU KAFE- RUANG UTAMA. NIGHT
INDAH
Insert : Akbar yang tengah berdiri di depan kasir terdiam dari tempatnya ia melihat punggung Indah yang perlahan hilang dari pandangannya.
55. EXT. ATAP KANTOR. NIGHT
Dharma pria paruh baya itu kini tengah berada di atap gedung. Tubuhnya terlihat mengarah kearah pemandangan kota. Ia melonggarkan dasi miliknya, kemudian membuka kerah bajunya.
Tangannya mengambil sebatang rokok dari sakunya. Kemudian seseorang berjalan mendekatinya mengeluarkan gasolin, menyalakannya tepat di ujung batang rokok milik Dharma.
DHARMA
Rangga mengangguk mengiyakan perintah tuannya.
DHARMA (CONT'D)
Dengan cepat tubuh Rangga berbalik meninggalkan Dharma di tempatnya.
56. INT. LANTAI SATU KAFE- RUANG UTAMA. NIGHT
Fx : suara pintu terbuka.
08.00 wib
Indah kembali memasuki kafe. Kali ini lingkaran hitam di bawah matanya terlihat sangat jelas, wajahnya terlihat pucat pasi. Ia berjalan dengan langkahnya yang gusar. Dengan memakai atasan kaos polos berwarna putih, bawahan training berwarna hitam juga rambut yang diikat ke atas dan tas yang ia selempangkan di bahunya.
Akbar melihatnya dari belakang dapur. Ia memperhatikan Indah yang berjalan tanpa melihat ke arahnya. Kembamengabaikan keberadaan Akbar.
Akbar mengernyitkan dahinya, semakin tak mengerti dengan sikap Indah kepadanya.
INTERCUT
57. INT. KAMAR-KAFE. DAY
Insert: Lengan Indah bergerak mengeluarkan tas make-upnya juga kaca berukuran sedang. Ia beranjak, lalu duduk di kursi depan nakas. Menyenderkan kaca lalu memoles pipinya dengan bedak. Lalu menambahkan lip tint berwarna pink dan mengoleskannya ke bibirnya.
58. INT. LANTAI SATU KAFE- RUANG UTAMA. DAY
AKBAR
Fadly yang tengah membersihkan meja menghentikan aktivitasnya. Menoleh ke arah Akbar yang berada di belakangnya, lalu melirik ke samping kirinya.
FADLY
Akbar mengangguk mengerti, Ia berjalan kearah dapur.
Insert : Akbar mengeluarkan satu kotak semangka dari dalam kulkas. Memotongnya lalu memasukkannya ke dalam blender.
Jari telunjuknya menekan tombol On.
Fx : suara dan getaran dari blender terdengar.
Lengan kanannya kembali meraih satu gelas berukuran sedang. Lalu, meletakkannya di samping blender.
Insert : Akbar menuangkan jus semangka ke dalam gelas.
Ia membuka mulutnya lebar-lebar kemudian mulai mengarahkan ujung blender ke dalam mulutnya. Lalu, langsung menegak seperempat sisa dari jus semangka buatannya.
Fadly terdiam, melihat Akbar yang menghabiskan seluruh sisa jusnya langsung dari blender. Kemudian kepalanya Menggeleng tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
AKBAR
(Berdecak kagum)
Tak lama setelahnya. Akbar memutar kenop keran wastafel. Lengannya meletakkan blender tepat di bawah air yang mengalir. Memutar-mutar blender, menambah sabun dan mencucinya.
59. INT. KAMAR-KAFE. DAY
Indah meletakkan laptop di atas tumpukan bantal. Lengannya meremas, merasakan sakit di perut bagian bawahnya.
Insert : sebuah sambungan panggilan telepon video terlihat muncul di halaman utama laptop.
Dengan cepat Indah menerimanya.
Lima menit kemudian, Indah memperhatikan kehadiran Akbar yang berjalan ke arahnya.
Akbar meletakkan jus semangka di atas nakas.
Ujung matanya melihat ke arah layar laptop milik Indah.
AKBAR
Insert : di ujung kanan layar terlihat wajah Dhea, sementara di bagian utama terlihat satu powerpoint yang tengah di bahas.
Melihat Dhea di dalam layar entah kenapa membuat hati Akbar tersakiti senang. Ia berjalan mundur, meninggalkan Indah di tempatnya tanpa sepatah katapun.
2 jam berlalu.
Fx : suara pintu tertutup rapat. Akbar berjalan memasuki kamarnya dan berdiri di ambang pintu.
Indah masih di tempat yang sama di atas ranjangnya dengan tubuh yang masih menghadap ke arah laptop. Kini rambutnya ia biarkan terurai, sorot matanya menatap ke arah laptop dan buku secara bergantian.
Akbar mengalihkan pandangannya ke sebelah kiri tubuh Indah.
Insert : Uap air terlihat diluar gelas yang masih berisi jus. Jus itu masih utuh dan belum tersentuh sedikit pun.
Akbar mendekatinya lalu meraih gelas itu dengan tangan kanannya.
Indah menoleh ke arah Akbar yang berdiri di sampingnya.
Akbar menegak minumannya tepat di hadapan Indah dengan tatapan yang terlihat begitu tajam.
Indah mengernyitkan dahinya, lalu kembali menatap ke arah laptop kembali menyimak ucapan Dhea yang masih terhubung dengannya.
Kembali merasa di abaikan, Akbar meninggalkan ruangan itu.
60.INT. LANTAI SATU RUANG UTAMA-KAFE. DAY
17.00 wib
FADLY
Fadly berpamitan, dengan tas kecil yang melingkar di badannya.
AKBAR
Lima belas menit kemudian
Indah berjalan keluar dari kamar menuju kasir. Membukanya lalu menutupnya kembali.
Akbar memngernyitkan dahinya semakin tak mengerti dengan hal yang di lakukan perempuan itu.
Fx: suara decitan kursi yang menggeser.
Indah duduk di samping Akbar, ia menyandarkan kepalanya di atas meja dengan lengan yang di jadikan tumpuan. Posisinya membelakangi Akbar.
AKBAR
Di tempat itu Indah terdiam, perutnya terasa semakin sakit terlilit, seolah-olah ada yang memutar perut bagian bawahnya. Rasa sakit yang ditimbulkan membuat Indah kesulitan bernafas. Ia memejamkan matanya untuk beberapa saat. Berharap rasa sakitnya akan segera. membaik.
Lima menit kemudian, Indah membuka kedua matanya. Ia beranjak, dari tempatnya.
AKBAR
(Berdecak kesal)
Ia menggeleng tak mengerti.
Ia beranjak dari posisinya, mengambil langkah besar menghampiri Indah.
61. INT. AMBANG PINTU KAMAR-KAFE. NIGHT
Insert : lengan Akbar menahan pintu yang coba di tutup Indah.
Indah menyusuri lengan yang menahannya. Mata keduanya bertemu di satu titik. Mereka saling bertatapan. Indah menatap heran ke arah Akbar.
AKBAR
(Menaikkan nada suaranya)
Dahi Indah mengernyit, heran dengan tingkah Akbar yang tiba-tiba menaikkan nada suaranya.
AKBAR
INDAH
(Berdecak kesal)
AKBAR
(Membentak)
INDAH
AKBAR
(Memprotes dan merengek)
Untuk beberapa saat Indah memejamkan matanya mendengar celotehan Akbar yang mmasuk di telinganya.
INDAH
(Tegas)
Akbar mengangguk.
INDAH
Sebuah kalimat yang Indah berikan berhasil membuat Akbar bungkam.
Lengan Akbar menutup pintu kamar dengan sopan.
CUT TO BLACK:
62. INT. LANTAI SATU KAFE- RUANG UTAMA. NIGHT
Duapuluh menit berlalu.
Siluet tubuh Indah berjalan mondar-mandir. Baju berwarna biru langit masih terpasang di tubuhnya dengan bawahan training yang sejak tadi ia pakai.
INDAH
(Berbicara sendiri)
Matanya kembali melihat kearah luar kafe.
INTERCUT:
63. EXT. DEPAN PINTU KAFEKAFE. NIGHT
Sepasang kaki Akbar berhenti tepat di depan pintu yang terbuat dari kaca.
Kresek yang di bawa di lengan kirinya ia simpan di lantai.Selanjutnya lengannya merogoh saku celananya mengeluarkan kunci kafe.
Insert: Kunci terbuka. Akbar kembali membungkukkan badannya untuk mengambil barang bawaannya. Dengan sikunya ia mendorong pintu kafe.
Kakinya melangkah secara bergantian memasuki kafe.
64. INT. LANTAI SATU KAFE- RUANG UTAMA. NIGHT
Indah menatapnya dari jauh.
INDAH
(Kesal)
Indah mengambil tas miliknya yang berada di meja kemudian berjalan ke arah pintu.
Akbar menahan tubuh kecil Indah dengan tubuhnya.
AKBAR
Akbar memberi perintah dengan mengayun-ayunkan barang bawaannya.
Indah menganguk, mengiyakan ucapan Akbar. Lengannya menurunkan tas nyameletakkannya kembali di atas meja. Ia mempercepat langkahnya
Mendahului Akbar, kemudian mengambil alih kantong kresek yang di bawa pria itu.
Indah mengeluarkan isinya, menuangkannya ke mangkok. Lalu, membuang styrofoam yang lebih dahulu di rusaknya.
INDAH
Indah menggeser mangkuk ke sisi Akbar. Begitupun dengan Akbar yang mmeletakkan gelas di sisi Indah.
Ia menggeser kursi dengan kakinya, kemudian duduk di atasnya berdampingan dengan Indah.
Fx: suara dentuman dari sendok dan mangkuk.
Tak ada suara candaan yang di lontarkan keduanya.
Akbar fokus menghabiskan setiap suapan yang masuk ke dalam mulutnya.
Berbeda dengan Indah, rasa sakit yang muncul di bagian perut bawahnya kembali terasa sangat sakit. Dan menimbulkan rasa mual di bagian atas tubuhnya.
Ia menaruh sendoknya, setelah memakan beberapa sendok bubur.
Hangat, itu yang indah rasakan ketika tangannya menyentuh pinggiran gelas. Perlahan ia meminum air putih yang menghangatkan bagian dalam tubuhnya.
Beberapa detik kemudian tangan kanannya bergerak meraih ponsel di sampingnya. Ibu jari tangan Indah mengeklik aplikasi Instargram di layar handphonenya.
Akbar memperhatikan Indah dengan ujung matanya.
Sepuluh menit berlalu Akbar membiarkan Indah di posisinya. Perlahan tangan kanannya meraih mangkuk milik Indah.
Indah mengernyitkan dahinya, kemudian kepalanya menoleh kearah Akbar yang tengah melahap makanannya.
Akbar menghentikan aktivitasnya, setelah menyadari tatapan indah. Tangan kirinya merogoh sebuah plastik dari saku dalam jaketnya. Lalu meletakkannya tepat di hadapan Indah.
AKBAR
Indah mengangguk, kemudian tubuhnya beranjak sambil mengambil bungkus plastik obat miliknya.
INDAH
Indah berpamitan, dengan lengannya yang menepuk bahu Akbar.
Akbar mengangguk mengiyakan.
Indah berjalan menuju kamarnya meninggalkan Akbar di dapur.
65. INT. LANTAI DUA KAFE. NIGHT
Tubuh Akbar terdiam, menghadap ke jendela.ia menurunkan tubuhnya, duduk di lantai. Perlahan lengannya membuka topi yang masih terpasang di kepalanya.
AKBAR
Ia menghela nafas lega secara berulang-ulang. Gips yang masih terpasang di lengan kirinya terasa sangat menggangu dan menghalangi setiap aktifitas yang akan di lakukan Akbar.